PRINSIP DAN PRAKTEK REASURANSI JIWA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar & Praktikum Underwriting

SISTEM PERUSAHAAN ASURANSI


PRINSIP PENETAPAN HARGA PREMI REASURANSI JIWA

Asuransi kembali risiko yang diterima asuradur kepada reasuradur baik s ebagian maupun s eluruhnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,

PENDAHULUAN PROPORTIONAL TREATY LATIHAN PEMAHAMAN KONSEP PENUTUP

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

PENGUKURAN RISIKO DENGAN VALUE AT RISK PADA RETENSI OPTIMAL UNTUK REASURANSI STOP LOSS

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

PETUNJUK PELAKSANAAN SESI STATISTIK BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL (BPPDAN) TAHUN 2013

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP /LK/ 2004 TENTANG DUKUNGAN REASURANSI OTOMATIS DALAM NEGERI DAN RETENSI SENDIRI

PT TUGU REASURANSI INDONESIA

Informasi Statistik. 1. Catatan Statistik 3

BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL (BPPDAN) TAHUN 2015

Akhirnya saya ucapkan selamat membaca, semoga buku ini dapat lebih memperluas cakrawala pengetahuan tentang asuransi.

PT TUGU REASURANSI INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di samping

PT TUGU REASURANSI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koophandel

BAB II REASURANSI. A. Sejarah Reasuransi

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/SEOJK.05/2015 TENTANG

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

KONSORSIUM ASURANSI RISIKO KHUSUS (KARK) Frequently Asked Questions (FAQ) KOSMIK Edisi I 26 Januari 2016

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PT TUGU REASURANSI INDONESIA

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanggungan. Dalam bahasa Belanda asurantie yang dalam hukum

PT TUGU REASURANSI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

BAB II REASURANSI DALAM PERUSAHAAN ASURANSI. dihadapi oleh perusahaan asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

CHAPTER 5. BASIC PRINCIPLES OF INSURANCE II. A. Contribution

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN, PRINSIP DAN TUJUAN REASURANSI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

PRUlink syariah assurance account

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SOSIALISASI. Jakarta, 7 Desember 2015 Otoritas Jasa Keuangan Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. Pada kegiatan kerja praktek di PT Asuransi Ramayana Tbk. penulis

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

Plita HIIS(Health Insurance Information System)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

6. RENEWAL AND CANCELLATION

Perihal : Statistik Gempa Bumi Indonesia

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRUlink assurance account

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

PRUlink assurance account

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

Perihal : Statistik Gempa Bumi Indonesia

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Module Asuransi Kredit

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ILUSTRASI. Premi Dasar Berkala 10,000,000. Premi Top Up Berkala 10,000, ,000,000. Uang Pertanggungan. Masa Pertanggungan. s.

PRUlink assurance account

SMiLe LINK 88. Rincian Biaya Asuransi untuk Bulan dan Tahun Pertama sesuai dengan Manfaat Asuransi yang diambil:

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PRUlink assurance account

PRUlink assurance account

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO

PRUlink syariah assurance account

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PRUlink assurance account

INSURANCE OUTLOOK 2016: NAVIGATING FINANCIAL MARKET VOLATILITY Jakarta, 24 November 2015

Ringkasan Informasi Produk

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hadiahkan pemberian yang senantiasa penuh manfaat dan tak terhenti, dari satu generasi ke generasi berikutnya.

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

PRUlink syariah assurance account

Transkripsi:

PRINSIP DAN PRAKTEK REASURANSI JIWA In House Training Nasional Re Reasuransi Jiwa Konvensional dan Syariah Jakarta, 13 Mei 2016 Oleh : Faried Susanto, SE, AAAIJ, FSAI, AIIS, CRMP 1

Pengertian Reasuransi Reasuransi adalah : Suatu cara penanggung untuk mengurangi atau memperkecil beban risiko yang diterima dengan mengalihkan seluruh atau sebagian risiko kepada pihak penanggung lain. 2

Istilah Ceding Company adalah perusahaan asuransi yang membutuhkan backup reasuransi dan istilah lain untuk Ceding Company adalah : Penanggung Cedant Direct Writing Company Asuradur Insurer Direct Writer, dan Direct Insurer Perusahaan yang menyediakan backup reasuransi disebut Reinsurer, dan biasa disebut juga dengan istilah : Penanggung ulang Reinsurance Company Reasuradur, dan Assuming Company 3

Fungsi Reasuransi Sebagai tempat untuk penyebaran risiko (sharing of risk) Meningkatkan kapasitas akseptasi penanggung Memberikan perlindungan kepada penanggung dari kerugian underwriting Sebagai pertukaran bisnis, menerima dan memberi salah satu pihak Perusahaan Reasuransi dapat berfungsi sbg konsultan dan dapat memberikan bantuan teknis kepada perusahaan asuransi 4

Transaksi Reasuransi Transfer Risiko Accept Risiko Bayar Premi Reasuransi Bayar allowances (RI Com) Bayar Klaim Ceding Company Reinsurer 5

BATAS RETENSI Batas retensi (retension limit) adalah sejumlah besaran risiko dari suatu perusahaan asuransi dimana jumlah risiko tersebut dapat ditahan sendiri tanpa backup reasuransi Perusahaan asuransi akan mereasuransikan jumlah risiko asuransinya bila melebihi batas retensinya 6

RECAPTURE Seiring dengan berkembangnya perusahaan, biasanya batas retensi perusahaan asuransi pun ikut meningkat. Berdasarkan alasan ini, kebanyakan perjanjian kerjasama reasuransi memperkenankan adanya recapture yaitu membolehkan ceding company mengambil kembali bagian yang di reasuransikan, dengan persyaratan tertentu. 7

RETROCESSION Seperti yang dilakukan perusahaan asuransi perusahaan reasuransi juga mungkin membutuhkan transfer risiko kepada perusahaan reasuransi lain dan transaksi ini dikenal dengan nama retrosesi. Perusahaan yang menerima sebagian risiko dari reinsurer disebut dengan retrosesioner (retrocessionaire). 8

RETROCESSION Contoh, suatu polis bernilai $1,000,000,- dan $100,000 dapat ditahan sendiri oleh ceding company (retensi). Sisanya sebesar $900,000 dibackup oleh reasuradur. Namun Reasuradur hanya memiliki batas retensi sebesar $500,000, sehingga masih ada risiko sebesar $400,000 yang harus di backup reasuradur lain (retrosesioner). 9

Bagan Proses Reasuransi dan Retrosesi UP=1.000.000 900.000 400.000 100.000 500.000 400.000 Ceding Company Reinsurer Retro sesioner Proses Reasuransi Proses Retrosesi Note : Reinsurer dan Retrosesioner jumlahnya dapat lebih dari satu perusahaan 10

Bagan Proses Reasuransi dan Retrosesi Ceding Company Reinsurer A Reinsurer B Reinsurer C Reinsurer D Retro sesioner 1 Retro sesioner 2 Retro sesioner 3 Proses Reasuransi Proses Retrosesi 11 11

Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi 1. Prinsip Itikad Baik 2. Prinsip Insurable Interest 3. Prinsip Ganti Rugi (Indemnitas) 4. Prinsip Subrogasi 5. Prinsip Kontribusi/Saling Menanggung 6. Prinsip Follow the Fortune 12

Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Insurable Interest : Dalam Life Assurance Act 1774 (Gambling Act), menyatakan suatu larangan pembuatan/ penerbitan polis asuransi jiwa untuk orang atau orang-orang yang tidak mempunyai insurable interest, ini berarti bahwa dalam Asuransi Jiwa, Insurable Interest harus ada pada saat sebelum polis atau asuransi di terbitkan. 13

Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Dalam suatu kontrak asuransi jiwa, Insurable Interest biasanya dianggap ada apabila : 1. Ahli waris (beneficiary) akan menderita kerugian secara ekonomis karena meninggalnya Tertanggung; 2. Pihak2 yang terlibat dalam kontrak asuransi jiwa mempunyai suatu hubungan yang dekat baik berupa hubungan darah atau pernikahan. PT Reasuransi Nasional Indonesia 14

Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Seorang Underwriter harus dapat membuktikan pemikiran logis dari suatu permohonan asuransi jiwa dengan cara menanyakan pertanyaan2 berikut : - Would the beneficiary suffer a loss if the insured died prematurely? - Would the beneficiary be better off economically after the death of the insured? - If the beneficiary will be better off economically after the insured s death than before, the insurable interest is questionable, and until the presence of insurable interest is definitely established, no insurance should be issued. PT Reasuransi Nasional Indonesia 15

Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Insurable Interest : Pemohon Third-party Selain ketentuan Insurable Interest sebelumnya, masih diperbolehkan untuk seseorang memohon aplikasi asuransi untuk orang lain. Calon Tertanggung harus memberikan persetujuan atas diterbitkannya asuransi tersebut. Tipe asuransi demikian dikenal dengan nama asuransi pihak ketiga (third-party insurance) PT Reasuransi Nasional Indonesia 16

Prinsip Landasan Kerjasama Reasuransi Third-party : Business Relationship Beberapa contoh insurable interest dalam business relationship : - Suatu perusahaan memiliki insurable interest atas kehidupan staf kunci yang penting untuk keberlangsungan suksesnya bisnis. - Partner (mitra bisnis) memiliki insurable interest atas partner lainnya - Pemberi kredit (creditor) memiliki insurable interest atas kehidupan peminjam (Debtor) PT Reasuransi Nasional Indonesia 17

TREATY REASURANSI Automatic Treaty Facultative Treaty Facultative Obligatory-Treaty 18

Automatic Treaty Automatic Treaty adalah : perjanjian kerjasama dimana ceding company mensesikan sebagian bisnis asuransinya berdasarkan kriteria tertentu kepada reinsurer tanpa memerlukan persetujuan underwriting dari reinsurer terlebih dahulu. 19

Automatic Treaty Dengan kontrak automatic treaty, reinsurer setuju untuk hal-hal sbb : Menerima seluruh yang disampaikan oleh ceding company sampai jumlah tertentu yang ditetapkan sesuai retensinya Mengikuti ceding company berkaitan dengan asumsi underwriting yang ditetapkan ceding company untuk seluruh bisnis. 20

Automatic Treaty Automatic Binding Limit : Suatu besaran jumlah risiko dimana reinsurer akan wajib menerima jumlah risiko tersebut tanpa bukti pertanggungan (evidence of insurability). Biasanya Automatic Binding Limit dinyatakan dalam berapa kali batas retensi ceding company. 21

Automatic Treaty (sering disebut dengan Treaty saja) Misal, ceding company mempunyai batas retensi $100.000,-, dan mempunyai automatic treaty dengan reinsurer untuk menerima risiko sd $500.000, tanpa bukti pertanggungan, dan sejumlah $400.000 akan menjadi bagian reinsurer. Hal semacam ini disebut dengan automatic binding limit 4x batas retensi ceding company. 22

Automatic Treaty (sering disebut dengan Treaty saja) Contoh : - Perusahaan Asuransi Jiwa ABC menjual polis asuransi individu sebesar $1,000,000 dan perusahaan hanya mempunyai limit retensi sebesar $100,000. - Perusahaan tersebut melakukan kerjasama dengan 2 reasuradur dan melakukan bind atas reinsurer pertama sebesar $400,000 dan kemudian melakukan bind kembali atas tambahan $500,000 dari reinsurer kedua. 23

Contoh Ketentuan dalam Auto-Treaty Di dalam sebuah perjanjian kerjasama automatic treaty terdapat ketentuan2 seperti sebagai berikut : 1. Maksimum Uang Pertanggungan Rp. 5 Milyar. 2. Usia masuk (entry age) maksimal 65 tahun 3. Persyaratan underwriting ditentukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak 4. Rate premi sesuai dengan rate premi sesuai kesepakatan kedua belah pihak 24

Facultative Treaty (sering disebut dengan Facultative saja) Di dalam kontrak Facultative berlaku bahwa apabila suatu penawaran dilakukan oleh ceding company, di dalam kontrak tersebut membolehkan hal-hal sebagai berikut : ceding company mempertimbangkan apakah akan meminta reinsurer untuk melakukan cover risikonya, reinsurer dapat mempertimbangkan apakah dapat ikut berpartisipasi dalam risiko tersebut, dan ceding company dapat mempertimbangkan untuk menerima keputusan reinsurer atas risiko yang ditawarkannya. 25

Facultative Treaty Reinsurer dapat mempertimbangkan untuk menerima (accept) atau menolak (decline) risiko yang ditawarkan ceding company. Tidak seperti pada automatic treaty, di dalam facultative treaty, reinsurer dapat melakukan hal berikut : Melakukan proses underwriting atas kasus per kasus Menetapkan klasifikasi risiko, dan Dapat melakukan keputusan berdasarkan pedoman underwriting dan ketentuan tersendiri 26

Facultative - Obligatory Treaty Dengan kontrak Facultative Obligatory Treaty maka : Ceding Company boleh (tidak wajib) memberikan sesi kepada reinsurer, dan Reinsurer wajib menerima sesi berdasarkan penilaian underwriting dari ceding company sd jumlah yang disepakati dalam treaty, jika reinsurer memiliki kapasitas. 27

Facultative Obligatory Treaty Di dalam kontrak Fac-Ob Treaty, apabila reinsurer tidak memiliki kapasitas yang memadai dan tidak dapat meng-accept risiko dari ceding company, maka reinsurer harus memberitahukan kepada ceding company segera. Jika reinsurer tidak menyampaikan pemberitahuan dalam waktu yang ditentukan, maka reinsurer secara otomatis dianggap menyetujui risiko yang ditawarkan ceding company. 28

Type of Reinsurance Coverage Type of Reinsurance Proportional Non Proportional Quota Share Surplus/ Excess of Retention Excess of Loss: 1. Working XOL 2. Cat XOL Stop Loss Aggregate XOL 1. Excess QS 2. First Dollar QS 29

Type of Reinsurance Coverage 1. Proportional Reinsurance adalah : jenis coverage reasuransi untuk jumlah tertentu dimana ceding company dan reinsurer sepakat untuk membagi premi dan klaim berdasarkan jumlah atau persentase tertentu. Contoh, ceding company dan reinsurer sepakat bahwa reinsurer akan menerima bagian 60% dari UP semua produk whole life sampai limit tertentu. Apabila sebuah polis dengan UP $1.000.000 di reasuransikan, maka reinsurer akan mendapat bagian sebesar 60% x $1.000.000 = $600.000 30

Type of Reinsurance Coverage 2. Nonproportional Reinsurance adalah : salah satu jenis coverage reasuransi yang dirancang untuk memproteksi ceding company terhadap fluktuasi dalam hal pengalaman loss atau dari loss ratio yang tinggi yang berasal dari underwriting yang buruk dan bentuk-bentuk lain kesalahan pengelolaan. Seperti contoh, reinsurer sepakat membayar seluruh klaim di atas jumlah Rp 50 juta yang diajukan berdasarkan jenis coverage dan di dalam periode waktu tertentu. 31

PLAN-PLAN REASURANSI Yearly Renewable Term (YRT) Coinsurance Modified Coinsurance Ketiga jenis plan di atas termasuk dalam jenis proportional reinsurance 32

Yearly Renewable Term (YRT) Yearly renewable term (YRT) adalah suatu jenis kontrak reasuransi proportional dimana ceding company membeli sejumlah cover asuransi yang sama dengan Net Amount at Risk (NAR) pada porsi yang direasuransikan dari sebuah polis untuk tarip premi jangka waktu tahunan. Net Amount at Risk (NAR) untuk polis asuransi jiwa adalah manfaat kematian dari suatu polis dikurangi dengan nilai tunai atau cadangan premi nya. NAR = Manfaat Kematian Nilai Tunai/Cadangan 33

Yearly Renewable Term (YRT) Contoh Tabel Decreasing Net Amount at Risk Year Date NAR 1 01/01/2013 2.908.000 2 01/01/2014 2.734.000 3 01/01/2015 2.550.000 4 01/01/2016 2.354.000 5 01/01/2017 2.147.000 6 01/01/2018 1.926.000 7 01/01/2019 1.725.000 8 01/01/2020 0 34

Yearly Renewable Term (YRT) Net Amount at Risk UP Net Amount at Risk (NAR) Nilai Tunai/Cadangan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 NAR = UP Nilai Tunai/Cadangan 35

Yearly Renewable Term (YRT) Contoh perhitungan premi reasuransi dengan metode YRT : Polis Endowment, x=30, n=8 Year Age Rate Premi YRT (%o) NAR (Rp) Premi (Rp.) 1 30 0.90 2.908.000 2.617,20 2 31 1.00 2.734.000 2.734,00 3 32 1.20 2.550.000 3.060,00 4 33 1.30 2.354.000 3.061,20 5 34 1.42 2.147.000 3.048,74 6 35 1.57 1.926.000 3.023,82 7 36 1.63 1.725.000 2.811,75 8 37 1.89 0 0,00 36

Coinsurance Coinsurance adalah suatu jenis kontrak reasuransi proporsional dimana ceding company dan reinsurer membagi kewajiban pertanggungan termasuk death benefit dan nonforfeiture value (nilai tebus), dan kewajiban untuk membentuk cadangan. 37

Coinsurance Contoh, batas retensi ceding company Rp.100.000, mengeluarkan polis senilai Rp.250.000,- dan membeli backup reasuransi dalam bentuk coinsurance sebesar Rp.150.000,- Maka sepanjang kontrak polisnya reinsurer berhak menerima tiga per lima (150.000/250.000) dari gross premi dikurangi biaya2 ceding company. 38

Coinsurance Demikian juga, reinsurer mempunyai kewajiban untuk membayar 3/5 dari jumlah klaim, nilai tebus, dividen polis yang dibayarkan, dan bertanggung jawab menjaga cadangan polis yang dibutuhkan. 39

Coinsurance UP : 250.000 Retensi : 100.000 Bagian Reinsurer : 150.000 Year Premi Biaya Net Premi CONTOH Share Reinsurer Premi Reins r Klaim Reinsurer 1 50000 10000 40000 3/5 24000 150000 2 50000 5000 45000 3/5 27000 150000 3 50000 5000 45000 3/5 27000 150000 4 50000 5000 45000 3/5 27000 150000 5 50000 5000 45000 3/5 27000 150000 40

Modified Coinsurance Modified Coinsurance (Modco) adalah suatu jenis kontrak reasuransi proporsional yang mengakomodasi kerugian pada metode coinsurance dari sisi ceding company. 41

Modified Coinsurance Seperti pada coinsurance, dengan metode Modco, reinsurer menerima sebagian dari porsi premi ceding company dan sepakat untuk berkontribusi secara proporsional pada seluruh manfaat polis. 42

Modified Coinsurance Pada akhir tahun, reinsurer mentransfer kembali ke ceding company sejumlah yang sama dengan kenaikan cadangan untuk porsi polis yang direasuransikan, dikurangi bunga yang diperoleh ceding company pada cadangan untuk porsi tersebut. 43

Modified Coinsurance Keuntungan metode Modco adalah ceding company dapat melakukan control cadangan untuk tujuan investasi perusahaan. metode Modco dapat membantu perusahaan kecil memupuk asetnya lebih cepat daripada menggunakan metode coinsurance biasa. 44

Metode Proportional Reinsurance Dalam kerjasama reasuransi biasanya selalu ditentukan metode untuk menetapkan jumlah pertanggungan yang di sesikan melalui reasuransi proportional. Ada 2 metode yang sangat umum dipakai yaitu : 1. Quota Share 2. Surplus atau Excess of retention 45

Metode Proportional Reinsurance 1. Metode Quota Share : adalah salah satu metode penempatan sesi dari ceding company kepada reinsurer dengan cara menahan persentase tertentu dari risiko dan mensesikan persentase sisanya kepada satu atau lebih reinsurer. Ada 2 bentuk quota share : a. Excess quota share; b. First dollar quota share. 46

Metode Proportional Reinsurance a. Excess Quota Share : ceding company menahan penuh batas retensi dan mensesikan risiko sisanya kepada 2 atau lebih reinsurer berdasarkan persentase. Contoh, suatu polis bernilai Rp. 500.000,- ditahan oleh ceding company sesuai dengan batas retensinya Rp. 200.000,-. Ada 2 reinsurer yang mendapat sesi sebesar Rp. 300.00,- ini. Reinsurer A mendapat 40% (Rp. 120.000) dan Reinsurer B 60% (Rp. 180.000). 47

Metode Proportional Reinsurance b. First Dollar Quota Share : ceding company mensesikan persentase tertentu dari seluruh risiko kepada reinsurer, dimana ceding company mensesikan pertanggungannya dari jumlah rupiah pertama (first dollar). 48

Metode Proportional Reinsurance Contoh, ceding company menetapkan quota share dengan Reinsurer A dan Reinsurer B. Ceding Company sepakat untuk menahan 20% untuk setiap risiko, Reinsurer A 35% dan Reinsurer B 45%. 49

Metode Proportional Reinsurance 2. Metode Excess of Retention : ceding company mensesikan jumlah tertentu dari pertanggungan yang melebihi batas retensinya. 50

Metode Proportional Reinsurance Contoh, Ceding Company mempunyai batas retensi Rp.500.000,-. Ceding Company tersebut mempunyai dua kontrak treaty untuk perusahaan reasuransi yang berbeda, Reinsurer A dan Reinsurer B. Reinsurer A sepakat untuk mengambil excess retensi sd Rp.2 juta, dan Reinsurer B dapat mengambil bagian excess retensi di atas Rp. 2 juta tetapi tidak melebihi Rp. 5 juta. 51

Metode Proportional Reinsurance Apabila ceding company menjual polis sebesar Rp. 3 juta, maka ceding company tersebut akan menahan risiko sebesar Rp.500.000,- Reinsurer A mengambil bagian Rp. 2 juta dan Reinsurer B sisanya sebesar Rp. 500.000,- 52

Jenis Plan Reasuransi yang Lain Nonproportional Reinsurance Pool Reinsurance 53

Non Proportional Reinsurance 1.Excess of Loss a.working Excess of Loss b.catastrophical Excess of Loss 2.Stop Loss, dan 3.Aggregate Excess of Loss 54

Non Proportional Reinsurance 1. Excess of Loss Yaitu jumlah jaminan kerugian yang menjadi beban penanggung ulang setelah underlying net retension, misalnya Rp. 250.000.000 in excess of Rp. 100.000.000 Dalam hal terjadi kerugian sebesar Rp. 350.000.000, maka yang menjadi tanggung jawab reinsurer adalah Rp. 250.000.000 Kemudian dalam hal terjadi kerugian adalah sebesar Rp. 100.000.000, maka reinsurer bebas dari tuntutan ganti kerugian. 55

Non Proportional Reinsurance Namun, apabila terjadi kerugian adalah Rp. 400.000.000, maka reinsurer hanya membayar sebesar Rp. 250.000.000, dan penanggung kembali menanggung sisanya sebesar Rp. 50.000.000,- sehingga penanggung menanggung total kerugian Rp. 150.000.000. 56

Non Proportional Reinsurance Apabila penanggung ingin agar kelebihan kerugian yang melampaui batas jumlah tanggung jawab tertinggi penanggung ulang juga dijamin oleh penanggung ulang, maka penanggung harus membeli jaminan tambahan sampai dengan jumlah tertentu yang disebut second layer. Sementara jaminan pertama tadi disebut first layer. Besar premi yang harus dibayar untuk jaminan second layer ini biasanya lebih besar dari premi untuk first layer. 57

Non Proportional Reinsurance 2.Stop Loss : Adalah suatu kontrak non proportional yang memberi suatu jaminan kepada penanggung atas kerugian yang melebihi jumlah kerugian yang diperjanjikan untuk jenis kelas bisnis tertentu. Tanggung jawab penanggung ulang juga terbatas pada suatu limit tertentu. 58

Non Proportional Reinsurance Limit tanggung jawab penanggung dalam kontrak stop loss ini dinyatakan dalam tingkat loss ratio selama tahun tertentu, misalnya 80%. Demikian juga limit tanggung jawab penanggung dapat disepakati kedua pihak misalnya 50%. 59

Non Proportional Reinsurance Jadi menurut kontrak tersebut, pihak penanggung ulang tidak akan menanggung membayar ganti rugi sebelum limit loss ratio mencapai lebih dari 80%. Jika misalnya terjadi loss ratio sampai dengan 120%, maka penanggug ulang akan membayar ganti kerugian sebesar 40% untuk jenis kelas bisnis yang diperjanjikan. 60

Non Proportional Reinsurance 3. Aggregate Excess of Loss Dalam aggregate excess of loss prinsipnya memiliki cara kerja seperti pada stop loss ratio, tetapi limit jaminan kerugian yang ditanggung oleh penanggung ulang tidak dinyatakan dalam jumlah persentase loss ratio melainkan dalam sejumlah uang, misalnya jaminan kerugiannya Rp.1.000.000.000 yang melebihi (in excess of) Rp. 2.000.000.000,- 61

Non Proportional Reinsurance Apabila penanggung mengalami kerugian hanya sampai dengan Rp. 2.000.000.000,- maka tidak ada kewajiban penanggung ulang untuk membayar kewajibannya. Apabila kerugian mencapai Rp. 3.000.000.000,- maka penanggung ulang wajib membayar Rp. 1.000.000.000,- 62

PT Reasuransi Nasional Indonesia 63