PENERAPAN STABILISASI DENGAN KAPUR DAN ABU SEKAM UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG DAN MEMPERKECIL SWELLING PADA SUBGRADE KONSTRUKSI JALAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN PASIR. Risman

MENINGKATKAN CBR DAN MEMPERKECIL SWELLING TANAH SUB GRADE DENGAN METODE STABILISASI TANAH DAN KAPUR

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

ANALISIS PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI KUAT GESER

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP NILAI CBR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN PENAMBAHAN KAPUR (LIME): APLIKASI PADA PEKERJAAN TIMBUNAN

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Uraian Umum

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

INFRASTRUKTUR PERBAIKAN SIFAT GEOTEKNIS TANAH DASAR UNTUK JALAN DENGAN ABU BATUBARA. Geotechnical Properties Improvement of Clay Using Coal Ash

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. PERBAIKAN KARAKTERISTIK CAMPURAN SEMEN DENGAN SEKAM PADI DAN LEMPUNG (xvii + 90 halaman: 23 gambar; 22 tabel; 10 lampiran)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.

STUDI EKSPERIMENTASI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK CAMPURAN TANAH BERPASIR DAN KAOLIN DENGAN CARA KOMPAKSI STATIK DAN DINAMIK TESIS MAGISTER.

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

STUDI TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN ROAD TECH 2000 TERHADAP SIFAT SIFAT TANAH EKSPANSIF

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KADAR AIR TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF ARAH VERTIKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukkan dan Sifat-Sifat Dasar Tanah Lunak, 2002). kerusakan. Sehingga tanah dasar haruslah bersifat keras agar sesuai dengan

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

STABILISASI TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN CAMPURAN GYPSUM SINTETIS (CaSO4 2H2O) dan GARAM DAPUR (NaCl) DITINJAU DARI PENGUJIAN CBR

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

ANALISA PERKUATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM MENINGKATKAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG

PEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH PENAMBAHAN ABU GERGAJI KAYU TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) PADA SUBGRADE DARI TANAH LEMPUNG BERPLASTISITAS TINGGI

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN LAWELE GRANULAR ASPHALT (LGA)

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

PENAMBAHAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI UNTUK PENINGKATAN STABILITAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN

TUGAS AKHIR STABILISASI TANAH ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH (STUDI KASUS : JALAN STADION, KOTA KENDAL)

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

NlLAI KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS (Studi Kasus Tanah Lempung, Desa Troketon, Pedan, Klaten)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR GAMPING MADURA PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH MARTAJASAH BANGKALAN TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) TEST

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN GARAM DAPUR (NaCl)

Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.3, September 2016 ( ) ISSN:

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

Transkripsi:

PENERAPAN STABILISASI DENGAN KAPUR DAN ABU SEKAM UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG DAN MEMPERKECIL SWELLING PADA SUBGRADE KONSTRUKSI JALAN Abstract Risman, Warsiti, Martono, Mawardi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Soil with a high value of shrinkage, the water is very influential on physical and mechanical behavior of the soil (Das, 1994). Expansive clay generally have less favorable properties such as low dry density (γdmax), low California Bearing Ratio (CBR), low shear strength, and tall swelling. Nature is what causes the often broken pavement repairs even though frequent pavement structure. Road conditions in the Sendang Mulyo also experiencing the same thing that is quickly damaged although often performed repairs on the road surface layer. To problem solve these issues one way or the method used is to improve the quality of the original soil (stabilization). This research was conducted to find out more about the effect. of stabilizing agent husk ash with lime and magnitude of the carrying capacity (CBR), and swelling soil. Laboratory testing includes test compaction, CBR and soil swelling. Addition of rice husk ash percentage varies from 5%, 10%, 15% and 20%. While the addition of lime percentage varies from 5%, 8% and 10%. In the research showed that the addition of lime and rice husk ash clay has a tendency to increase the density of the soil, good soil CBR value on condition without soaking or by immersion, and can reduce swelling soil. This condition occurs in clay mixed with rice husk ash 20% and 10% limestone which produces CBR value of 20.86% and 1.59% swelling. Keywords: stabilization, compaction, CBR, Swell PENDAHULUAN Dalam membangun suatu jalan tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting, karena tanah dasar akan mendukung seluruh beban lalu lintas/beban konstruksi di atasnya. Jika tanah dasar yang ada berupa tanah lempung yang mempunyai daya dukung (kepadatan kering, CBR) rendah, maka bangunan yang ada sering mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi Tanah dengan nilai kembang susut yang tinggi, air sangat berpengaruh sekali terhadap perilaku fisis dan mekanis tanah (Das, 1994). Kondisi jalan di daerah Sendang Mulyo juga mengalami hal yang sama yaitu cepat mengalami kerusakan meskipun sering dilakukan perbaikan pada permukaan (perkerasan/lap surfase). Untuk mengatasi permasalah tersebut salah satu cara atau metode yang dipergunakan adalah memperbaiki kwalitas tanah asli (stabilisasi). Stabilisasi tanah lempung Sendang Mulyo dengan hanya mempergunakan bahan kapur Purwodadi dengan hasil adalah dapat menaikan daya dukung (kepadatan kering (γd) maksimum, CBR), menurunkan Swelling tanah Sendang Mulyo dengan prosentase kapur optimum 10,8% dan Kadar air 19 % (Warsiti, 1998). Dari permasalahan tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh bahan stabilisasi lainnya (kapur + abu sekam) dengan besarnya daya dukung (CBR), dan swelling Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Tanah lempung mempunyai daya dukung tanah (CBR ) relative rendah dan swelling yang relative tinggi. 2. Stabilisasi tanah dengan kapur dan abu sekam diharapkan dapat meningkatkan daya dukung tanah dan memperkecil swelling 3. Besar prosentase kapur dan abu sekam dalam stabilisasi tanah sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum dan swelling yang minimum. Pembatasan masalah meliputi sample tanah diambil dari daerah Sendang Mulyo Kota Semarang, abu sekam padi dari hasil sisa pembakaran batu bata disekitar kota Semarang, dan kapur diperoleh dari daerah Purwodadi. Pengujian laboratorium meliputi uji kompaksi, CBR dan swelling Prosentase penambahan abu sekam bervariasi dari 5%, 10%, 15% dan 8

20%. Sedangkan prosentase penambahan kapur bervariasi dari 5%, 8% dan 10%. Stabilisasi tanah yang bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara. Metode yang sering digunakan untuk stabilisasi tanah berupa metode mekanik, metode fisik dan metode kimia. Jenis bahan yang dianjurkan untuk pekerjaan stabilisasi tanah seperti terlihat pada Tabel1. Tabel 1. Reaksi stabilisasi dari komponen utama Komponen Tanah Dominan Stabilisator Yang Dianjurkan Alasan Zat Organik Mekanis Tanah Lempung Semen Aspal Metode Yang Lain Tidak Efektif Untuk Stabilisasi Mekanis Untuk Kepadatan dan Perekat Perekat Silts Tidak -------------------------- Diketahui Allophanes Untuk Kekuatan dan Densifikasi Pozzolan Kaolin Pasir Semen Untuk Stabilitas Mekanis Untuk Kekuatan Awal Untuk Workability dan Kekuatan Lanjut Illite Semen Sama Seperti Kaolin Sama Seperti Kaolin Untuk Workability dan Kekuatan Awal Monmorillo nite Chlorite Semen Teoritis (Pengalaman Stabilisasi yang Dilaporkan adalah Jarang) Sumber: O.G.Ingles dan J.B. Metcalf, 1972 Stabilisasi tanpa bahan tambah kimia dikenal sebagai pemadatan. Pemadatan adalah proses dimana massa tanah yang terdiri partikel padat tanah, udara dan air yang akan berkurang volumenya apabila diberi energi mekanik, seperti menggilas (rolling), menggetar (vibrating) atau pemadat (tamping). Tujuan pemadatan adalah untuk meningkatkan kekuatan tanah dan memperbaiki daya dukungnya, serta mengurangi compressibilitas dan permeabilitas Derajat kepadatan yang dapat dicapai tergantung pada tiga faktor yang saling berhubungan, yaitu kadar air selama pemadatan, volume dan jenis tanah dan jenis beban pemadat yang digunakan (Krebs dan Walker, dalam Budi Satrio 1998). Stabilisasi dengan bahan tambah kimia seperti: kapur, bitumen, semen, polymer, abu sekam padi, abu terbang dan sebagainya, dapat digunakan untuk stabilisasi tanah karena mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki sifatsifat fisik tanah kohesif. Penggunaan kapur tidak saja mengurangi sifat sensitif tanah terhadap air, tetapi juga menambah kekuatan dan keawetan Tanah lempung adalah tanah yang mempunyai potensi kembang susut tinggi dan mempunyai daya dukung yang baik pada kondisi tidak jenuh air tetapi jelek pada kondisi jenuh air. Tanah dengan kandungan montmorillonite mempunyai luas permukaan lebih besar dan mudah menyerap air dalam jumlah banyak jika dibandingkan dengan mineral lain. Tanah yang mempunyai kecepatan terhadap pengaruh air sangat mudah mengembang dan akan cepat merusak struktur yang ada di atasnya. Potensi pengembangan (swelling potensial) tanah lempung sangat erat kaitannya dengan indeks plastisitas, sehingga tanah khususnya tanah lempung dapat diklasifikasikan sebagai tanah yang mempunyai potensi mengembang tertentu yang didasarkan oleh indeks plastisitasnya (Chen, 1975). dikenal sebagai bahan yang memiliki fungsi sebagai bahan ikat dalam pembuatan dinding dan pilar. Sifat-sifat kapur adalah tidak getas, mudah dan cepat mengeras, workability baik dan mempunyai daya ikat untuk batu atau bata (Damoerin, 1999). Bahan dasar kapur adalah batu kapur atau dolomit, yang mengandung senyawa kalsium karbonat (CaCO 3 ). berasal dari bahan alam, umumnya tidak terdapat dalam keadaan yang murni, tetapi sedikit atau banyak tercampur dengan bahan lain. dibedakan menurut kadar bahan yang mengotori dikenal dengan a) kapur berkadar kalsium tinggi yaitu kapur yang kadar CaOnya lebih dari 95%, b) kapur magnesia yaitu kapur yang mengandung MgO lebih dari 5%, bila kadar MgO melebihi 20% maka disebut dolomite, c) kapur hidrolis ialah kapur yang mengandung oksida-oksida tanah (Al 2 O 3, SiO 2, Fe 2 O 3 ). Mineral kapur bisa berupa kalsium hidroksida, kalsium oksida dan kalsium karbonat. dapat menimbulkan reaksi kimia dengan tanah lempung. Karakteristik kepadatan tanah dinilai dai uji standar laboratorium yang disebut dengan uji Proctor. Pemadatan menghasilkan kurva hubungan antara kadar air dengan berat volume kering Kurva menunjukan nilai kadar air optimum untuk mencapai berat volume kering maksimum atau kepadatan maksimum. PENERAPAN STABILISASI DENGAN KAPUR DAN ABU... (Risman, Warsiti, Martono, Mawardi) 9

METODE PENELITIAN Untuk menyelesaikan penelitian ini diperlukan beberapa tahapan yaitu: a. Tahapan pendahuluan, dalam hal ini meliputi mempersiapkan bahan (material) yang akan dipergunakan seperti pengambilan sampel tanah Sendang Mulyo, kapur dari Purwodadi dan limbah abu sekam padi. b. Dilanjutkan studi literatur seperti mempelajari penelitian sejenis yang pernah dilakukan, teori-teori yang menunjang tentang stabilisasi tanah, metode-metode memperbaiki tanah, prosedur pengujian, teknik analisis data dan lain-lain. c. Pengujian laboratorium dimulai dari mempersiapkan bahan uji, menimbang prosentase kapur (5%, 8%, 10%), abu sekam padi (5%, 10%, 15%, 20%) dilanjutkan mencapur tanah dengan masing-masing prosentase kapur dan abu sekam padi, kemudian dimasukkan kedalam plastik dan diperam selama ± 24 jam, pengujian CBR dan swelling tanah untuk masing-masing prosentase kapur sebanyak 3 pengujian. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini menunjukan bahwa penambahan kapur dan abu sekam pada tanah lempung mempunyai kecenderungan dapat meningkatkan kepadatan Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya kepadatan kering maksimum tanah lempung yang dicampur dengan kapur dan abu sekam, serta menurunnya nilai kadar air optimum untuk masing-masing variasi penambahan kapur dan abu sekam yang dicampurkan pada tanah lempung. Untuk jelasnya bisa dilihat pada data hasil penelitian dan Grafik sebagai berikut Program Kerja Persiapan: Pengambilan Sampel Tanah di Sendang Mulyo, kapur dari Purwodadi, abu sekam dari daerah Semarang Studi Literatur Program Kerja Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Sekam terhadap Kadar Air Optimum Pengujian Tanah Asli dan Campuran tanah +, Konsentrasi : 5%, 8%, 10%, abu sekamp padi 5%, 10%,15%,20% Uji CBR Laboratorium, swelling tanah AnalisIs Data: - Kompilasi data - Regresi antara % kapur, % abu sekam padi dengan CBR dan swelling tanah - Menentukan % kapur dan % abu sekam agar CBR maksimum dan swelling minimum. Kesimpulan Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Sekam terhadap Berat Isi Kering Maksimum Penambahan kapur dan abu sekam pada tanah lempung secara umum dapat meningkatkan nilai CBR tanah baik pada kondisi tanpa rendaman maupun dengan rendaman. Hal ini dapat 10 TEKNIS Volume 9, Nomor 1, April 2014 : 9-12

dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa pada setiap variasi penambahan kapur dan abu sekam menunjukan kecenderungan meningkatnya nilai CBR tanah baik pada kondisi direndam maupun tanpa rendaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data hasil pengujian CBR dan grafik berikut ini : ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa pada setiap variasi penambahan kapur dan abu sekam menunjukan kecenderungan menurunnya nilai Swelling tanah baik pada kondisi direndam maupun tanpa rendaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data hasil pengujian CBR dan swelling pada grafik berikut ini : Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Sekam terhadap Nilai CBR Tanpa Rendaman Gambar 6. Grafik Hubungan Antara Sekam terhadap Nilai Swelling KESIMPULAN Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Sekam terhadap Nilai CBR Rendaman Penambahan kapur dan abu sekam pada tanah lempung secara umum dapat menurunkan nilai Swelling tanah baik pada kondisi dengan rendaman maupun dengan tanpa rendaman. Hal Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penambahan kapur dan abu sekam pada tanah lempung dapat meningkatkan kepadatan 2. Penambahan kapur dan abu sekam pada tanah lempung dapat meningkatkan nilai CBR (Clifornia Bearing Ratio). 3. Penambahan kapur dan abu sekam pada tanah lempung dapat menurunkan nilai swelling 4. dan abu sekam dapat digunakan sebagai alternatif pilihan bahan stabilisasi tanah lempung. 5. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan abu sekam 20% dan penambahan kapur 10% kedalam campuran tanaha lempung dapat memberikan nilai CBR yang maksimum dan dengan tingkat Swellling yang minimum dengan nilai CBR = 20,86% dan Swelling = 1,59%. PENERAPAN STABILISASI DENGAN KAPUR DAN ABU... (Risman, Warsiti, Martono, Mawardi) 11

UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada Direktur, Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat, Kepala Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Semarang. DAFTAR PUSTAKA Budi Satrio.1998. Argojati Dalam Stabilisasi Tanah, Magister Thesis, Program Sistem dan Teknik Jalan Raya, Institute of Tecnology Bandung, Indonesia. Chen, F.H, 1975. Foundations on Expansive Soil Elsevier Science Publishing Company, New York. Damoerin, D dan Virisdiyanto, 1999, Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif dan Pasir dengan Penambahan Semen atau untuk Lapisan Badan Jalan. Prosiding Seminar Nasional Geoteknik 99, halaman 1- Das, B.M, 1994 Principles of Foundation Engineering PWS-Kent Publishing Company, Boston. O G. Ingles dan J. B. Metcalf, 1972. Soil Stabilization Principles and Practic Butterworth Sydney. Melbourne Brisbane. Siti Soelastri Alan Rachlan BRE, 1979. Penelitian Stabilisasi Pozzolan Pada Beberapa Macam Tanah Lempung Yang Terdapat di Jawa Barat. BM 002. 79. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Bandung Standard Nasional Indonesia 1994. Tata Cara Pembuatan Rencana Stabilisasi Tanah Dengan Untuk Jalan, SNI 03-3437-1994, Dewan Standardisasi Nasional DSN. Warsiti, 1997/1998, Penelitian Perbaikan Tanah Lempung Dengan Dari Daerah Sendang Mulyo Semarang, Politeknik Negeri Semarang. 12 TEKNIS Volume 9, Nomor 1, April 2014 : 9-12