BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Dengan demikian, melalui pengajaran sastra, peserta didik. memiliki kemampuan memahami dan menghargai seni budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan interaksi antara sesama pengguna bahasa. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

ASPEK MORAL DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SEMIOTIK DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, semangat dan lain-lain dari seorang pengarang yang diekspresikan dalam bentuk tulisan. Hal ini sejalan dengan pendapat Aminuddin (2002: 57) yang mengatakan karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi. Karya sastra tercipta dari bahasa seseorang yang dipadukan dengan imajinasi dan kreativitas sehingga dapat membentuk suatu cerita yang mempunyai makna dalam kehidupan. Seorang pengarang sangatlah pandai dalam memainkan sebuah imajinasi malalui ide dan perasaannya, imajinasi yang dapat membuat seseorang hanyut dalam sebuah cerita. Jabrohim (2003: 69) menyatakan bahwa bahasa berkedudukan sebagai bahan dalam hubungannya dengan sastra sudah mempunyai sistem dan konvensi sendiri yang mempergunakan bahasa. Jadi, dapat diambil pengertian karya sastra merupakan karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Melalui karya sastra pengarang mencoba mengungkapkan gagasannya dengan tujuan agar dapat dinikmati oleh pembacanya, sehingga pembaca ikut mendapatkan pengalaman dari pengarang. Karya sastra sebagai hasil ciptaan manusia selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai 1

2 keindahan maupun nilai-nilai ajaran hidup. Pada dasarnya karya sastra yang dimaksud adalah karya sastra yang mempunyai potensi untuk menjadi karya sastra. Potensi tersebut seperti, memperhatikan konvensi sastra, konvensi bahasa, dan konvensi budaya (Siswanto, 2007: 72). Orang dapat mengetahui nilai-nilai hidup, susunan adat istiadat, suatu keyakinan, dan pandangan hidup orang lain atau masyarakat melalui karya sastra. Keindahan-keindahan yang dibuat oleh pengarang dalam karya sastranya bisa berbentuk apa saja, seperti penggunaan bahasa puitis dan dramatis atau juga penggunaan simbol. Kesemuanya merupakan bentuk yang indah bila diterapkan dalam karya sastra sehingga akan menuntut pembaca untuk lebih teliti dan lebih dalam mengerti karya sastra yang dibuat oleh pengarang. Dalam hal ini, yang akan dibahas adalah penggunaan simbol atau tanda (semiotik) dalam sebuah karya sastra yaitu novel. Memang tidak keseluruhan unsur semiotik ada dalam sebuah novel, tetapi ada bagian dari unsur tersebut yang digunakan. Menurut Preminger, dkk (dalam Jabrohim, 2003: 43) penekanan semiotika dalam kaitannya dengan karya sastra adalah pemahaman karya sastra melalui tanda. Hal tersebut didasarkan kenyataan bahwa bahasa adalah sistem tanda dan bahasalah media sastra. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, konvensi - konvensi yang memungkinkan tandatanda tersebut mempunyai arti. Dalam lapangan kritik sastra, penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai penggunaan bahasa yang bergantung pada (sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna.

3 Dalam sebuah karya sastra, terdapat berbagai aspek kehidupan, seperti aspek pendidikan, aspek moral, aspek religi dan aspek kehidupan lain. Tanpa sadar, pengarang akan mengungkapkan semua aspek tersebut untuk menciptakan sebuah karya sastra yang baik dan sesuai dengan realita kehidupan. Tak lepas dari aspek tersebut, pengarang mewujudkannya dalam bahasa yang berbeda, ada yang dengan menggunakan bahasa tegas, bahasa baku, ataupun bahasa-bahasa puitis dalam bentuk simbol hingga membuat pembacanya berpikir untuk mengartikannya. Karya sastra baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh pengalaman dari lingkungan pengarang. Sastrawan sebagai anggota masyarakat tidak akan lepas dari tatanan masyarakat dan kebudayaan, semua itu berpengaruh dalam proses penciptaan karya sastra (Pradopo, 2003:59). Salah satu aspek yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah aspek moral, yang lebih banyak digunakan pengarang dalam karyanya, seperti pada novel Rembulan Tenggelam di Wajahnu karya Tere Liye. Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral sebenarnya memuat dua segi yang berbeda, yakni segi batiniah dan lahiriah. Orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap batin yang baik dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik pula. Sikap batin itu sering disebut hati (Hadiwardoyo, 1994: 13). Berdasarkan hal itu, moral dapat dilihat dari dua segi yaitu segi batiniah (hati) dan segi lahiriah (perbuatan). Jadi, dapat dikatakan bahwa moral merupakan perwujudan sesuatu perbuatan manusia baik atau buruk (akhlak) yang didasari oleh sikap

4 batin (hati). Dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahnu karya Tere Liye, pengarang menuliskan banyak sekali aspek moral dalam novelnya dalam bentuk ikon, indeks dan simbol tertentu seperti aspek moral dalam bentuk kesadaran bahwasanya manusia mempunyai kodrat. Kelebihan novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu adalah bahwa ceritanya mengangkat hakikat hidup yang sebenarnya, tentang keteguhan, kesederhanaan dan pengalaman hidup yang dialami Rehan sebagai tokoh utama dengan nama panggilan Ray yang diberikan kesempatan untuk menerima lima jawaban atas lima pertanyaan terbesar dalam hidupnya. Pertanyaan tersebut sebagai berikut: Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah kita memiliki pilihan dalam hidup? Apakah makna kehilangan? Alur campuran yang disuguhkan penulis memberi pesan tersendiri kepada pembaca. Beranjak dari Ray dewasa yang tengah koma di rumah sakit lalu diajak untuk kembali menjelajah masa lalunya bersama seseorang. Awal cerita adalah tentang seorang anak perempuan yang tinggal di panti asuhan, saat dia menangis langit senantiasa menurunkan hujan untuk menemaninya. Tidak ada koherensi langsung antara anak perempuan ini dengan Ray. Namun, seiring berjalannya cerita terungkap bahwa setiap sisi kehidupan Ray menjadi sebab akibat untuk orang lain. Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye banyak sekali mengulas tentang ciri khas tokoh, aktivitas tokoh, perilaku tokoh ataupun nilai moral dalam sebuah ungkapan simbol semiotik. Seperti sifat salah satu tokoh dalam novel yang suka sekali melihat rembulan di malam hari yang

5 menjadi topik perbincangan, ada pula sifat tokoh yang selalu menyendiri dan menunjukkan kebencian tanpa mengungkapkannya dengan kata-kata, melainkan secara nonverbal, dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut merupakan aktivitas yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan akan menciptakan respon yang berbeda bagi penerima tanda tersebut. Novel tersebut juga menampilkan nilai-nilai kehidupan dalam penceritaaannya, terutama yang berhubungan dengan aspek moral dalam kehidupan bermasyarakat sangat perlu untuk diterapkan karena dalam kehidupan di masyarakat perilaku manusia selalu dibatasi sesuai dengan peraturan-peraturan tempat individu itu berada. Oleh karena itu, perbuatan manusia dipandang dari baik dan buruk, benar salah, berdasarkan etika moral dalam beragama, moral dalam kehidupan bermasyarakat dan moral dalam kehidupan keluarga tempat individu itu berada. Masalah yang diangkat dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu adalah aspek moral keagamaan, kekeluargaan, dan individu. Dalam proses pembelajaran, sastra dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai alat untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai kearifan dalam menghadapi kehidupan yang kompleks dan multidimensi. Termasuk di dalamnya: realitas sosial, lingkungan hidup, kedamaian dan perpecahan, kejujuran dan kecurangan, cinta kasih dan kebencian, kesetaraan dan bias jender, keshalihan dan kezhaliman, serta ketuhanan dan kemanusiaan. Alhasil, melalui pembelajaran sastra, siswa diharapkan akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang berbudaya, mandiri, sanggup mengaktualisasikan diri

6 dengan potensinya, mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan baik, berwawasan luas, mampu berpikir kritis, berkarakter, halus budi pekertinya, dan peka terhadap lingkungan sosial masyarakat dan bangsanya (Ali Imron, 2007:66). Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengkaji lebih dalam permasalahan aspek moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye dengan judul penelitian Aspek Moral dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye: Tinjauan Semiotik dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar di SMA. B. Pembatasan Masalah Untuk mencegah adanya kekaburan masalah dan untuk mengarahkan penelitian ini agar lebih intensif dan efisien dengan tujuan yang ingin dicapai, diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Analisis struktural dalam novel ini yang dibahas meliputi tema, alur, tokoh, dan latar. 2. Analisis aspek moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye dengan tinjauan semiotik. 3. Analisis implementasi hasil penelitian sebagai bahan ajar sastra di SMA.

7 C. Rumusan Masalah Untuk mendapatkan hasil peneltian yang terarah, maka diperlukan suatu perumusan masalah. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah unsur-unsur yang membangun dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye? 2. Bagaimanakah aspek moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye dengan tinjauan semiotik? 3. Bagaimanakah implementasi hasil penelitian ini sebagai bahan ajar sastra di SMA? D. Tujuan Penelitian Tujuan suatu penelitian haruslah jelas mengingat penelitian harus mempunyai arah dan sasaran yang tepat. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. 2. Mendeskripsikan aspek moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye dengan tinjauan semiotik. 3. Mendeskripsikan implementasi hasil penelitian ini sebagai bahan ajar sastra di SMA.

8 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoretis dan secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi kepada pembaca dalam memahami karya sastra khususnya novel. b. Sebagai bahan pembanding peneliti lain untuk mengadakan penelitian terhadap suatu karya sastra. c. Memberikan alternatif dalam mengapresiasikan karya sastra sekaligus sebagai salah satu bahan ajar sastra di sekolah-sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Menambah khasanah penelitian kepada pembaca tentang pengetahuan kesusastraan dalam memahami aspek moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. b. Mengambil nilai positif atau hikmah dari novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye. c. Memberi dorongan atau motivasi kepada peneliti selanjutnya di bidang semiotik dalam karya sastra.

9 F. Sistematika Penulisan Penelitian ini supaya lengkap dan lebih sistematis maka diperlukan sistematika penulisan. Penelitian ini terdiri dari lima bab yang dipaparkan sebagai berikut. Bab I berisi tentang pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. Bab II berisi tentang landasan teori, tinjauan pustaka, dan kerangka berpikir. Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Bab IV merupakan bab inti penelitian yang akan membahas latar belakang sosial budaya dan biografi pengarang, analisis struktural, aspek moral dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye tinjauan semiotik, dan implementasi. Bab V berisi tentang penutup yang mencakup simpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN