BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi (http://kolom.pacific.net.id/ind/index 2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=121). World Tourism and Trade Center (WTTC) bahkan telah menegaskan bahwa sektor pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia, sektor ini telah menjadi salah satu penggerak utama perekonomian abad 21 bersama dengan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Perkembangan industri pariwisata yang sangat dinamis dan terus diperkuat oleh kemajuan tingkat kesejahteraan ekonomi bangsa-bangsa di dunia, menimbulkan pariwisata saat ini mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Sebagai industri yang berkembang pesat, sektor pariwisata telah mencatat angka lebih kurang 715 juta perjalanan internasional yang menghasilkan lebih dari US$ 475 triliun dari pengeluaran wisatawan pada tahun 2004. Pertumbuhan pariwisata global dengan rata-rata 4% per-tahunnya, WTO memperkirakan mobilitas wisatawan dunia akan mencapai angka 1 milyar wisatawan pada tahun 2010. Berdasarkan prediksi WTO dalam hal distribusi pasar wisatawan internasional, kawasan Asia Pasifik (termasuk Indonesia di dalamnya) akan menjadi kawasan tujuan wisata utama yang mengalami
pertumbuhan paling tinggi diantara kawasan-kawasan lain di dunia (http://www.pdfquee..com/pdf). Pariwisata dikatakan sebagai industri, karena di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang bisa menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Makna industri di sini bukan sebagaimana pengertian industri pada umumnya yaitu adanya pabrik atau mesin-mesin yang besar atau kecil yang penuh dengan asap. Industri pariwisata tidak seperti pengertian industri pada umumnya, sehingga industri pariwisata disebut industri tanpa asap. Hal ini juga tampak di Indonesia dimana pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan yaitu untuk memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air, memperkaya kebudayaan nasional dan memantapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antarbangsa. Menurut Keppres Nomor 38 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa seluruh sektor harus mendukung pembangunan pariwisata Indonesia. Hal ini merupakan peluang bagi pembangunan kepariwisataan Indonesia, pemerintah sudah mencanangkan bahwa pariwisata harus menjadi andalan pembangunan Indonesia. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 menjelaskan bahwa salah satu sasaran untuk meningkatkan sektor non-migas adalah dengan meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa menjadi sekitar US$ 10 miliar pada tahun 2009, sehingga sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi salah satu penghasil devisa besar. Pada tahun 2005 terdapat jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 5.002.101 orang wisatawan dan membawa penerimaan
devisa sebesar US$ 4.521, 89. Pada tahun 2006 terdapat jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 4.871.351 orang wisatawan dan membawa penerimaan devisa sebesar US$ 4.447, 98. Pada tahun 2007 terdapat jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 5.505.759 orang wisatawan dan membawa penerimaan devisa sebesar US$ 5345,98. Pembangunan pariwisata diarahkan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran melalui kegiatan promosi dan pengembangan produk-produk wisata serta meningkatkan sinergi dalam jasa pelayanan pariwisata (http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=15&jd=prospek-dan- Permasalahan-Pariwisata-Indonesia&dn=20081104054945). Pengembangan pariwisata meliputi dua hal pokok, yakni sarana dan prasarana. Pengembangan trasportasi, akomodasi, perusahaan jasa dan sebagainya merupakan langkah yang mesti diambil oleh pemerintah. Dilaksanakannya pengembangan ini maka berbagai keuntungan dari sektor ini dapat diraih oleh masyarakat terutama di daerah objek wisata tersebut. Pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata ke dalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Sasaran sosial ekonomi adalah meningkatkan penerimaan devisa, memperluas kesempatan kerja dan berusaha. Sektor pariwisata dikembangkan agar dapat memberi sumbangan yang berarti bagi kesejahteraan rakyat (Kaslany, 1997: 85). Rencana pemerintah juga harus bijaksana untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata sehingga dampak positif bisa dimaksimalkan dan dampak negatif
diminimalkan. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Sektor pariwisata memberikan efek berantai (multiplier effect) akan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar, sehingga memberikan distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata (http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=1154). Sektor pariwisata bersifat padat karya, sehingga sangat tergantung dengan sumber daya manusia (Erawan, 1994: 30). Bukit Lawang merupakan salah satu objek wisata alam hutan tropis, yang terkenal di Sumatera Utara. Objek wisata ini terletak di daerah yang bernama Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Bukit Lawang dengan pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, sungai dengan air yang jernih, walaupun keadaan hutannya tidak asli lagi, menjadikan tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri.yang menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Daya tarik utama objek wisata Bukit Lawang adalah lahan rehabilitasi orangutan sumatera, hutan, sungai, air terjun dan beberapa gua yang sangat sesuai untuk aktivitas wisata seperti treaking, rafting, tubbing, cross country, dan camping (http://www.paketrupiah.com/artikel/bukit_lawang,_ekowisata_dan_orangutan.ph p). Berdasarkan data kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung sejak Juni-Juli 2008 tercatat peningkatannya cukup drastis. Wisatawan domestik pada bulan Juni tercatat 10.836 pengunjung dan wisatawan 811 pengunjung. Peningkatan kunjungan wisatawan ke objek wisata Bukit Lawang, selain memberikan dampak yang besar bagi peningkatan penghasilan
daerah Langkat, juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat (Harian Global, 8 Agustus 2008). Beberapa keluarga telah menjadi bagian dari konsep besar wisata di Bukit Lawang. Kebanyakan penduduk bekerja sebagai pembuat dan pedagang cendera mata khas berupa ukiran kayu, anyaman bambu, dan kerajinan berbahan tempurung kelapa dan sebagian lagi bekerja di berbagai penginapan dan fasilitas pendukung pariwisata. Kegiatan ini mempunyai pengaruh kepada masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraan. Belum diketahui sebesar apa kontribusi aktivitas wisata terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar lokasi tersebut. Berdasarkan hal di atas peneliti mencoba melakukan suatu penelitian di desa Timbang Jaya, untuk melihat secara langsung serta menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan sosial ekonomi masyarakat dengan menggambil judul penelitian kontribusi aktivitas wisata terhadap sosial ekonomi masyarakat di desa Timbang Jaya, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat. 1.2 Perumusan Masalah Masalah merupakan bagian pokok dari bagian kegiatan penelitian (Arikunto, 1992: 47). Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah kontribusi aktivitas wisata terhadap sosial ekonomi masyarakat di desa Timbang Jaya, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sasaran utama yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian. Tanpa tujuan, kegiatan yang dilaksanakan tidak akan mempunyai arah yang jelas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kontribusi aktivitas wisata terhadap sosial ekonomi masyarakat di desa Timbang Jaya. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah: 1. Sebagai referensi dalam teori, model pengembangan pariwisata, khususnya Bukit Lawang. 2. Sebagai acuan dalam membuat rencana kerja (program) dan bahan masukan dalam membahas kajian kepariwisataan Indonesia, khususnya Bukit Lawang.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB. II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, kerangka pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi operasional. BAB. III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data. BAB. IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian. BAB. V : ANALISA DATA Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian.