BAB IX JALUR TRANSMISI DAN UTILITAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX JALUR TRANSMISI DAN UTILITAS

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN. Perencanaan Trotoar. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1-27

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meskipun istilah aliran lebih tepat untuk menyatakan arus lalu lintas dan

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK

BAB I. SEJARAH PERKERASAN JALAN.

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

PENENTUAN LOKASI (Route Location)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

Manajemen Fasilitas Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan. 1. Pejalan kaki itu sendiri (berjalan dari tempat asal ke tujuan)

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI III - 1

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 12 : METODE PENGUKURAN VOLUME

Perencanaan Geometrik Jalan

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN 2014 TENTANG RAMBU LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

BAB III LANDASAN TEORI

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

PETUNJUK TERTIB PEMANFAATAN JALAN NO. 004/T/BNKT/1990

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum

Eng. Ibrahim Ali Abdi (deercali) 1

BAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB II PENGUKURAN RUTE DAN PERATURAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA, SEPTEMBER 2012

PERENCANAAN UNDERPASS SIMPANG TUJUH JOGLO SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

DAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

*35899 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 69 TAHUN 1998 (69/1998) TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SISTEM TRANSMISI. Water conveyance

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Geometri Jalan Rel. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

Transkripsi:

MINGGU KE 15 Diskripsi singkat : Manfaat Learning Outcome BAB IX JALUR TRANSMISI DAN UTILITAS IX.1. Saluran Transmisi (Transmission Lines). Disini pengaruh topografi paling sedikit dan biasa diambil jarak yang terpendek, karena tenaga berkurang kalau panjangnya jarak bertambah. Pada perubahan jurusan hanya digunakan menara dan tidak perlu berbentuk lengkungan. Sudut antara 2 jurusan sekurang-kurangnya 120 0 karena kalu sudut lebih kecil, gaya K akan lebih besar dan menara bisa roboh. 7.120 0 Gambar IX.1. Belokan jalur transmisi Hanya pada saluran telepon dan telegrap yang mengikuti jalan raya, harus juga mengikuti lengkungannya. Kalau ada foto udara, tidak ada kesulitan.

Gambar IX..2. Saluran transmisi. Pekerjaan lapangan dan kantor tanpa foto udara dan setelah mempelajari macam-macam peta, langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Reconnassance (penyuluhan) untuk lokasi : menghindari gedung-gedung, makam-makam, daerah rawa, daerah hutan dengan pohon tinggi sekali, daerah tanah milik yang mahal. 2. Buat poligon, prelimenary atau final centerline. Pilihan tergantung pada sulit mudahnya. Dibuat seksi-seksi yang panjang dan lurus antara titiktitik kontrol. 3. Leveling hanya pada tempat-tempat menara. Kemungkinan adanya tonjolan (spot heights) antara tempat 2 menara. Pada lapangan yang sulit, diukur tinggi lapangan menurut 2 garis (dua belah dari centerline) untuk mendaptkan conductor cleearance. 4. Pekerjaan kantor : gambar peta, mempelajari trase, menghitung pekerjaan dan biaya dsb. Pekerjaan khusus adalah penempatan menara-menara yang bisa menolong banyak, dengan membuat templet seperti pada gambar di atas. 5. Construction surveys, disini lebih mudah karena tidak ada landai. Perlu pematokan untuk membuat kaki menara. (TUMEWU, L, 1977).

XI.2. Saluran irigasi dan kanal. Profil melintang dari saluran irigasi dan kanal adalah sama. Saluran-saluran primer dan sekunder di Sumatra dan Kalimantan juga digunakan sebagai kanal untuk kapal bermotor dan perahu. Kemiringan memenjang kecil sekali, dimana pada kanal lebih kecil dari pada saluran irigasi. Rata-rata pada irigasi adalah 0,0005 (0,5 % 0 ). Transportasi diatas air adalah paling murah tetapi lamban sekali. Tikungan tidak boleh tajam, sebab sukar bagi kapal untuk membelok dan menimbulkan erosi. Biasanya pada tingkungan diperlebar Gambar XI.3. Tampang melintang saluran irigasi dan kanal Pada perpotongan dengan jalan raya atau jalan kereta api didapat banyak sekali kesukaran. Kalau jalan ada diatas kanal. Harus diperhitungkan tinggi kapal, jadi jembatan harus biasa naik atau diputtar, sedang kalau jalan dibuat dibawah kanal, penyelesaiannya dengan terowongan. Konstruksi jembatan dan terowongan mahal dan diperlukan keahlian dalam hitungan-hitungan dan konstruksi. Profil memanjang harus sedatar mungkin. Pada perbedaan tinggi yang besar dibuat pintu air atau dam terjun. Konstruksi ini juga mahal dan menghambat karena harus menunggu dibuka dan ditutupnya pintu air. XI.3. Lokasi Rute Jalan Kereta Api.

Jalan kereta api dibuat sedapat mungkin lurus, karena jarak terpendek antara dua titik adalah garis lurus. Ukuran gerbong dan lokomotif telah tertentu dan kereta api berjalan diatas rel, tidak bisa menyimpang, jadi diperlukan suau trase yang agak sempit, tidak selebar pada jalan raya. Karena pada jalan kereta api gesekan antara roda dan rel kecil sekali, kelandaian biasanya hanya boleh ± 1 % pada jalan yang lurus, dan pada lengkungan vertikal dengan kecepatan tinggi : g 2 g1 r = 0,05% L pada bagian cekung (sag) dan r = 0,10 % pada bagian cembung (summit). r = ini menentukan panjangnya keluk. Dengan kecepatan rendah, r dapat sampai dua kali besarnya. Lengkungan horizontal pada jalan utama : Kelengkungan D max = 6 0, kecuali pada daerah pegunungan. Pada jalan tingkat rendah D = 8 0 10 0. Pada kecepatan tinggi sekali D max = 2 0 dan untuk jalan pedalaman D = 14 0 16 0. Pembiayaan jalan kereta api memerukan modal yang besar sekali, tetapi pemeliharaannya kecil. Sesuai dengan daerahnya, datar, jarak jauh dan angkutan yang banyak serta berat sekaligus, angkutan ini hanya dari stasiun ke-stasiun dan tidak ada door to door service. Sekarang dinegara maju kereta api dikendalikan dari jarak jauh (remote controle). IX.4.. Rute Jalan Raya. Dalam prinsip, pengukuran sama dengan pada jalan kereta api, hanya perbedaan dalam pemelihan tempat karena jalan raya banyak macam kendaraan yang dikemudikan oleh manusia, yang bisa mogok,

bosan dan sering kali kurang sabar. Jalan raya harus dibuat sedemikian supaya aman dan nyaman dalam pemakaiannya. Penggunaan jalan raya atau jalan adalah untuk : a. door to door service. b. macam-macam kendaraan seperti : -. bermotor : sepeda motor, mobil penumpaang, bus, truk, tank, traktor dsb. -. tidak bermotor : sepeda becak. -. ditarik oleh binatang : gerobak, kereta kuda (dokar) Pada landai 6% dengan tenaga kuda hanya dapat ditarik 2 1 dari muatan pada jalan datar dan 1 pada landai 10% hanya. Pada landai lebih dari 3%, truk dengan muatan biasa, kercepatannya sudah 4 berkurang. Pada umumnya jalan raya lebih lebar dan lebih banyak kemungkinannya dan pada jalan raya kita hanya membut jalan dengan perhitungan kendaraan apa yang akan menggunakan jalan ini. Biaya pembuatan tidak begitu tinggi, tetapi biaya pemeliharaannya lebih banyak dari pada jalan kereta api. Biasanya jalan raya dibuat oleh pemerintah dengan uang dari masyarakat seperti pajak kendaraan dan bea-bea lainnya, jadi masyarakat harus mendapatkan kembali dalam arti keuntungan baik pada transportasi barang maupun manusia. Faktor ini penting sekali pada perencanaan dan pelaksanaan. XI.5. Saluran pipa (pipelines). Pada umumnya saluran pipa terletak dibawah permukaan tanah, bisa mengalir dengan berat sendiri dan bisa juga dengan tekanan. Saluran pipa digunakan untuk transportasi minyak tanah, air dan juga untuk riool dan gas. Pada transportasi minyak tanah dan gas digunakan pressure pipelines dan untuk air leding dan riool dengan berat sendiri. Keuntungan dari sistim ini adalah : 1. tidak ada kendaraan pengangkutan kembali yang kosong; hanya satu jurusan. 2. tidak perlu kendaraan pengangkutan, termasuk service dan maintenance. 3. angkutan atau transportasi terus menerus dan bisa diatur dengan tepat. 4. kebanyakan terletak dibawah permukaan tanah sehingga hampir tidak memerlukan pemeliharaan.

5. kemungkinan pencurian kecil. 6. untuk operasi diperlukan sedikit tenaga dan dapat dengan menggunakan remote control. Pada pembuatannya diperlukan modal yang besar, tetapi biaya operasinya kecil. Dulu panjang pipa dibuat kira-kira 10 ft, tetapi sekarang, dengan garis tengah 30 sampai 40 ft. panjangnya sampai 60 ft. Penggalian bisa dilakukan dengan alat-alat besar dan dalam satu hari dapat menggali selebar 4 ft. ; sedalam 5 sampai 7 ft. dan sepanjang 1,5 mil (= 1,2 x 1,8 x 2500 m 3 ), pada tanah biasa. Sepanjang saluran pipa harus diberi lapisan kerikil dan pasir sebagai pondasi. Setelah pipa dimasukkan kedalam lubang, lubang harus ditutup dengan tanah yang tebalnya minimum 75 cm. Pada lintasan dengan sungai atau jalan diperlukan perhatian khusus. +. Riool. Keperluannya didalam kota dan biasanya terletak dibawah trotoar atau bahu jalan. Penampang pipa besar, tetapi pipanya pendek-pendek. Pada umumnya dibuat dari beton bertulang, bisa juga dari tanah (keramik) atau besi dan kadang-kadang terbuka. Air mengalir dengan berat sendiri dan agak cepat, untuk membawa kotoran, buangan dari rumah-rumah. Saluran diberi kemiringan tertentu untuk mendapakan kecepatan air yang dikehendaki. Pada setiap penggantian jurusan, harus diberi lubang atau manhole (honk), supaya orang dapat masuk untuk kontrol atau membersihkannya. +. Saluran pipa untuk air minum. Pipa-pipa dibuat dari campuran logam khusus supaya air jangan terracuni, tidak bisa dimasuki kuman-kuman dari tanah dan tidak berkarat. Sambungan-sambungan harus mendapat perhatian khusus. Air diambil dari sungai atau gunung dan melalui pipa-pipa di bawa ketempat penjernihan. Setelah jernih dikumpulkan didalam bak besar yang terletak tinggi ataau diatas menara, untuk memberi tekanan pada pembagian air ini ke gedung-gedung, rumah-rumah dsb. Pipa-pipa ini sering juga terletak dibawah bahu jalan. +. Saluran pipa dengan tekanan tinggi (High pressure pipelines). Pengalaman membuat saluran pipa ini sudah kira-kira 75 tahun dan sudah ada syarat-syarat keamanan sebagai berikut :

1. digunakan klep pada tiap ujung pipa dan pada ujung jembatan yang panjang. 2. digantung atau dipasang pada sisi air keluar dari bawah jembatan. 3. sambungan pipa digantung fleksibel pada jembatan lalu-lintas. 4. ditanam cukup dalam dan diberi tanda dimana letaknya. 5. kalau terletak dibawah jalan raya, harus dibalut dengan baik supaya jangan rusak karena beratnya lalu-lintas. 6. perhatikan kejadian-kejadian yang membahayakan seperti : a. kemungkinan menambahnya tekanan. b. kerusakan pipa-pipa karena erosi atau karatan. c. kerusakan karena banjir, kilat, gempa bumi, tanah longsor atau jatuh. d. kerusakan karena kendaraan hilang konrol. e. kemungkinan sabotase Biasanya dibuat jalan sedapat mungkin sepanjang saluran untuk transport material, pipapipa dan alat-alat lain pada pembuatan dan untuk pengawasan atau pemeliharaan. Keuntungan saluran pipa terutama karena letaknya jauh didalam tanah, jadi tidak mengganggu apapun. Pada penentuan trase cukup dengan menggunakan mozaik foto udara, karena garis tinggi tidak seberapa menentukan.