Tabel : Karakteristik lampu obstacle

dokumen-dokumen yang mirip
Pemberian tanda dan pemasangan lampu halangan (obstacle lights) di sekitar bandar udara

melebihi 105 m antara permukaan tanah dan lampu tertinggi seperti yang tercantum dalam butir a kecuali jika objek yang perlu ditandai

1) Nilai intensitas telah memperhitungkan penerangan latar belakang yang kuat, termasuk kemungkinan berkurangnya cahaya yang dihasilkan akibat debu da

9.4. Aerodrome Beacon

Lokasi, jarak, dan karakteristik lampu apron edge mengacu pada lampu taxiway edge dalam paragraf , dan

Gambar : Typical apron markings

9.23. Lampu Taxiway Centre Line

Contoh marka dan pencahayaan struktur tinggi 8-65

Gambar : Konfigurasi lampu runway threshold pada runway lebar 30 m 9-74

Gambar : Konfigurasi lampu runway edge untuk runway lebar 45 m

9.36. Pemberian Lampu pada Daerah yang Ditutup dan Unserviceable

Gambar : Diagram Isocandela untuk Lampu Threshold Wing Bar Intensitas Tinggi (Sinar Hijau)

Gambar 7.2-5: Zona Bebas Obstacle (Obstacle Free Zone)

tanpa persetujuan khusus Ditjen Hubud.

9.14. Lampu Runway Turn Pad

Light beams dan sudut pengaturan elevasi PAPI dan APAPI (Light beams and angle of elevation setting of PAPI and APAPI) Gambar 9.

The arrangement of a PAPI system and the resulting display. Gambar 9.9-9:

Warna Putih (dalam candela) 1 to to to to to

9.28. Lampu road-holding position

d. PAPI harus dipasang di sisi kiri runway, kecuali jika tidak dapat diterapkan Jika lebih dari satu sistem indikator kemiringan visual

Gambar 9.7-4: Precision approach category I lighting systems 9-37

Gambar8.16-4: Glider is in opera

Gambar Transitional, inner horizontal dan conical surface OLS (instrument non-precision approach FATO)

Pemeliharaan di sekitar Alat Bantu Navigasi

Reference Code Letter. Tabel8.7-3: Pilot Stop Line

Kawasan keselamatan operasi penerbangan

Kriteria penempatan Distance Measuring Equipment (DME)

KRITERIA PENEMPATAN CIRCLING GUIDANCE LIGHT

Petunjuk dalam pemilihan arus hubungan seri (series line currents) untuk berbagai tahap intensitas

Gambar Gambaran bidang permukaan pendekatan(plan view of approach surface)

Gambar 8.6-1: Marka Runway designation, centre line and threshold 8-6

Kriteria penempatan fasilitas komunikasi darat - udara berfrekuensi amat tinggi (VHF Air-Ground/ VHF A/G)

dan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Lihat Gambar Gambar : Runway exit sign

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN

Apabila ground earthing points disediakan, hambatan ke bumi tidak boleh lebih dari 10,000 ohm.

6.4. Runway End Safety Area (RESA)

AIRPORT MARKING AND LIGHTING

NOTAM Kalimat lengkap untuk semua NOTAM yang direncanakan, terkait dengan pekerjaan aerodrome harus dicantumkan dalam MOWP.

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

Kriteria penempatan pemancar sinyal ke segala arah berfrekuensi amat tinggi (VHF Omnidirectional Range / VOR)

Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

JENIS-JENIS SISTEM PENGENDALIAN TRANSPORTASI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 41 / III / 2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

Gambar Lampu kepala

2). Persyaratan Batas Ketinggian Di Sekitar NDB. Antenna. ?cr A Tanah P* 70 M 100 M. 3). Persyaratan Bangunan Dan Benda Tumbuh

Gambar : Marka taxiway pavement-strength limit

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

Rancangan Standar Nasional Indonesia SPU Rambu-rambu jalan di area pertambangan

Penempatan marka jalan

Runway Guard Light ditempatkan pada persimpangan taxiway dengan precision approach Runway dan Runwaynya

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

BAB III LANDASAN TEORI. A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara

Seseorang dapat mengajukan Perancangan Prosedur Penerbangan

Ilustrasi category II and III approach lighting system. Diagram Isocandela untuk lampu approach centerline

LAMPIRAN A HASIL CHECKLIST LANJUTAN PEMERIKSAAN INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA SOLO KM 10 SAMPAI DENGAN KM 15

Apabila ground earthing points disediakan, hambatan ke bumi tidak boleh lebih dari 10,000 ohm.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

Tabel 6.7-7: Jarak pemisah minimum taxiway Garis tengah nonprecision. Code letter. approach runway

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tam

Tabel Isi. Perhatian...2. Isi Paket...2. Petunjuk Pemasangan...3. Memasang Monitor...3. Melepas Monitor...3. Pengaturan Sudut Pandang...

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

USAHA, ENERGI & DAYA

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

BAB II LAMPIRAN I PENEMPATAN DAN PERINCIAN TEKNIS LAMPU LAMPU DAN TANDA TANDA

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Rekayasa Lalu Lintas

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

EVALUASI GEOMETRIK DAN PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT POLDA PONTIANAK

Pengoperasian Sistem Pesawat Tanpa Awak di Wilayah Ruang Udara Indonesia

Jarak pendaratan yang tersedia 800 m hingga, 1200 m hingga, tetapi tidak mencapai 2400 m. Kurang dari 800 meter. Lokasi dan Dimensi.

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1986 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN TANAH SERTA RUANG UDARA DI SEKITAR BANDAR UDARA

e <S^^TZ1XZT^ 1.5 mpada runway yang digunakan terutama ««" /*'^weight. (This

LEPAS LANDAS HELIKOPTER (HELIPORTS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, b. bahwa dengan berkem bangnya teknologi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasar AASHTO 2001 dalam Khisty and Kent, persimpangan jalan dapat didefinisikan sebagai daerah umum di

Buku Panduan Lalu Lintas (APIL) ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APIL)

Daftar Isi. Pencegahan...2 CATATAN KHUSUS UNTUK MONITOR LCD...2. Isi dalam kardus...3. Petunjuk Pemasangan...3. Merakit Monitor...3. Perhatikan...

Rambu Peringatan Rambu Petunjuk. Rambu Larangan. Rambu Perintah dan Rambu Lokasi utilitas umum

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2.4. Pertentangan dengan Standar Lainnya 2.5. Penggunaan Kode Referensi Bandar Udara ICAO untuk Menetapkan Standar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

1. Manajemen Pejalan Kaki

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : KEP-05/BAPEDAL/09/1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

Transkripsi:

kawat atau kabel tersebut dapat membahayakan pesawat udara. 9.35.3. Benda-benda yang perlu diberi lampu di luar Permukaan Batas halangan/ols (di luar batas lateral OLS) 9.35.3.1. Kawat, kabel, dan lain-lain yang berada di atas tanah dan melintasi sungai, waterway, lembah, atau jalan raya harus diberi marka dan menara pendukungnya juga diberi marka dan lampu jika hasil risk assessment menunjukkan bahwa kawat atau kabel tersebut dapat membahayakan pesawat udara. 9.35.3.2. Obstacle di daerah di luar batas OLS, dimana objek tersebut memiliki ketinggian hingga 150 m atau lebih dari permukaan tanah harus dianggap sebagai obstacle, kecuali hasil risk assessment menunjukkan bahwa objek tersebut tidak membahayakan pesawat udara, maka harus diberi lampu. 9.35.3.3. Objek lain di luar OLS harus diberi marka dan/atau lampu jika hasil risk assessment menunjukkan bahwa objek tersebut dapat membahayakan pesawat udara (termasuk objek di dekat rute visual misalnya aliran air, jalan raya). 9.35.4. Pemberian Lampu pada Objek 9.35.4.1. Umum a. Keberadaan objek yang harus diberi lampu, seperti yang disebutkan dalam 9.36.1, 9.36.2, dan 9.36.3 harus ditunjukkan memakai lampu berintensitas rendah, sedang, atau tinggi, atau kombinasi lampulampu tersebut. b. Lampu obstacle intensitas rendah pada objek tak bergerak, Tipe A, B, C dan D, lampu obstacle intensitas sedang, tipe A, B, dan C, lampu obstacle intensitas tinggi Tipe A dan B harus sesuai dengan spesifikasi dalam Tabel 9.36-3 dan Appendix I Annex 14 Volume I harus berupa lampu merah tak bergerak. c. Jumlah dan susunan lampu obstacle intensitas rendah, sedang, atau tinggi pada setiap level harus diberi marka sedemikian rupa sehingga objek terlihat dari setiap sudut azimut. Ketika sebuah lampu tertutup dari arah sembarang oleh objek lain, atau oleh objek yang ada di dekatnya maka lampu tambahan harus dipasang pada objek yang menghalangi tersebut sedemikian rupa sehingga definisi umum objek yang harus diberi lampu terpenuhi. Jika lampu yang tertutup tidak berkontribusi terhadap 9-144

definisi objek yang harus diberi lampu, maka dapat dihilangkan. 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Lampu Warna Benchmark intensity (cd) at given Background Luminance (b) Jenis Siang Tabel Sinyal Malam (Di atas Senja Distribusi (kecepatan hari 500 (50-500 Lampu kedip) (di bawah cd/m2) cd/m2) 50cd/m2) Intensitas rendah Tipe A (obstacletetap) Merah Tetap N/A N/A 10 9.27-3 Intensitas rendah Tipe B (obstacle tetap) Intensitas rendah Tipe C (obstacle bergerak) Intensitas rendah Tipe A (follow-me car) Intensitas menengah Tipe A Intensitas menengah Tipe B Intensitas menengah Tipe C Intensitas tinggi Tipe A Intensitas tinggi Tipe B Merah Tetap N/A N/A 32 9.27-3 Kuning /Biru (a) Kuning Putih Merah Berkedip (60-90 fpm) Berkedip(6 0-90 fpm) Berkedip (20-60 fpm) Berkedip (20-60 fpm) N/A 40 40 9.27-3 N/A 200 200 9.27-3 N/A 20 000 2000 9.27-4 N/A N/A 2000 9.27-4 Merah Tetap N/A N/A 2000 9.27-4 Putih Putih Berkedip (40-60 fpm) Berkedip (40-60 fpm) 200 000 20 000 2000 9.27-4 100 000 20 000 2000 9.27-4 Tabel 9.36-2: Karakteristik lampu obstacle Intensitas minimum (a) Intensitas maksimum (a) Vertical beam spread (f) Minimum beam Intensitas spread Type A 10cd(b) N/A 10 5cd Type B 32cd(b) N/A 10 16cd Type C 40cd(b) 400cd 12 (d) 20cd Type D 200cd(c) 400cd N/A (e) N/A Tabel 9.36-3: Distibusi cahaya untuk lampu obstacle intensitas rendah Tabel ini tidak mencakup rekomendasi horizontal beam spreads. Butir 9.36.4.1 (c) memerlukan cakupan 360 di sekeliling obstacle. Oleh karena itu, jumlah lampu yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan ini akan bergantung pada horizontal beam spreads dari setiap lampu serta bentuk obstacle. Dengan demikian, dengan sebaran berkas (beam) yang lebih sempit, lebih banyak lampu dibutuhkan. a. 360 horizontal. Untuk lampu berkedip, intensitas dibaca menjadi intensitas efektif sesuai yang ditentukan dalam Aerodrome Design Manual, Bagian 4. b. Antara 2 dan 10 vertikal. Sudut vertikal elevasi dirujuk ke horisontal ketika lampu disejajarkan. c. Antara 2 dan 20 vertikal. Sudut vertikal elevasi dirujuk ke horisontal ketika lampu disejajarkan. d. Intensitas puncak harus terletak di sektiar 2,5 0 vertikal. 9-145

e. Intensitas puncak harus terletak di sektiar 17 0 vertikal. f. Sebaran berkas cahaya (beam spread) didefinisikan sebagai sudut antara bidang horisontal dan arah yang intensitasnya melebihi yang disebutkan dalam kolom intensitas. Intensitas Benchmark Intensitas rata-rata minimum (a) Persyaratan Minimum Rekomendasi Sudut elevasi vertikal (b) Sebaran berkas Sudut elevasi vertikal (b) Vertical beam 0-1 cahaya vertikal (c) 0-1 -10 spread (c) Intensita s minimum (a) Intensita s minimum (a) Minimum beam spread Intensit as (a) Intensitas maksimu m (a) Intensita s maksimu m (a) Intensit as maksim um (a) Maximu m beam spread Intensit as (a) 200000 200000 150000 75000 3 75000 250000 112500 7500 7 75000 100000 100000 75000 37500 3 37500 125000 56250 3750 7 37500 20000 20000 15000 7500 3 7500 25000 112450 750 N/A N/A 2000 2000 1500 750 3 750 2500 1125 75 N/A N/A Tabel 9.36-4: Distribusi cahaya untuk lampu obstacle berintensitas sedang dan tinggi menurut intensitas benchmark Tabel 9.36-2. Tabel ini tidak mencakup horizontal beam spreads yang direkomendasikan. Butir 9.36.4.1 (c) memerlukan cakupan 360 di sekeliling obstacle. Oleh karena itu, jumlah lampu yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan ini akan bergantung pada horizontal beam spread dari setiap lampu serta bentuk obstacle. Dengan demikian, dengan sebaran berkas (beam) yang lebih sempit, lebih banyak lampu dibutuhkan. a. 360 horizontal. Semua intensitas dinyatakan dalam Candela. Untuk cahaya berkedip, intensitas dibaca hingga intensitas efektif seperti yang ditentukan sesuai dengan Aerodrome Design Manual, Bagian 4. b. Sudut vertikal elevasi dirujuk ke horisontal ketika unit lampu disejajarkan. c. Sebaran berkas cahaya (beam spread) didefinisikan sebagai sudut antara bidang horisontal dan arah yang intensitasnya melebihi yang disebutkan dalam kolom intensitas. Sebaran berkas cahaya (beam spread) yang luas mungkin diperlukan dalam konfigurasi tertentu dan yang ditetapkan dengan hasil risk assessment. 9.35.4.2. Objek Bergerak a. Lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe C, harus dipasang pada kendaraan dan objek bergerak lain selain pesawat udara. Lihat Annex 2 untuk lampu yang harus dipasang pada pesawat udara. b. Lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe C, harus dipasang pada kendaraan emergency atau security dan harus berwarna biru 9-146

berkedip dan jika dipasang pada kendaraan lainnya harus berwarna kuning berkedip. c. Lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe D, harus dipasang pada follow-me car. d. Lampu obstacle intensitas rendah pada objek dengan gerakan terbatas seperti garbarata harus berwarna merah dan menyala terus menerus (fixed-red) dan spesifikasi minimum lampu obstacle intensitas rendah Tipe A sesuai dengan tabel 9.36-3. Intensitas lampu harus cukup untuk terang dengan mempertimbangkan intensitas lampu di dekatnya dan tingkat iluminasi umum yang biasa terlihat dari lampu tersebut. 9.35.4.3. Objek tak bergerak a. Pada objek yang diberi satu atau lebih lampu obstacle intensitas rendah, sedang, atau tinggi maka lampu harus terletak sedekat mungkin sesuai dengan segi kepraktisan dengan bagian atas objek. Rekomendasi terkait pemasangan kombinasi lampu intensitas rendah, sedang, dan/atau tinggi pada obstacle terdapat pada di Lampiran 6. b. Pada cerobong asap atau struktur lain yang memiliki fungsi yang mirip, lampu teratas harus ditempatkan pada jarak yang cukup dari puncak objek sehingga dapat terhindar dari kontaminasi asap yang dikeluarkan, dll. (lihat Gambar 9.36-1). c. Pada menara atau struktur antena yang diberi lampu obstacle intensitas tinggi pada siang hari, dimana struktur tersebut dilengkapi perlengkapan seperti tiang atau antena dengan ketinggian lebih dari 12 m, jika dianggap tidak praktis untuk menempatkan lampu obstacle intensitas tinggi pada bagian tertinggi, maka jika dianggap praktis harus diberi lampu obstacle intensitas menengah, tipe A. d. Pada objek yang luas atau sekelompok objek yang ditempatkan secara berdekatan harus diberi lampu ketika : i. Melebihi OLS horisontal atau terletak di luar OLS, lampu teratas harus disusun sedemikian rupa sehingga menunjukkan titik-titik atau tepi-tepi objek tertinggi sehubungan terhadap OLS atau permukaan tanah, dan untuk 9-147

menunjukkan definisi umum serta luasnya objek; dan ii. Melebihi OLS yang miring maka lampu teratas harus disusun sedemikian rupa setidaknya menunjukkan titik-titik atau tepi-tepi objek tertinggi sehubungan dengan OLS atau permukaan tanah dan untuk menunjukkan definisi umum dan luasan objek. Jika dua atau lebih tepi memiliki ketinggian yang sama, tepi yang terdekat dengan daerah landing harus diberi marka. e. Jika obstacle limitation surface tersebut membentuk kemiringan dan titik tertinggi di atas obstacle limitation surface ternyata bukanlah merupakan titik tertinggi dari objek, tambahan lampu obstacle ditempatkan pada bagian tertinggi dari objek. f. Ketika lampu dipasang untuk memperlihatkan definisi umum dari suatu objek yang luas atau sekelompok objek yang berdekatan, dan i. Lampu intensitas rendah digunakan maka lampu harus diberi jarak dengan interval longitudinal yang tidak melebihi 45 m. ii. Lampu intensitas sedang digunakan maka lampu harus diberi jarak dengan interval longitudinal yang tidak melebihi 900 m. g. Lampu obstacle intensitas tinggi, Tipe A, lampu obstacle intensitas sedang, Tipe A dan B, yang terletak pada sebuah benda harus berkedip secara bersamaan. h. Sudut setting instalasi untuk lampu obstacle berintensitas tinggi Tipe A dan B harus sesuai dengan Tabel 9.36-2. Lampu obstacle berintensitas tinggi yang digunakan untuk siang hari dan malam hari.kehati-hatian perlu diterapkan untuk memastikan bahwa lampu-lampu ini tidak menciptakan pantulan menyilaukan.panduan terkait desain, operasional dan lokasi lampu halangan berintensitas tinggi dapat ditemukan di Aerodrome Design Manual, Bagian 4. i. Jika menurut pendapat Ditjen Hubud atau Kantor Otoritas Bandar Udara penggunaan lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe A, atau lampu obstacle berintensitas menengah, Tipe A atau B, di malam hari dapat menyilaukan penerbang yang berada di sekitar bandar udara (dengan radius sektiar 10.000 m) atau menyebabkan kekhawatiran tinggi 9-148

terhadap lingkungan, sistem lampu obstacle ganda harus disediakan. Sistem ini harus terdiri dari lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe A atau B atau lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe A, sesuai kebutuhan, untuk digunakan di siang hari dan senja hari serta lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe B atau C, untuk penggunaan di malam hari. 9.35.4.4. Objek dengan ketinggian kurang dari 45m di atas ketinggian tanah di sekitarnya. a. Lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe A atau B, harus digunakan ketika objek kurang luas dan tingginya kurang dari 45 m dibandingkan dengan tanah di sekitarnya. b. Ketika lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe A atau B, akan tidak memadai atau peringatan dini khusus diperlukan, maka lampu obstacle intensitas sedang atau tinggi harus digunakan. c. Lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe B, harus digunakan atau dikombinasikan dengan lampu halangan berintensitas sedang, Tipe B, sesuai dengan poin d. d. Lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe A, B, atau C, harus digunakan ketika objek bersifat luas atau tingginya lebih dari 45 m dibandingkan dengan tanah sekitarnya. Lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe A dan C, harus digunakan secara mandiri sedangkan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe B, harus digunakan secara mandiri atau dikombinasikan dengan lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe B. 9.35.4.5. Objek dengan ketinggian tidak lebih dari 150 m dan tidak kurang dari 45 m di atas ketinggian tanah sekitarnya a. Lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe A, B atau C, harus digunakan. Lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe A dan C, agar digunakan secara mandiri sedangkan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe B, harus digunakan baik secara mandiri ataupun dikombinasikan dengan lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe B. b. Ketika objek yang ditandai dengan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe A, dan bagian teratas objek tersebut terletak lebih dari 105 m di atas ketinggian tanah sekitarnya atau ketinggian bagian teratas bangunan-bangunan di dekatnya (jika objek yang ditandai lampu tersebut dikelilingi oleh 9-149

bangunan), maka harus diberi lampu tambahan sepanjang ketinggian objek tersebut. Lampu tambahan tersebut harus ditempatkan dengan jarak yang sama jika memungkinkan, di antara lampu teratas dan permukaan tanah atau bagian teratas dari bangunan-bangunan di dekatnya, sesuai dengan kondisi, dengan jarak tidak melebihi 105 m. c. Ketika objek yang ditandai dengan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe B, dan bagian teratas objek tersebut terletak lebih dari 45 m di atas ketinggian tanah sekitarnya atau ketinggian bagian teratas bangunan-bangunan di dekatnya (jika objek yang ditandai lampu tersebut dikelilingi oleh bangunan), maka harus diberi lampu tambahan sepanjang ketinggian objek tersebut. Lampu tambahan ini harus dipasang berselang seling antara lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe B, dan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe B, dan harus ditempatkan dengan jarak yang sama jika memungkinkan, di antara lampu teratas dan permukaan tanah atau bagian teratas dari bangunan-bangunan di dekatnya, sesuai dengan kondisi, dengan jarak tidak melebihi 52 m. d. Ketika objek yang ditandai dengan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe C, dan bagian teratas objek tersebut terletak lebih dari 45 m di atas ketinggian tanah sekitarnya atau ketinggian bagian teratas bangunan-bangunan di dekatnya (jika objek yang ditandai lampu tersebut dikelilingi oleh bangunan), maka harus diberi lampu sepanjang ketinggian objek tersebut. Lampu tambahan ini harus dipasang dengan jarak yang sama, jika memungkinkan, di antara lampu teratas dan permukaan tanah atau bagian teratas gedung-gedung di dekatnya, sesuai dengan kondisi, dengan jarak tidak melebihi 52 m. e. Ketika lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe A, digunakan, maka lampu-lampu tersebut harus diletakkan dengan jarak yang sama tidak lebih dari 105 m antara permukaan tanah dan lampu teratas seperti dalam butir 9.36.4.3 (a) kecuali jika objek yang ditandai tersebut dikelilingi oleh bangunan-bangunan, bagian teratas dari bangunan tersebut dapat digunakan batas terbawah pada saat menentukan jumlah lampu. 9-150

9.35.4.6. Objek dengan ketinggian melebihi 150 m di atas ketinggian tanah atau ketinggian dataran di sekitarnya a. Lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe A, harus digunakan untuk menunjukkan keberadaan suatu objek yang tingginya 150 m di atas ketinggian dataran sekitarnya dan hasil risk assessment menunjukkan bahwa lampu tersebut sangat penting untuk pengenalan objek di siang hari. b. Ketika lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe A, digunakan maka lampu-lampu tersebut harus berjarak sama dan tidak melebihi 105 m antara permukaan tanah dan lampu tertinggi seperti yang tercantum dalam butir 9.36.4.3 (a) kecuali jika objek yang perlu ditandai tersebut dikelilingi oleh bangunan-bangunan maka bagian teratas bangunan tersebut dapat digunakan batas terbawah pada saat menentukan jumlah lampu. c. Ketika, menurut pendapat Ditjen Hubud atau Kantor Otoritas Bandar Udara, penggunaan lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe A, di malam hari dapat membingungkan penerbang di lingkungan bandar udara (dalam radius sekitar 10.000 m) atau menyebabkan kekhawatiran lingkungan secara signifikan, lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe C, dapat digunakan secara mandiri, sedangkan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe B, dapat digunakan baik secara mandiri ataupun dikombinasikan dengan lampu obstacle berintensitas rendah, Tipe B. d. Lampu obstacle intensitas sedang, Tipe A, maka lampu-lampu tambahan harus dipasang di sepanjang ketinggian tersebut. Lampu tambahan ini harus dipasang dengan jarak yang sama, jika memungkinkan, di antara lampu teratas dan permukaan tanah atau bagian teratas bangunan-bangunan di dekatnya, sesuai dengan kondisi, dengan jarak tidak melebihi 105 m. e. Ketika suatu objek ditandai dengan lampu obstacle intensitas sedang, Tipe B, maka lampu-lampu tambahan harus dipasang di sepanjang ketinggian tersebut. Lampu tambahan ini harus dipasang berselang seling antara lampu obstacle berintensitas rendah, tipe B, dan lampu obstacle berintensitas sedang, tipe B dan harus dipasang dengan jarak yang sama jika memungkinkan, di antara lampu teratas dan 9-151

permukaan tanah atau bagian teratas bangunan-bangunan di dekatnya, sesuai dengan kondisi, dengan jarak tidak melebihi 52 m. f. Ketika suatu objek ditandai dengan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe C, maka lampu-lampu tambahan harus dipasang di sepanjang ketinggian tersebut. Lampu tambahan ini harus dipasang dengan jarak yang sama jika memungkinkan, di antara lampu teatas dan permukaan tanah atau bagian teratas bangunan-bangunan di dekatnya, sesuai dengan kondisi, dengan jarak tidak melebihi 52 m. 9.35.4.7. Pemberian Lampu pada Turbin Angin a. Ketika pemberian lampu dianggap perlu, lampu obstacle berintensitas sedang harus dipasang. Pada wind farm, yaitu dua atau lebih turbin angin dalam kelompok, maka wind farm harus dianggap sebagai objek luas dan lampu harus dipasang: i. Untuk mengidentifikasi perimeter wind farm; ii. Untuk menunjukkan jarak pemisahan maksimum, sesuai dengan 9.36.4.3 (f) antara lampu-lampu di sepanjang perimeter, kecuali hasil risk assessment memperlihatkan bahwa jarak lebih renggang dapat digunakan; iii. Dengan demikian, ketika lampu berkedip digunakan, maka lampu harus berkedip bersamaan; dan iv. Sehingga dalam suatu wind farm, setiap turbin angin dengan elevasi yang lebih tinggi secara signifikan harus juga diidentifikasi dimanapun letaknya. b. Lampu obstacle harus dipasang pada nacelle dengan sedemikian rupa sehingga memberikan daya pandang tanpa halangan kepada pesawat udara yang mendekat dari arah manapun. 9.35.4.8. Pemberian lampu pada kawat, kabel, dll. di atas tanah dan menara pendukungnya. a. Lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe B, harus digunakan untuk mengindikasikan keberadaan menara pendukung untuk kawat, kabel, dll. di atas tanah ketika: i. Hasil risk assessment menunjukkan bahwa lampu tersebut penting untuk 9-152

diketahuinya keberadaan kawat, kabel, dll.; atau ii. Belum dinyatakan praktis untuk memasang marka pada kawat, kabel, dll. b. Ketika lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe B, digunakan, maka lampu akan berada di tiga ketinggian: i. Di bagian atas menara; ii. Di ketinggian terendah dari sederetan kawat atau kabel; dan iii. Di bagian tengah antara kedua ketinggian tersebut. Dalam sejumlah kasus, hal ini mungkin memerlukan penentuan lokasi lampu di luar menara. c. Lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe B, menunjukkan keberadaan menara pendukung untuk kawat, kabel, dll. harus berkedip secara berurutan; pertama lampu tengah, kedua lampu atas dan terakhir lampu bawah. Interval antara kedipan lampu harus mendekati rasio berikut: Interval kedip antara Rasio waktu siklus Lampu tengah dan atas 1/13 Lampu atas dan bawah 2/13 Lampu bawah dan tengah 10/13 Lampu obstacle berintensitas tinggi dipasang untuk digunakan di siang hari dan malam hari.kehati-hatian diperlukan untuk memastikan bahwa lampu-lampu ini tidak menyebabkan silau. Panduan terkait desain, operasional, dan lokasi lampu obstacle berintensitas tinggi terdapat dalam Manual Desain Aerodrome (Doc 9157), Bagian 4. d. Jika, menurut pendapat Ditjen Hubud atau Kantor Otoritas Bandar Udara, penggunaan lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe B, di malam hari dapat membingungkan penerbang di lingkungan bandar udara (dalam radius sekitar 10.000 m) atau menyebabkan kekhawatiran lingkungan secara signifikan, sistem lampu obstacle ganda harus dipasang. Sistem ini harus terdiri dari lampu obstacle berintensitas tinggi, Tipe B, untuk siang dan senja hari dan lampu obstacle berintensitas sedang, Tipe B atau C, untuk malam hari. Ketika 9-153

lampu berintensitas sedang digunakan maka harus dipasang pada ketinggian yang sama dengan lampu obstacle berintensitas tinggi Tipe B. e. Sudut setting instalasi untuk lampu obstacle berintensitas tinggi Tipe A dan B, harus sesuai dengan Tabel 9.17-2. Tinggi unit lampu di atas dataran Lebih dari 151 m di atas rata-rata permukaan tanah (AGL) 112 m hingga 151 m di atas rata-rata permukaan tanah (AGL) 92 m hingga 122 m di atas rata-rata permukaan tanah (AGL) Kurang dari 92 di atas rata-rata permukaan tanah (AGL) Sudut puncak berkas cahaya di atas horisontal 0 o 1 o 2 o 3 o Tabel 9.36.5: Pengaturan sudut instalasi untuk highintensity obstacle lights 9-154

Gambar 9.36-1: Contoh marka dan lampu di struktur yang tinggi 9-155