BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia serta untuk meningkatkan kemampuan dan. Tantangan dari perkembangan zaman tersebut memacu setiap individu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

Dasar (UUD) 1945 maupun didalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sepakbola ini adalah olahraga yang penuh teka-teki, misalnya dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jenjang pendidikan dasar, sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR BAGAN... xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, dan analisis data dan pembahasan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kualitas dan kemampuan antara lain: (1) memiliki identitas diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang paling urgen dalam meningkatkan

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler yang beragam di setiap lembaga pendidikan. adakan di dalam sekolah yang memberikan banyak manfaat kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi perkembangan Teknologi dan Informasi yang terus berkembang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Tantan Triatna, 2013

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 (dalam Samino, 2012: 35)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

STANDAR ISI 1 Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi 4 4 sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fondasi utama dalam pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan kemampuan, kekuatan dan kualitas hidup manusia. Pendidikan adalah usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Didalam proses pembelajaran, peserta didik diberikan kebebasan untuk menentukan bahan ajar yang akan dipelajari, cara belajar yang akan ditempuh dan tempat yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan belajar. Pelaksanaan pendidikan secara nyata terdapat pada lembaga satuan pendidikan atau yang kita kenal dengan sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan individu, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 1 yang berbunyi : Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dalam lingkungan sekolah, anak mengalami proses belajar, baik yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, psikomotor, maupun perilaku sosial yang kesemuanya tertuju pada pencapaian perkembangan siswa secara optimal. 1

2 Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan menengah formal yang menyiapkan tenaga-tenaga kerja melalui kegiatan belajar sekolah. Adapun jenis kegiatan kurikulum di sekolah pada umumnya mencakup kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Ketiga jenis kegiatan tersebut merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan secara keseluruhan pada sekolah yang bersangkutan. Iklim yang kondusif dalam proses belajar-mengajar dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas individu. Salah satu upaya untuk menciptakan iklim tersebut adalah dengan adanya pembinaan kesiswaan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu upaya dalam menciptakan tumbuhnya kreativitas siswa di sekolah, merupakan salah satu wahana pembinaan kegiatan kesiswaan, yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah baik secara berkala atau hanya pada waktuwaktu tertentu. Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peranan penting dalam upaya membantu, mengarahkan dan menyalurkan aktivitas-aktivitas siswa ke arah yang positif yang berfungsi menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minat siswa SMA Pasundan 3 Kota Cimahi. Berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di SMA Pasundan 3 Kota Cimahi seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Praja Muda Karana (Pramuka), Palang Merah Remaja (PMR), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan masih banyak kegiatan ekstrakurikuler

3 lainnya yang jumlahnya lebih dari 10 macam kegiatan ekstrakurikuler. Kesemuanya ini berarti menuntut peran serta aktif siswa-siswi untuk terlibat didalamnya, tentunya diluar jadwal pelajaran sekolah yang telah ditentukan. SMA Pasundan 3 Kota Cimahi memiliki berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler, dengan tidak mengesampingkan kegiatan kurikuler lainnya, salah satu ekstrakurikuler yang paling diminati oleh siswa yaitu ekstrakurikuler OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) yang akan dijadikan objek penelitian oleh peneliti. Inti dari kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk membentuk watak disiplin, dan kerjasama. Kegiatan ekstrakurikuler OSIS meliputi nilai-nilai rasa cinta tanah air, menghargai orang lain serta nilai-nilai kemanusiaan, sangat ditekankan. Adanya kesamaan tujuan antara mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewaragnegaraan) dan kegiatan ekstrakurikuler OSIS, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler OSIS dengan motivasi belajar siswa, yang dikhususkan dalam mata pelajaran PKn. Dalam motivasi terdapat unsur-unsur yang bersifat dinamis dalam belajar seperti perasaan, perhatian, kemauan dan lain-lain. Motivasi belajar ini tidak hanya tumbuh dalam diri siswa melainkan motivasi juga dapat muncul karena adanya daya penggerak dari pihak lain guna menambah semangat belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah.

4 Pembinaaan kegiatan ekstrakurikuler perlu diperhatikan pihak sekolah yang diharapkan dapat menampung dan mengembangkan kreatifitas siswasiswinya sehingga secara bersama-sama dengan kegiatan kurikuler dapat meningkatkan kualitas motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian (2002:102) yang menyatakan : Motivasi adalah daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya, dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan, khususnya terhadap siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, pada hakikatnya dapat memotivasi dan menunjang siswa dalam pelajaran, khususnya mata pelajaran PKn. Oteng Sutisna (1989:67), menyatakan bahwa: Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan sekolah yang konstruktif, dalam mana murid berpartisipasi di luar, dan sebagai tambahan kepada kegiatan kelas yang formal. Bertitik tolak dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) di SMA Pasundan 3 Kota Cimahi. Pada akhirnya dari semua upaya penelitian ini tertuju pada pengembangan kualitas para siswa dan sekaligus merupakan upaya untuk meningkatkan mutu produktifitas lembaga (sekolah).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA Pasundan 3 Kota Cimahi? Agar pelaksanaan penelitian lebih terarah, secara operasional permasalahan penelitian dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan Need for Achievement (kebutuhan akan keberhasilan) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan Need for Power (kebutuhan akan kekuasaan) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS dengan Need for Affiliation (kebutuhan untuk menjamin kerjasama) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan Need for Achievement (kebutuhan akan keberhasilan) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan Need for Power (kebutuhan akan kekuasaan) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan Need for Affiliation (kebutuhan untuk menjamin kerjasama) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). D. Manfaat Penelitian Kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana kegiatan siswa, dimaksudkan untuk menyalurkan potensi, minat dan bakat para siswa agar dapat tumbuh berkembang secara wajar dan terarah.

7 1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai hubungan kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMA Pasundan 3 Kota Cimahi. 2. Manfaat bagi Lembaga a. Bagi Sekolah Sebagai bahan informasi untuk lebih menyiapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang dibutuhkan siswa sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada diri tiap siswa. b. Bagi organisasi ekstrakurikuler OSIS Sebagai bahan masukan bagi organisasi ekstrakurikuler OSIS untuk lebih ditingkatkan lagi mengingat teknologi terus berkembang dalam memberikan pendidikan kepada siswa, sehingga anggota OSIS dapat tetap menjadi panutan bagi organisasi yang lainnya dan dapat selalu maju dan terdepan dalam segala kondisi. c. Bagi Siswa 1. Siswa dapat memiliki pengetahuan, wawasan, pengalaman, keterampilan dan mengembangkan potensi bakat, minat dan kreativitasnya secara wajar dan terarah sebagai bekal untuk dapat

8 dikembangkan di lingkungan sekitarnya yaitu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. 2. Terbentuknya sikap disiplin, rasa memiliki, rasa tanggung jawab dan jiwa kepemimpinan yang tinggi di kalangan siswa sehingga mendorong terciptanya suasana kehidupan sekolah sebagai wiyatamandala. d. Bagi Guru PKn Guru dapat memberikan peranan yang maksimal dalam memotivasi belajar siswa. e. Bagi Penelitian Selanjutnya 1. Menyampaikan hasil penelitian tentang kegiatan ekstrakurikuler OSIS serta memberikan masukan kepada pengurus dan anggota baru selanjutnya. 2. Sebagai bahan informasi untuk peneliti lebih lanjut. 3. Sebagai penunjang dan pembanding akan penelitian yang telah ada dengan yang akan diadakan oleh peneliti selanjutnya. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan serta lebih memahami isi yang terkandung dalam penelitian dan judul skripsi, maka perlu menjelaskan istilah istilah sebagai berikut:

9 1. Hubungan Pengertian hubungan dalam penelitian ini adalah variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler OSIS) memiliki keterkaitan dengan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). 2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pengertian kegiatan ekstrakurikuler menurut Keputusan Dirjen Dikdasmen Depdikbud nomor 226/C/Kep/0/1992 dalam pasal 1 ayat 25 adalah sebagai berikut : Kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik di sekolah ataupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Pengertian ekstrakurikuler dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam bidang nonakademik. Selain itu, program ekstrakurikuler dilakukan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang akademik. 3. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) OSIS adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan OSIS merupakan satu-satunya organisasi siswa yang sah di sekolah.

10 4. Motivasi Belajar Menurut Purwanto (1997:72) Pengertian motivasi belajar adalah sebagai berikut : Kekuatan - kekuatan yang kompleks, dorongan - dorongan kebutuhan-kebutuhan, pertanyaan-pertanyaan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal. Pengertian motivasi dalam penelitian ini adalah daya dorong bagi seseorang yang terdapat dalam dirinya untuk mengaktifkan atau menggerakkan serta mengarahkan perilaku, sikap dan tindakan terhadap suatu pencapaian tujuan. Berdasarkan pengertian di atas, motivasi belajar dalam penelitian ini berupa nilai siswa yang diukur didasarkan David McClelland yaitu need for achievement (kebutuhan akan keberhasilan), need for power (kebutuhan akan kekuasaan), need for affiliation (kebutuhan untuk menjalin kerjasama). 7. Pendidikan Kewarganegaran (PKn) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

11 F. Asumsi Penelitian Menurut Arikunto (2002: 61) asumsi atau anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas. Asumsi atau anggapan dasar tidak memerlukan lagi pengujian. Asumsi yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan ekstrakurikuler OSIS merupakan suatu organisasi siswa yang bersifat intra sekolah dan otonom harus ada di setiap sekolah yang berperan sebagai wadah penyaluran bakat, minat dan potensi siswa. 2) Keberhasilan setiap usaha pendidikan memerlukan suasana atau kondisi lingkungan yang dapat memupuk, memperlancar, atau lebih meluweskan jalannya proses pendidikan tersebut. Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler OSIS dapat terwujud secara optimal sangat ditentukan oleh peranan dan fungsi masing-masing komponen yang terlibat, baik kepala sekolah, guru, maupun partisipasi seluruh siswa. 3) Potensi motivasi belajar pada hakikatnya ada pada setiap individu dan dapat tidaknya potensi itu dikembangkan bergantung pada iklim yang mempengaruhinya. Di sekolah, salah satu upaya kearah itu adalah melalui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, khususnya ekstrakurikuler OSIS.

12 G. Hipotesis Penelitian Arikunto (2002 : 64) menyatakan bahwa hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah biasanya disusul dalam bentuk kalimat pertanyaan. Pada penelitian ini, Hipotesis nol (H 0 ) adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Menengah Atas Pasundan 3 Kota Cimahi. Hipotesis kerja (H 1 ) adalah Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Menengah Atas Pasundan 3 Kota Cimahi. Hipotesis di atas dirumuskan kembali menjadi beberapa sub hipotesis sebagai berikut: 1. H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dengan Need for Achievement (kebutuhan akan keberhasilan) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler OSIS dengan Need for Achievement (kebutuhan akan keberhasilan) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

13 2. H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler OSIS dengan Need for Power (kebutuhan akan kekuasaan) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler OSIS dengan Need for Power (kebutuhan akan kekuasaan) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). 3. H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler OSIS dengan Need for Affiliation (kebutuhan untuk menjamin kerjasama) siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler OSIS dengan Need for Affiliation (kebutuhan untuk menjamin kerjasama) siswa pada mata pelajaran PKn di sekolah.