Jurnal Kesehatan Kartika 7

dokumen-dokumen yang mirip
SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

Dewi Indarwati, Riskiana, Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti. Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MILLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2015

Hubungan Status gizi dengan kejadian Diabetes Melitus pada Lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi Tahun 2013 ABSTRAK. Nurul Asriah

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

MUHAMMAD IBNU ABIDDUNYA NIM : S

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

PENDAHULUAN. *Korepondensi penulis :

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB III METODA PENELITIAN. pendekatan, populasi dan sampel, definisi operasional, variabel dan skala

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

Jurnal Kesehatan Kartika 53

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

Transkripsi:

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat badan relatif seseorang. Menderita obesitas berarti memperbesar resiko timbulnya penyakit salah satunya Diabetes Mellitus (DM) dan angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak gemuk. Dari hasil studi pendahuluan di poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi didapatkan dari 8 orang yang dikategorikan obesitas 1 ada 5 orang yang mempunyai riwayat Diabetes mellitus dan dari 2 orang yang mempunyai kategori obesitas 2 ada 1 yang menderita Diabetes mellitus. Penelitian bertujuan untuk megetahui hubungan obesitas dengan diabetes mellitus di poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi, dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, pengumpulan data dilakukan dengan menimbang berat badan dan observasi, menggunakan sampel klien obesitas yang berjumlah 86 responden. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden yang obesitas kategori 1 sebanyak 83 (96,5%) responden,dan dari yang mempunyai diabetes mellitus sebagaian besar 56 (65,1%) responden. Analisa yang digunakan yaitu analisa univariat dan bivariat dengan persentase. Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan diabetes mellitus (p=0,0435) pada tingkat kemaknaan α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan bagi klien agar lebih banyak menggunakan waktu luangnya untuk mencari informasi yang berhubungan dengan masalah kesehatan,sehinnga dapat menambah wawasan tentang obesitas dan penyakit diabetes mellitus. Bagi perawat harus lebih meningkatkan kinerja dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan perannya sebagai pendidik, pelaksana atau pemberi asuhan keperawatan A. PENDAHULUAN Pada tahun 2009 kasus diebetes melitus di Rumah Sakit Ciababat Cimahi mencapai 126 kasus, adapun distribusi penyakit diabetes melitus per tiga bulan pada tahun 2009 dipoli penyakit dalam, ternyata penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang selalu mengalami peningkatan jumlah kasus. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Oktober sampai Desember yaitu sebanyak 39 kasus. Rumah sakit Umum Cibabat Daerah Cimahi (RSUD Cibabat Cimahi) merupakan institusi pelayanan kesehatan yang terletak di wilayah Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit klasifikasi tipe B Non Pendidikan. Di Rumah sakit Cibabat Cimahi terdapat kebijaksanaan dimana klien Diabetes Mellitus baik yang pernah dirawat maupun tidak pernah dirawat, Jurnal Kesehatan Kartika 7

harus melakukan control secara rutin di Poliklinik penyaki dalam, agar klien Diabetes Mellitus yang melakukan control dapat diperiksa glukosa darah sebelum diberikan terapi selanjutnya. Dari 10 besar penyakit dalam periode Oktober-Desember 2009 yang paling sering terjadi di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi, dimana penyakit yang paling sering terjadi adalah dyspepsia dan penyakit DM berada pada peringkat ke tujuh. Namun dalam hal ini kasus DM ini masih banyak atau tinggi angkanya khususnya pada dewasa. Dan dari 10 orang yang berkunjung ke Poliklinik penyakit dalam RSU Cibabat Cimahi di dapatkan, 8 orang dikategorikan obesitas 1 dengan IMT 30-34,2 dan 2 orang di kategorikan mempunyai kategori obesitas 2 dengan IMT 35,05 sampai 35,35%kg/m 2. Dari 8 orang yang mengalami obesitas kategori 1 berdasarkan daftar IMT didapatkan 5 orang menderita DM, dan dari 2 orang yang mempunyai obesitas kategori 2 berdasarkan IMT ada 1 yang menderita DM. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melihat lebih dalam mengenai hubungan obesitas dengan diabetes melitus di poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi. B. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional (hubungan / asosiasi) yaitu mengkaji hubungan antara variabel dengan menghubungkan antar variabel obesitas dengan variabel penyakit diabetes melitus dengan menggunakan analisa kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Pengumuplan data dilakukan secara primer yaitu dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan responden dan secara sekunder yaitu melihat status pasien yang DM dan tidak DM secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dating ke poliklinik penyakit dalam. Sedangkan sampel dilakukan perhitungan rumus, sehingga dari hasis perhitungan didapatkan jumlah responden sebanyak 86 orang. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan independen. Jumlah sampel yang digunakan adalah 86 orang yaitu pasien yang datang ke poliklinik penyakit dalam. 1. ANALISIS UNIVARIAT Tabel 1. Distribusi Frekuensi Obesitas dan Kejadian DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSU Cibabat Cimahi Variabel Frekuensi Persentase (%) Berat Badan (IMT) Obesitas 1 (30-34,9) Obesitas 2 (35-39,9) Sangat Obesitas (> 39,9) 83 2 1 96,5 2,3 1,2 Total 86 100,0 Jurnal Kesehatan Kartika 8

Variabel Frekuensi Persentase (%) Diabetes Melitus Ya Tidak 56 30 65,1 34,9 Total 86 100,0 Berdasarkan tabel 1 di atas dari 86 responden hampir seluruh responden mempunyai berat badan obesitas kategori 1 (30-34,9) sebanyak 83 (96,5%) responden. Dan sebagian besar responden mengalami diabetes mellitus sebanyak 56 (65,1%) responden. Obesitas yang dialami pasien di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi tentunya disebabkan karena setiap pasien mengalami gaya hidup yang berbeda dimana pasien satu dapat mengalami berat badan yang meningkat terus menerus dari pasien lainnya, begitu pula sebaliknya. Seorang pasien dapat dikatakan mengalami obesitas nilai IMT nya > 30. Tingkat obesitas yang dialami pasien di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi sebagian besar adalah obesitas kategori 1.Obesitas memiliki 3 tingkatan, yakni obesitas kategori 1, obesitas kategori 2, dan sangat obesitas. Pasien obesitas kategori 1 apabila nilai IMT nya (30-34,9),dimana pada kategori ini pasien harus lebih memperhatikan berat badannya agar tidak tejadi kategori obesitas kategori 2. Obesitas kategori 2 dapat dialami pasien jika berat badan pasien (35-39,9), dimana pada kategori ini pasien beresiko mudah terserang penyakit dan pasien harus mulai membatasi asupan makanan dan menganjurkan untuk melakukan aktifitas yang lebih banyak untuk membakar kaloriyang berlebih. Sedangkan sangat obesitas (> 39,9), dimana pada kategori ini pasien sangat beresiko mengalami gangguan pernapasan,gagal jantung, diabetes mellitus dan lain-lain jika obesitas tidak ditangani secara serius Hasil penelitian tersebut didukung oleh teori Perry&Potter, (2005) yang mengatakan bahwa laju pertumbuhan berbeda pada setiap orang dan waktu yang berbeda. Rata-rata tinggi badan meningkat 5 cm per tahun dan berat badan yang lebih bervariasi, meningkat 2 3,5 kg pertahun. Banyak orang yang berat badannya dua kali lipat selama masa tahun pertengahan. Selain itu ditemukan juga semakin gemuk seseorang maka semakin jenuh lemak membran ototnya. Didasari oleh berbagi fakta dari berbagai penelitian, Storlien dkk membuat hipotesis yaitu semakin jenuh asam lemak fosfilipid membran jaringan, laju metabolisme akan semakin rendah dan ini merupakan predisposisi bagi penimbunan lemak. Setelah waktu yang lama akan mengakibatkan terjadinya obesitas dan selanjutnya akan menyebabkan terjadinya resistensi insulin (Illyas, 2004). Diabetes mellitus pada prinsipnya adalah akibat dari tidak seimbangnya antara pola makan yang tidak teratur, seseorang juga diakibatkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri seseorang maupun faktor lain di sekitarnya. Berbagai faktor penyebab diabetes mellitus pada seseorang, antara lain gaya hidup yang berlebihan, dan faktor kurang aktivitas fisik (Damayanti,2008). Jurnal Kesehatan Kartika 9

Seseorang mengalami diabetes mellitus karena porsi makan yang dimakan melebihi takaran yang dibutuhkan oleh tubuh. Apabila seseorang mengkonsumsi kalori dalam jumlah yang cukup untuk tubuh,maka berat badan seseorang akan seimbang (Damyanti, 2008). 2. ANALISIS BIVARIAT Tabel 2. Hubungan Antara Distribusi Frekuensi Obesitas dan Kejadian DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSU Cibabat Cimahi Obesitas Obesitas 1 (30-34,9) Obesitas 2 (35-39,9) Sangat Obesitas (> 39,9 Diabetes mellitus Ya Tidak 53 (63,9%) 30 (36,1%) 2 (100 %) 0 1 (100%) 0 Total 83 (100%) 2 (100%) 1 (100%) Total 56 (65,1%) 30 (34,9%) 86 (100%) P Value 0,435 Dari hasil penelitian 56 responden mempunyai berat badan obesitas kategori 1 yang mengalami diabetes mellitus sebagian besar sebanyak 53 (63,9%) responden, sedangkan dari 30 responden yang mengalami kategori obesitas 1 dan tidak mempunyai Diabetes mellitus sebagian kecil 30 (36,1%) respoden sedangkan sisanya adalah obesitas kategori 2 dan kategori sangat obesitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dengan diabetes mellitus. Hal ini terlihat dari hasil P-Value > 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan masih terdapat pasien obesitas yang tidak Diabetes mellitus.hal ini disebabkan banyak faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang mengalami Diabetes mellitus. Misnadiarly (2007) dalam teorinya mengatakan bahwa orang yang gemuk tidak selalu mempunyai diabetes mellitus. Bahkan orang kurus pun ada yang mempunyai Diabetes mellitus. Hal ini disebabkan oleh faktor internal yang dapat menyebabkan seseorang terjangkit Diabetes Mellitus salah satunya gaya hidup yang kurang baik, kurang aktivitas fisik. Menurut hasil penelitian,pasien yang Diabetes mellitus di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi masih ada yang berat badannya normal, dan Overweight. Hal ini menunjukan bahwa Diabetes mellitus tidak hanya disebabkan oleh faktor obesitas saja. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang pasien Diabetes mellitus salah satunya adalah faktor genetik. Faktor genetik ini juga menjadi salah satu pendukung kuat pasien mengalami diabetes mellitus. Selain faktor genetik, masih terdapat banyak faktor yang menyebabkan Diabetes mellitus. Tidak hanya faktor internal saja,akan tetapi faktor eksternal juga mempengaruhi seorang pasien mengalami diabetes mellitus. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan diabetes mellitus diantaranya gaya hidup yang kurang baik dan kurang aktivitas fisik. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang kurang baik seperti pola makan yang tidak teratur, mengkonsumsi rokok dan lain-lain akan beresiko terjadinya diabetes mellitus. Hal ini disebabkan karena makanan yang tidak seimbang bisa mengakibatkan asupan nutrisi yang tidak Jurnal Kesehatan Kartika 10

baik. Tidak hanya faktor gaya hidup yang kurang baik saja. Faktor aktivitas fisik yang kurang juga bisa menjadi beresiko mengalami obesitas kemudian dari obesitas tersebut akan bisa berdampak pada diabetes mellitus. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya aktifitas fisik yang dilakukan sehingga kalori yang berlebihan di dalam tubuh mereka tidak dapat dibakar sehingga penumpukan kalori tersebut akan menjadi timbunan lemak di dalam tubuh. Pada penelitian ini didukung oleh teori Damayanti (2008) yang mengatakan bahwa obesitas pada prinsipnya adalah akibat dari tidak seimbangnya antara asupan makanan dan tenaga yang dikeluarkan dalam aktivitas sehari-hari sehingga terjadi penimbunan lemak di dalam tubuh. Resiko obesitas yang di alami seseorang juga disebabkan oleh berbagai faktor bisa berdampak pada penyakit Diabetes mellitus, jantung koroner, dan lain-lain (Damayanti, 2008). Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara obesitas dengan diabetes mellitus di Poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi disebabkan oleh banyaknya faktorfaktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi diabetes mellitus. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami diabetes mellitus diantaranya yaitu gaya hidup yang kurang baik,genetik, dan kurangnya aktivitas fisik. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Hampir seluruh responden mempunyai berat badan obesitas kategori 1 sebesar 96,5% b. Sebagian besar responden mengalami diabetes mellitus sebesar 65,1 % c. Tidak ada hubungan antara obesitas dengan diabetes mellitus, dengan hasil uji statistic didapatkan nilai p-value 0,435 (> 0,05) 2. Saran a. Bagi Perawat, disarankan untuk lebih meningkatkan kinerja dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan perannya sebagai pendidik, pelaksana, atau pemberi asuhan keperawatan serta sebagai konsultan dan terus membina hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. b. Bagi Rumah Sakit, disarankan untuk mengembangkan program penyuluhan yang sudah dilaksanakan dengan memperhatikan sasaran yang akan diberikan, sehingga klien akan merasakan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Jurnal Kesehatan Kartika 11

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Damayanti. (2008). Cara pintar mengatasi kegemukan.yogyakarta: Curvakasara. Depkes RI. (2003). Peran Diit Dalam Penanggulangan Diabetes.Jakarta. Direktur Gizi Masyarakat.(2003). http://www.gizi.net/makalah.pekan/,diperoleh 15 April 2010). Harnawatiaj.(2008).gambaran diabetes dengan obesitas, 6,http://www.wordpress.com, diperoleh tanggal 15 April 2010. Hidayat, A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Kedua- Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Illyas,E.(2004). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu.Jakarta:Balai Penerbit FKUI. Kusuma. (2001). Hubungan antara obesitas dengan penyakit Diabetes mellitus.tersedia http://infopus@umm.ac.id,diperoleh tanggal 17 Februari 2010. Kusumawardhani. (2006).Pengertian obesitas direkomendasikan oleh tersedia www.obesitas.web.id,diperoleh tanggal 17 februari 2010. Marcel. (2008). Peningkatan jumlah penderita diabetes http://m.kompas.com.. Diperoleh tanggal 17 Februari 2010 Mansjoer A. (2000). Kapita selekta kedokteran / editor [et al.].ed.iii,cet.2. Jakarta : Media Aesculapius. Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Obor Populer. Notoatmodjo, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Olefsky, (1999). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit dalam/editor Edisi Bahasa Inggris,Kurt J,Isselbacher,et al.editor Edisi Bahasa Indonesia,Ahmad H Edisi 13 volume 5.Jakarta:EGC. Jurnal Kesehatan Kartika 12

Potter & perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Volume 1. Jakarta:.ECC. Sjaifoellah. (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I. Ed-ketiga. Cetakan ketiga. Balai Penerbit FKUI : Jakarta. Slamet. (2009). Kecenderungan peningkatan jumlah penderita Diabetes, http://www.suarapembaruan.com,diperoleh tanggal 15 April 2010). Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku ajar keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth / editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Waluyo, [et al.] ; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.[et al.]. Ed. 8. Jakarta : EGC. Soeharto,I.(2001).Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner.Jakarta.PT Gramedia Pustaka Utama. Suyono. (2005). Obesitas.http://id.Wikipedia.org/wiki/obesitas,diperoleh tanggal 15 April 2010. Suyono. (2005). Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Edisi 5.Penerbit :Balai Penerbit.FKUI : Jakarta. Waspadji,(2002).Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I.Edisi kedua.penerbit:balai Penerbit FKUI Yusuf. (2008). Hindari Bahaya Kegemukan,tersedia http://indospot.com,diperoleh tanggal 17 Februari 2010. Yulianingsih. (2009). Gambaran pengetahuan tentang obesitas berpengaruh pada diabetes mellitus di poliklinik penyakit dalam Rumah sakit Rajawali Bandung,KTI Cimahi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani. Jurnal Kesehatan Kartika 13