I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

BAB I PENDAHULUAN. beras/padi. Komoditas yang memiliki nama lain Zea mays merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

Kenaikan Konsumsi Bawang Putih(Ton)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB IV GAMBARAN UMUM

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam peningkatan. memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Ketidakmampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat subur dan memiliki iklim yang baik untuk perkebunan tebu. Kepala Pusat

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan salah satu bentuk cara manusia untuk beradaptasi, agar tetap mampu bertahan hidup. Indonesia menghadapi tantangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data World Bank (2015), jumlah penduduk Indonesia mencapai 252 juta jiwa yang masih dapat meningkat setiap tahunnya. Tanaman hortikultura merupakan tanaman penghasil pangan untuk memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat Indonesia. Hortikultura secara bahasa berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata Hortus yang berarti kebun dan kata Culture yang berarti bercocok tanam. Makna hortikultura adalah cara atau teknik bercocok tanam yang menggunakan media kebun atau pekarangan rumah sebagai lahan. Tanaman hortikultura terdiri dari sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan obat-obatan. Salah satu komoditas pertanian hortikultura yang penting di Indonesia adalah bawang putih. Hal ini dikarenakan bawang putih merupakan bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sebagai bumbu masakan. Hampir seluruh masyarakat di Indonesia mengkonsumsi bawang putih. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengkonsumsi bawang putih dalam jumlah besar. Bawang putih merupakan bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sebagai bumbu masakan. Tingkat konsumsi masyarakat yang cukup tinggi akan bawang putih didominasi adanya pembangunan yang menyebabkan wilayah atau komunitas mengalami perubahan sosial budaya yang mendasar. Hampir seluruh masyarakat di Indonesia mengkonsumsi bawang putih yang ketersediaan bawang putih dalam negeri sering kali tidak memadai. Kegelisahan mengenai bawang putih menciptakan suasana yang menjadikan bawang putih sangat penting di negara Indonesia. Beberapa masalah yang 1

diperkirakan menjadi pembatas peningkatan produksi adalah 1) Keterbatasan sumber daya lahan sebagai akibat konversi lahan 2) Kepemilikan lahan yang relatif kecil sehingga sulit berproduksi secara optimal 3) Sebaran produksi yang sebagian besar masih bertumpu di Pulau Jawa. Meningkatkan produksi tidak hanya serta merta memperluas lahan pertanian tetapi juga melihat dari kapasitas petani. Mengurangi konsumsi untuk mengatasi masalah bawang putih merupakan hal yang sulit karena bawang putih sudah merupakan bumbu masakan yang setiap harinya dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kebutuhan (konsumsi) bawang putih dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, semakin membaiknya perekonomian nasional dan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi komoditas tersebut. Namun, peningkatan ini belum mampu diimbangi dengan peningkatan produksi. Hal ini disebabkan oleh luas tanam dan produktivitas hasil yang rendah (Hilman, 1997). Impor merupakan salah satu aspek dari perdagangan luar negeri oleh suatu negara selain kegiatan ekspor. Ekspor merupakan kegiatan utama yang dilakukan pemerintah untuk memperoleh pemasukan devisa negara, akan tetapi bukan berarti impor yang pada dasarnya mengurangi pendapatan negara tidak baik untuk dilakukan. Alasan suatu negara melakukan impor disebabkan adanya kegagalan negara tersebut dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas (Atmadji, 2004). Suatu negara melakukan impor disebabkan adanya kegagalan negara dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya nilai impor suatu negara dipengaruhi oleh pendapatan nasional negara tersebut dimana semakin tinggi pendapatan nasional akan semakin banyak pula permintaan akan barang impor. Suatu negara akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan impor jika negara tersebut diguncang inflasi. Selain itu, apresiasi maupun depresiasi nilai tukar akan mempengaruhi terhadap berbagai aspek ekonomi, termasuk inflasi dan kegiatan ekspor-impor. 2

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), impor bawang putih pada bulan Januari 2013 mencapai 23 ribu ton atau setara dengan US$ 17,4 juta. Impor tertinggi berasal dari China. Impor bawang putih pada awal tahun 2013 tercatat cukup besar. Produksi bawang putih di Indonesia hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar 5%, sedangkan 95% kebutuhan bawang putih di Indonesia masih dipenuhi dengan impor. Rendahnya produksi bawang putih lokal salah satu penyebabnya adalah luas lahan dan produktivitas hasil yang cukup rendah. Selain itu, kualitas bibit bawang putih yang digunakan rendah, penyakit sering menginfeksi bawang putih terutama jamur dan virus, lingkungan tumbuh yang kurang optimum, serta tingginya kehilangan hasil akibat teknik penyimpanan yang kurang memadai juga menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi bawang putih di Indonesia (Wibowo, 2006). Hal ini yang mengakibatkan menurunnya produksi bawang putih lokal yang dialami petani bawang putih di Indonesia. Biaya produksi bawang putih di Indonesia sangat tinggi dan dalam proses pengerjaannya masih secara tradisional. Oleh karena itu, dalam hal kualitas dan kuantitas hasil sulit untuk bersaing dengan produk bawang putih impor. Menurut Kepala Bidang Hortikultura Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengatakan bahwa Indonesia merupakan pengimpor komoditas bawang putih terbesar di Indonesia yang mencapai 99% kebutuhan bawang putih di Indonesia impor. Tidak banyak bawang putih ditanam oleh petani di Indonesia. Penyebabnya adalah karena produktivitas, daya saing yang rendah, dan kondisi iklim yang tidak mendukung di Indonesia untuk tanaman bawng putih. Daerah penyebaran bawang putih di Indonesia yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur. Produksi per satuan luas di dataran tinggi lebih besar apabila dibandingkan dengan di dataran rendah. Tanaman bawang putih kurang baik ditanam pada musim penghujan karena kondisi tanah terlalu basah, sehingga mempersulit pembentukan siung (Hilman, 1997). 3

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor bawang putih di Indonesua berasal dari negara berikut. 1.1. China Negara China selalu mengekspor bawang putih ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data BPS untuk bulan Januari 2013 impor bawang putih tercatat 23 ribu ton atau US$ 17,4 juta. 1.2. India India menyumbang impor bawang putih ke Indonesia pada tahun 2012 tercatat mencapai 3.424 ton atau US$ 1,7 juta. 1.3. Malaysia Negara Malaysia yang merupakan negara tetangga Indonesia juga mengekspor bawang putih ke Indonesia. Pada tahun 2012 tercatat impor bawang putih mencapai 1.124 ton atau US$ 1 juta. 1.4. Pakistan BPS mencatat Pakistan adalah negara yang ikut memberikan andil atas impor bawang putih Indonesia. Pada tahun 2012 tercatat bahwa impor bawang putih yang masuk ke Indonesia mencapai 203 ton atau US$ 81 ribu di tahun 2012. 1.5. Amerika Serikat Amerika Serikat adalah termasuk negara yang tercatat memberikan nilai impor. Pada tahun 2012, AS mengekspor bawang putih sebesar 8,1 ton atau US$ 6.124 ke Indonesia Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat konsumsi yang cukup besar. Beberapa komoditas pertanian memiliki tingkat konsumsi yang cukup besar di Indonesia, baik itu konsumsi untuk rumah tangga (individu) maupun konsumsi untuk industri. Komoditas pertanian yang memiliki tingkat konsumsi besar di Indonesia adalah komoditas bawang putih. Indonesia memiliki kenaikan konsumsi yang berfluktuatif. Pada mulanya kenaikan konsumsi cenderung stabil, tetapi setelah tahun 1992 kenaikan tersebut cenderung tidak stabil. 4

Konsumsi bawang putih terkadang mengalami kenaikan maupun mengalami penurunan. Kebutuhan impor Indonesia mencapai dua kali kebutuhan bawang putih negara Brazil yaitu sebesar 361.289 ton bawang putih untuk Indonesia dan 153.141 ton untuk Brazil. Hal ini membuktikan bahwa bagi Indonesia bawang putih merupakan komoditas yang penting. Sebagai Negara agraris, Indonesia seharusnya mampu menyediakan berbagai sumber bahan makanan yang berasal dari sektor agraris. Akan tetapi, pada kenyataannya Indonesia terus melakukan impor bahan makanan termasuk kebutuhan bahan makanan bawang putih. Selain itu, FAO juga menobatkan Indonesia merupakan Negara terbesar pengimpor komoditas bawang putih. Tabel berikut ini menggambarkan luas panen, produksi, dan hasil panen di Indonesia selama 15 tahun. 5

Tabel 1.1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Indonesia Bawang Putih Tahun Produktivitas Luas Panen (ha) Produksi (ton) (ton/ha) 1997 18.566 102.283 5,5 1998 18.238 83.664 4,6 1999 12.936 62.222 4,8 2000 9.981 59.008 5,9 2001 9.279 49.573 5,3 2002 7.923 46.393 5,9 2003 6.345 38.957 6,1 2004 4.930 28.851 5,9 2005 3.280 20.733 6,3 2006 3.146 21.051 6,7 2007 2.690 17.313 6,4 2008 1.922 12.339 6,4 2009 2.293 15.419 6,7 2010 1.816 12.295 6,8 2011 1.828 14.749 8,1 Sumber: BPS, 2013 data diolah Tabel 1.1 menunjukkan bahwa luas panen selama 15 tahun cenderung mengalami penurunan, walaupun ada beberapa tahun yang mengalami kenaikan. Hal ini berpengaruh terhadap produksi komoditas bawang putih lokal yang juga mengalami penurunan. Kecenderungan penurunan luas panen dan produksi bawang putih lokal dikarenakan petani beralih komoditas yang lebih menguntungkan. Hal tersebut akan mengakibatkan adanya impor bawang putih yang masuk ke Indonesia. Impor bawang putih juga didukung kebijakan pemerintah yang berupaya mendatangkan bawang putih impor ke Indonesia. Kebijakan tersebut adalah dengan diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 16/M-DAG/PER/4/2013 pada tanggal 22 April 2013 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura. Salah 6

satu poin yang ada dalam peraturan tersebut adalah dihapusnya sistem kuota impor untuk bawang putih. Hal ini akan mendorong masuknya bawang putih impor dan meningkatkan ketergantungan Indonesia akan barang impor serta akan mematikan usaha tani bawang putih (Wijaya, 2014). 2. Rumusan Masalah Semakin meningkatnya impor bawang putih di Indonesia mengakibatkan perlunya analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi impor bawang putih di Indonesia. Adanya pengaruh indikator makro ekonomi seperti Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi, dan kurs dollar diduga merupakan faktor penyebab adanya impor bawang putih di Indonesia. Selain itu, produktivitas bawang putih Indonesia dan harga impor bawang putih Indonesia juga merupakan salah satu penyebab naiknya impor bawang putih Indonesia. Dampak lain dari semakin kecilnya nilai produksi bawang putih Indonesia adalah terjadinya fluktuasi harga bawang putih. Semakin mengecilnya nilai produksi komoditas bawang putih di Indonesia dikarenakan para petani bawang putih Indonesia banyak beralih menanam tanaman lainnya yang lebih memberikan hasil yang menguntungkan. Semakin meningkatnya nilai impor juga dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto (PDB). PDB yang meningkat menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat meningkat yang artinya daya beli masyarakat meningkat, namun ketika stok terbatas akan mengakibatkan adanya impor bawang putih untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, inflasi juga mempengaruhi adanya impor bawang putih. Inflasi akan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat terhadap bawang putih lokal menurun, sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsi bawang putih impor. Menurunnya daya beli masyarakat akan mengakibatkan petani bawang putih akan beralih menanam tanaman lain yang lebih menguntungkan, sehingga luas tanam bawang putih di Indonesia pun berkurang. Pemerintah terpaksa melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan bawang putih di Indonesia. Negara Indonesia menjadi bergantung terhadap pasokan impor bawang putih. Produktivitas bawang putih yang semakin menurun akan mengakibatkan meningkatnya impor bawang putih 7

di Indonesia, hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bawang putih Indonesia. Dari uraian diatas peneliti berniat untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi imporbawang putih di Indonesia. Perumusan masalah dalam penelitian ini dikemukakan dalam pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana trend volume impor bawang putih di Indonesia? 2. Faktor-faktor apa dan bagaimana hubungan antara faktor yang diduga mempengaruhi impor bawang putih Indonesia? 3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui trend volume impor bawang putih di Indonesia 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi impor bawang putih di Indonesia. 4. Kegunaan Penelitian 1. Bagi mahasiswa, sebagai sarana pengembangan wawasan, pola pikir, dan sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian. 2. Bagi pihak terkait seperti pemerintah, pelaku kebijakan impor di Indonesia, dan lain-lain dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penetapan kebijakan akan impor komoditas hortikultura khususnya bawang putih guna menunjang kesejahteraan petani dan masyarakat Indonesia. 3. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi. 8