BAB I PENDAHULUAN. (manajemen) dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Sugiarto 2009). Wild et al (2005) mengatakan perbandingan antara hutang dan modal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam

PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN PROFITABILITAS PADA KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN REAL ESTATE

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari pihak internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan meningkatkan nilai perusahaan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan Pengklasifikasian Hutang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan. kemakmuran pemiliknya. Perkembangan perusahaan untuk menuju lebih besar

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fenomena yang banyak ditemui ketika perusahaan bertambah besar maka

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ini adalah laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan operasional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perusahaan selain meningkatkan nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pula pemiliknya. Untuk itu nilai perusahaaan bagi investor dan kreditur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dividen (dividend policy). Keputusan pembagian dividen seringkali menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB V PENUTUP. merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan utama didirikannya perusahaan berorientasi laba adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan bisnis saat ini, didirikannya suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang atau suatu badan lainnya yang kegiatannya melakukan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat kebijakan dividend payout ratio memiliki dampak penting bagi banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dilakukan untuk menentukan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan

BAB II LANDASAN TEORI. lalu dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di waktu yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dan perkembangan tingkat permintaan yang kompleks. menjawab kebutuhan masyarakat, tetapi lingkungan dapat cepat sekali

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan merupakan kesatuan entitas antara pengelola (manajemen) dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stockholders). Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya perlu mengetahui perkembangan usahanya sejauh mana perusahaan itu mencapai tujuan perusahaannya. Pihak manajemen dan stockholders perlu mengetahui tujuan tujuan perusahaan mereka, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek perusahaan. Suatu perusahaan yang terus berkembang selalu ingin memperoleh keuntungan atau terhindar dari kerugian, maka perusahaan membutuhkan dukungan informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008:7). Dalam laporan keuangan tersaji jumlah laba perusahaan yang mungkin saja tidak berasal dari aktivitas operasi perusahaan, walaupun terkadang arus kasnya bernilai negatif. Perusahaan perusahaan yang betumbuh sering mengalami fenomena ini. Khususnya ketika perusahaan menginvestasikan kembali laba mereka dalam bisnisnya, supaya dapat memelihara/ mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan. 21

Beberapa analis mengemukakan bahwa free cash flow sebagai basis untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modal yang berkelanjutan. Yang lain berpendapat bahwa free cash flow dianggap menggambarkan kas yang tersedia setelah memenuhi semua komitmen atau tanggung jawab yang ada, yaitu keperluan pembayaran untuk melanjutkan operasi (termasuk pembayaran hutang lancar, investasi kembali modal regular untuk mempertahankan aktivitas operasi lancar). Ada juga yang berpendapat free cash flow menggambarkan kas yang tersedia setelah pembayaran beban beban operasi, baik yang mencakup penambahan modal kerja dan pemeliharaan operating assets. Standar Akuntansi Internasional (IAS) yang dikutip oleh Mills et al. (www.nysscpa.org.2002), merekomendasikan bahwa free cash flow harus diakui sebagai kas dari operasi dikurangi dengan jumlah capital expenditures yang diperlukan untuk memelihara kapasitas produkif lancar perusahaan. Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS 2005:47), Arus kas bebas adalah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dikurangi dengan pengeluaran modal yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat operasi sekarang. Oleh karena itu, analis harus mengidentifikasi pengeluaran modal yang dimasukkan dalam arus kas investasi yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan tingkat oprerasi saat ini. Berdasarkan uraian diatas, pembayaran hutang wajib tidak akan dikurangi untuk mendapatkan arus kas bebas. Pengeluaran cash discretionary meliputi pengeluaran hutang, pembayaran deviden dan pembelian kembali saham- saham yang beredar. Free cash flow biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara 22

pemegang saham dan para manajer, dimana para manajer berkeinginan dana tersebut digunakan untuk berinvestasi pada proyek proyek yang menguntungkan karena pada masa yang akan datang akan menambah insentif bagi para manajer sedangkan pemegang saham menginginkan dana tersebut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Teori keagenan menerangkan bahwa kepentingan manajemen sering kali bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Hal tersebut dapat terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi. Pemegang saham biasanya kurang menyukai kepentingan pribadi manajer, karena hal itu akan menambah cost bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan yang akan diterima. Perusahaan yang memiliki kas berlebih, biasanya menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam sejumlah proyek. Dengan ketersediaan dana yang cukup banyak itulah, manajer bebas untuk menggunakan dananya bagi proyek proyek yang ada dan ditakutkan proyek yang diambil dapat berupa proyek yang tidak menguntungkan. Kemungkinan terjadinya kerugian akan mempengaruhi profit yang di dapat perusahaan dan secara tidak langsung akan mengurangi earning bagi pemegang saham. Untuk mengatasi dugaan penggunaan free cash flow oleh manajer seperti telah diuraikan diatas, Van Greuning (2005), mengusulkan perlunya pembentukan hutang yang disebut dengan control hypothesis (IFRS 2005 : 47). Sebagai contoh, jika perusahaan mengeluarkan hutang baru dan menggunakan hasilnya untuk menarik saham yang beredar atau membayar deviden. Manajemen diwajibkan untuk mengeluarkan uang kas untuk membayar bunga, dan pokok atas 23

hutang tersebut yang secara bersamaan mengurangi jumlah free cash flow yang tersedia. Penambahan hutang memiliki komitmen pembayaran kembali bunga dan pokok pinjaman yang mengurangi free cash flow dan mengurangi kemampuan manajer untuk melakukan tindakan pemborosan yang membuat manajer menjadi disiplin, sehingga penggunaan aktiva menjadi lebih produktif. Penelitian ini mengangkat isu tentang perilaku perusahaan perkebunan dalam rangka mengelola free cash flow yang berkaitan dengan kebijakan hutang. Apakah dengan free cash flow yang tinggi, kegiatan operasi / investasi perusahaan didanai dengan utang atau free cash flow dibagikan kepada pemegang saham sebagai bentuk peningkatan kesejahteraan. Fenomena free cash flow belum banyak mendapat perhatian di Indonesia. Perusahaan perusahaan di Indonesia pada umumnya tidak melaporkannya secara eksplisit. Berbeda dengan di Amerika Serikat free cash flow sudah cukup mendapat perhatian dan adanya suatu badan independent seperti Value Line Investment Survey yang melaporkan free cash flow perusahaan secara yang berbeda. PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan, mencakup pengusahaan tanaman, pengolahan, pemasaran hasil dan industri serta jasa jasa penunjangnya. Investasi yang terdapat pada PTPN III terdiri dari investasi tanaman dan investasi non tanaman. PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III Medan) yang mendapat kategori sangat sehat AAA (Triple Sehat) pada tahun 2007. Berdasarkan 24

Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP 100 / MBU/ 2002. Penilaian tersebut terdiri dari tiga aspek yaitu, aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. PT Perkebunan III Medan merupakan salah satu Perusahaan Persero di Indonesia yang memiliki total arus kas yang positif. Hal ini dapat dilihat dari laporan triwulanan yang menunjukkan bahwa setiap triwulan, jumlah arus kas terus meningkat. PT Perkebunan III Medan yang menyajikan laporan arus kas menunjukkan nilai arus kas yang selalu positif dan terus meningkat dari periode satu ke periode yang lain. Terdapatnya jumlah kas yang terus meningkat dalam perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menentukan kebijakan atas pembayaran hutang juga cukup efektif, namun pada PTPN III untuk setiap periode di tahun 2005, walaupun jumlah kasnya terus meningkat, perusahaan belum mampu membayar semua kewajibannya. Investasi yang dilakukan perusahaan belum mampu membayar semua kewajibannya. Hal ini berbeda dengan kenyataan yang ada, walaupun total arus kas pada PTPN III selalu positif tidak demikian dengan nilai free cash flow nya yang bernilai negatif, karena sejak tahun 2005, PTPN III terus melakukan investasi dimana investasi tersebut tidak mengandalkan kas dari aktivitas operasi melainkan bersumber dari pinjaman-pinjaman dari kreditur. Secara umum, kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi lebih besar dari laba bersih untuk sebuah perusahaan yang sehat secara keuangan (International Financial Reporting Standards (IFRS 2005:47). Perusahaan yang sedang bertumbuh sering kali memiliki arus kas bebas yang negatif karena pertumbuhan yang cepat 25

memerlukan pengeluaran modal dan investasi lain yang besar. Sedangkan perusahaan yang sudah dewasa (matang) sering kali memiliki arus kas bebas yang positif dimana tingkat pengeluaran modalnya yang rendah. Demikian halnya pada PTPN III, sebuah perusahaan yang sedang bertumbuh dimana total arus kas dari periode satu ke periode lain menunjukkan nilai yang positif tetapi free cash flow nya menunjukkan nilai yang negatif di periode setelah tahun 2005, perusahaan memiliki jumlah kas yang terus meningkat. Dengan terus bertambahnya jumlah kas, dan nilai kas bebasnya yang negatif ternyata investasi yang dilakukan perusahaan mampu membayar kewajibannya dengan cukup baik. Demikian halnya dengan nilai profitabilitasnya yang dilihat dari rasio laba bersih berpengaruh terhadap total ekuitasnya. Dari periode tahun 2005, perusahaan terus mendapatkan laba bersih yang selalu positif terhadap nilai equity, dalam hal ini perusahaan mampu melaksanakan kewajibannya untuk terus memberikan laba kepada pemilik saham/ pemilik kepentingan terbesar yaitu pemerintah. Penelitian ini juga ingin melihat besarnya pengaruh antara free cash flow juga profitabilitas terhadap kebijakan hutang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurwahyudi dan Mardiyah (2004), free cash flow mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang sebesar 29,3 % pada tahun 2000, sedangkan pada tahun 2001, meningkat menjadi 35 %, dan sisanya dipengaruhi oleh variable lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Isrina (2006), free cash flow mempunyai pengaruh terhadap hutang dengan nilai signifikansi sebesar 0,000449 (signifikan kuat), kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang dan secara statistic 26

tidak signifikan, dengan nilai signifikasi sebesar 0,5345, kepemilikan institusional berengaruh positif terhadap kebijakan hutang dan tidak signifikan dengan nilai signifikan sebesar 0,8019. Penelitian ini merupakan penelitian baru yang mengadopsi penelitan terdahulu yang dilakukan oleh Nurwahyudi dan Mardiyah (2004) dengan menambahkan satu variable independen yaitu profitabilitas, yang membedakan penelitian terdahulu adalah (1) periode penelitian terdahulu mengamati laporan arus kas tahun 2000-2001 sedangkan penelitian sekarang peneliti ingin mengamati laporan arus kas tahun 2005-2008, (2) objek penelitian peneliti tedahulu adalah perusahaan yang teerdaftar di BEI, sedangkan penelitian sekarang pada PT Perkebunan Nusantara III Medan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang pada tahun yang berbeda yaitu tahun 2005-2008 dalam skripsi dengan judul Pengaruh Free Cash Flow dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, permasalahan yang penulis anggap perlu diteliti adalah Apakah pengaruh free cash flow dan profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang yang terdapat di PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan. C. Batasan Masalah Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan keterbatasan dalam penelitian ini antara lain : 27

1. Penelitian ini hanya meneliti dua variable independen yaitu free cash flow dan profitabilitas. 2. Penelitian ini mengambil sampel dari laporan arus kas triwulanan PT Perkebunan Nusantara III pada periode 2005 sampai dengan 2008. D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dibicarakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah : Melihat Pengaruh free cash flow dan profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang PT PERKEBUNAN NUSANTARA III Medan. B Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman penulis mengenai pengaruh free cash flow dan profitabilitas, terhadap kebijakan hutang pada PTPN III Medan. 2. Bagi perusahaan, memberi masukan kepada pihak manajemen perusahaan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal ini kebijakan atas hutang. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan gambaran dalam melakukan penelitian khususnya yang berhubungan dengan laporan arus kas bebas dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang. 28