BAB V PEMBAHASAN. Ginjal Kronik dilaksanakan pada bulan November Maret 2016 dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr.

BAB II LANDASAN TEORI. (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer dan Bare,

BAB 4 HASIL. Tabel 4.2. Data Profil Tekanan Darah Intradialisis Pasien Variabel Nilai Rerata (mmhg) Minimal (mmhg)

BAB I PENDAHULUAN. Hemodialisis (HD) merupakan tindakan untuk menggantikan sebagian dari

HIPERTENSI. Rubin Surachno & Rien Afrianti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) dan hanya menggantikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. lebih atau sama dengan 90 mmhg (Chobanian et al., 2003). Hipertensi merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.

: DYANA CITRA MOKODOMPIT NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALISIS DENGAN HIPERTENSI INTRADIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSD DR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. dunia karena biaya perawatannya yang besar, kualitas hidup yang buruk dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN BESARNYA ULTRAFILTRASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL DENGAN HEMODIALISA RUTIN 1. Kusnanto 2, Syaifudin 3 INTISARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel,

BAB 4 HASIL. 24 Universitas Indonesia. Hubungan kadar..., Krishna Pandu W., FK UI., 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL. 2,3 (0,3-17,5) Jenis Kelamin Pria 62 57,4 Wanita 46 42,6

Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. meningkat, serta menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit seperti

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL Kerangka Konsep Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. psikologis akibat proses menua. Lanjut usia merupakan tahapan dimana

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. vitamin ataupun herbal yang digunakan oleh pasien. 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM. Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Penelitian yang berjudul Hubungan Besar Ultrafiltrasi saat Hemodialisis dengan Kejadian Peningkatan Tekanan Darah Intradialitik pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dilaksanakan pada bulan November 2015 - Maret 2016 dengan menggunakan data primer pasien di Unit Hemodialisis RSUD Dr. Moewardi. Setelah dilakukan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 49 pasien yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Distribusi Sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 4.1) didapatkan bahwa sampel paling banyak berjenis kelamin perempuan, yakni 53.1%. Jenis kelamin pada beberapa penelitian, seperti penelitian Agarwal dan Light RP (2010) dan Cirit et al (1995) disebutkan tidak berpengaruh pada kejadian peningkatan tekanan darah intradialitik dan pada setiap penelitian perbedaan jumlah antara sampel pria dan wanita tidak besar. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada penelitian ini sampel terbanyak berada pada kelompok umur 51-60 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Pada penelitian Agarwal dan Light RP (2010) didapatkan rata-rata sampel berada pada usia 54 tahun sedangkan pada penelitian Raj et al (2002) berada pada 57,1 + 2 tahun. Hal ini juga sesuai dengan kriteria yang dikemukakan oleh Inrig et al (2009), bahwa sampel yang mengalami peningkatan tekanan darah intradialitik kebanyakan berumur lebih tua, mempunyai berat badan kering yang lebih rendah, lebih banyak diresepkan obat antihipertensi, dan mempunyai serum kreatinin yang lebih rendah dibandingkan pasien tanpa peningkatan tekanan darah intradialitik. 46

47 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kebanyakan pasien sudah menjalani hemodialisis selama 5-12 bulan, yakni sebanyak 46,9% atau 23 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Inrig et al (2009), diketahui bahwa pasien yang menjalani hemodialisis kurang dari 1 tahun biasanya mengalami peningkatan tekanan darah intradialitik. Hal ini dikarenakan kebanyakan pasien belum bisa mengatur intake cairan secara teratur dan hemodinamik pasien baru saja stabil sehingga masih mudah mengalami perubahan pada hemodinamik. Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa besar ultrafiltrasi yang paling banyak dipakai adalah 1 Liter, 2 Liter, dan 3 Liter. Menurut Nissenson dan Fine (2008) dalam buku Handbook of Dialysis Therapy, pada penderita dengan hemodialisis regular 2 kali seminggu, kenaikan berat badan antar waktu hemodialisis disarankan tidak melebihi 2 kg sehingga ultrafiltrasi yang dilakukan saat hemodialisis sekitar 2 Liter. Dalam penelitian ini terdapat 27 pasien dengan besar ultrafiltrasi < 2 Liter dan 22 pasien dengan besar ultrafiltrasi > 2 Liter. Pada penelitian yang dilakukan oleh Inrig et al (2009), Agarwal dan Light RP (2010), dan Raj et al (2002) besar ultrafiltrasi pasien juga bervariasi. Hal ini dikarenakan tidak semua pasien memiliki ultrafiltration goal yang sama. Dan besar ultrafiltrasi pasien dapat kurang atau lebih dari ultrafiltration goal tergantung pada kondisi pasien saat melakukan hemodialisis. Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan bahwa peningkatan tekanan darah intradialitik yang paling banyak dialami pasien adalah 20 mmhg, yakni sebanyak 12 orang (24,5%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Agarwal dan Weir MR (2010) dan Cirit et al (1995) didapatkan bahwa pasien dengan peningkatan

48 tekanan darah intradialitik >10 mmhg memiliki besar ultrafiltrasi > 2 Liter. Besar ultrafiltrasi yang tinggi ini biasanya dikarenakan oleh kelebihan cairan (volume overload), sehingga jumlah cairan yang ditarik lebih besar. Setelah dilakukan uji korelasi Spearman antara besar ultrafiltrasi dengan peningkatan tekanan darah intradialitik didapatkan p = 0,003 (p < 0,05). Hasil uji korelasi Spearman ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara besar ultrafiltrasi dengan peningkatan tekanan darah intradialitik. Kekuatan hubungan antara besar ultrafiltrasi dengan peningkatan tekanan darah intradialitik digambarkan oleh koefisien korelasi Spearman (rs) yaitu 0,421 yang artinya hubungan antarvariabel ini merupakan korelasi positif dengan kekuatan moderat. Mekanisme peningkatan tekanan darah intradialitik sampai saat ini masih belum sepenuhnya diketahui. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kejadian ini, seperti kelebihan cairan (volume overload), aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron (RAAS) karena diinduksi oleh hipovolemia saat dilakukan ultrafiltrasi, overaktivitas simpatis, variasi dari ion K + dan Ca 2+ saat hemodialisis, viskositas darah yang meningkat karena diinduksi oleh terapi eritropoeitin, ultrafiltrasi yang berlebih saat hemodialisis, obat antihipertensi terekskresikan saat hemodialisis dan adanya disfungsi endotel (Locatelli et al., 2010). Dari hasil penelitian oleh Inrig (2010a), diduga faktor penyebab yang paling berpengaruh adalah kelebihan cairan, aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron, ultrafiltrasi yang berlebihan, serta disfungsi endotel. Pada pasien Penyakit Ginjal Kronik terdapat disfungsi endotel sehingga akan terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor humoral pada sel endotel. Ultrafiltrasi yang

49 berlebih diduga akan membuat faktor-faktor humoral pada sel endotel menjadi lebih tidak seimbang lagi. Hal tersebut menyebabkan peningkatan ADMA (asymmetric dimethylarginine) yang merupakan inhibitor sekresi NO (Nitric Oxide), sehingga akan terjadi penurunan kadar NO. Nitric oxide sendiri merupakan vasodilator yang berperan dalam mekanisme pencegahan kenaikan tekanan darah. Ketidakseimbangan tersebut juga menyebabkan peningkatan ET-1 (Endothelin-1) yang merupakan vasokonstriktor. Ketidakseimbangan tersebut akan menyebabkan terjadinya peningkatan resistensi vaskuler yang selanjutnya akan menyebabkan peningkatan tekanan darah intradialitik. Ultrafiltrasi yang berlebih kemungkinan besar disebabkan karena asupan makanan dan cairan yang berlebih saat masa interdialitik (waktu diantara dua sesi hemodialisis). Hal ini akan menyebabkan kelebihan berat badan interdialitik sehingga untuk mencapai target berat badan kering jumlah cairan yang ditarik akan semakin besar. Ultrafiltrasi berlebih selain memicu ketidakseimbangan faktor-faktor humoral pada sel endotel juga diduga memicu hypovolemia. Hipovelemia yang terjadi akan memicu pengaktivan system RAAS (Sistem Renin Angiotensi Aldosteron) sehingga terjadi oversekresi Renin dan Angiotensin II yang akhirnya akan menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler sehingga terjadi peningkatan tekanan darah intradialitik (Chazot dan Jean, 2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Inrig et al (2009) mengenai hubungan antara kejadian peningkatan tekanan darah intradialitik dengan 2-year mortality didapatkan bahwa pada pasien dengan peningkatan tekanan darah sistolik > 10 mmhg selama hemodialisis terjadi peningkatkan 2-year mortality.

50 Pada penelitian tersebut juga disebutkan bahwa ada kemungkinan hal ini dapat dicegah jika ada pengontrolan yang baik akan besar ultrafiltrasi dan pemantauan berat badan pasien secara berkala. Agarwal dan Light RP (2010) membuktikan bahwa peningkatan tekanan darah intradialitik dapat dijadikan sebagai penanda kelebihan volume cairan. Hasil tersebut serupa dengan penelitian Inrig et al (2009). Penelitian tersebut menyatakan bahwa penilaian berat badan kering secara berkala juga edukasi tentang asupan cairan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kelebihan cairan yang akan memicu peningkatan tekanan darah intradialitik.