PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 410

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

PROSES ORGANIC ELECTROCOATING YANG RAMAH LINGKUNGA N

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

ANALISA KERUSAKAN PADA ATAP ZINCOATING DI LINGKUNGAN ATMOSFER INDUSTRI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 304 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL TROMOL REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CHROMIUM TRIOXIDE ANHYDROUS (CrO 3 )

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Ridwan Sunarya Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si, M.Si Ir. Lilis Mariani, M.Eng. (LAPAN)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

PELAPISAN NIKEL PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE ELEKTROPLATING SEBAGAI ANTI KOROSI SKRIPSI RUSDALENA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENELITIAN. Penerapan Metode Elektroplating Pada Proses Pelapisan Besi Dengan Nikel. Disusun Oleh : ELIZABETH DIANITA IRIANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN. Pengujian magnetik inspeksi yang dilakukan meliputi metode Dry Visible,

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

I. COATING DAN PROSES PELAPISAN. Gambar.1.1. Skema Elektroplating

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

PENGARUH KUAT ARUS PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KARAKTERISTIK VELG MOBIL MERK BSA

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

Pembahasan Materi #11

PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II STUDI LITERATUR

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MANGAN PADA PADUAN ALUMINIUM 7wt% SILIKON TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH ARUS PADA PROSES ANODISASI ALUMINUM TERHADAP KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN LAJU KOROSI

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM :

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip

Pelapisan NiCo/Cr dengan Gabungan Teknik Elektroplating dan Pack-Cementation untuk Meningkatkan Ketahanan Korosi dan Kekerasan Baja Karbon Rendah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN, NILAI KEKERASAN, DAN LAJU KOROSI PADA PROSES ANODIZING

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

Analisa Strukturmikro Lapisan Bond Coat NiAl Thermal Barrier Coating (TBC) pada Paduan Logam Berbasis Co

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

SKRIPSI KUALITAS ELEKTRO PLATING ALUMINIUM DENGAN NIKEL AKIBAT VARIASI ALUMINIUM NIKEL ALUMINIUM SENG NIKEL ALUMINIUM SENG TEMBAGA NIKEL

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM

STUDI MORFOLOGI MIKROSTRUKTUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAJU KOROSI ANTARA BAJA HSLA 0,029% Nb DAN BAJA KARBON RENDAH SETELAH PEMANASAN ISOTHERMAL

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya

STUDI KETAHANAN COATING Ni YANG DIBENTUK MELALUI PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP BEBAN PANAS KEJUT

4.1 ANALISA STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Transkripsi:

PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING Sri Mulyaningsih dan Budi Priyono Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI E-mail : srim006@lipi.go.id Intisari Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan lapisan paduan Ni-Mo yang akan digunakan sebagai lapisan bond coat untuk lapisan tahan temperatur tinggi (TBC). Penelitian dilakukan dengan menggunakan bahan dasar plat nikel 99% yang diroll dan dibentuk sampel berukuran 25 x 50 x 2 mm. Sampel kemudian diberi lapisan dengan cara elektroplating menggunakan larutan yang terdiri dari NiSO 4, Na 2 MoO 4, C 8 H 8 O 7. Komposisi larutan divarisikan menjadi 5 jenis larutan dengan perbandingan; I. 0,1 : 0,1: 0,1 mol, II. 0,075 : 0,125 : 0,1 mol, III. 0,050 : 0,100, 0,1 mol, IV. 0,025 : 0,125: 0,1 moll dan V. 0,001 : 0,2 : 0,1 mol. Proses dilakukan pada suhu ruang dengan rapt arus 0,1 A/dm 2. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa larutan III menghasilkan lapisan dengan kadar Mo terbaik yaitu 21,19%. Kata kunci: Elektroplating, Paduan Ni-Mo, Lapisan tahan temperatur tinggi Abstract There has been done the experiment about electro deposition Ni-Mo alloy as a bond coat layer for high temperature resistance coating, known as Thermal barrier coating (TBC). The sample is made from Nickel 99%. Roll process was done to thinning the samples and then cut the material into 25 x 50 x 2 mm shape. Electroplating process was done on the surface of materials by mixed NiSO 4, Na 2 MoO 4 and C 8 H 8 O 7 for the solution. Electroplating process was carried out at 0,1-0,6 A/dm 2 at room temperature. Composition of the solution was varied within I. 0.1 : 0.1: 0.1 mol, II. 0.075 : 0.125 : 0.1 mol, III. 0.050 : 0.100, 0.1 mol, IV. 0.025 : 0.125: 0.1 moll and V. 0.001 : 0.2 : 0.1 mol. The best Mo content from the experiment is NiMo coating from solution III, it was 21.19 %. Keywords : Electroplating, Ni-Mo alloy, Thermal barrier coating PENDAHULUAN Penelitian ini merupakan awal dari rangkaian proses penelitian tentang lapisan Tahan Temperatur Tinggi atau lebih sering disebut sebagai Thermal Barrier Coating (TBC). Karakter dari lapisan TBC biasanya adalah lapisan duplex system yang terdiri dari dua lapisan yaitu ceramic top coat dan lapisan metalic bond coat. Lapisan paling luar adalah lapisan top coat yang bersifat tahan panas dan lapisan berikutnya adalah lapisan bond coat yang bertujuan untuk melindungi material dari bahaya oksidasi dan korosi. Lapisan ini juga sekaligus berfungsi sebagai perekat lapisan keramik diatasnya. Skema dari model lapisan ini dapat dilihat pada Gambar 1 [1]. Penelitian ini lebih menitik beratkan pada pembuatan lapisan bond coat. Dimana lapisan bond coat ini sekaligus berfungsi sebagai sumber pembentuk lapisan oksida (thermal grown oxide) Al2O 3. Lapisan Al 2 O 3 ini akibat siklus termal akan terus berdifusi kedalam benda kerja sehingga dapat merubah sifat mekanik benda kerja. Untuk mengatasi hal tersebut telah banyak dilakukan penelitian tentang lapisan oxigen diffusion barrier yaitu lapisan yang dapat menahan difusi Al 2 O 3 ke dalam benda benda kerja misalnya dengan memberikan lapisan ALN, TiN, W, Ni3Hf dan juga Re.

Gambar 1. Skema model lapisan thermal barrier coating DASAR TEORI Lapisan tahan temperatur tinggi biasanya digunakan untuk baling-baling dan blade pada turbin. Dimana, pada komponen tersebut biasanya mengalir udara sangat panas sehingga dibutuhkan material yang tahan temperatur tinggi. Permasalahan terjadi ketika udara panas yang mengalir melebihi ketahanan panas dari material blade, maka blade akan rusak atau gagal sehingga diperlukan blade yang mempunyai permukaan tahan temperatur tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu lapisan lebih tahan panas dari material untuk blade atau superalloy. Disamping itu, karena aliran udara sangat panas tersebut juga membawa sisa-sisa hasil pembakaran sehingga rawan terhadap terjadinya bahaya korosi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan lapisan yang tahan terhadap temperatur tinggi sekaligus juga tahan terhadap oksidasi dan korosi. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk membuat lapisan TBC masih mempunyai kekurangan pada lapisan bond coat. Dimana lapisan ini bersifat kurang stabil karena lapisan ini juga sekaligus sebagai sumber thermal ground oxide yang biasanya berbentuk Al 2 O 3. Senyawa Al 2 O 3 ini sangat halus sehingga dengan siklus termal akan berdifusi ke dalam material dasar yang akhirnya dapat merubah sifat material itu sendiri. Untuk itu diperlukan unsur/senyawa dalam lapisan yang dapat menghambat laju difusi Al 2 O 3 atau barrier coating. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengatasi laju difusi lapisan Al 2 O 3 antara lain menggunakan lapisan ALN, TiN, W, Ni 3 Hf, namun hasil yang dicapai belum memuaskan [2]. Tahun 2003 Narita dkk, telah menemukan bahwa Re dapat berfungsi sebagai barrier yang dapat menghambat laju difusi Al 2 O 3. Re dilapiskan secara elektroplating diatas material dasar nikel superalloy kemudian dilanjutkan dengan memberikan lapisan berikutnya [3]. Pada penelitian ini digunakan Mo sebagai barrier karena Mo mempunyai sifat yang paling mirip dengan Re dan garam Mo lebih murah dan mudah ditemukan dipasaran. Akan tetapi Mo tidak dapat dilapiskan dalam bentuk lapisan Mo, dan hanya bisa terdeposisi sebagai paduan bersama dengan logam grup besi untuk itu dilakukan elektrodeposisi dengan memadukan Ni dengan Mo mengingat material dasar yang digunakan adalah Nikel [4]. Larutan yang digunakan mengacu pada percobaan yang dilakukan Narita dkk yaitu dengan mengganti Re dengan Mo sehingga digunakan NiSO 4, Na 2 MoO 4 and C 8 H 8 O 7 sebagai penyusun larutan. PERCOBAAN Kerangka Analitik Proses percobaan pada penelitian ini dilakukan dengan mengikuti alur proses seperti terlihat pada Gambar 3 dibawah ini. Benda kerja yang digunakan sebagai bahan dasar terbuat dari Nikel 99% dari INCO yang terlebih dahulu diroll dan dianneal untuk mendapatkan benda kerja dengan ukuran 50 x 25 x 2 mm. Bahan kimia untuk pembuatan larutan diperoleh dari Merck. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan komposisi larutan dan menggunakan rapat arus dari 0,1 A/dm 2. 154 Majalah Metalurgi, V 26.3.2011, ISSN 0126-3188/ hal 153-160

Start Plat Nikel Roll dan potong ukuran sampel 25 x 50 x 2 mm HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan dilakukan dengan menggunakan komposisi larutan pada Tabel 1. Hasil percobaan menghasilkan lapisan paduan Ni-Mo pada permukaan sampel. Gambar 3 adalah gambar sampel sebelum dilakukan pelapisan (tengah) dan yang sudah dilapisi Ni-Mo alloy (kanan). Pickling Degrasing Mild acid Electroplating paduan NiMo Lapisan paduan Ni Mo Finish Gambar 3. Sampel sebelum dan sesudah diberi lapisan Ni-Mo Percobaan menghasilkan lapisan Ni-Mo alloy yang merata diseluruh permukaan dan berwarna seperti pelangi cenderung agak kemerahan dan kelabu. Adapun hasil lapisan dilihat secara visual dapat dilihat pada Tabel 2. Gambar 2. Diagram Alir Percobaan Tabel 1. Komposisi bahan larutan yang digunakan untuk percobaan Bahan Larutan NiSO4 Na2MoO4 C8H 8 O7 Komposisi mol/l Larutan I Larutan II Larutan III Larutan IV LarutanV 0,1 0,075 0,050 0,025 0,001 0,1 0,125 0,150 0,175 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Pengaruh Komposisi Larutan../ Sri Mulyaningsih 155

Tabel 2. Hasil percobaan menggunakan larutan I dilihat secara visual No Sampel Ampere Temperatur Waktu Hasil lapisan (visual) I 0,1 Temperatur ruang 10 detik Rata, warna pelangi kemerahan II 0,1 Temperatur ruang 10 detik Rata, warna pelangi kemerahan III 0,1 Temperatur ruang 10 detik Rata, warna pelangi kemerahan IV 0,1 Temperatur ruang 10 detik Rata, warna pelangi kelabu V 0,1 Temperatur ruang 10 detik Rata, warna pelangi kelabu Komposisi Mo pada Lapisan 25 20 Kadar Mo 15 10 5 0 0 1 2 3 4 5 6 Larutan Gambar 4. Grafik kadar Mo yang dihasilkan terhadap larutan yang digunakan Sampel hasil pelapisan kemudian dianalisa menggunakan SEM EDS untuk mengetahui morfologi dan komposisi lapisan secara semi kuantitatif. SEM EDS hanya dapat memberikan data komposisi secara semi kuantitatif, karena hanya dengan memperbandingkan unsur yang terdapat dalam lapisan. Hasil analisa SEM EDS dapat dilihat pada Tabel 3-7. Dari tabel hasil analisa SEM EDS dapat dilihat kandungan Mo dari masing-masing sampel, kandungan Mo pada lapisan dari larutan I sebesar 6,17%, semakin naik pada lapisan dari larutan II sebesar 7,83% dan kandungan Mo terbesar dihasilkan dari lapisan dari larutan III yaitu sebesar 21,19%. Larutan IV menghasilkan lapisan dengan kandungan Mo yang turun drastis ke 1,72% dan larutan V juga menghasilkan kadar Mo yang hampir sama yaitu 1,36% Mo. Dari komposisi larutan yang digunakan larutan dengan kandungan NiSO 4 0,50 mol/l, Na 2 MoO 4 0,150 mol/l dan C 8 H 8 O 7 mol/l merupakan larutan dengan komposisi yang paling optimal. Sehingga, pada larutan IV dan V yang mengalami penurunan sekalipun kandungan Na 2 MoO 4 semakin banyak. Adapun hasil SEM EDS terhadap sampel dapat dilihat pada Tabel 3-7. Sedangkan Gambar 4 menjelaskan tentang pengaruh komposisi larutan terhadap kadar Mo yang terdapat dalam lapisan. 156 Majalah Metalurgi, V 26.3.2011, ISSN 0126-3188/ hal 153-160

Tabel 3. Hasil analisa komposisi kimia secara semi kuantitatif pada lapisan dari larutan I Fitting Coefficient : 0.2398 O K 0.525 13.17 0.10 36.43 13.2053 Al K 1.486 1.23 0.13 2.01 0.4759 Fe K 6.398 0.76 0.16 0.60 0.9229 Ni K 7.471 60.59 0.30 45.66 63.6169 Cu K 8.040 11.10 0.40 7.73 11.0023 Zn K 8.630 6.98 0.54 4.73 6.4913 Mo L 2.293 6.17 0.21 2.85 4.2854 Tabel 4. Hasil analisa komposisi kimia secara semi kuantitatif pada lapisan dari larutan II Fitting Coefficient : 0.2326 C K 0.277 7.67 0.13 23.15 1.4093 O K 0.525 13.08 0.11 29.65 12.0369 Al K 1.486 2.73 0.11 3.67 1.2893 Fe K 6.398 0.98 0.16 0.64 1.2831 Ni K 7.471 56.90 0.27 35.15 66.7271 Zn K 8.630 7.60 0.50 4.22 7.9114 Mo L 2.293 7.83 0.29 2.96 6.3430 Tl M 2.267 3.22 0.41 0.57 3.0000 Tabel 5. Hasil analisa komposisi kimia secara semi kuantitatif pada lapisan dari larutan III Fitting Coefficient : 0.2574 O K 0.525 15.76 0.12 43.09 12.9045 Al K 1.486 1.29 0.11 2.10 0.6105 Fe K 6.398 1.34 0.17 1.05 1.6422 Ni K 7.471 47.24 0.29 35.21 54.1046 Cu K 8.040 3.27 0.38 2.25 3.5228 Zn K 8.630 9.91 0.52 6.63 10.1887 Mo L 2.293 21.19 0.19 9.67 17.0267 Tabel 6. Hasil analisa komposisi kimia secara semi kuantitatif pada lapisan dari larutan IV Fitting Coefficient : 0.2597 O K 0.525 10.99 0.12 30.20 11.9942 Al K 1.486 3.64 0.17 5.93 1.4002 Si K 1.739 0.75 0.15 1.17 0.3807 Fe K 6.398 2.47 0.21 1.95 3.0635 Ni K 7.471 76.39 0.40 57.18 78.0756 Cu K 8.040 4.03 0.53 2.79 3.9288 Mo L 2.293 1.72 0.29 0.79 1.1570 Tabel 7. Hasil analisa komposisi kimia secara semi kuantitatif pada lapisan dari larutan V Fitting Coefficient : 0.2401 O K 0.525 13.45 0.12 34.65 14.9791 Al K 1.486 5.14 0.15 7.85 2.0316 Si K 1.739 0.93 0.13 1.36 0.4794 Cr K 5.411 0.48 0.18 0.38 0.5156 Fe K 6.398 3.06 0.20 2.25 3.7521 Ni K 7.471 73.31 0.38 51.45 75.0993 Cu K 8.040 2.27 0.50 1.47 2.2173 Mo L 2.293 1.36 0.27 0.58 0.9256 Pengaruh Komposisi Larutan../ Sri Mulyaningsih 157

Mo Ni (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 5. Morfologi permukaan hasil pelapisan menggunakan larutan I - V Sedangkan gambar struktur mikro permukaan lapisan hasil elektroplating menggunakan larutan I sampai dengan V dapat dilihat pada Gambar 5a - 5d diatas. Dari Gambar 5a - 5e dapat dilihat bahwa morfologi hasil lapisan untuk lapisan dari larutan I dan II (Gambar 5a dan 5b) masih terdapat pengelompokan Ni beberapa daerah (warna putih). Untuk 158 Majalah Metalurgi, V 26.3.2011, ISSN 0126-3188/ hal 153-160

Gambar 5d - 5e yang merupakan hasil pelapisan dari larutan IV dan V, terlihat bahwa warna lapisan cenderung lebih terang, hal ini menunjukan pada lapisan ini kandungan Mo semakin menurun. Sedang pada Gambar 5c lapisan dari larutan III, lapisan terlihat lebih merata antara warna hitam dan putih dan tidak ada pengelompokan Nikel pada daerah tertentu. Lapisan ini merupakan laisan dengan kandungan Mo tertinggi. Hal ini seperti yang ditunjukan hasil analisa EDS pada Tabel 3 7. Grafik pengaruh komposisi larutan terhadap kandungan Mo pada lapisan paduan Ni-Mo dapat dilihat pada Gambar 4. KESIMPULAN Dari hasil analisa terhadap lapisan didapatkan bahwa lapisan yang terjadi adalah merupakan lapisan paduan Ni-Mo. Kandungan Mo untuk masing-masing larutan berbeda dan larutan dengan komposisi terbaik yang menghasilkan kandungan Mo paling tinggi adalah larutan III yaitu sebesar 21,19%. Pada lapisan dari hasil larutan I dan II kecenderungannya naik dari 6,17% menjadi 7,83%. Sedang pada larutan IV dan V kandungan Mo menurun drastis ke 1,72% dan 1,36%. Dari data kandungan Mo tersebut dapat diketahui bahwa larutan yang menghasilkan lapisan dengan kandungan Mo tertinggi adalah larutan III. DAFTAR PUSTAKA [1] Karin Carlsson, 2007. A study of Failure Development in Thick Thermal Barrier Coatings, theses master Linkőpings Universitet. [2] Pedro de Lima-Neto dkk, 2010. Morphological, structural, microhardness and corrosion characterisation of electrodeposited Ni- Mo and Cr coating, Journal of the Brazilian Chemical Sosiety vol.21 No.10. [3] T. Narita dkk, 2005. The roll of Bond coat in advance thermal Barrier coating, Material Science Forum vol. 502. [4] S. Franz, Marlot dkk, 2003. Pulse plating of Ni-M alloys, The Electrochemical Sosiety, 204 th Meeting. RIWAYAT PENULIS Sri Mulyaningsih, menyelesaikan pendidikan Strata 1 Jurusan Teknik Metalurgi di Jenderal Akhmad Yani pada tahun 1997. Lulus pendidikan Strata 2 Program Studi Ilmu Bahan Universitas Indonesia pada tahun 2006. Sejak tahun 1998 sampai dengan sekarang bekerja di Pusat Penelitian Metalurgi LIPI. Pengaruh Komposisi Larutan../ Sri Mulyaningsih 159