Harmayetty*, Yulis Setya Dewi*, Dwi Astutik*

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty

PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

PENGARUH KONSUMSI BELIMBING MANIS TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN, KEJADIAN KONSTIPASI DAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KLATEN SELATAN

PENGARUH KONSUMSI JUS APEL TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK Gracilaria verrucosa TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAlI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

ABSTRAK PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN GLUKOSA DARAH

PENGARUH KOMBINASI PENGATURAN POLA DIIT RENDAH GULA DAN SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE II

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007).

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

Pembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

ABSTRAK. EFEK INFUSA BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH KONSUMSI FRUKTOSA DAN GLUKOSA TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DALAM DARAH

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

ABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Iswidhani¹, Suhaema¹ ABSTRAK

ABSTRAK. Verina Logito, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr.,m.kes Pembimbing II : Lusiana Darsono,dr.,M.Kes

Keyword : Kadar gula darah( KGD ), virgin coconut oil (VCO), DM tipe II

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

Pengaruh Health Education Tentang Diabetus Mellitus Tipe 1 dan Tipe 2 Terhadap Kepatuhan Terapi Pada Pasien Di Poli Endokrin RSAL Dr.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut gel (Savitri, 2016). Pengobatan diabetes dengan obat antidiabetes

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

PENGARUH BUAH NAGA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS TEMON 1 KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. juta (PERKENI, 2015). Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun penderita DM di Klinik Pratama Firdaus sebanyak 109 orang.

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

ABSTRAK EFEK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

Putra, et al, Pengaruh Perencanaan Diet Diabetes Mellitus dengan Model Self Care terhadap

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

Transkripsi:

BUAH APEL (ROMEBEAUTY) MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS (Apples (Romebeauty) Decrease Blood Glucose Level on Patient with Diabetes Mellitus) Harmayetty*, Yulis Setya Dewi*, Dwi Astutik* Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya. Telp/Fax: (031) 5012496 E-mail: zanno_yet@yahoo.com ABSTRACT Introduction: The number of patients with diabetes mellitus (DM) in year 2001 was 5.6 million. In the year 2020, it is expected to reach 8.2 million. The diet of DM patients in Pulorejo village comprised low calorie, sugar free, and low fiber diet. Fiber consumed by these patients was taken from vegetables and banana. Unfortunately, the use of such diet keep the patient's blood sugar level remains increasing. The content of water-soluble fiber (pectin) in apple is higher and is able to reduce blood sugar level. The objective of this study was to analyze the effect of apple consumption on blood sugar level. Method: This study was used a quasy-experimental pre-post test purposive sampling design. Samples who met to the inclusion criteria were 14 persons divided into treatment and control group. Data were analyzed by using Paired t-test (α=0.05) and Independent t-test (α=0.05). Result: The result showed that there was an effect of apple consumption on blood sugar level with Paired t-test (p=0.000) for blood glucose level before and after intervention in treatment group, and (p=0.100) for blood glucose level before and after intervention in control group. The results of Independent t-test revealed p=0.000 for blood glucose level after intervention in treatment and control groups. Discussion: It s can be concluded that there was an effect of apple consumption on blood sugar level in DM patients. The apple should be given in the best dose that can reduce blood sugar level, which is 2 x 150 g. The result of this study can be considered in as a material for diet promotion for the patients. Further studies should be developed to measure the variables of stress and sex of the patients. Keywords: apple, blood glucose level, diabetes mellitus PENDAHULUAN Penyebab peningkatan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus 75% karena tidak menjalani pengelolaan diet dengan tepat (Savitri, 2006). Pola makan pasien Diabetes Mellitus sama dengan pola makan orang sehat, namun pasien Diabetes Mellitus dianjurkan untuk mengkonsumsi diet rendah kalori, diet bebas gula dan diet kaya serat. Diet rendah kalori terutama ditujukan pada pasien Diabetes Mellitus yang mempunyai kelebihan berat badan. Total kalori yang dianjurkan tidak boleh melebihi kecukupan kalori pada pasien Diabetes Mellitus dengan berat badan normal yaitu 1500 kalori. Diet bebas gula pada pasien Diabetes Mellitus dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tidak mengkonsumsi gula sama sekali atau mengurangi konsumsi makanan yang berasal dari hidrat arang (Siburian, 2004). Pasien DM mengkonsumsi serat makanan yang lebih banyak diperoleh dari sayuran daripada buah. Buah yang dikonsumsi sebagai makanan selingan dalam diet sehari-hari adalah buah pisang. Dengan diet seperti yang tersebut di atas kadar gula darah pasien tetap tinggi. Serat makanan terutama serat larut air diperlukan bagi pasien guna mengontrol kadar gula darah (Almatsier, 2006). Kebutuhan serat terutama serat larut air pasien Diabetes Mellitus adalah 25 gr/hari (Hartono, 2000). Sampai saat ini diet pasien Diabetes Mellitus di desa Pulorejo masih terdiri dari diet rendah kalori, bebas gula dan rendah serat. Selama ini pengetahuan pasien tentang diet tinggi serat terutama serat larut air kurang, sehingga pemilihan jenis makanan kurang tepat.

Akibat yang ditimbulkan adalah kadar gula darah yang tidak terkontrol. Angka kejadian penyakit Diabetes Mellitus terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran, berubahnya gaya hidup, pola makan dan bertambahnya usia. Menurut Mc. Carty dan Zimmet dikutip dari Tjokroprawiro (2004) pada tahun 1994 terdapat 110,4 juta pasien Diabetes Mellitus di dunia, pada tahun 2000 diperkirakan akan meningkat menjadi 175,4 juta dan tahun 2010 menjadi 239,3 juta. Menurut Diabetic Federation jumlah pasien Diabetes Mellitus pada tahun 2001 adalah 5,6 juta pada usia lebih dari 20 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi 8,2 juta (Depkes RI, 2005). Di Indonesia pada tahun 1994 pasien Diabetes Mellitus mencapai 2,5 juta, tahun 2000 menjadi 4 juta dan tahun 2010 menjadi 5 juta. Di Jawa Timur pasien Diabetes Mellitus pada tahun 1994 adalah 300 orang dari 33 juta penduduk (Tjokroprawiro, 2004). Di Desa Pulorejo jumlah pasien Diabetes Mellitus pada bulan Januari sampai dengan Desember adalah 25 orang (Rekam Medik Puskesmas Mentikan, 2006). Jumlah pasien Diabetes Mellitus yang rajin kontrol ke Puskesmas adalah 18 orang (Rekam Medik Puskesmas Mentikan, 2006). Pada pasien Diabetes Mellitus untuk meningkatkan diet serat larut air salah satunya dengan mengkonsumsi buah apel. Kandungan serat larut air (pektin) pada buah apel lebih besar dibandingkan kandungan serat larut air pada buah pisang yaitu 24% (0,7 gr) (Moehyi, 1999). Pasien Diabetes Mellitus di Desa Pulorejo tidak mengetahui manfaat buah apel terhadap pengontrolan kadar gula darah dan tidak ada yang menggunakan, sehingga pengaruh pemberian buah apel terhadap kadar gula darah belum diketahui dengan jelas. Komponen penting pada buah apel adalah pektin, yang merupakan salah satu jenis serat larut air (Aditama, 2006) dan dalam lambung pektin membentuk gel (Hartono, 1996). Bentukan gel tersebut menyebabkan penurunan waktu pengosongan lambung. Hal tersebut menyebabkan penurunan waktu penyerapan glukosa di usus halus. Akibat dari penurunan waktu penyerapan glukosa adalah kadar glukosa di dalam darah meningkat secara perlahan. Peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan tersebut tidak merangsang insulin yang berlebihan sehingga menyebabkan translokasi GLUT-4 (Glucose Transporter-4) ke membran sel untuk memudahkan glukosa masuk ke jaringan. Masuknya glukosa ke dalam jaringan menyebabkan kadar glukosa di dalam darah turun. Buah apel juga mempunyai nilai indeks glikemik yang rendah yaitu 38 (Jelita, 2006). Indeks glikemik adalah perhitungan kontribusi glikemik relatif dari berbagai makanan karbohidrat dibandingkan dengan daerah yang terbentuk sesudah pemberian makanan acuan dalam jumlah yang sama (Greenspan and Baxter, 2000). Hal ini berarti bahwa kadar gula yang terdapat secara alami pada apel tidak akan memacu kecepatan naiknya gula darah. Pemberian buah apel pada pasien Diabetes Mellitus sebaiknya diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore secara rutin (Khomsan, 2006). Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang manfaat buah apel dalam menstabilkan gula darah, peneliti ingin meneliti tentang besar penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus dengan pemberian buah apel dalam pengelolaan diet. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian buah apel terhadap kadar gula darah pada pasien dengan Diabetes Mellitus di Desa Pulorejo wilayah kerja Puskesmas Mentikan Prajurit Kulon Kota Mojokerto. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Eksperimental Nonrandomized Control Group Pre Post test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Mellitus (Tipe 1 dan Tipe 2) di Desa Pulorejo wilayah kerja Puskesmas Mentikan Prajurit Kulon Kota Mojokerto. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan besar sampel 14 responden yang terdiri dari 7 responden kelompok perlakuan (GDA 383-590 mg/dl) dan 7 responden kelompok kontrol (GDA 201-379 mg/dl). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 22 Januari 2007. Variabel independen dalam penelitian ini adalah buah apel, sedangkan variabel dependen adalah kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus. Peneliti melakukan observasi sebelum pemberian buah apel dan sesudah pemberian buah apel pada kelompok

kontrol dan kelompok intervensi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi tentang diet, olahraga, obat dan kadar gula darah acak. Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah acak adalah Smart Scan. Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov- Smirnov test, Independen t-test dan Paired t- Test dengan α 0,05. HASIL Berdasarkan gambar 1 didapatkan data responden bedasarkan usia, pada kelompok perlakuan 6 orang (86%) berusia 40-50 tahun dan 1 orang (14%) berusia 51-60 tahun. Pada kelompok kontrol 3 orang (43%) berusia 40-50 tahun dan 4 orang (57%) berusia 51-60 tahun. Pada tabel 1 juga dapat dilihat kadar gula darah pasien sebelum pemberian buah apel sangat bervariasi dari rentang 201-590 mg/dl. Penurunan rerata gula darah setelah pemberian buah apel pada kelompok perlakuan (dosis 2x150 gr) adalah 211 mg/dl. Penurunan rerata gula darah setelah pemberian buah apel pada kelompok kontrol (dosis 2x100 gr) adalah 52,14 mg/dl. Pada 2 responden kelompok perlakuan (dosis 2x150 gr) dengan kadar gula darah awal yang sama, menghasilkan penurunan kadar gula darah yang berbeda yaitu 200 mg/dl dan 284 mg/dl. Pada 2 responden kelompok kontrol hasil kadar gula darah setelah pemberian buah apel mengalami kenaikan yaitu 38 mg/dl dan 46 mg/dl. Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan gula darah setelah pemberian buah apel dosis 2x150 gr lebih besar dibandingkan dosis 2x100 gr. Hasil uji statistik Paired t-test menunjukkan p=0,000, yang berarti ada pengaruh pemberian buah apel terhadap kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus. Pada kelompok kontrol (dosis 2x100 gr) terdapat penurunan rerata gula darah 52,14 mg/dl. Hasil uji statistik Paired t-test menunjukkan p=0,100, berarti tidak ada pengaruh penurunan kadar gula darah dengan pemberian buah apel terhadap kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus. Hasil uji statistik Independent t-test kadar gula darah setelah pemberian buah apel pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan p=0,000, berarti ada pengaruh pemberian buah apel terhadap kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus. 1(14%) Kelompok Perlakuan 40-50 tahun 51-60 tahun 4(57%) Kelompok Kontrol 3 (43%) 40-50 tahun 6 (86%) 51-60 tahun Gambar 1. Distribusi pasien Diabetes Mellitus berdasarkan usia pada tanggal 9-22 Januari 2007 di Desa Pulorejo. Tabel 1. Kadar gula darah pasien Diabetes Melitus antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di Desa Pulorejo tanggal 9-22 Januari 2007 Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol No Apel 2 x 150 gram Apel 2 x 100 gram pre post selisih pre post selisih post post Rerata 489,29 278,29 211 257,14 205 52,143 278,29 205 SD 74,683 64,778 35,861 60,309 57,752 71,015 64,778 57,7523 Independent T-test Paired T-test (p=0,000) Paired T-test (p=0,100) Uji Analisis p=0,000 Keterangan: p = signifikansi SD = Standar Deviasi PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar gula darah acak sebelum dan setelah

pemberian buah apel antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan bahwa setelah diberikan buah apel terdapat penurunan rerata kadar gula darah. Komponen penting pada buah apel adalah pektin 24% (0,7 gr). Selain pektin tiap 100 gr buah apel mengandung 58 kkal energi, 4 gr lemak, 3 gr protein, 14,9 gr karbohidrat, 900 IU vitamin A, 7 mg tiamin, 3 mg riboflavin, 2 mg niacin, 5 mg vitamin C, 0,04 mg vitamin B1, 0,04 mg vitamin B2, 6 mg kalsium, 3 mg zat besi, 10 mg fosfor dan 130 mg potasium. Apel juga memiliki karoten sebagai vitamin A dan antioksidan (Sianturi, 2003). Kandungan buah apel yang berperan dalam menstabilkan kadar gula darah adalah pektin (Aditama, 2006) yang akan membentuk gel di dalam lambung (Hartono, 1996). Bentukan gel tersebut menyebabkan penurunan waktu pengosongan lambung dan peningkatan rasa kenyang. Penurunan waktu pengosongan lambung dapat menyebabkan penurunan waktu penyerapan glukosa di usus halus (Brunner dan Suddarth, 2002). Dengan demikian kadar glukosa di dalam darah meningkat secara perlahan dan tidak merangsang sekresi insulin yang berlebihan sehingga menyebabkan translokasi GLUT-4 ke membran sel (Apache, 2001, Guyton dan Hall, 1997). Hal ini memudahkan masuknya glukosa ke dalam jaringan. Masuknya glukosa ke dalam jaringan menyebabkan kadar gula di dalam darah turun. Diet pasien Diabetes Mellitus terdiri dari diet rendah kalori, bebas gula dan diet kaya serat terutama serat larut air. Kebutuhan serat larut air pasien Diabetes Mellitus adalah 25 gr/hari (Hartono, 2000). Kebutuhan serat ini dapat diperoleh dari sayuran dan buah. Tiap 100 gr buah apel mengandung pektin 24% (0,7 gr). Dengan pemberian buah apel 2x150 gr/hari memberikan kontribusi pada kebutuhan serat sebesar 2,2 gr. Dengan pemberian buah apel 2x100 gr memberikan kontribusi pada kebutuhan serat sebesar 1,4 gr. Dari hasil di atas menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah serat yang dikonsumsi, maka semakin besar jumlah penurunan kadar gula darah (Jelita, 2006). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pemberian buah apel dosis 2x150 gr dapat menurunkan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus dan pengaturan diet pada pasien Diabetes Mellitus harus tetap memperhatikan kaidah terapi nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus yaitu tepat Jumlah, Jenis dan Jam pemberian. Saran Peneliti menyarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi penyuluhan diet pasien Diabetes Mellitus pada Puskesmas setempat dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangkan variabel yang lain seperti jumlah kalori yang dikonsumsi, stres, jenis kelamin dan aktivitas. KEPUSTAKAAN Aditama, C. 2006. Gaya Hidup Sehat (http//www. portal.cbn.net.id., diakses Tanggal 7 Nopember 2006, jam 10.53 Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 137-138. Apache. 2001. Transpor Glucose, (http//web.macam.ac.id., diakses tanggal 14 Nopember 2006, jam 12.15 Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hlm. 1220-1274. Departemen Kesehatan R.I. 2005. Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Serius, (http//www.depkes.go.id., diakses tanggal 27 September 2006, jam 09.15 Dietary Treatment of Diabetes Mellitus, 2006. The New England Journal of Medicine, (http//www.content.nejm.org., Diakses tanggal 7 Nopember 2006, Jam 10.12 Greenspan dan Baxter, 2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hlm. 1221-1222.

Hartono, A. 1996. Tanya Jawab Diet Penyakit Gula. Jakarta: Arcan, hlm. 19. Hartono, A. 2000. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Jelita. 2006. Fungsi Serat. (http//www.sabah.htm., diakses tanggal 12 Oktober 2006, jam 20.00 Khomsan, A. 2006. Sehat Dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: Buku Kompas, hlm. 25-27. Moehyi, S. 1999. Pengaturan Makanan dan Diet Untuk Penyembuhan Penyakit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 106-108. Rekam Medik Puskesmas Mentikan, 2006. Data Pasien Diabetes Mellitus tahun 2006. Savitri. 2006. Pusat Perawatan Diabetes, (http//www.thamrinhospital.com., diakses tanggal 17 Agustus 2006, jam 09.30 Sianturi, G. 2003. Apel Buah Ajaib Penangkal Penyakit, (http//www.gizi.net., diakses tanggal 27 September 2006, jam 09.30 Siburian, P. 2004. Pemberian Makanan Pengganti Pada Penderita Diabetes Melitus, (http//www.waspada.co.id., diakses tanggal 17 Agustus 2006, jam 09.20 Tjokroprawiro, A. 2004. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta: Gramedia.