METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

METODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah

METODOLOGI IV. 4.1 Deskripsi Kegiatan. 4.2 Metode Kerja Aspek Umun

. II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PEMBUATAN GULUDAN DI LAHAN KERING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Padi

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PENGEPRASAN TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) LAHAN KERING DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN ABSTRACT

PERANCANGAN TATA KERJA BAGIAN KUPAS-PERIKSA DALAM PROSES PENGOLAHAN UBI JALAR DI PT GALIH ESTETIKA INDONESIA NORISA ADHI TINA

TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Toyota Business Practice (TBP)

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU.

ANALISIS BEBAN KERJA DAN OPTIMASI TATA LAKSANA KERJA PADA AKTIVITAS PEMANENAN KELAPA SAWIT DI PT. SARI LEMBAH SUBUR, RIAU NIWAYAN DESI PURWANTINI

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU.

ANALISIS BEBAN DAN KAPASITAS KERJA PADA PROSES PRODUKSI NANAS KALENG DI PT GGP LAMPUNG TENGAH MUHAMMAD RIZKI

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

ANALISIS WAKTU BAKU DAN BEBAN KERJA UNTUK OPTIMASI JUMLAH DAN DISTRIBUSI PEKERJA PADA PRODUKSI BUAH KALENG

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

ANALISIS BEBAN DAN KAPASITAS KERJA PADA AKTIVITAS PEMANENAN KELAPA SAWIT SECARA MANUAL DI PT. ASTRA AGRO LESTARI IRVAN ANGGIT PRADITA

111. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah tenaga penyarad. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Alam PT. Yos Raya Tiniber yang

Studi Ergonomi Pada Penyiapan Lahan Sawah Lebak Menggunakan Alat Tradisional Tajak di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Gambar 15. Gambar teknik perontok padi hasil rancangan (O-Belt Thresher) 34

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik noneksperimental

BAB II LANDASAN TEORI

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

DI PG BUNGAMAYANG MILIK PTPN VII (PERSERO), LAMPUNG

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI

ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS PEMETIKAN TEH SECARA MANUAL DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN GUNUNG MAS, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID05

Data Teknis Cultivator Merek Yanmar Tipe Te 550 n

AGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal. 1-11

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai media untuk menanam padi. memprihatinkan, dimana negara Indonesia yang memiliki lahan yang cukup luas

BAB II LANDASAN TEORI

Pada dasarnya proses dari sebuah engine dapat dituliskan dengan persamaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar menguku

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) DI PABRIK MINYAK SAWIT DENGAN KAPASITAS 50 TON TBS/JAM

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

STUD1 PENGEEUARAN TENAGA MEKANIS MANUSLA TJNTUK PENGOLAHAN TANAH SAWAH SAMPAI DENGATV PANEN

STUD1 PENGEEUARAN TENAGA MEKANIS MANUSLA TJNTUK PENGOLAHAN TANAH SAWAH SAMPAI DENGATV PANEN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Sawah dan Jarak Tanam

Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian 2010 ISBN :

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

ANALISA PENGARUH STA TERHADAP ENERGI KAYUH DAN ENERGI BIOMEKANIK PENGENDARA PADA 3 JENIS SEPEDA

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS ALAT PERONTOK PADI SEMI MEKANIS PORTABEL

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

5 EFEK GETARAN MEKANIK DAN ARAH GETARAN TERHADAP MANUSIA

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID06

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Aroma Terapi Elektrik Dilengkapi Monitoring Detak Jantung. f. Sensor : Finger sensor dan sensor suhu LM 35

Tomi Sutanto, 2007 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

Gambar 7 Langkah-langkah penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA FOX

BAB III METODE PENELITIAN

Unisba.Repository.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi korelasi

Kode Produk Target : 1.3 Kode Kegiatan :

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

Program Studi Teknik Industri Universitas Bina Darma Jl.A Yani NO.12 Palembang. Abstrak

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011 di Areal Pesawahan di Desa Cibeureum, Kecamatan Darmaga, Bogor. B. ALAT DAN PERLENGKAPAN Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Satu unit alat perontok padi pedal (pedal thresher) yang ringan dan mobile berbasis sepeda (Atmaja, 2010), dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. O-belt thresher 2. Heart Rate Monitor dan Interface Gambar 4. Alat Heart Rate Monitor dan Interface 3. Seperangkat PC (Personal Computer) 4. Metronom digital 5. Stopwatch 6. Bangku step test 10

C. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN a. Subjek yang akan diteliti adalah subjek yang sudah terbiasa melakukan pekerjaan bertani terdiri dari 3 orang laki-laki b. Objek yang akan digunakan adalah sawah yang siap dipanen dan hasil panen padi yang siap dirontokkan Tabel 2. Karakteristik subjek Subjek Jenis Kelamin Umur (tahun) Berat (kg) Tinggi (m 2 ) P1 Laki-laki 25 62 168 P2 Laki-laki 20 57 172 P3 Laki-laki 42 58 162 D. PROSEDUR PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahap, yaitu penelitian pendahuluan untuk menentukan lokasi, subjek, dan prosedur pengukuran, dalam tahap ini dilakukan juga penghitungan nilai BME (Basal Metabolic Energy) dari tiap-tiap subjek. Setelah itu dilakukan tahap kalibrasi subjek step test pada frekuensi 15, 20, 25, 30 untuk mendapatkan nilai IRHR step test tiap frekuensi dan WEC step test untuk diplotkan dalam grafik yang berguna dalam pencarian WEC kerja. Pengukuran data kerja yang akan dilakukan meliputi proses perontokan secara manual dan perontokan menggunakan O-belt thresher. Setelah pengukuran data kerja selesai dilanjutkan dengan pengolahan data untuk mendapatkan output kerja yang terdiri dari jam kerja dan hasil perontokan. Data denyut jantung kerja dari masing-masing perontokan diolah untuk mendapatkan nilai IRHR tingkat beban kerja. Setelah didapatkan IRHR tingkat beban kerja, data diplotkan kedalam grafik hubungan IRHR dan WEC yang telah didapatkan sebelumnya pada tahap kalibrasi subjek untuk mendapatkan nilai WEC kerja. Setelah didapatkan nilai WEC kerja akan diperoleh nilai TEC dengan cara menjumlahkan WEC kerja dengan BME yang telah dihitung pada awal penelitian. Setelah itu nilai TEC, hasil perontokan, dan jam kerja dibandingkan antara perontokan secara manual dengan perontokan menggunakan O-belt thresher. Untuk lebih jelasnya, skema penelitian dapat dilihat pada Gambar 5. 11

Gambar 5. Skema penelitian 12

1. Penelitian pendahuluan Setelah ditentukan lokasi penelitian, akan dilakukan pengukuran terhadap umur, berat badan, dan tinggi dari masing-masing subjek untuk mengetahui nilai BME. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengetahui nilai BME adalah dengan menghitung dimensi tubuh (luas permukaan tubuh).dengan menggunakan table konversi sebagaimana disajikan pada Tabel 3, selanjutnya hasil perhitungan luas permukaan tubuh tersebut dapat dikonversikan kedalam ekuivalen konsumsi oksigen (VO 2 dalam liter/menit). Dalam persamaan oksidasi metabolik, diketahui bahwa setiap konsumsi satu liter oksigen (O 2 ) adalah setara dengan energi tubuh sebesar 5kkal (Sanders dalam Pramana, 2009). Tabel 3. Konversi BME ekivalen VO2 (liter/menit) Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh 1/100 m 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.1 136 137 138 140 141 142 143 145 146 147 1.2 148 150 151 152 153 155 156 157 158 159 1.3 161 162 162 164 166 167 168 169 171 172 1.4 173 174 176 177 178 179 181 182 183 184 1.5 186 187 188 189 190 192 193 194 195 197 1.6 198 199 200 202 203 204 205 207 208 209 1.7 210 212 213 214 215 217 218 219 220 221 1.8 223 224 225 226 228 229 230 231 233 234 1.9 235 236 238 239 240 241 243 244 245 246 (Sumber : Syuaib dalam Pramana, 2009) Luas permukaan tubuh dapat dihitung dengan menggunakan persaman Du Bois (Syuaib dalam Pramana, 2009) : A = H 0.725 x W 0.425 x 0.007246 (1) Dimana : A = Luas permukaan tubuh (m 2 ) H = Tinggi badan (cm) W = berat badan (kg) 2. Kalibrasi Step Test Pengukuran beban kerja fisik dan kebutuhan energi lebih praktis untuk dilakukan pada kondisi lapang dengan mempergunakan pengukuran denyut jantung. Tetapi cara dengan pengukuran tersebut memiliki kelemahan, karena hasil pengukuran tidak hanya dipengaruhi oleh usaha-usaha fisik, melainkan juga oleh kondisi dan tekanan mental. Kondisi lainnya adalah bervariasinya karakter denyut jantung pada setiap orang dan dapat pula terjadi penyimpangan. 13

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk kalibrasi pengukuran denyut jantung ini adalah dengan mempergunakan metode step test (metode langkah), selain dari sepeda ergometer. Kalibrasi Step test ini menggunakan Step test dengan frekuensi yang berbeda, yaitu 15 (ST1), 20 (ST2), 25 (ST3) dan 30 (ST4). Beban kerja step test adalah berbanding lurus dengan berat tubuh subjek, tinggi step, dan frekuensi langkah (step)yangberbeda (15, 20, 25, dan 30 langkah/menit), maka dapat disimulasikan adanya beban kerja yang berbeda pada subjek. Pada saat kalibrasi inilah subjek akan diambil data denyut jantungnya melalui alat heart rate monitor (HRM) yang dipasang pada tubuh subjek. Pemasangan alat heart rate monitor (HRM) dapat dilihat pada gambar 6, sedangkan pelaksanaan kalibrasi step test disajikan pada Gambar 7. Prosedur Kalibrasi Step test dapat dilihat pada Gambar 8. Gerakan step test dengan frekuensi yang berbeda dilakukan untuk mengetahui korelasi antara denyut jantung dengan peningkatan beban kerja dimana karakteristiknya pada setiap orang berbeda-beda. Setiap nilai frekuensi step test dilakukan selama lima menit yang diselangi dengan 5 menit istirahat, Sebelum step test dilakukan, subjek diupayakan agar beristirahat sedemikian rupa (untuk rileks) agar diperoleh denyut jantung istirahat. Nilai denyut jantung terendah saat istirahat digunakan sebagai pembanding dari nilai denyut jantung saat bekerja atau saat melakukan step test. Pengambilan data KST dilakukan pagi hari saat subjek belum melakukan kerja berat sebelumnya. Sebagai tambahan bahwa sebelum melakukan kalibrasi maupun bekerja sebaiknya subjek makan terlebih dahulu yaitu 2 jam sebelum pekerjaan dimulai. Pada saat proses kalibrasi subjek tidak boleh melakukan pekerjaan lain, diajak bicara, jalan-jalan, makan dan minum. Karena jika hal tersebut dilakukan maka data yang terekam dalam HRM akan mengalami bias. Gambar 6. Pemasangan Alat Heart Rate Monitor Gambar 7. Proses Step test Rest 1 (10 min) Step test 1 Rest 2 Step test 2 Rest 3 Rest 5 Step test 4 Rest 4 Step test 3 Gambar 8. Prosedur Kalibrasi Step test 14

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan hasil rekaman data HR (denyut jantung) yang kemudian dipindahkan ke komputer menggunakan Heart Rate Monitor Interface, lalu data tersebut diolah dan dibuat dalam bentuk grafik. Perhitungan nilai HR harus dinormalisasi agar diperoleh nilai HR yang objektif. Normalisasi nilai HR dilakukan dengan perbandingan HR relatif saat bekerja terhadap nilai HR saat istirahat. Nilai perbandingan HR tersebut dinamakan IRHR (Increase Ratio of Heart Rate). Perbandingan tersebut dirumuskan sebagai berikut (Syuaib, 2003) : (2) Dimana : HRwork = denyut jantung saat melakukan pekerjaan step test (bps) HRrest = denyut jantung saat istirahat (bps) Untuk mendapatkan nilai beban kerja, maka diperlukan perhitungan WEC ST (Work Energy Cost Step test) yaitu energi total yang digunakan pada saat melakukan step test, perhitungan dilakukan melalui persamaan WEC berikut (Pramana 2009): (3) Dimana : WEC ST = Work Energy Cost step test (Watt) w = berat badan (kg) g = percepatan gravitasi (9.81 m/s 2 ) h =tinggi bangku step test (meter) f = frekuensi step test Untuk mengkonversi nilai IRHR menjadi WEC (Work Energy Cost) pada saat melakukan aktivitas dapat dilakukan dengan cara membuat fungsi korelasi antara WEC ST terhadap IRHR. Dengan membuat grafik hubungan WEC ST dengan IRHR maka diperoleh persamaan untuk seorang subjek dengan bentuk umum (Pramana, 2009): Dimana : Y = IRHR X = WEC (kkal) Y = ax + b Setiap subjek mempunyai persamaan yang berbeda-beda. Persamaan inilah yang digunakan untuk menduga nilai WEC pada saat kerja, yaitu dengan cara memasukkan nilai IRHR kerja yang diperoleh pada saat pengukuran ke persamaan tersebut. 15

3. Pengukuran Data kerja a. Pengukuran Output kerja Pengukuran output kerja meliputi pengukuran jam kerja dan hasil perontokan. Metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah dengan metode pengukuran langsung, menggunakan Stop Watch dan Timbangan. Keunggulan dari metode ini terletak pada kemudahan dan keakuratan pada pengambilan data. Dengan mengukur secara langsung, maka penguraian keseluruhan aktifitas menjadi elemen-elemen diperlukan untuk kemudian didapatkan nilai jam kerjadan hasil perontokan petani yang dibutuhkan dalam kegiatan perontokan padi ini. Sebelum pengukuran dimulai, terlebih dahulu diperlukan pemahaman akan kondisi dan metode pekerjaan yang akan diukur. Untuk data hasil perontokan adalah hasil (kg) yang didapat dalam waktu 10 menit kerja yang kemudian dikonversi satuan dari kg/10 menit menjadi kg/jam. Sedangkan untuk data jam kerja diperlukan asumsi produktivitas panen, dalam hal ini digunakan 5 ton/ha sebagai asumsi produktivitas panen. Setelah itu data jam kerja didapat dari asumsi proktivitas panen (Ha). b. Pengukuran Denyut Jantung Pengukuran tingkat beban kerja menggunakan metode denyut jantung (heart rate = HR) selama melakukan suatu aktifitas lebih mudah dibandingkan dengan metode pengukuran konsumsi oksigen. Terutama karena subjek tidak perlu menggunakan masker pernapasan dalam melakukan kegiatan. Perlengkapan pengukuran denyut jantung lebih ringan dan mudah dikenakan, serta dilengkapi pula dengan transmitter untuk mengirim sinyal outputnya ke alat pencatat. Perlengkapan pengukuran denyut jantung tersebut antara lain adalah Heart Rate Monitor. Dalam proses pengambilan data dilakukan dengan beberapa tahapan. Prosedurnya dapat dilihat pada Gambar 9. Awalnya subjek melakukan istirahat pertama selama 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan subjek melakukan step test selama 5 menit. Setelah itu subjek diminta istirahat selama 10 menit dan dilanjutkan melakukan kerja selama 10 menit. Terakhir subjek diminta istirahat kembali selama 10 menit. Kerja yang akan dilakukan meliputi perontokan manual dan perontokan dengan alat perontok padi tipe pedal thresher. Skema yang digunakan dalam pengambilan data denyut jantung dapat dilihat pada Gambar 10. Subjek pada pengambilan data denyut jantung kerja adalah subjek P1, P2 dan P3. Dilakukan tiga kali ulangan pengambilan data untuk tiap-tiap subjek dalam tiga kegiatan yaitu sebagai operator perontok padi secara manual, sebagai operator pengayuh pedal sepeda, dan sebagai operator pengumpan padi. Perontokan secara manual dilakukan subjek dengan tangan. Proses perontokan secara manual dapat dilihat pada Gambar 11. Seteleh pengambilan data perontokan secara manual selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan pengambilan data terhadap proses perontokan dengan alat perontok padi tipe pedal thresher. Proses perontokan padi dapat dilihat pada Gambar 12. 16

Rest 1 (10 min) Step test Rest 2 (10 min) Work (10 menit) Rest 3 (10 min) Gambar 9. Prosedur Pengambilan Data P1 Perontokan menggunakan Pedal thresher Operator Pengayuh sepeda P2 P3 P1 Operator Pengumpan Padi P2 P3 P1 Perontokan Secara Manual P2 P3 Gambar 10. Skema Rancangan Percobaan (Keterangan : P = subjek, U = ulangan) 17

Gambar 11. Perontokan padi secara manual Gambar 12. Perontokan padi menggunakan alat O-belt thresher. Setelah data hasil rekaman data HR (denyut jantung) dipindahkan ke komputer menggunakan Heart Rate Monitor Interface, data tersebut diolah dan dibuat dalam bentuk grafik. Selanjutnya dilakukan perhitungan IRHR terhadap data denyut jantung (HR) tersebut. Nilai IRHRdapat digunakan sebagai indikator tingkat beban kerja kualitatif (kejerihan) sebagaimana disajikan pada Tabel 1 (pada Bab Tinjauan Pustaka). Dengan menggunakan persamaan yang telah diperoleh dari hubungan IRHR dan WEC ST yang diperoleh pada proses KST, menghasilkan WEC pada saat kerja, dapat diketahui dengan cara memasukkan nilai IRHR kerja yang diperoleh pada saat pengukuran kedalam persamaan tersebut. Pada dasarnya, manusia saat melakukan pekerjaan memerlukan energi untuk merespon kerja (WEC) dan juga energi untuk metabolisme (BME). Oleh karena itu, total energi (Total Enery Cost) yang benar-benar dasar pada saat bekerja adalah penjumlahan dari energi metabolisme (BME) dan tambahan energi karena adanya beban kerja (WEC), sehingga nilai TEC dapat dihitung dengan persamaan berikut ini : TEC = WEC + BME (2) Dimana : TEC = Total Energy Cost (kkal/menit) WEC = Work Energy Cost (kkal/menit) BME = Basal Metabolic Energy (kkal/menit) Berat badan seseorang turut mempengaruhi beban kerja, terutama pada jenis pekerjaan dinamik. Semakin besar berat badan seseorang, maka konsumsi energinya semakin besar pula, begitu juga sebaliknya pada saat melakukan pekerjaan yang relatif sama. Oleh karena itu untuk mengetahui nilai beban kerja objektif yang diterima seseorang saat melakukan kerja maka 18

pengaruh berat badan perlu dinormalisasi. Untuk memperoleh nilai TEC yang ternormalisasi (TEC ), dapat menggunakan persamaan (dalam Pramana 2009): TEC ' = TEC w Dimana : TEC = Total Energy Cost per Weight (kkal/kg.menit) TEC = Total Energy Cost (kkal/menit) w = Berat badan (kg) 19