Rina Amelia Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Tenaga perawat yang merupakan The Caring Profession

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawat memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan pada

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberlakuan zona ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 nanti. ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya dengan komunikasi yang baik dalam organisasi dimana komunikasi

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT II MEDAN T E S I S.

KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk miskin bertambah. Keadaan ini berpengaruh pada. kehidupan masyarakat antara lain penurunan daya beli masyarakat,

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MOTIVASI INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABEPURA JAYAPURA

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

PENGARUH KOMPENSASI, KESEJAHTERAAN, DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BPJS KESEHATAN MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE DI KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. dan kebutuhan pelayanan kesehatan secara maksimal dan global (Yani 2001

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

KARMILA /IKM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

Tabel Tinjauan Penelitian Terdahulu. Tabel 3.1. Daftar Camat Yang Digunakan Sebagai Responden..

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT RAWAT INAP RSUD KAB. MUNA

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, salah satunya sumber

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PERAWAT (KASUS RAWAT INAP RUANG VIP) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PORSEA KAB. TOBA SAMOSIR SUMATRA UTARA

GAMBARAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2009 TESIS OLEH

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP. Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN REWARD SYSTEM BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT (Individual Characteristic and Reward System Relate to Nurses Performance)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

PENGARUH MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELALUI MOTIVASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

Association of Competence, Motivation and Nurse Workload with Nurse Performance at Mental Hospital in Bali Province

Transkripsi:

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan Rina Amelia Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan rata (LOS) dari tahun 2002 sampai 2006 berkisar 84.6 hari, yang jauh melebihi standar Depkes yaitu 14 hari. Diperkirakan masalah ini tidak terlepas masih rendahnya kinerja perawat dalam asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Jenis penelitian survei eksplanatori, dengan sampel seluruh perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, berjumlah 59 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner. Metode analisis dilakukan dengan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan dari lima sub variabel motivasi berprestasi ada empat variabel yang berpengaruh terhadap kinerja perawat yaitu promosi (p=0.000), tantangan (p=0.000), imbalan (p=0.016) dan pengakuan (p=0.012) sedangkan variabel prestasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat. Kata kunci: rumah sakit jiwa, perawat, motivasi berprestasi, kinerja Abstract: The Mental Hospital of Province of Sumatera Utara is the only government mental hospital which is located in Sumatera Utara Province. To fulfill the standard of good servicing, the mental hospital has accreditation with good category for 5 servicing. From the result of the hospital performance it was found that the average of length of stay (LOS) from 2002 to 2006 is about 84,6 days, which is extremely exceed with the Indonesian Ministry of Health standard, that is 14 days. It is predicted that this problem related to the performance of nurse. The purpose of this study is to analysis the influence of achievement motivation on the ward nurses performance in nursing care in Mental Hospital of Province of Sumatera Utara. This research is an explanatory survey, the sample of the study is 59 nurses. The data were collected through questionnaire-based interviews. The analysis method was used multiple regression test. The result showed that from the five sub-variables of achievement motivation, there are four variables which have influence on the performance of the nurse. They are promotion (p=0.000), challenge (p=0.000), repayment (p=0.016) and confession (p=0.012), whereas the variable of work achievement is not. Keywords: mental hospital, nurse, achievement motivation, performance PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang digantungkan kepadanya. Dalam pengorganisasian rumah sakit tidak akan terlepas dari sumber daya manusia (SDM) yang ada dalam organisasi rumah sakit tersebut. Manajemen sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan bagian integral dari keseluruhan manajemen rumah sakit dan sumber daya manusia adalah merupakan 8 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 No. 1 Maret 2009

Karangan Asli modal dan kekayaan yang terpenting dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit. 1 Saat ini keberhasilan sebuah rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di dalam berbagai bidang dalam sebuah rumah sakit sudah merupakan tuntutan dunia global yang tidak bisa ditunda. Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah alat atau bahan pendukung, karena pada akhirnya SDM-lah yang paling menentukan. 2 Rumah sakit merupakan industri jasa yang memiliki ciri bentuk produknya tidak dapat disimpan dan diberikan dalam bentuk individual, serta pemasaran yang menyatu dengan pemberi pelayanan, sehingga diperlukan sikap dan perilaku khusus dalam menghadapi konsumen. Tenaga perawat yang merupakan the caring profession mempunyai kedudukan yang penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan biopsiko-sosial-spritual. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya. 3 Asuhan keperawatan yang bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi standar dan kriteria profesi keperawatan, sesuai dengan standar biaya dan kualitas yang diharapkan rumah sakit, serta mampu mencapai tingkat kepuasan dan memenuhi harapan pasien. 4 Mengingat begitu pentingnya pelayanan keperawatan di rumah sakit, sehingga dibutuhkan tenaga-tenaga perawat yang handal dan mempunyai motivasi kuat dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan. Motivasi dan kemampuan untuk menghasilkan memang merupakan syarat pokok yang istimewa bagi manusia yang langsung berpengaruh terhadap tingkat dan mutu kinerja. 5 Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Pada dasarnya yang dijadikan acuan dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan adalah dengan menggunakan standar praktik keperawatan. Standar praktik ini menjadi pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 6 Demikian halnya dengan pelayanan di rumah sakit jiwa, hal ini juga menjadi satu pemikiran yang serius, karena masalah kesehatan jiwa telah menjadi perhatian dunia terutama masalah kesehatan jiwa merupakan penyebab terbesar hilangnya sejumlah tahun kualitas kehidupan manusia. Ratusan jiwa wanita, pria, dan anak-anak menderita gangguan jiwa, sementara sejumlah besar lainnya mengalami stress karena korban tindak kekerasan, kemiskinan dan eksploitasi, penyalahgunaan zat dan masalah perilaku lain mempengaruhi kehidupan remaja, dewasa muda, dan lansia. Proses keperawatan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti pada masalah kesehatan fisik dan memperlihatkan gejala yang berbeda serta muncul oleh berbagai penyebab. Banyak pasien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. 7 Hubungan saling percaya antara perawat dan pasien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa. Karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu pasien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 7 Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan satu-satunya Rumah Sakit Jiwa pemerintah yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang berada di kota Medan. Selain melaksanakan upaya pelayanan kesehatan jiwa, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara juga menyelenggarakan upaya pendidikan. Dengan kemampuan pelayanan yang dimilikinya, saat ini Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan rumah sakit jiwa rujukan bagi rumah sakit jiwa lain yang berada di Sumatera Utara dan di Pulau Sumatera. 8 Terdapat beberapa hal yang menentukan kesembuhan pasien gangguan jiwa, salah satunya adalah obat-obatan anti psikotik, dengan keteraturan makan obat sesuai dengan Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 No. 1 Maret 2009 9

Rina Amelia Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja dosis berpengaruh kepada kemajuan pengobatan kejiwaannya. Peranan perawat sangat penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan salah satunya adalah memastikan pasien makan obat sesuai dengan dosis dan cara makannya. Ketidakteraturan makan obat dianggap menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat kesembuhan yang berakibat kepada bertambah panjangnya hari rawatan. Lamanya hari rawatan diasumsikan karena masih rendahnya motivasi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan pasien dan mengakibatkan bertambah panjangnya hari rawatan pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. METODE Disain penelitian ini adalah penelitian survey dengan metode eksplanatory yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 59 orang, seluruh populasi menjadi sampel penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung menggunakan pedoman wawancara (kuesioner). HASIL 1. Motivasi Berprestasi Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara A. Prestasi Kerja Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, motivasi berprestasi prestasi kerja perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara berada pada kategori yang baik sebanyak 47 orang (79.7%). Tabel 1. motivasi berprestasi prestasi kerja.di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 No. Prestasi Kerja Frekuensi % 1. Tinggi 47 79.7 2. Sedang 11 18.6 3. Kurang 1 1.7 B. Promosi variabel motivasi berprestasi promosi perawat pelaksana di ruang rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menyatakan bahwa sebanyak 22 (37.3%) perawat mempunyai motivasi berprestasi promosi tinggi, dan ada 20 (33.9%) mempunyai motivasi prestasi kurang. Tabel 2. motivasi berprestasi promosi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 No. Promosi Frekuensi % 1. Tinggi 22 37.3 2. Sedang 17 28.8 3. Kurang 20 33.9 C. Tantangan variabel motivasi berprestasi tantangan pada perawat pelaksanan di ruang inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, dapat dinyatakan dalam kategori tinggi oleh 46 responden (78.0%). Tabel 3. motivasi berprestasi tantangan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 No. Tantangan Frekuensi % 1. Tinggi 46 78.0 2. Sedang 13 22.0 3. Kurang 0 0 D. Imbalan variabel motivasi berprestasi imbalan pada perawat pelaksanan di ruang inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi sumatera Utara 10 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 No. 1 Maret 2009

Karangan Asli dapat dinyatakan dalam kategori kurang 34 (57.6%) dan tidak ada perawat 0 (0%) mempunyai motivasi berprestasi imbalan yang tinggi. Tabel 4. motivasi berprestasi imbalan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 No. Imbalan Frekuensi % 1. Tinggi 0 0 2. Sedang 25 42.4 3. Kurang 34 57.6 E. Pengakuan variabel motivasi berprestasi pengakuan pada perawat pelaksanan di ruang inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dinyatakan dalam kategori tinggi sebanyak 43 (72.9%). Secara rinci ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. motivasi berprestasi pengakuan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi.Sumatera Utara tahun 2008 No. Pengakuan Frekuensi % 1. Tinggi 43 72.9 2. Sedang 16 27.1 3. Kurang 0 0 2. Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan kinerja perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara berada pada kategori baik sebanyak 48 orang (81.4%) Tabel 6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kinerja perawat dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 No. Kinerja Perawat Frekuensi % 1. Baik 48 81.4 2. Sedang 11 18.6 3. Kurang 0 0 DISKUSI Menurut Ilyas, 9 kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Fenoma kinerja responden sesuai uraian di atas sangat menguntungkan pihak manajemen rumah sakit, karena perawat dengan kinerja yang tinggi sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, kinerja perawat akan terkait dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Tenaga perawat yang merupakan the caring profession mempunyai kedudukan yang penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kualitas pelayanan rumah sakit sangat tergantung kepada kinerja perawat, karena perawat yang lebih lama kontak dengan pasien, apalagi pada pasien gangguan jiwa sangat dibutukan perawat yang profesional dan kinerja yang baik sehingga mampu membantu pasien kembali pulih kesehatan jiwanya. Kinerja perawat yang baik sangat terkait dengan motivasi kerja dari perawat tersebut. Motivasi kerja dianggap hal yang menentukan untuk menghasilkan sesuatu. Untuk dapat memunculkan motivasi prestasi kerja yang tinggi dalam suatu organisasi, ada beberapa fenomena yang harus diperhatikan oleh manajer, yaitu kemampuan manajer untuk menciptakan suasana pekerjaan yang baik, menyediakan peralatan, dan memberikan kesempatan untuk promosi, serta penghargaan terhadap prestasi kerja itu sendiri, dengan demikian akan memacu semangat kerja dari karyawan dan akan memacu untuk berprestasi setinggi-tingginya. 10 Fenomena yang terjadi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara belum mengarah kepada hal seperti itu. Berdasarkan pengamatan dan wawancara kepada beberapa orang perawat, didapati bahwa masih kurangnya perhatian pimpinan tentang penilaian prestasi kerja dari perawat serta penghargaan ataupun kompensasi khusus untuk perawat yang berprestasi kerja baik, dan sebaliknya bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik terhadap sanksi yang akan diterimanya. Perawat yang bekerja sesuai dengan tugas dan porsinya tidak pernah dikategorikan atau Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 No. 1 Maret 2009 11

Rina Amelia Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja dikelompokkan secara khusus berdasarkan kepada prestasi kerjanya. Masih kurangnya penghargaan (reward) yang jelas untuk prestasi yang baik ataupun tidak diberlakukannya saksi (punishment) kepada perawat yang tidak menjalankan tugas dengan baik yang diterapkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, hal ini mungkin dapat menyebabkan kurangnya minat dan keinginan berprestasi tinggi. Perawat akan melaksanakan tugasnya lebih dikarenakan sudah menjadi tanggung jawab tanpa adanya keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Motivasi berprestasi promosi merupakan salah satu motivasi yang terkandung dari tiga komponen dasar Motivation of Achievement dari David Mc.Clelland. Motivasi berprestasi promosi merupakan suatu dorongan untuk berprestasi karena menginginkan adanya promosi atau kenaikan status sebagai bentuk dari penghargaan pimpinan terhadap prestasi kerja yang baik dalam pekerjaan. Seseorang akan termotivasi untuk bekerja dengan giat dan berprestasi karena adanya kesempatan yang diberikan oleh pimpinan sehingga dia akan lebih memacu diri bekerja sebaikbaiknya dan meraih prestasi yang gemilang. 10 Hasil ini sesuai dengan penelitian Nurjahjani 11 tentang pengaruh imbalan finansial, imbalan interpersonal, dan promosi terhadap prestasi kerja karyawan yang menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara variabel imbalan finansial, imbalan interpersonal, dan promosi dengan prestasi kerja, yang artinya apabila karyawan diberikan kesempatan untuk promosi akan memacunya untuk berprestasi dalam pekerjaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Gibson 12 bahwa imbalan ekstrinsik (imbalan yang berasal dari pekerjaan yang mencakup uang, status, promosi dan rasa hormat) dapat menjadi motivator setiap karyawan untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik, dengan memberi imbalan ekstrinsik, perusahaan akan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas karyawan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan beberapa perawat yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pihak manajemen rumah sakit sudah mempunyai kriteria-kriteria tertentu bagi perawat untuk mendapatkan kesempatan promosi, seperti unsur pendidikan serta lamanya bertugas, perawat yang mempunyai pendidikan tinggi dan masa kerja lebih lama mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk jabatan-jabatan tertentu. Tetapi belum ada kriteria-kriteria lain seperti penilaian kinerja (kerajinan, ketekunan, serta tanggung jawab dalam melaksanakan tugas) menjadi penilaian tambahan selain kriteria di atas. Kondisi seperti ini berakibat perawat lebih fokus untuk melanjutkan pendidikan dan kurang memperhatikan aspek-aspek lain penilaian kinerja sebagai bahan pertimbangan untuk promosi jabatan. Orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan tertantang untuk melakukan hal-hal yang baru dan menguji kemampuannya, sehingga semua pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi akan diselesaikan dengan baik. Menjadi perawat jiwa merupakan suatu tantangan yang unik karena pasien gangguan jiwa sangat berbeda dengan pasien non gangguan jiwa, setiap kondisi kejiwaan pasien menjadi suatu tantangan bagi perawat, seperti pasien tidak mau makan, pasien tidak mau makan obat, pasien yang diam, keberhasilan dalam menagani pasien-pasien gangguan jiwa akan membuat perawat merasa puas karena telah melewati tantangan dengan baik. Imbalan finansial (insentif) berupa gaji dan upah merupakan salah satu motivator yang kuat bagi seseorang untuk berprestasi. Dengan kenaikan insentif akan memacu orang untuk berprestasi lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Yudaningsih 13 bahwa kinerja petugas kesehatan (dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat) di Rumah Sakit Muara Bulian dipengaruhi oleh insentif yang diterimanya. Pengakuan (recognition) adalah penggunaan manajerial atas pengakuan atau penghargaan melibatkan pengetahuan manajemen tentang pelaksanaan pekerjaan yang baik. Pengakuan manajer terhadap prestasi karyawan dapat berupa pujian di depan umum, pernyataan tentang pekerjaan yang telah dikerjakan dengan baik, atau perhatian khusus. 12 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 No. 1 Maret 2009

Karangan Asli Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Juliani 14 tentang Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RS Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007, terdapat pengaruh secara signifikan, pengakuan orang lain terhadap kinerja perawat pelaksana. DAFTAR PUSTAKA 1. Fathoni A. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2006 2. Danim. Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku EGC, 2004 3. Djojodibroto RD. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku Hipokrates, 1997 4. Nurachmah E. Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit diambil dari: URL: http://www.pdpersi.co.id. Jakarta, 2001. 5. Zainun B. Manajemen dan Motivasi. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku Balai Aksara, 1989 6. Kuntjoro T. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat Dan Bidan sebagai Strategi Dalam Peningkatan Mutu Klinis. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Vol. 08/No.03/September/2005 7. Keliat BA, Herawati N, Panjaitan RU, Helena CDN. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1999 8. Renstra Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu: Menuju Badan Layanan Umum Dareah, 2007 9. Ilyas Y. Kinerja (Teori, penilaian dan Penelitian). Edisi pertama. Jakarta: Penerbit Buku Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998. 10. Hasibuan M. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Bumi Aksara, 2003 11. Nurjahjani F. Pengaruh Imbalan Ekstrinsik Terhadap Prestasi Kerja. Jurnal Ekonomi Modernisasi. Volume 3, Nomor 1, February 2007. Diambil dari: http://203.201.172.174/ejournal/media/d ownlaod.php?via=http&paper_id=122 12. Gibson JL, Ivancevich JM. Organisasi Perilaku, Struktur, Proses. Jilid I. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Buku Erlangga, 1997 13. Yudaningsih S. Motivasi dan Kinerja Dokter di RSUD Muara Bulian Jambi. Diamdil dar: URL: http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php? id=jkpkbppk-gdl-res-2001-sri-1581- kinerja. 14. Juliani. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007. USU e-repository 2008. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 42 No. 1 Maret 2009 13