Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

dokumen-dokumen yang mirip
Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan kualitas air irigasi yang tidak teraliri limbah cair dan

DOKUMENTASI. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani. Wawancara dengan petani

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN


BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

RAPAEL BANJARNAHOR /ILMU TANAH

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Hipotesis... 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

PENCEMARAN AIR SUNGAI GARUDA AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menikmati dan melestarikan hasil pembangunan. disebabkan oleh beberapa kendala yaitu:

Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

II. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang

KUALITAS AIR TANAH UNTUK IRIGASI DI DTA RAWA PENING

Kondisi air tanah untuk irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

KUALITAS AIR IRIGASI PADA KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

PENGARUH PERBANDINGAN BUBUR BUAH BELIMBING DENGAN BUBUR LABU KUNING DAN KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT TERHADAP MUTU SAUS BELIMBING SKRIPSI

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI JOSROYO, KARANGANYAR TERHADAP KADAR TEMBAGA DALAM AIR DAN PERMUKAAN TANAH SALURAN AIR PUNGKUK

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Kualitas air untuk pertanian: : Agar tidak merusak tanaman dan tanah Drainase : Agar tidak mencemari lingkungan Eutrofikasi Jadi sebelum dan sesudah

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

Penentuan status mutu air dengan sistem STORET di Kecamatan Bantar Gebang

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Valuasi Ekonomi Limbah Cair Industri Gula dan Spiritus Di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung bagian timur. Cekungan airtanah ini berada di Kabupaten Magelang

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI JOSROYO, KARANGANYAR TERHADAP KADAR TEMBAGA

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS Jl. Ir. Sutami 36a Surakarta ABSTRACT

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI YUANITA ARUM PRIMANINGTYAS

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

PENGAMBILAN SAMPEL AIR (ANALISIS AIR) (situs Ini Asa, Cerita dan Tujuan Analis Kesehatan) Oleh : OKTIA EKA RINASIH NIM : G0C015051

Ramliyus 1) ; Hendrik 2) ; Ridar Hendri 2) Gmail: ABSTRACT

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...

METODOLOGI PENELITIAN. pengambilan sampel pada masing-masing 3 lokasi sampel yang berbeda

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (61 dari 100) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian DAMPAK PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI BATU ALAM TERHADAP KUALITAS AIR IRIGASI DI KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON Arum Uktiani Staf Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Brebes Email: ukti90@gmail. com Sejarah Artikel Diterima: September 201 Disetujui: Oktober 201 Dipublikasikan: Januari 2016 Abstract There are 38 natural stone industries in Palimanan District, Cirebon Regency which have no installation of waste water processing so that the wastewater is directly discharged into irrigation canals Left Jamblang. The problem was that there was waste disposal impact of the natural stone industries to the irrigation water quality in Palimanan District. The purpose of this study is to determine the waste disposal impact of the natural stone industries to the irrigation water quality in Palimanan District. The location studied was fields irrigated by Left Jamblang of six villages in Palimanan District with a population of Palimanan Left Jamblang irrigation water that went into the fields in Palimanan District. The sample used was the sampling area which had 8 samples with physics quality variable and irrigation of water chemistry. The methods of data collection were map interpretation and laboratory tests. The data analysis techniques used were the comparative analysis and overlay. The natural stone waste had an impact on irrigation water since the parameter values in irrigation water had increased rather than the parameter value on the source of irrigation water. Though the waste of natural stone had effect on the irrigation water, there were only two of the seven parameters which indicated poor quality, namely ph and RSC. In the study area, irrigation water could still be used to irrigate the fields because it had three types of quality, which are very good, good, and good enough, but there were ph and RSC parameters exceeding the quality standards which had ph 9 and RSC 2,639meq/l located in the Kepuh Village. If it is ignored, then in certain period, it is likely to degrade quality of irrigation water. Keyword: Impact, Waste, Irrigation Water Quality Abstrak Ada 38 industri batu alam di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon yang tidak mempunyai IPAL sehingga limbahnya langsung dibuang ke saluran irigasi Jamblang Kiri. Permasalahannya yaitu pembuangan limbah industri batu alam tersebut diduga berpengaruh terhadap kualitas air irigasi di Kecamatan Palimanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak pembuangan limbah industri batu alam terhadap kualitas air irigasi di Kecamatan Palimanan. Lokasi yang diteliti adalah lahan sawah yang dialiri irigasi Jamblang Kiri pada enam desa di Kecamatan Palimanan dengan populasi air irigasi Jamblang Kiri yang masuk ke lahan persawahan di Kecamatan Palimanan. Sampel yang digunakan sampling area sebanyak 8 sampel dengan variabel kualitas fisika dan kimia air irigasi. Metode pengumpulan data berupa interpretasi peta dan uji laboratorium. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif dan overlay. Limbah batu alam berdampak terhadap air irigasi karena nilai parameter pada air irigasi mengalami kenaikan dibanding nilai parameter pada air sumber irigasi.walaupun limbah batu alam berdampak terhadap air irigasi, namun hanya dua dari tujuh parameter yang menunjukkan kualitas buruk yaitu ph dan RSC. Di daerah penelitian, air irigasinya masih bisa digunakan untuk mengairi lahan persawahan karena memiliki tiga macam kualitas yaitu sangat baik, baik, dan cukup baik, tetapi terdapat parameter ph dan RSC yang melebihi standar baku mutu, yaitu ph sebesar 9 dan RSC sebesar 2,639 meq/l yang berlokasi di Desa Kepuh. Apabila dibiarkan, maka akan menurunkan kualitas air irigasi. Kata Kunci: dampak, limbah, irigasi, kualitas air Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (62 dari 100) 1. PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup seharihari, industri, untuk kebersihan sanitasi kota, untuk pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Air yang baik untuk dikonsumsi sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena banyaknya pencemaran oleh limbah dari kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya (Wardhana, 2004:71). Salah satu pemanfaatan air adalah untuk irigasi pertanian. Sumber air untuk lahan pertanian di daerah penelitian berasal dari Sungai Jamblang. Saluran irigasi Jamblang Kiri saat ini telah terkontaminasi limbah dari industri batu alam. Ada 38 industri rakyat batu alam di sekitar daerah penelitian tidak mempunyai IPAL sehingga limbah dari kegiatan industri batu alam tersebut langsung dibuang ke saluran irigasi yang ada. Pencemaran yang terjadi pada saluran irigasi di daerah penelitian dapat diidentifikasi dengan adanya perubahan secara fisik seperti warna serta dampak lainnya seperti menurunnya produktivitas hasil panen padi di daerah penelitian sejak berdirinya industri batu alam tersebut. Limbah batu alam adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan batu hias seperti hiasan dinding dan pagar yang terbuat dari batu, yang mana bahan bakunya diambil dari Gunung Kuda yang berlokasi di perbatasan Cirebon-Majalengka dan daerah Bantarujeg- Majalengka. Limbah industri batu alam berupa lumpur dan serbuk halus yang bercampur dengan air pada saat pengolahan dibuang begitu saja ke lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran sungai dan air irigasi. Menurut data yang diperoleh dari UPT Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Palimanan bahwa di Kecamatan Palimanan mulai dari tahun 199-2012 mengalami penurunan produktivitas padi, demikian pula di daerah penelitian di 6 desa (Desa Palimanan Timur, Beberan, Cengkuang, Ciawi, Panongan, dan Kepuh). Sebelum berdirinya industri batu alam, yaitu tahun 1989-1994, rata-rata produktivitas padi di Kecamatan Palimanan adalah 7,8 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun 199-2012, rata-rata produktivitas padinya adalah 6,27 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Kecamatan Palimanan Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (63 dari 100) dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,8 (ton/ha GKG) atau 22,38 %. Begitu juga dengan penurunan ratarata produktivitas padi di daerah penelitian di 6 desa : a. Desa Kepuh, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun 1989-1994, rata-rata produktivitas padinya adalah 7,89 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun 199-2012, rata-rata produktivitas padinya adalah 6,10 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Kepuh dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,79 (ton/ha GKG) atau 2,7 %. b. Desa Panongan, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun 1989-1994, rata-rata produktivitas padinya adalah 7,67 (ton/ha GKG). Sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun 199-2012, rata-rata produktivitas padinya adalah 6,00 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada ratarata produktivitas padi di Desa Panongan dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,67 (ton/ha GKG) atau 24,42 %. c. Desa Beberan, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun 1989-1994, rata-rata produktivitas padinya adalah 7,23 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun 199-2012, rata-rata produktivitas padinya adalah,62 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Beberan dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,61 (ton/ha GKG) atau 2,04 %. d. Desa Palimanan Timur, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun 1989-1994, rata-rata produktivitas padinya adalah 7,70 (ton/ha GKG). Sedangkan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu tahun 199-2012, rata-rata produktivitas padinya adalah 6,17 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada rata-rata produktivitas padi di Desa Palimanan Timur dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,3 (ton/ha GKG) atau 22,0 %. e. Desa Ciawi, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun 1989-1994, rata-rata produktivitas padinya adalah 7,6 (ton/ha GKG). Sesudah berdirinya industri batu alam, yaitu tahun 199-2012, rata-rata produktivitas padinya adalah 6,11 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada ratarata produktivitas padi di Desa Ciawi dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,4 (ton/ha GKG) atau 21,20 %. f. Desa Cengkuang, sebelum berdirinya industri batu alam yaitu tahun 1989-1994,

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (64 dari 100) rata-rata produktivitas padinya adalah 8,80 (ton/ha GKG). Sesudah berdirinya industri batu alam, yaitu tahun 199-2012, rata-rata produktivitas padinya adalah 7,7 (ton/ha GKG). Penurunan yang terjadi pada ratarata produktivitas padi di Desa Cengkuang dari sebelum dan sesudah berdirinya industri batu alam yaitu sebesar 1,0 (ton/ha GKG) atau 12,68 %. Pada lahan pertanian di Kecamatan Palimanan, khususnya di enam desa lokasi penelitian, semuanya memanfaatkan air irigasi yang telah terkontaminasi limbah industri batu alam. Berdasarkan fenomena pada latar belakang tersebut, diperlukan informasi dampak limbah industri batu alam terhadap kualitas air irigasi di Kecamatan Palimanan. 2. METODOLOGI Lokasi penelitian dilakukan pada lahan sawah yang dialiri saluran irigasi Jamblang Kiri pada enam desa di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Populasi dalam penelitian ini adalah air irigasi yang masuk ke lahan persawahan di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon yang meliputi enam desa yaitu Desa Kepuh, Panongan, Beberan, Palimanan Timur, Ciawi, dan Cengkuang. Sampel dalam penelitian ini adalah 6 sampel air irigasi di sekitar limbah industri batu alam yang dialiri oleh air irigasi Jamblang Kiri, 1 sampel air limbah, dan 1 sampel air sumber irigasi. Variabel dalam penelitian ini ada empat, yaitu: a. Kualitas sumber air irigasi, dengan indikator sebagai berikut: Fisika: daya hantar listrik (DHL) dan total dissolved solid (TDS) Kimia: natrium, kalsium, magnesium, kalium, boron, ph, karbonat, dan bikarbonat. b. Kualitas air limbah, dengan indikator sebagai berikut: Kimia: natrium, kalsium, magnesium, kalium, boron, ph, karbonat, dan bikarbonat. c. Kualitas air irigasi, dengan indikator sebagai berikut: Fisika: daya hantar listrik (DHL) dan total dissolved solid (TDS). Kimia: SAR, boron, ph, persentase natrium (% Na), dan RSC. d. Sebaran pemanfaatan air irigasi, dengan indikator sebagai berikut: Luas tanam/lahan sawah Lokasi Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara interpretasi peta dan uji laboratorium. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis komparatif dan overlay.

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (6 dari 100) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Di Kabupaten Cirebon terdapat beberapa lokasi industri batu alam, diantaranya adalah di Kecamatan Palimanan yang berjumlah 38 industri. Dengan banyaknya industri batu alam tersebut Kecamatan Palimanan merupakan daerah yang terkena dampak cukup besar dari pembuangan limbah industri batu alam. Air Parame ter Fisika DHL TDS Kimia Boron Satu an µs/ cm mg/ l mg/ l irigasi yang banyak dimanfaatkan oleh petani untuk memenuhi lahan pertanian atau persawahan yang kualitasnya perlu diuji di laboratorium untuk mengetahui apakah air irigasi yang berada di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon layak digunakan untuk pertanian atau tidak. Tabel 1. Dampak Limbah Batu Alam terhadap Kualitas Air Irigasi di Kecamatan Palimanan Standar Baku mutu Air Sumber Irigasi (01 SI) Air Limbah (02 AL) Air Irigasi Sumber : Hasil Uji Laboratorium BBTPPI dan Analisis Data Primer, 2013. PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Mahida (1984), Kartasapoetra dan Mul Mulyani (dalam Fitriyah, 2012). 03 IK 2000 14,1 148,8 202 04 IP 207, 0 IB 20, 06 IPT 209, 07 IC W 08 IC K 236 227 00 212 2006 274 200 182 226 194 182 2, 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 ph - 8,4 7 9 9 9 8 8 7 7 SAR % Na RSC meq /l meq /l meq /l 26 0,773 2,26 1,22 7 48,0 0,411 70,43 4 2, 0,766 1,167 2,639 1,13 2,1 82 2,26 7 0,87 4 40,1 94 0,24 4 1,29 6 8,8 90 1,22 3 0,93 47,1 83 0,98 8 0,01 1,12 4 0,0 1 0,99 2 Analisis Semua parameter sesuai Semua parameter sesuai Semua parameter sesuai Parameter ph pada sampel 03 IK dan 04 IP melebihi standar baku mutu Semua parameter sesuai Semua parameter sesuai Parameter RSC pada sampel 03 IK melebihi standar baku mutu

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (66 dari 100) Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi dikarenakan nilai dari parameterparameter pada air irigasi lebih tinggi atau mengalami kenaikan setelah adanya limbah batu alam jika dibandingkan dengan nilai parameter-parameter pada air sumber irigasi yang digunakan sebagai sampel kontrol. Hal ini tidak berlaku pada parameter boron karena nilai dari parameter boron pada air sumber irigasi dan limbah batu alam menunjukkan angka 0,01 mg/l sehingga pada air irigasi juga akan mempunyai nilai parameter boron sebesar 0,01 mg/l. Parameter DHL pada air sumber irigasi dengan air irigasi mengalami kenaikan sebesar 81,9 µs/cm yang menunjukkan distribusi nilai parameternya yaitu semakin lokasinya jauh dari limbah, nilai parameter pada air irigasinya semakin tinggi. Parameter boron pada air sumber irigasi dengan air irigasi mengalami kenaikan sebesar 0 mg/l yang menunjukkan bahwa tidak ada perubahan nilai parameter pada air irigasinya. Parameter TDS, ph, SAR, % Na, dan RSC pada air sumber irigasi dengan air irigasi masing-masing mengalami kenaikan sebesar 74 mg/l, 0.6, 0,23 meq/l, 22.379%, dan 1,863 meq/l yang semuanya menunjukkan distribusi nilai parameternya yaitu semakin lokasinya jauh dari limbah, nilai parameter pada air irigasinya semakin rendah. Walaupun limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi akan tetapi tidak semua dari parameter-parameter air irigasinya memiliki kualitas buruk atau melebihi standar baku mutu. Ada dua dari tujuh parameter yaitu ph dan RSC yang masing-masing memiliki nilai sebesar 9 dan 2,639 meq/l dari batas maksimal 8,4 dan 2,0 meq/l menunjukkan kualitas buruk atau melebihi standar baku mutu air irigasi yang dimiliki oleh kode sampel 03 IK dan 04 IP. Berdasarkan Tabel 2 yang diperoleh dari hasil analisis uji laboratorium, komparatif, dan overlay, bahwa kualitas air irigasi di daerah penelitian dibagi menjadi tiga diantaranya; (a) kualitas sangat baik, dengan skor total 32-33 berlokasi di Desa Beberan, Palimanan Timur, Ciawi, dan Cengkuang; (b) kualitas baik, dengan skor total 2 berlokasi di Desa Panongan; dan (c) kualitas cukup baik, dengan skor total 23 berlokasi di Desa Kepuh. Air irigasi Jamblang Kiri yang ada di Kecamatan Palimanan masih bisa digunakan untuk mengairi lahan pertanian/persawahan, akan tetapi ada dua dari tujuh parameter yang menunjukkan kualitas buruk atau di atas ambang batas standar baku mutu air irigasi yaitu parameter ph dan Residual Sodium Carbonate (RSC) yang dimiliki oleh sampel (03 IK) yang berada di desa yang letaknya paling dekat dengan lokasi pabrik batu alam Gedung C1 Lantai 1FIS UNNES

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (67 dari 100) yaitu Desa Kepuh. Derajat keasaman (ph) pada air irigasi tinggi > 8,4 dapat meracuni tanaman padi dan RSC yang tinggi > 2, meq/l bisa menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi serta menyebabkan tanah menjadi keras. Dengan keadaan demikian, air irigasi di daerah Sampel Air Irigasi penelitian tetap perlu harus mendapatkan perhatian karena apabila dibiarkan, maka dalam kurun waktu tertentu berpeluang menurunkan kualitas air irigasi dan kuantitas produktivitas dari tanaman yang dialiri oleh irigasi tersebut. Tabel 2. Kualitas Air Irigasi Di Kecamatan Palimanan Desa DHL TDS Boron SAR ph % Na RSC Skor Total Kualitas 03 IK Kepuh 0 2 1 23 Cukup Baik 04 IP Panongan 0 3 2 2 Baik 0 IB Beberan 3 4 32 Sangat Baik Sampel Air Irigasi 06 IPT Desa DHL TDS Boron SAR ph Palimanan Timur % Na RSC Skor Total 3 33 07 ICW Ciawi 3 33 08 ICK Cengkuang 3 33 Sumber: Analisis Data Primer, 2013 Kualitas Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi dikarenakan nilai dari parameter-parameter pada air irigasi lebih tinggi atau mengalami kenaikan setelah adanya limbah batu alam, jika dibandingkan dengan nilai parameter-parameter pada air sumber irigasi yang digunakan sebagai sampel kontrol. Industri batu alam menghasilkan limbah berupa lumpur dan serbuk halus yang bercampur dengan air sehingga membentuk suatu suspensi. Karena sifat limbahnya yang mengalami sedimentasi atau pengendapan, maka biasanya mempunyai tren bahwa semakin jauh dari sumber pencemar (limbah) maka kandungan dari suspensi pada limbah tersebut akan semakin sedikit atau berkurang. Berdasarkan Tabel 1 kolom 6, hasil uji laboratorium dan analisis data primer yang telah dilakukan pada sampel air irigasi di daerah penelitian terdapat dua dari tujuh parameter kualitas air irigasi yang tidak mengikuti tren tersebut yaitu parameter daya hantar listrik (DHL) yang semakin jauh dari sumber pencemar (limbah) justru memiliki

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (68 dari 100) nilai kandungan DHL semakin tinggi. Hal ini terjadi karena DHL merupakan kemampuan dari substansi untuk menghantarkan arus listrik yang berupa kadar garam yang terlarut Limbah batu alam mengandung beberapa unsur-unsur kimia yang mempengaruhi kualitas pada air irigasi diantaranya seperti natrium, kalsium, magnesium, kalium, dan boron merupakan kelompok unsur logam atau garamgaraman/salinitas yang terlarut dalam air dan media paling kuat untuk menghantarkan arus listrik sehingga apabila terjadi tren semakin jauh dari sumber pencemar (limbah) nilai kandungan parameternya semakin tinggi itu disebabkan karena sifat logam yang dimiliki dari limbahnya. Walaupun limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi di daerah penelitian, akan tetapi tidak semua dari parameter-parameter air irigasinya memiliki kualitas buruk atau di atas standar baku mutu. Ada dua dari tujuh parameter yaitu ph dan RSC dengan masing-masing mempunyai nilai sebesar 9 dan 2,639 meq/l dari batas maksimal 8,4 dan 2,0 meq/l yang menunjukkan kualitas buruk atau melebihi ambang batas baku mutu air irigasi. Derajat keasaman (ph) pada air irigasi tinggi > 8,4 dapat meracuni tanaman padi dan RSC yang tinggi > 2,0 meq/l bisa menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi serta menyebabkan tanah menjadi keras. Sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan seperti adanya tanda-tanda perubahan warna yang putih pekat pada air irigasinya serta banyak pucuk padi yang baru tanam warnanya kuning sebagai indikasi mengalami keracunan terjadi di daerah yang terkena dampak dari limbah batu alam dengan jarak paling dekat dengan lokasi pabrik, yaitu 30 meter - 2, km yang berlokasi di Desa Kepuh, sehingga air irigasi di desa tersebut hanya memiliki kualitas cukup baik atau berada di perbatasan kualitas air irigasi. Akibatnya desa ini mengalami penurunan produktivitas padi sebesar 1,79 (ton/ha GKG) atau 2,7 % paling besar daripada kelima desa lainnya. Kandungan air sumber irigasi diperoleh melalui pengamatan lapangan dan pemeriksaan laboratorium. Sampel yang diteliti adalah sebanyak 1 sampel. Hasil uji laboratorium parameter fisika berupa DHL sesuai dengan standar baku mutu air irigasi yaitu sebesar 14,1 µs/cm dari maksimal 2000 µs/cm. Kandungan TDS sebesar 212 mg/l masih sesuai dengan standar baku mutu sebesar 00 mg/l. Kualitas parameter kimia seperti boron, SAR, ph, persentase natrium, dan RSC pada sampel air sumber irigasi semuanya memiliki nilai kandungan parameter di bawah standar baku mutu air irigasi sehingga kualitas parameter fisika dan parameter kimia pada sampel air

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (69 dari 100) sumber irigasi menunjukkan kualitas yang sangat baik. Kondisi air limbah dengan sampel yang diteliti adalah sebanyak 1 sampel limbah industri batu alam. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kandungan unsur-unsur kimia pada limbah industri batu alam diantaranya Na sebesar 1,16 meq/l; Mg sebesar 0,401 meq/l; Ca sebesar 0,67 meq/l; B sebesar 0,10 meq/l; K sebesar 0,088 meq/l; CO 3 sebesar 0,00 meq/l; dan HCO 3 sebesar 2,220 meq/l. Kandungan kimia paling banyak dimiliki oleh HCO 3 yaitu sebesar 2,220 meq/l. Dari semua parameter kualitas fisika dan kimia air irigasi di daerah penelitian yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, analisa komparatif, dan overlay dari keenam sampel air irigasi, ada tiga karakteristik kualitas air irigasi diantaranya: (a) kualitas sangat baik, dengan skor total 32-33 berlokasi di Desa Beberan, Palimanan Timur, Ciawi, dan Cengkuang; (b) kualitas baik, dengan skor total 2 berlokasi di Desa Panongan; dan (c) kualitas cukup baik, dengan skor total 23 berlokasi di Desa Kepuh. Air irigasi Jamblang Kiri yang ada di Kecamatan Palimanan masih bisa digunakan untuk mengairi lahan pertanian/persawahan, akan tetapi ada dua dari tujuh parameter yang menunjukkan kualitas buruk atau di atas ambang batas standar baku mutu air irigasi yaitu parameter ph dan RSC yang dimiliki oleh sampel (03 IK) yang berada di Desa yang letaknya paling dekat dengan lokasi pabrik batu alam yaitu Desa Kepuh. Derajat keasaman (ph) pada air irigasi tinggi > 8,4 dapat meracuni tanaman padi dan RSC yang tinggi > 2, meq/l bisa menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi serta menyebabkan tanah menjadi keras. Dengan keadaan demikian, air irigasi di daerah penelitian tetap perlu harus mendapatkan perhatian karena apabila dibiarkan begitu saja maka dalam kurun waktu tertentu akan lebih parah dalam mempengaruhi kualitas air irigasi dan kuantitas produktivitas dari tanaman yang dialiri oleh irigasi tersebut. Keadaan tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan seperti adanya tanda-tanda perubahan warna yang putih pekat pada air irigasinya serta banyak pucuk padi yang baru tanam warnanya kuning sebagai indikasi mengalami keracunan serta pada desa ini megalami penurunan produtivitas padi 1,79 (ton/ha GKG) atau 2,7 %, mengalami penurunan paling besar daripada kelima desa yang lainnya. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Pembuangan limbah batu alam mempunyai dampak teradap air irigasi karena setelah adanya limbah batu alam yang dibuang ke saluran irigasi, nilai dari parameterparameter pada air irigasi mengalami kenaikan

Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (70 dari 100) atau lebih tinggi daripada nilai dari parameterparameter pada air sumber irigasi. Walaupun limbah batu alam mempunyai dampak terhadap air irigasi, namun tidak semua parameter kualitas air irigasinya menunjukkan kualitas buruk. Ada dua dari tujuh parameter terkena dampak terbesar dari limbah yaitu parameter ph dan RSC dengan masing-masing mempunyai nilai kandungan parameter sebesar 9 dan 2,639 meq/l dari batas maksimal 8,4 dan 2,0 meq/l yang berlokasi di Desa Kepuh, desa tersebut juga mengalami penurunan produktivitas padi sebesar 1,79 (ton/ha GKG) atau 2,7 % paling besar daripada kelima desa lainnya. Di daerah penelitian, air irigasinya masih bisa digunakan untuk mengairi lahan pertanian/persawahan karena memiliki tiga macam kualitas yaitu sangat baik, baik, dan cukup baik akan tetapi kualitas kimia air irigasi pada parameter ph dan RSC berada di atas standar baku mutu air irigasi, yaitu ph sebesar 9 dan RSC sebesar 2,639 meq/l yang berlokasi di Desa Kepuh. Batas ambang ph dan RSC masing-masing adalah 8,4 dan 2,0 meq/l. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian kualitas air irigasi adalah sebaiknya dilakukan pengurangan pembuangan limbah yang mengandung parameter ph dan RSC yang banyak terdapat pada batuan trass, karena kedua parameter tersebut mempengaruhi kualitas air irigasi. Pabrik batu alam sebaiknya segera membuat pengolahan limbah atau IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) supaya tidak lagi membuang limbah batu alam ke saluran air irigasi secara langsung agar tidak mencemari lingkungan di sekitarnya.. DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI). 2013. Hasil Analisis Uji Laboratorium Parameter Kualitas Air Irigasi. Semarang. Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan, UPT Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Palimanan. Data Produktivitas Padi Kecamatan Palimanan Tahun 1989 2012. Cirebon. Fitriyah, Amin. 2012. Dampak Limbah Cair Pabrik Gula Dan Pabrik Spritus (Pgps) Madukismo terhadap Produktivitas Padi Di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Sosial UNY. Monografi Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon Tahun 2012. 2012. Cirebon. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Pasal 8 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. 2001. Jakarta. Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.