Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
HELEN SAGITA SIMBOLON NIM RSA1C213002

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMETIKA SOSIAL

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: MUHIMMATUL LATHIFAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh ERVIN HIDAYAT

Fakhruddin *), Elva Eprina, dan Syahril Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Keywords : The Level of Student's Performance, Critical Thinking, and Performance Task

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

Doni Dwi Palupi 1, Titik Sugiarti 2, Dian kurniati 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN


PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI KUBUS DAN BALOK BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN

BAB II KAJIAN TEORITIK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

Perbandingan Kemampuan Bernalar Fisika Siswa Laki-laki dan Perempuan SMA melalui Pendekatan Learning By Questioning

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur dan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

Meli Andani (1), Cut Nurmaliah (2), Safrida (3) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala

PERILAKU METAKOGNISI BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT PADA PEMBELAJARANMODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DIDALAM FREKUENSI TERKENA BULLYING (STUDI KEPADA SISWA SMA NEGERI 3 SALATIGA) SKRIPSI

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LEVEL METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI MIA 4 SMAN 1 MENGANTI GRESIK

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL.

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HALAMAN JUDUL JURNAL SKRIPSI

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA. (Artikel) Oleh KARTIKA AYU WULANDARI

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Sri Niswati. SD Negeri Bintoro 16 Demak Kata kunci: hasil belajar, pembelajaran matematika, metode diskusi

PROFIL TINGKAT BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS IX DALAM MENGERJAKAN SOAL OPEN-ENDED DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER

IMPLEMENTASI ELEARNING PADA MATA KULIAH FISIKA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS DI SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Transkripsi:

IDENTIFIKASI TINGKAT BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL FISIKA BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN Jazilatul Hikmiatun Naafidza, Alimufi Arief Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Email: piepinqtoump@ymail.com Abstrak Dalam pembelajaran fisika pemahaman dan penganalisisan konsep merupakan aktivitas yang penting. kritis sangat dibutuhkan dalam memahami dan menganalisis untuk menyelesaikan soal-soal fisika. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mendeskripsikan tingkat berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika berdasarkan tipe kepribadian (dalam dimensi ekstrovert dan introvert). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas X MIA-1 SMA Negeri 1 Krembung pada semester genap tahun ajaran 201/2015 yang berjumlah 32 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes kepribadian dan soal tes berpikir kritis. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan tipe kepribadian masing-masing siswa dan berdasarkan kriteria tingkat berpikir kritis siswa. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa siswa yang memiliki tipe kepribadian dalam dimensi introvert dikategorikan lebih unggul dalam tingkat berpikir kritis untuk menyelesaikan soal-soal fisika dibandingkan dengan siswa yang memiliki tipe kepribadian dalam dimensi ekstrovert. Kata kunci: tingkat berpikir kritis, soal-soal fisika, tipe kepribadian. Abstract In learning physics understanding and analyzing the concept is important activity. Critical thinking is needed in understanding and analyzing to solve the physics problems. Therefore, conducted a study to describe the level of students' critical thinking in solving problems of physics based on personality types (in the dimension of extrovert and introvert). Type of research is quantitative descriptive research with research subjects are students of class X MIA-1 SMA Negeri 1 Krembung in the second semester of academic year 201/2015 totaling 32 students. Data were collected by giving personality tests and critical thinking test questions. From the data obtained and analyzed by type of personality of each student and is based on the criteria of students critical thinking level. The results obtained that the student who has the dimension introverted personality type considered superior in the level of critical thinking to solve physics problems compared with students who have the dimension extroverted personality types. Keywords: the level of critical thinking, the physics problems, personality type. PENDAHULUAN Pendidikan sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu negara karena pendidikan menentukan kedudukan suatu bangsa, ilmu pengetahuan teknologi dan kemajuan suatu negara. Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum bahwa kebutuhan kompetensi masa depan peserta didik antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu membekali siswa dengan keterampilan-keterampilan belajar serta kecakapan hidup (live skill) yang salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis. Menurut Aries Yuwono (2010) perbedaan ciri berpikir siswa dalam menyelesaikan suatu soal akan memunculkan perbedaan tingkah laku yang mereka perlihatkan (kepribadian). Menurut Menurut Zafar & Meenakshi dalam yang dilakukan oleh Hasanah, dkk (2013) secara umum dapat diartikan bahwa, orang ekstrovert mempunyai pikiran, perasaan, dan tindakan yang terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial. Atau dengan kata lain orang ekstrovert pikirannya tertuju ke luar sedangkan orang introvert, pikiran, perasaan serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subjektif dan penyesuaian dengan dunia luar kurang baik. Menurut Jung (dalam M. Dimyati, 1989) orang yang memiliki tipe kepribadian berdimensi ekstrovert adalah orang yang memiliki minat lebih pada dunia diluar dirinya. Dalam bekerja dengan sebuah persoalan, sikap ini lebih tertarik pada dunia yang nyata, bersifat praktis, cenderung melakukan perbuatan dan mudah mengambil keputusan. Sedangkan introvert adalah orang yang memiliki minat lebih pada pikiran dan perasaannya sendiri. Dalam bekerja dengan sebuah persoalan, sikap introvert ini lebih tertarik pada kekuatan-kekuatan dan hukum-hukum alam yang mendasari kasus tertentu, Jazilatul Hikmiatun Naafidza, Alimufi Arief 17

bersifat imajinatif dan intuitif, lebih menyukai analisis dan perencanaan serta bersikap ragu-ragu sebelum dicapainya suatu keputusan. Sedangkan menurut Keirsey (dalam Aries Yuwono, 2010) orang yang berkepribadian memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atau lebih tertarik pada hukum-hukum alam mempunyai kemampuan yang baik dalam menyelesaikan suatu persoalan untuk menemukan solusi yang memiliki aplikasi pada dunia nyata, karena mereka sangat logis dan kritis. Oleh karena itu, untuk mendeskripsikan tingkat berpikir kritis siswa yang berkepribadian ekstrovert atau introvert peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Identifikasi t Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Fisika Berdasarkan. METODE ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitafif. ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Krembung Sidoarjo. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 201/2015 dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas X MIA-1 dengan jumlah sebanyak 32 siswa. Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat berpikir kritis siswa, peneliti menggunakan indikator berpikir kritis menurut Ennis (1996) yaitu mampu: (1) mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan; (2) mampu mengungkapkan fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah; (3) mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat; () mampu pandang yang berbeda; (5) mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang di ambil sebagai suatu keputusan. Hasi pekerjaan siswa dianalisis untuk menentukan tingkat berpikir kritis siswa yang dipenuhi oleh masing-masing siswa berdasarkan kriteria tingkat berpikir kritis siswa menurut Ennis (1993), dengan ketentuan: 1. TBK 0, yaitu tidak ada jawaban yang sesuai dengan 2. TBK 1, yaitu jawaban siswa sesuai dengan dua atau tiga 3. TBK 2, yaitu jawanan siswa sesuai dengan empat. TBK 3, yaitu jawaban siswa sesuai dengan lima Untuk mengetahui tipe kepribadian siswa menggunakan tes kepribadian Myers Briggs Type Indicator (MBTI) oleh Katharin dan Isabel dalam (Mudrika:2011) untuk mengetahui tipe kepribadian siswa dalam dimensi ekstrovert atau introvert. Dalam soal tes ini berisikan 60 nomor masing-masing nomor memiliki dua pernyataan yang bertolak belakang (pernyataan A dan pernyataan B). penelitian diharuskan memilih salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan dirinya atau yang paling dominan dengan menulis angka 1 pada kolom yang sudah disediakan (kolom isian), serta mengisi semua nomor. Untuk menganilisis kepribadian siswa, peneliti menjumlahkan skor yang diperoleh dengan opsi jawaban bukan kepribadian saya diberi bobot 0 dan untuk opsi jawaban yang paling sesuai kepribadian saya diberi bobot 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: A. Analisis Berikut adalah tipe kepribadian tiap subjek penelitian seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Ekstrovert Introvert 1 1 2 1 3 1 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 1 10 1 11 1 12 1 13 1 1 1 15 1 16 1 17 1 18 1 19 1 20 1 21 1 22 1 23 1 2 1 25 1 26 1 27 1 28 1 29 1 30 1 31 1 32 1 Berdasarkan Tabel 1 mengenai tipe kepribadian subjek penelitian dapat dideskripsikan bahwa, pada tipe kepribadian siswa dalam dimensi ekstrovert terdiriatas SP2, SP5, SP7, SP8, SP9, SP10, SP11, SP12, SP13, SP1, SP17, SP20, SP23, SP25, SP26, SP29 dan SP 32. Sedangkan tipe kepribadian siswa dalam dimensi dalam Jazilatul Hikmiatun Naafidza, Alimufi Arief 18

dimensi introvert terdiri atas SP1, SP3, SP, SP6, SP15, SP16, SP18, SP19, SP21, SP22, SP2, SP27, SP28, SP30, dan SP31. Jadi jumlah subjek yang memiliki tipe kepribadian dalam dimensi ekstrovert berjumlah 17 subjekdan jumlah subjek yang memiliki tipe kepribadian dalam dimensi introvert berjumlah 15 subjek. B. Analisis dalam Menyelesaikan Soal-soal Fisika Berikut pengelompokan kategori tingkat berpikir kritis berdasarkan jawaban soal tes berpikir kritis yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian, seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Siswa Berdasarkan Jawaban Soal Tes. Kriris Indikator yang Dicapai 1 Introvert TBK 2 1, 2, 3 2 Ekstrovert TBK 1 3 3 Introvert TBK 3 1, 2, 3, Introvert TBK 3 1, 2, 3, 5 TBK 1 2 6 Introvert TBK 3 1, 2, 3, 7 Ekstrovert TBK 1 1 dan 2 8 Ekstrovert TBK 1 2 9 Ekstrovert TBK 1 1 dan 2 10 Ekstrovert TBK 1 2 11 Ekstrovert TBK 1 2, 3 dan 12 Ekstrovert TBK 1 2, 3 dan 13 Ekstrovert TBK 1 2 1 Ekstrovert TBK 1 2 dan 3 15 Introvert TBK 3 1, 2, 3, 16 Introvert TBK 3 1, 2, 3, 17 Ekstrovert TBK 1 2, dan 5 18 Introvert TBK 2 2, 3, 19 Introvert TBK 3 1, 2, 3, 20 Ekstrovert TBK 1 1, 2 dan 21 Introvert TBK 2 1, 2, 3 Kriris Indikator yang Dicapai 22 Introvert TBK 2 2, 3, 23 Ekstrovert TBK 1 3 2 Introvert TBK 2 1, 2, 3 25 Ekstrovert TBK 2 1, 2, 3 26 Ekstrovert TBK 1 2 27 Introvert TBK 3 1, 2, 3, 28 Introvert TBK 2 1, 2, 3 29 Ekstrovert TBK 1 2 30 Introvert TBK 2 2, 3, 31 Introvert TBK 3 1, 2, 3, 32 Ekstrovert TBK 1 1 Berdasarkan Tabel 2 dapat dideskripsikan bahwa untuk siswa yang termasuk dalam kriteria tingkat berpikir kritis 1 (TBK 1) lebih banyak menyelesaikan soal pada indikator berpikir kritis (2) mampu mengungkapkan fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah dan () mampu pandang yang berbeda. Untuk siswa yang termasuk dalam kriteria tingkat berpikir kritis 2 (TBK 2) lebih banyak menyelesaikan soal pada indikator berpikir kritis (2) mampu mengungkapkan fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah, (3) mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat, dan () mampu mendeteksi bias (kekeliruan) berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Untuk siswa yang termasuk dalam tingkat berpikir kritis (TBK 3) mampu menyelesaikan 5 indikator berpikir kritis menurut Ennis. Dalam bentuk prosentase disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Prosentase Siswa Berdasarkan Jawaban Soal Tes. Prosentase TBK 0 TBK 1 TBK 2 TBK 3 Ekstrovert - 9,1% 5,8% - Introvert - - 6,6% 53,3% Berdasarkan Tabel 3 dapat dideskripsikan bahwa pada tipe kepribadian ekstrovert termasuk dalam tingkat berpikir kritis 1 (TBK 1) dan tingkat berpikir kritis 2 (TBK 2), dengan prosentase untuk TBK 1 sebesar 9,1% dan prosentase untuk TBK 2 sebesar 5,8%. Sedangkan pada tipe kepribadian Jazilatul Hikmiatun Naafidza, Alimufi Arief 19

introvert termasuk dalam tingkat berpikir kritis 2 (TBK 2) dan tingkat berpikir kritis 3 (TBK 3), dengan prosentase untuk TBK 2 sebesar 6,6% dan prosentase untuk TBK 3 sebesar 53,3%. C. Analisis Hubungan Antara dengan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan antara tipe kepribadian dengan tingkat berpikir kritis subjek penelitian disajikan pada Tabel dan Tabel 5. Tabel. Hubungan Antara dengan Ekstrovert Indikator 1 2 3 5 2 TBK 1 5 TBK 1 7 TBK 1 8 TBK 1 9 TBK 1 10 TBK 1 11 TBK 1 12 TBK 1 13 TBK 1 1 TBK 1 17 TBK 1 20 TBK 1 23 TBK 1 25 TBK 2 26 TBK 1 29 TBK 1 32 TBK 1 Berdasarkan Tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa tipe kepribadian ektrovert lebih banyak atau cenderung termasuk dalam kriteria tingkat berpikir kritis 1 (TBK 1). Dari hasil yang diperoleh, siswa yang termasuk dalam tingkat berpikir kritis (TBK 1) dalam menjawab soal berpikir kritis, mereka lebih mampu untuk mengungkapkan fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah dan mampu pandang yang berbeda. Tabel 5. Hubungan Antara dengan Introvert Indikator 1 2 3 5 1 TBK 2 3 TBK 3 Introvert Indikator 1 2 3 5 TBK 3 6 TBK 3 15 TBK 3 16 TBK 3 18 TBK 2 19 TBK 3 21 TBK 2 22 TBK 2 2 TBK 2 27 TBK 3 28 TBK 2 30 TBK 2 31 TBK 3 Berdasarkan Tabel.5 dapat dideskripsikan bahwa untuk tipe kepribadian introvert cenderung termasuk dalam kriteria tingkat berpikir kritis 2 (TBK 2) dan tingkat berpikir kritis 3 (TBK 3). Dari hasil yang diperoleh, siswa yang termasuk dalam tingkat berpikir kritis 2 (TBK 2) dalam menjawab soal berpikir kritis lebih mampu untuk mengungkapkan fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah; mampu memilih argumen logis, relevan, akurat; dan mampu mendeteksi bias (kekeliruan) berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Dan siswa yang termasuk dalam tingkat berpikir kritis 3 (TBK 3) dalam menjawab soal berpikir kritis mampu untuk merumuskan pokok-pokok permasalahan; mampu mengungkapkan fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah; mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat; mampu pandang yang berbeda; dan mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan. Menurut Keirsey (dalam Aries Yuwono, 2010) orang yang berkepribadian memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atau lebih tertarik pada hukum-hukum alam mempunyai kemampuan yang baik dalam menyelesaikan suatu persoalan untuk menemukan solusi yang memiliki aplikasi pada dunia nyata, karena mereka sangat logis dan kritis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa tipe kepribadian dalam dimensi ekstrovert dan introvert memiliki tingkat berpikir kritis berbeda dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Jazilatul Hikmiatun Naafidza, Alimufi Arief 20

PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan terhadap subjek penelitian, maka dapat disimpulkan tingkat berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika berdasarkan tipe kepribadian sebagai berikut: 1. Dari 32 subjek penelitian keseluruhan, jumlah subjek penelitian yang memiliki tipe kepribadian dalam dimensi ekstrovert berjumlah 17 subjek dan cenderung termasuk dalam kriteria tingkat berpikir kritis 1 (TBK 1). 2. Jumlah subjek yang memiliki tipe kepribadian dalam dimensi introvert berjumlah 15 subjek cenderung termasuk dalam kriteria tingkat berpikir kritis 2 (TBK 2) dan tingkat berpikir kritis 3 (TBK 3). Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta. Yuwono, Aries. 2010. Profil kemampuan pemecahan masalah siswa ditinjau dari tipe kepribadiannya. Thesis: PPs Universitas Sebelas Maret. Diakses tanggal 28 Januari 2016. http://eprints.uns.ac.id/729/1/1317906082010082 81.pdf Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Soal fisika yang bisa melatih siswa untuk berpikir kritis perlu diberikan kepada siswa agar terbiasa untuk mengerjakan soal-soal yang tidak hanya memerlukan penyelesaian rutin. 2. Bagi peneliti yang lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis, hendaknya melakukan pengembangan pada subjek dan materi yang lain agar dapat memberikan banyak kontribusi terhadap pendidikan. 3. Agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik pada penelitian yang sejenis, maka sebaiknya kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini harap diperhatikan kemudian diminimalisir pada penelitian yang selanjutnya. Sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini tidak terulang kembali. DAFTAR PUSTAKA Ennis, R. H. 1993. Critical Thingking Assesment. Theory into Practice. Vol 32, No 3, Hal 179-186. Ennis, R. H. 1996. Critical Thingking. New Jersey. Prentice-Hall Inc. Hasanah, Mardiyana dan Sutrima. 2013. Analisis Proses Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Extrovert-Introvert dan Gender. Diaksestanggal 27 Januari 2016. http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/s2math /article/view/3516 Mudrika, Nafis. MBTI (Myer Briggs Type Indikator). Diakses tanggal 23 Februari 2015 https://nafismudrika.files.wordpress.com/2011/02/ mbti.pdf. Mahmud, M. Dimyati. 1989. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Jazilatul Hikmiatun Naafidza, Alimufi Arief 21