BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya akan memaksimalkan struktur modalnya. bagaimana posisi financial perusahaan tersebut. Struktur modal adalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang ditemukannya yaitu pecking order theory (POT). Pecking order

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam melakukan penelitian saat ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Konsep teori

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam Sugiarto (2009). Secara singkat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan saling berusaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya. Sumber dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

Transkripsi:

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan berfikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal. Peneliti menggunakan beberapa teori yaitu Pecking Order Theory dan Trade-Off Theory. 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pecking Order Theory Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984 (Joni dan Lina, 2010). Dalam pecking order theory maka perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang disukai. Brealey and Myers (1991), Suad Husnan (2000) dalam Joni dan Lina (2010) Secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa : a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi berwujud laba ditahan). b. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran dividen secara drastis. 11

12 c. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada kesempatan yang lain, mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki. d. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu mulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking order theory adalah internal fund (dana internal), debt (hutang) dan equity (modal sendiri) (Nurrohim, 2008). Dana internal lebih disukai dari pada dana eksternal karena dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu membuka diri lagi dari sorotan pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber

13 danayang diperlukan tanpa memperoleh sorotan dan publisitas publik sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang dari pada modal sendiri karena dua alasan (Husnan, 1996) dalam Santika dan Sudiyatno (2011), yaitu: a. Perimbangan biaya emisi, biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. b. Manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk (bad news) oleh para pemodal dan membuat harga akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya asimetrik antara pihak manajemen dengan pihak pemodal. 2.1.2 Trade Off Theory Trade Off Model Theory menggambarkan bahwa struktur modal yang optimal dapat ditentukan dengan menyeimbangkan keuntungan atas penggunaan utang dengan cost financial dan agency problems. Teori ini merupakan keseimbangan antara keuntungan dan kerugian atas penggunaan hutang, dimana dalam keadaan pajak nilai perusahaan, yaitu adanya informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen. Trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan

14 menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Trade Off Theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang (Putri, 2012). Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan.apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu. Trade of theory menyatakan bahwa tingkat profitabilitas mengimplikasikan hutang yang lebih besar karena lebih tidak beresiko bagi pemegang hutang. Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan. Walaupun model trade off theory tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting yaitu : 1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit hutang.

15 2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah. 2.1.3 Struktur Modal 2.1.3.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan mencerminkan seluruh hutang baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Struktur modal dalam perusahaan berkaitan erat dengan investasi sehingga dalam hal ini akan menyangkut sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai proyek investasi tersebut. Dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan struktur modal merupakan masalah yang sangat penting. Struktur modal tersebut tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau jangka panjang. Untuk mengukur struktur modal tersebut digunakan rasio struktur modal yang disebut dengan leverage ratio.

16 Leverage ratio adalah perbandingan yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Dalam perhitungan Leverage ratio yang digunakan adalah long term debt equity ratio menunjukkan persentase modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang yang dihitung dengan membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Pranbasari dan Kusuma, 2005). Struktur modal menunjukan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan dan tingkat pengembalian investasinya (Nurrohim, 2008). Struktur modal merupakan kombinasi antara bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan. Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga terjamin stabilitas finansial perusahaan, memang tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya pengaturan terhadap struktur modal dalam perusahaan harus berorientasi pada tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan.

17 2.1.3.2 Komponen struktur modal Menurut Riyanto (2001) struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen yaitu : 1. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen-komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari : a. Pinjaman Obligasi (Bonds-payables) Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan. b. Hutang Hipotik (mortage). Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).

18 2. Modal Sendiri (Shareholder Equity) Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun extern. Sumber intern dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Menurut Riyanto (2001) komponen Modal Sendiri terdiri dari : a. Modal Saham Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT.) dimana saham terdiri dari : 1. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa, yaitu saham yang pemegang sahamnya akan mendapat dividen pada akhir tahun apabila perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Sebaliknya jika perusahaan rugi, maka tidak diperbolehkan membayar dividen. 2. Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen, yaitu saham yang pemegang sahamnya mempunyai beberapa preferensi tertentu di atas pemegang saham biasa terutama dalam hal pembagian dividen dan pembagian kekayaan.

19 b. Laba Ditahan Laba yang ditahan, yaitu keuntungan yang diperoleh perusahaan yang ditahan (tidak dibayarkan sebagai deviden), apabila kegunaannya belum ditentukan oleh perusahaan. Struktur modal sebuah perusahaan menunjukkan nilai perusahaan itu sendiri. Suatu struktur modal yang baik dan optimal akan memaksimalkan nilai perusahaan tersebut dan meningkatkan harga saham dari sebuah perusahaan. Sehingga struktur modal dapat dikatakan mempengaruhi nilai perusahaan. 2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sruktur modal 2.1.4.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif kecil. Karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba (Priambodo dkk, 2014). Profit (laba) adalah hasil bersih setelah pajak dan biaya-biaya

20 operasional perusahaan. Return on Asset (ROA) digunakan sebagai tolak ukur profitabilitas dalam penelitian ini karena ROA menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva untuk menghasilkan laba. ROA adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva (Priambodo dkk, 2014). Peningkatan profitabilitas akan meningkatkan laba ditahan, sesuai dengan pecking order theory yang mempunyai preferensi pendanaan pertama dengan dana internal berupa laba ditahan, sehingga komponen modal sendiri semakin meningkat. 2.1.4.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan berapa besar kebijakan keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya asset perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva (Seftiane, 2011). Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

21 Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial dalam suatu periode tertentu. Semakin besar ukuran perusahaan yang diindikatorkan oleh total asset, maka perusahaan akan menggunakan hutang dalam jumlah besar pula. Semakin besar ukuran perusahaan menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang semakin tinggi pula (Sari dan Haryanto, 2013). Ketika ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset yang dimiliki semakin besar, perusahan dapat dengan mudah mendapatkan jaminan dengan asumsi pemberi pinjaman percaya bahwa perusahan mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi. 2.1.4.3. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah penjualan dari tahun ketahun atau dari waktu kewaktu (Kesuma, 2009). Tingkat pertumbuhan penjualan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mendapatkan suatu keuntungan yang telah ditentukan oleh suatu target. Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi kecenderungan penggunaan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaanperusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan penjualannya tergolong rendah.

22 Tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan menjadi salah satu pertimbangan dalam struktur modal. Perusahaan yang penjualannnya relatif stabil dapat lebih aman dalam memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Jadi perusahaan yang penjualan atau tingkat pertumbuhannya tinggi lebih cenderung menggunakan hutang lebih besar daripada perusahan yang tingkat pertumbuhannya tidak stabil. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dana yang digunakan suatu perusahaan untuk pertumbuhan penjualannya semakin besar atau tinggi. 2.1.4.4. Struktur Aktiva Struktur aktiva merupakan rasio yang menggambarkan proporsi total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva perusahaan (tangibility) (Joni dan lina, 2010). Struktur ativa adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang (Kesuma, 2009). Struktur aktiva dibagi menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar yang meliputi kas, investasi jangka pendek, piutang, wesel, piutang dagang, persediaan, persekot dan aktiva tetap tidak berwujud. Perusahaan yang asetnya mencukupi untuk

23 digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan hutang. Hal ini disebabkan, perusahaan dengan skala besar akan lebih mudah mendapatkan akses kesumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Teori trade off menjelaskan apabila manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menggunakan hutang lebih besar daripada pengorbanannya, maka sebaiknya perusahaan melakukan pendanaan secara internal. Penggunaan hutang dalam jumlah besar kana meningkatkan resiko financial bagi perusahaan, sementara itu asset tetap dalam jumlah besar tentu juga mengakibatkan risiko bisnis yang semakin besar yang pada akhirnya meningkatkan total resiko. Dengan demikian, semakin tinggi struktur aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka akan memudahkan perusahan dalam mendapatkan hutang. 2.2. Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait mengenai Profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualandan struktur aktivaterhadap struktur modal.

24 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti 1. Joni dan Lina (2010) 2 Santika dan Sudiyatno (2011) Judul Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal Menentukan struktur modal perusahaan manufaktur di BEI Variabel Penelitian Leverage, profitability, firm size, assets growth, dividend, asest structure, business risk Pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, profitabilitas Alat Analisis Regresi Berganda Regresi Berganda Hasil assets growth, dan asest structure memiliki pengaruh positif terhadap leverage. Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, struktur aktiva memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. 3 Putri (2012) Pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sekor industry makanan dan minuman yang terdaftar di BEI Profitabilitas, struktur aktiva, ukuran perusahaan, Regresi Berganda Profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

25 No. Peneliti 4 Damayanti (2013) Judul Penelitian Pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh dan profitabilitas terhadap struktur modal. Variabel Penelitian Struktur aktiva, Firm size, Growth, profitabilitas Alat Analisis Regresi Berganda Hasil Struktur aktiva, Ukuran perusahan secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal, GROWTH berpengauh positif signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negative signifikan terhadap struktur modal. 5 Hadianto, dkk (2013) Pengaruh Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis Perusahaan Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade Off Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis Perusahaan Regresi Berganda Risiko sistematik, profitabilitas, dan jenis perusahaan secara parsial berpengaruh positif terhadap struktur modal. struktur aktiva yang negatif terhadap struktur modal.

26 2.3. Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu. Dapat ditentukan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Aktiva sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Struktur Modal. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Profitabilitas (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Pertumbuhan Penjualan (X3) - + + + Struktur Modal (Y) Struktur Aktiva (X4) 2.4. Hipotesis Penelitian 2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba Priambodo dkk (2014). Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang

27 tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Pecking Order theory menyatakan bahwa Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi mempunyai dana internal yang tinggi yang dapat digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan tersebut, sehingga hutangnya rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang menguji pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal yang hasilnya menyatakan bahawa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil yang sama ditemukan pula pada penelitian Santika dan Sudiyatno (2011), Damayanti (2013), Nofriani (2015), Kanita (2014), yang menyatakan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal

28 2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang telah dipertimbangkan dalam menentukan berapa besar kebijakan keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya asset suatu perusahaan. Semakin tinggi ukuran perusahaan maka semakin tinggi kebutuhan dana yang diperlukan. Perusahaan cenderung menggunakan dana eksternal untuk memenuhi kebutuhan dananya tersebut. Apabila perusahaan membutuhkan dana eksternal untuk memenuhi kebutuhanya, ukuran perusahaan mempengaruhi berapa besar dana yang diperlukan dan bagaimana perusahaan memperoleh dana tersebut. Trade off teory mengemukakan, perusahaan yang besar memiliki resiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang kecil. Hal ini membuat perusahaan besar mudah untuk memperoleh hutang. Pernyataan tersebut diperkuat dalam penelitian Putri (2012), yang menyatakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal. Dan didukung oleh penelitian Seftianne (2011), yang menyatakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal.

29 2.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi memiliki kecenderungan penggunaan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang rendah. Pertumbuhan penjualan yang tinggi selalu diikuti dengan peningkatan dana yang digunakan untuk pembiayaan ekspansi. Menurut Santika dan Sudiyatno (2011) pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Artinya jika pertumbuhan penjualan naik, maka struktur modalnya juga naik seacara signifikan. Hasil yang sama ditemukan oleh Yusfarita (2010), Sawitri dan Lestari (2015) yang menyatakan hasil bahwa tingkat pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. H3 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal.

30 2.4.4 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Struktur aktiva merupakan komposisi relatif aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Struktur aktiva merupakan rasio yang menggambarkan proporsi total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva perusahaan (tangibility) (Joni dan lina, 2010). Menurut trade off theory, struktur aktiva diprediksikan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Baik Ooi (1999) maupun Sartono (2008) dalam Hadianto (2013) menjelaskan bahwa semakin besar aktiva tetap yang digunakan maka perusahaan dapat menjaminkan aktiva tetapnya untuk mendapat pinjaman. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) menyatakan bahwa struktur aktiva memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian yang sama pada penelitian yang dilakukan Santika dan Sudiyatno (2011), dan (Kanita, 2014) yang manyatakan hasil bahwa struktur aktiva memiliki perngaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. H4: Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.