SIMULATOR PENGUJIAN KARAKTERISTIK GENERATOR AC 1 FASA

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Politeknik Negeri Sriwijaya

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GENERATOR SINKRON

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

GENERATOR SINKRON Gambar 1

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

Politeknik Negeri Sriwijaya

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Transformator (trafo)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

Universitas Medan Area

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC).

BAB III SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT DAN AVR GENERATOR

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Mesin Arus Bolak Balik

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB II PRINSIP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD)

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perubahan beban terhadap karakteristik generator sinkron 3 fasa PLTG Pauh

PENGENDALIAN TEGANGAN TERMINAL GENERATOR SINKRON TERHADAP PERUBAHAN ARUS DAN FAKTOR DAYA BEBAN

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 SIMULATOR PENGUJIAN KARAKTERISTIK GENERATOR AC 1 FASA Dwi Prihanto FX Budi Rahardjo Hari Putranto Abstrak: Studi ini bertujuan memaparkan rekayasa simulator generator-set satu fasa termasuk pengujian karakteristiknya. Simulator ini dapat dipakai sebagai rujukan dalam membuat media belajar bagi program studi Teknik Tenaga Elektrik. Perancangan diawali dengan eksperimen untuk menetapkan specifikasi teknis dari sejumlah komponen dari sistem yang dibangun, selanjutnya diadakan pengujian untuk mengamati sifat-sifat dari generator uji, yaitu meliputi: (a) uji karakteristik beban nol, (b) uji karakteristik beban, (c) uji karakteristik luar, dan (d) uji karakteristik pengaturan. Kesimpulan yang diperoleh: (a) pada saat beban nol, bertambahnya arus magnetisasi didikuti oleh bertambahnya besarnya tegangan output generator (b) saat generator berbeban, besar tegangan kerja berbanding terbalik dengan drop tegangannya (c) berdasarkan karakteristik luar, semakin besar arus beban maka tegangan pada terminal box akan turun, dan (d) karakteristik pengaturan menunjukkan bahwa AVR (Automatic Voltage Regulation) generator uji di antara 490 ma sampai 540 ma. Dengan demikian simulator yang dibuat menunjukkan kinerja yang baik. Kata Kunci: Karakteristik, Generator AC, 1 Fasa Generator sinkron adalah suatu mesin yang bertujuan untuk merubah tenaga meka nis menjadi tenaga listrik. Sinkron mak sudnya serempak dalam artian kecepatan putar rotor (n2) sama dengan kecepatan medan putar (n1); jadi n1 = n2. Konstruksi generator sinkron dibedakan atas: (a) berkutub luar, artinya kutub berada di bagian stator, (b) berkutub dalam, artinya ku tub berada di bagian mesin yang berputar (rotor). Kutub dalam dibedakan lagi yaitu (a) kutub menonjol (salient pole) dan kutub bulat (non salient pole). Ditinjau berdasarkan jumlah fasanya ada mesin 1 fasa dan mesin 3 fasa. Azas generator berdasar kan pada kerja induksi yang ditemukan oleh Faraday, yang telah dibuktikan bahwa pada sebuah belitan akan dibangkitkan GGL bilamana jumlah fluxi yang dikurung oleh belitan itu berubah. Perubahan GGL selama putaran rotor digambarkan secara grafis oleh garis lengkung sinus. Satu perubahan tegangan yang sem-purna dinamakan periode, waktu yang diperlu kan dinyatakan dengan huruf T. Hubunga antara frekuensi (f), jumlah putaran (n) dan jumlah kutub (P), dinyatakan dalam persamaan (1). Pn f = Hz (1) 120 Untuk menganalisa keandalan & unjuk kerja dari suatu generator, perlu di periksa terlebih dahulu karakteristik me sin tersebut. Berdasarkan kurva karakteristik dapat diketahui karakter atau sifat mesin yang bersangkutan termasuk, efisi ensi serta batasan regulasi tegangannya. Untuk membangun simulator uji karak teristik, yang dikembangkan adalah satu set motor-generator dengan kelengkapan inverter untuk mengatur putaran motor, catu daya dc variable untuk mencatu daya pada kutub generator, sarana pemutus /pengaman, dan tahanan air untuk beban generator. Pengujian dilakukan pada 4 kondisi yaitu: (a) karakteristik beban nol (b) karakteristik berbeban; (c) karakteristik luar, dan (d) karakteristik pengaturan. Pengujian beban nol yang diamati adalah perubahan ggl Eo pada setiap kenaikan arus penguat medan (Im) mulai dari nol sampai harga nominalnya, dan sebaliknya dari harga nominal Im sampai Im=0, pada putaran tetap atau dapat ditulis Eo = f (Im) ; n = konstan. Pengujian generator berbeban yang diamati ada Dwi Prihanto, FX Budi Rahardjo, Hari Putranto adalah dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang 1

2 lah keterkaitan antara tegangan jepit (Ek) sebagai fungsi kuat arus medan (If), pada beban yang tetap, putaran tetap, dan cos φ tetap yang diamati adalah perubahan tegangan Ek, atau dapat ditulis Ek = f (Im); IL = konstan; n = konstan. Cos φ tetap. Pengujian karakteristik luar, menga mati keterkaitan antara tegangan jepit Ek sebagai fungsi kuat arus beban (IL), pada kuat arus medan yang tetap, putaran tetap, dan cos φ yang tetap. Pengujian karakteristik pengaturan pada generator sinkron menunjukkan adanya keterkaitan antara kuat arus medan sebagai fungsi dari kuat arus beban, pada kondisi tegangan jepit yang konstan, jumlah putaran konstan, dan cos φ yang konstan pula. Model pengembangan simulator pengujian karakteristik generator 1 fasa digambarkan secara blok diagram seperti pada Gambar 1. Perancangan diawali dengan menetapkan spesifikasi teknis dari generator (6) yang akan diuji karakteristik nya, yaitu berkapasitas 1 KW, 3000 ppm (putaran per menit),110 V. Selanjutnya di tetapkan motor induksi (5) dengan spesifi kasi: 3 fasa, 2,2 KW, 2940 ppm yang berfungsi sebagai penggerak generator. Inverter (3) berkapasitas 2,2 KW se bagai alat untuk mengatur kecepatan putar motor, catu daya DC (4) kapasitas: 0,5 KVA, 220Vac/0-48 Vdc, yang berfungsi sebagai sumber penguatan kutub pada generator. Antara motor-generator diganden dengan menggunakan V-Belt, dan ditempatkan pada suatu landasan baja yang kokoh. Guna memperoleh keamanan dan ke selamatan kerja, pada sistem yang dibangun dilengkapi dengan sarana pengama (2) yang berfungsi sebagai pemutus hubu ngan dari jala-jala PLN (1) bila pada sis tem terjadi gangguan. Perancangan dan pembuatan sistem beban R variable (7) yaitu berupa: tahanan air. METODE Kegiatan ini termasuk jenis penelitian pengembangan, dengan prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat produk diawali dengan (a) teknik perancangan, (b) observasi pasar untuk penyiapan bahan yang spesifik, (c) perakitan media dan dilanjutkan (d) pengujian untuk memformulasikan karakteristik generator AC 1 fasa, uji coba sistem motor-menerator, dimaksudkan un tuk mengumpulkan data yang dapat digu nakan sebagai dasar untuk mengetahui sifat-sifat dari mesin yang diuji, sehingga dapat menetapkan tingkat efisiensi, keefektifan alat-alat pengaman, serta beban. Apabila dari hasil uji-coba ini ternyata masih belum bisa menghasilkan rentangan data yang akurat (sesuai degan rancangan), maka diadakan peninjauan kembali rancangan sebelumnya, kemudi an diadakan perbaikan dan diadakan ujicoba kembali sampai memperoleh unjuk kerja yang optimal. Desain uji-coba pengoperasian sistem motor generator sebagai berikut: (a) menghubungkan sistem ke jala-jala (1) dari sarana penghubung (2), motor berpu tar dengan kecepatan 2940 ppm, cek pu taran dengan menggunakan tacho meter, kemudian aturlah putaran motor melalui selector switch pada inverter(3) sampai mencapai putaran 1500 ppm; (b) dalam keadaan generator belum dibebani, periksalah tegangan output generator, menggunakan volt meter AC (8), tepatkan harga tegangan nominal 110 Vac, dengan cara mengatur arus penguatan kutub melalui selector switch yang terletak pada catu daya DC (4); (c) hubungkan beban (7) ke terminal output generator, cek arus beban menggunakan ampere meter (8). Aturlah beban dengan ketentuan kuat arus beban jangan melebihi 80 % arus nominal generator; (d) setelah generator dibebani, akan terjadi perubahan nilai pu taran mesin, dari kondisi beban kosong. Hal ini merupakan tahap yang menentukan untuk mendapatkan unjuk kerja pengujian karakteristik generator AC 1 fasa.

11 Uji coba produk pengembangan dilakukan melalui tiga tahapan uji coba, yaitu (a) uji coba pada putaran nominal, yaitu 3000 ppm, (b) uji coba pada putaran 2500 ppm, dan (c) uji coba pada putaran 2000 ppm. Data yang diperoleh dalam uji coba produk berupa data kwantitatif, jenis data rasio yaitu berupa harga-harga: (a) tegangan output generator, (b) arus pengu atan kutub, (c) Kuat arus beban, dan (d) putaran generator. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan eksperimen atau pengujian terhadap aspek yang diteliti yai tu macam-macam karakteristik pada gene rator AC 1 fasa, di antaranya adalah: (a) pengujian karakteristik beban nol ; (b) pengujian karakteristik beban; (c) pengujian karakteristik Luar; dan (d) pengujian kara kteristik pengaturan. Dari keempat karakteristik generator AC 1 fasa, penjabaran datanya dapat diperiksa pada Tabel 1. Tabel 1. Jabaran Data No Besaran Yang diukur Var. Bebas Var. Terikat Var. Kontrol 1 Beban Nol Im Eo n 2 Berbeban Im Ek n ; IL 3 Luar IL Ek n 4 Pengaturan IL Im n ; Ek Pelaksanaan eksperimen berupa pengujian karakteristik generator ac 1 fasa, strateginya sebagai berikut: (a) dari Table 1 dapat dilihat bahwa dari keempat macam pengujian, putaran poros (n) adalah merupakan variable kontrol; (b) untuk me meriksa linieritas rangkaian, maka pada ti ap point pengujian karakteristik, dilakuan tiga variasi kecepatan putaran generator, (c) dengan demikian untuk setiap macam pengujian ditampilkan 3 kurva karakteristik; dengan variasi kecepatan putar. Pengujian karakteristik generator 1 fasa dalam keadaan tanpa beban, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: (a) Buatlah rangkaian seperti Gambar 2; (b) pada terminal generator pasanglah volt meter, dan pada kumparan medan generator dipasang milliamperemeter dc yang tersambung secara seri/deret. (c) hubung kan motor listrik ke jala-jala untuk memutar generator. (d) atur putran genertor pada kecepatan (n )= 2000 ppm, dengan cara memutar selector switch pada inverter (e) pengujian dimulai dari Im = 0, me nghasilkan Eo=0, catatlah. (f) Putarlah selector swith pada suplai daya dc, untuk memberikan arus penguatan kutub generator, kemudian periksalah penunjukkan Volt meter yang dipasang pada terminal output generator, catatlah. (g) setiap tahap kenaikan arus penguatan kutub, sela lu diikuti oleh kenaikan tegangan pada terminal output generator. Catatlah nilai arus penguatan kutub & nilai kenaikan te gangan output generator tersebut (h) seti ap tahap pengujian selalu diikuti dengan pemeriksaan putaran generator. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa puta ran generator dalam kondisi konstan/ tetap. (i) untuk memperoleh data yang aku rat, dalam pengujian ini juga dilakukan pencatatan pada waktu pengaturan Im menurun. (j) ulangi pengujian tersebut catatlah hasil pembacaan volt meter yang dipasang pada terminal output generator;.(k) lakukan hal yang sama untuk kecepatan sinkron yang berbeda. Catatnilai tegangan output generator; (l) berdasarkan data pengujian beban nol, gambar kurva karakteristik beban nol pada putaran yang berbeda. Pengujian sifat generator AC 1 fasa dalam keadaan berbeban, langkahnya hampir sama, hanya di sini ditambahkan rangkaian beban pada terminal output ge nerator. Langkahnya adalah sebagai berikut: (a) buatlah rangkaian seperti Gambar 2 dengan memasang tahanan variabel diseri dengan ampere meter (b) Atur nilai Im pada putaran generator (n) 2000 ppm dan I L = 1 ampere, yang akan meng hasilkan Ek = f (Im), catatlah penun jukan volt meter. (c) Lakukan pengujian sampai dengan 6 tahap. (d) Disamping 11

12 pencatatan pengaturan Im naik, juga dilakukan pencatatan pada waktu pengaturan Im menurun. (e) Ulangi pengujian terse but pada nilai putaran yang berbeda. (f) Berdasarkan data pengujian berbeban gambarkan kurva karakteristik beban, pada putaran yang berbeda. Pengujian karakteristik luar, dan pe ngaturan Gambar rangkaiannya sama dengan pengujian berbeban, sedangkan langkahnya identik dengan pengujian karak teristik beban dengan memperhatikan variable uji pada Tabel 1. HASIL Data-data hasil pengujian meliputi data pe ngujian karakteristik beban nol, berbeban, luar, dan pengaturan ditunjukan pada Tabel 2, 3, 4 dan 5 pada lampiran. PEMBAHASAN Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat dilukis kurva karakteristik beban nol seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Dari kurva ini dapat dianalisis bahwa pada saat Im = 0, terdapat tegangan Eo 0, tetapi pada output generator sudah ada tegangan sebesar (Eo) = 2 volt. Hal tersebut dikarenakan adanya energi magnet yang tersisa pada saat putaran generator ditambah, sedang arus magnetisasi konstan (misal Im = 25 ma), maka tegangan pada output generator akan bertambah. Hal tersebut dika renakan putaran generator berbanding lurus dengan besar tegangan output generator, sesuai dengan persamaan: Eo = C.n.Φ Volt. Pada saat arus magnetisasi (Im) dina ikkan, sedangkan putaran generator dipertahankan konstan, maka tegangan output generator akan bertambah besar. Hal ini sesuai dengan persamaan Φ = f (Im). Berdasarkan kurva karakteristik beban nol, mula-mula grafik tegangannya linear, artinya bertambahnya arus magneti sasi diikuti oleh bertambah besarnya tegangan output generator. Bila arus magnetisasi ditambah teru pada suatu nilai Im tertentu, ternyata tega ngan output generator tidak banyak bertambah, yang ditunjukkan oleh kurva yang melengkung dan akhirnya mendatar. Hal ini dikarenakan terjadi kejenuhan (sa turasi) pada inti magnet utama. Gaya gerak Listrik (Eo, Volt) 120 100 80 60 40 20 0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Arus Penguatan (Im, ma) Gambar 3 Kurva karakteristik beban nol Tegangan Terminal (Ek, Volt) 120 100 80 60 40 20 0 200 250 300 350 400 450 Arus penguatan (Im, ma) Gambar 4 Kurva karakteristik beban n=3000 ppm n=2500 ppm n=2000 ppm n=1500 ppm n=1000 ppm IL = 2 A IL = 4 A IL = 6 A Berdasarkan data-data pada Tabel 3, dapat dilukis kurva karakteristik beba seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Bila dibandingkan antara kurva karakteristik beban dengan kurva karakteristik beban nol, ternyata bahwa jalannya garis garis lengkungnya adalah sejajar. Ini mengindikasikan bahwa pada harga-harga tertentu kenaikan arus penguatan medan diikuti oleh kenaikan tegangan klem. Ke tiga kurva karakteristik beban, dapat di bandingkan bahwa pada pembebanan yang besar (misal 6 A) dengan kuat arus medan yang sama (misal 200 ma), tegangan klem adalah lebih rendah (yaitu hanya 30 V), dibandingkan pada pembebanan 2 Ampere (yaitu mencapai : 58 V) dan pada pembebanan 4 A ( terbaca Ek =

13 40 V). Hal ini mengindikasikan bahwa pembebanan yang besar menyebabkan tegangan klem menjadi turun. Bila dikaji pa da arus medan yang terbesar (yaitu pada Im = 450 A), ternyata perbedaan teganga klem tidak jauh berbeda, yaitu: (a) pada I L = 6 A didapat Ek = 90 V; (b) pada I L = 4 A didapat Ek = 92 V; dan (c) pada I L = 2 A, didapat Ek = 99,5 V. Selisih tegangannya (antara I L =6A & I L =2A) hanya 9,5 V, Sedang pada saat Im = 200 ma, se lisih tegangannya (antara I L = 6A & I L = 2A) adalah 28 V. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar tegangan kerja, maka drop tegangannya semakin kecil. Berdasarkan data-data pada Tabel 4, dapat dilukis kurva karakteristik luar seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Karakteristik luar memberikan keterkaitan antara tegangan jepit (Ek) sebagai fungsi kuat arus beban (I L ), pada arus medan tetap, putaran tetap, cos φ tetap. Berdasarka kurva karakteristik luar dapat dibaca bahwa keempat lengkung kurva turun secara linear dan sejajar satu sama lainnya. Hal ini mengidikasikan bahwa semakin besar arus pembebanan akan berdampak menurunnya nilai tegangan pada jepitan. Tegangan terminal (Ek, Volt) Arus beban (IL, Amper) Gambar 5 Kurva karakteristik luar n=3000 ppm n=2500 ppm n=2000 ppm n=1500 ppm Secara teoritis kurva ini melukiskan persa maan ggl E sebagai berikut: Ek = E (R + JX) I L ; dimana R adalah ta hanan lilitan generator dan beban, X adalah reaktansi bocor & reaktansi beban. Berdasarkan persamaan ini menunjukkan bahwa semakin besar arus beban (I L ) mengalir, berarti ggl E dikurangi kerugian impedansi yang makin besar, sehingga ni lai tegangan Ek turun. Kurva karakteristik pengaturan, ditunjukkan pada Gambar 6 yang mengkonfigurasikan adanya keterkaitan antara kuat arus medan sebagai fungsi kuat arus beban, pada tegangan terminal tetap, putaran tetap, cos φ tetap. Berdasarkan kurva karakteristik pengaturan di atas, dapat dibaca bahwa : (a) pada tegangan klem (Ek) = 85 volt. Bila generator mempero leh pembebanan antara 0 6,2 ampere, di perlukan arus penguatan di antara: (275 430) ma; (b) pada tegangan klem (Ek) = 90 volt. Bila generator memperoleh pembebanan antara 0 6,2 ampere, diperlukan arus penguatan di antara: (340 490) ma, dan (c) pada tegangan klem Ek = 95 volt. Bila generator dibebani antara 0 6,2 ampere, diperlukan arus peguatan di antara: (375 540 ) ma. Aeus Penguatan (Im, ma) 600 500 400 300 200 100 0 0 1 2 3 4 5 6 Arus Beban (IL, Amper) Ek = 95 V Ek = 90 Ek = 85 V Gambar 7 Kurva Karakteristik Pengaturan Kurva yang hampir mendatar ini menunjukkan bahwa beban bersifat resistif. Untuk meregulasi tegangan klem antara ( 90 95 ) volt, diperlukan arus penguatan medan antara (490 540) ma. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa: (a) berdasarkan kurva karakteristik beban nol bahwa pada saat Im = 0, terdapat tegangan output generator sebesar (Eo) = 2 volt. Hal tersebut dikarenakan adanya energi magnet yang tersisa. (b) pada saat putaran generator ditambah, sedang arus magnetisasi konstan, maka tegagan pada output generator akan bertambah. Hal tersebut 13

14 dikarenakan putaran generator berbanding lurus dengan besar tegangan output generator, sesuai dengan Eo= C.n.Φ Volt. (c) berdasarkan karakteristik beban, bahwa se makin besar tegangan kerja, maka drop tegangan semakin kecil. (d) berdasarkan karakteristik luar bahwa semakin besar arus beban (I L ) yang mengalir, tegangan pada terminal box (Ek) akan turun. (e) karakteristik pengaturan dapat digunakan untuk pedoman merencanakan AVR (automatic voltage regulation.) Saran Pemanfaatan, Dimensi, dan Pengembangan Produk lebih lanjut, di antaranya adalah: (a) Media yang berupa simulator pengujian karakteristik pada ge nerator AC 1 fasa ini, dapat digunakan oleh mahsiswa dalam mendalami masalah sifat-sifat generator arus bolak balik. Utamanya media ini disiapkan untuk praktikum dalam matakuliah mesin listrik. (b) Pengujian karakteristik yang belum diuji di sini adalah karaktristik hubung singkat dan karakteristik rendemen. (c) Pemanfaatan media ini yang perlu dicermati: (1) daya generator 1000 w, 100 volt, 50 Hz. Tegangan belitan medan 24 Vdc. Arus medan max 600 ma, Arus beban dalam pengujian adalah 80 % arus nominal, 6,5 ampere. (d) Pengembangan produk lebih lanjut adalah membuat perancangan si-mulator untuk pengujian generator dc. DAFTAR RUJUKAN Badan Standardisasi Nasional. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta: Yayasan PUIL Baslim Abbas, 1952. Mesin Arus Bolak- Balik. Jakarta: H..Stam Djoko Achyanto, 1984. Mesin-Mesin Listrik. Jakarta: Erlangga Kuhlmann, 1950. Design of Electrical Apparatus. New York: John Wiley & Sons, Inc P3 GT, 1981 Lembar Kerja Pengukuran Listrik 2, Bandung: Dikbud Suparno, 1979. Mesin Listrik 2. Jakarta: Dikbud Sawhney, A.K., 1978. Elektrical Mahine.. Nai Sarak, Delhi: Dhanpat Rai & Sons JALA-JALA LISTRIK PLN (1) Instrumen Pengukuran (8) BEBAN AIR Variabel (7) Sarana Penghubung & Pengaman (2) M 3~ G 1~ (5) (6) Inverter (3) Rectifier (4) Gambar 1 Blok Diagram Simulator Pengujian Generator AC 1 Fasa

15 m A D R asut R f G 1 V M Gambar.2 Rangkaian pengujian beban nol Tabel 2 Tabulasi Data Pengujian Karakteristik Beban Nol Im (ma) Eo (Volt) n 1 =3000 ppm n 2 =2500 ppm n 3 =2000 ppm n 4 =1500 ppm n 5 =1000 ppm 0 2 2 2 2 2 25 7,5 6 5 4 3 50 13 13 9 7 5 75 22,5 18,5 14 12 7,5 100 32 27 20 16 11 125 43 35 27 20 14,4 150 52 42,6 33 24 17,5 175 61,1 50,4 39 28 20 200 69,6 57,4 44 32 22,9 225 75 62 50 36 25 250 80 66 54 38,5 27 275 84 69 57 41 28 300 87,6 72 59 43 29,2 325 90 74,7 61 44 30,7 350 93 76,9 63 45 31,4 375 95,2 79,8 64,5 46 32,6 400 96,9 81,1 65,7 47,2 33,3 425 98,8 82,5 67 48,7 33,5 450 100 83 68 50 34 15

16 Tabel 3. Tabulasi Data Karakteristik Berbeban, untuk putaran 3000 ppm Im (ma) Ek (Volt) IL = 6 A IL = 4 A IL = 2 A 200 30 40 58 225 41,6 49,4 67,5 250 52 59,1 75 275 61,5 68 80 300 69,9 76 85 325 77,1 80,8 88,6 350 81,4 84,5 91,7 375 84,4 87 94,7 400 87,4 89 96,5 425 89 90,9 98 450 90 92 99,5 Tabel 4 Tabulasi Data Pengujian Karakteristik Luar IL Ek (Volt) (Amp) n 1 =3000 ppm n 2 =2500 ppm n 3 =2000 ppm n 4 =1500 ppm 0 96 80 68 50,3 0,5 95 80 66 49,5 1 94,5 79 64,6 48 1,5 94 79 63,2 46 2 92,6 78 61,8 44 2,5 92 77 60,4 42 3 91,2 76 59 40,3 3,5 90 74,7 57,9 39 4 89 73 56,5 37,5 4,5 87 71,6 55,4 36 5 85 70,2 54 35 5,5 83 69 53 33 6 81 69 52 31,5 Tabel 5 Tabulasi data pengujian karakteristik pengaturan IL Arus Penguatan (Im, ma) Ek = 95 V Ek = 90 V Ek = 85 V 0,0 375 340 275 1,0 388 354 290 2,5 436 397 340 3,0 448 407 350 3,5 466 426 372 4,0 486 445 387 4,5 502 463 400 5,0 511 469 407 5,5 517 476 415 5,8 524 481 421 6,0 530 484 426 6,2 540 490 430