1.1 Latar Belakang RENSTRA PNB

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Dalam rangka pencapaian visi-misi dan transparansi pelaksanaan program

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

KERANGKA RENSTRA. Where Do We Want TO BE VISI / MISI SASARAN/OBJECTIVE TARGET

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

Manual Mutu Akademik

15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No. 258/MPN.A.4/KP Tahun 2011 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Andalas Periode ; 1

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Visi, Misi dan Tujuan

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

RENCANA INDUK PENGABDIAN KEPADA MASYARKAT (RIPkM) STKIP SEBELAS APRIL SUMEDANG

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

PROGRAM KERJA FAKULTAS

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

SEKILAS MENGENAI.. 1 PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Universitas Maritim Raja Ali Haji. Bersiap melangkau cita-cita (Preparation to beyond the vision)

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DRAFT RENCANA STRATEGIS

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Program Kerja Program Studi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan (PS EKP) Periode Tahun

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIE MIKROSKIL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

Universitas Andalas sebagai perguruan tinggi negeri yang memberikan jasa pendidikan mengemban misi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

LABORATORIUM SENTRAL ILMU HAYATI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA (RKA-KL) TAHUN 2017 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

RENCANA STRATEGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MANUAL MUTU AKADEMIK UB MANUAL MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SOSIALISASI UNIVERSITAS BUNG HATTA. menjadi perguruan tinggi unggul dan bermartabat menuju universitas berkelas dunia

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

Manual Mutu Pengabdian

[2015] PRODI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang P embukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan, bahwa: salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya, pasal 20, pasal 21, pasal 28 c ayat (1), pasal 31, dan pasal 32 dalam batang tubuh UUD Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, juga mengamanatkan bahwa sistem pendidikan nasional yang diterapkan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan dalam rangka menghasilkan insan Indonesia cerdas komprehensif dan kompetitif (insan kamil/insan paripurna). Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi; meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang, mampu menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan/atau profesional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh. Pendidikan Tinggi juga diharapkan mampu mewujudkan keterjangkauan dan pemerataan yang berkeadilan dalam memperoleh RENSTRA PNB 2015-2019 1

pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan dengan kepentingan masyarakat bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan, sehingga diperlukan penataan pendidikan tinggi secara terencana, terarah, dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek demografis dan geografis. Selanjutnya Visi pendidikan tinggi yaitu: Terwujudnya sistem pendidikan tinggi yang menghasilkan insan yang berkarakter, cerdas, dan terampil untuk membangun bangsa Indonesia yang bermartabat dan berdaya saing melalui pengembangan ilmu, teknologi, dan seni untuk kemajuan dan kesejahteraan umat manusia yang berkelanjutan. Insan Indonesia yang berkarakter adalah mereka yang bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki integritas, jujur, toleran, bersemangat kebangsaan, serta menjunjung tinggi nilai dan norma universal; sedangkan cerdas dalam hal ini dimaksudkan adalah insan yang memiliki kecerdasan komprehensif yang meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan kinestetik. Di samping itu terampil dimaksudkan bahwa lulusan perguruan tinggi memiliki keterampilan baik yang secara langsung terkait dengan bidang ilmu yang dipelajari (hard skills) maupun keterampilan pelengkap (soft skills) yang menjadikan mereka sebagai sumber daya manusia (human capital) yang unggul. Sebagai salah satu upaya untuk melaksanakan amanat nasional tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan kebijakan dasar dalam pengembangan pendidikan tinggi 2003-2010 yang dikenal sebagai Higher Education Long Term Strategy (HELTS - 2003-2010). Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas menetapkan tiga pilar program pengembangan pendidikan tinggi yaitu: (1) pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Tiga pilar program pengembangan ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Menengah Tahun RENSTRA PNB 2015-2019 2

2005 2009 dan tahap pertama dari Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) Tahun 2005 2025. Gambar 1.1 Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) Tahun 2005 2025 RPPNJP 2005 2025 seperti terlihat pada gambar 1.1, bahwa pembangunan pendidikan nasional telah dijabarkan ke dalam empat tahap pembangunan pendidikan nasional yaitu tahap pertama, peningkatan kapasitas dan modernisasi (2005 2009), tahap kedua, penguatan pelayanan dalam bidang pendidikan (2010 2014), tahap ketiga, penguatan daya saing regional (2015 2019), dan tahap keempat, penguatan pendidikan menuju pada daya saing internasional (2019 2025). 1.2 Kerangka Makro Penyusunan Renstra PNB Sebagaimana halnya Perguruan Tinggi lain di Indonesia, Politeknik Negeri Bali (PNB) telah menjabarkan ketiga kebijakan dasar HELTS dalam Rencana Strategis (Renstra) PNB 2009-2014, yang menitik beratkan pada Strategi Pengembangan Tri Dharma Pendidikan Tinggi, dengan memprioritaskan dukungan kerjasama, baik dalam maupun luar negeri. Dalam perkembangannya, dengan mempertimbangkan daya dukung internal dan eksternal, persoalan yang dihadapi saat ini, dan tantangan globalisasi, serta Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka RENSTRA PNB 2015-2019 3

Panjang (RPPNJP) tahun 2005-2025, maka PNB mereorientasi Rencana Pengembangan Jangka Panjang 2008-2025 menuju Visi Baru PNB yang disepakati pada akhir tahun 2008. Visi Politeknik Negeri Bali adalah: Menjadi Institusi Terdepan sebagai penghasil tenaga Profesional yang memiliki Daya Saing Internasional. Visi ini ditetapkan dalam kurun waktu 2009 2014, dimana dalam upaya pencapaian visi PNB ini diimplementasikan dengan mengintegrasikan pelaksanaan tri dharma pendidikan tinggi sebagai satu kesatuan yang utuh, baik pada level individu sivitas akademika, maupun level institusional. Titik berat pelaksanaan tri dharma mengacu pada karakteristik pendidikan vokasional, yaitu pada pengembangan IPTEKS terapan, penelitian terapan (riset terapan), dan pengabdian pada masyarakat yang berkualitas, baik pada level nasional, regional, dan internasional dengan payung unggulan di sektor pariwisata. Seiring dengan pesatnya perubahan dan perkembangan dalam bidang ipteks dan lingkungan eksternal, dalam tahun 2015 visi PNB dipandang perlu untuk disesuaikan dengan kondisi terkini. Dengan memperhatikan berbagai faktor yang relevan maka visi PNB dalam masa waktu 2015 2019 disepakati dirubah, yaitu: Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi Penghasil Lulusan Profesional Berdaya saing Internasional Pada tahun 2025. Untuk menjamin terwujudnya Visi PNB 2025, Misi, Tujuan dan Sasaran, selanjutnya dirumuskan dalam suatu kerangka Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019. Visi PNB hendaknya menjadi kemauan bersama (political will) dari segenap sivitas akademika PNB, dan tertanam pada hati dan jiwa setiap insan akademik Politeknik Negeri Bali. Visi tersebut dibangun sejalan dengan Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) PNB tahun 2011-2025, dimana perencanaan pengembangan PNB dibagi dalam tiga periode. Periode I (2011-2015), merupakan periode Standarisasi Nasional Tri Dharma Pendidikan Tinggi dalam rangka penguatan mutu layanan dan daya saing nasional. RENSTRA PNB 2015-2019 4

Periode II (2016-2019), merupakan periode Standarisasi Asia-Pasifik dalam Tri Dharma Pendidikan Tinggi dalam rangka penguatan daya saing regional (Asia-Pasifik). Periode III (2021-2025), merupakan periode Internasionalisasi Politeknik Negeri Bali dalam rangka penguatan daya saing internasional dengan menjadikan sektor pariwisata sebagai payung unggulan institusi. Gambar 1.2. Rencana Pengembangan Jangka Panjang PNB (RPJP) Tahun 2011 2025 Sistematika atau struktur penulisan Rencana Strategis PNB 2015-2019 dimulai dengan pernyataan visi dan misi (mission statement), tujuan (end goals) 2025 serta sasaran strategis yang ingin dicapai hingga tahun 2019. Dari sasaran strategis yang telah disusun kemudian dirumuskan strategi dan program berdasarkan suatu analisis yang disebut analisis faktor resiko. Berbeda dengan analisis swot, analisis faktor resiko dinilai lebih mengena langsung dengan hal-hal yang harus dipecahkan dalam menjamin tercapainya sasaran. Di samping itu juga dapat ditemukenali tingkat kemendesakan (prioritas) dari suatu tindakan, sehingga lebih efisien dalam proses penyusunan rencana program aksi tahunan. Perumusan visi PNB dilakukan melalui proses pemindaian jaringan (network scanning) yaitu suatu proses memastikan bahwa visi yang ditetapkan telah memperhatikan dan mempertimbangkan issue-issue strategis yang berkembang baik secara eksternal (lokal, nasional dan internasional) RENSTRA PNB 2015-2019 5

maupun secara internal kondisi PNB itu sendiri (SDM, Tata Kelola, Infrastruktur, Budaya Akademik dan sebagainya). 1.3 Landasan Hukum a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; e. RENSTRA KEMDIKBUD 2010-2014 f. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen g. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 2025; h. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi i. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; j. Permendikbud Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud 1.4 Cita-Cita Ideal dan Pengembangan Tata Nilai Melalui serangkaian diskusi panjang yang dilakukan dan melihat pada paradigma pengembangan perguruan tinggi di Indonesia, Politeknik Negeri Bali menyatakan cita-cita idealnya bahwa PNB ada (eksis) adalah: a. Untuk menjadi pusat pendidikan dan pelatihan Ipteks terapan yang berbasis keunggulan dalam bidang pariwisata (Centre of Excellence) b. Sebagai wahana pembelajaran dan pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan dalam membangun sumberdaya manusia yang terampil, cerdas dan berkarakter RENSTRA PNB 2015-2019 6

c. Sebagai pusat inovasi dan penerapan teknologi terapan bagi kehidupan masyarakat yang lebih berkualitas dan berdaya saing Politeknik Negeri Bali menyadari bahwa cita-cita ideal tersebut dapat terwujud apabila didukung dengan penerapan tata nilai yang sesuai dalam mendukung usaha-usaha pelaksanaan misi dan pencapaian visi. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh sivitas akademika dalam menjalankan tugas. Tata nilai juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh sivitas akademika dalam usaha mewujudkan layanan prima pendidikan. Tata nilai yang dimaksud adalah profesional, visioner, demokratis, inklusif, dan berkeadilan. a. Inklusif dan Berkeadilan: Artinya di dalam menyikapi berbagai permasalahan, sivitas akademika perlu mengedepankan pendekatan yang lebih dialogis dalam semangat kesetaraan. b. Visioner: Menyadari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan dinamis PNB memandang perlu untuk mengembangkan sikap kritis konstruktif dan terbuka (open minded) kepada hal-hal baru. c. Profesional: Artinya sivitas akademika perlu mengembangkan sikap positif di dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang ada dan berinisiatif di dalam menyelesaiakan masalah tersebut (problem solver). d. Demokratis: Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan (kolektifitas) akan tetapi tetap membuka kesempatan (ruang) kreatifitas dan inovasi setiap individu bagi terciptanya suatu kerjasama (sinergi) yang sehat dan maju. RENSTRA PNB 2015-2019 7

2.1 Gambaran Umum Politeknik Negeri Bali P endidikan Politeknik didirikan pada tahun 1976 yang merupakan kerjasama antara ITB dengan pemerintah Swiss. Karena dinilai berhasil selanjutnya dikembangkan beberapa politeknik di Indonesia yakni Politeknik Universitas Brawijaya, Politeknik Universitas Diponegoro, Politeknik Institut Teknologi Bandung, Politeknik Universitas Indonesia, Politeknik Universitas Sumatera Utara, dan Politeknik Universitas Sriwijaya. Rintisan ke enam Politeknik tersebut dalam beberapa tahun juga dianggap berhasil. Sehingga pada tahun 1984 pemerintah Indonesia mengembangkan Politeknik di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Politeknik Universitas Udayana. Ditetapkannya Ir. Ketut Kinog dan Drs. Abdullah Jawas sebagai pimpinan Politeknik, melakukan persiapanpersiapan dan setelah dianggap cukup siap maka tanggal 5 Oktober 1987 Politeknik Universitas Udayana memulai kuliah perdananya. Politeknik merupakan satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional khususnya pendidikan tinggi diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 12 tahun 2012 yang mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui jalur pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi selalu berpartisipasi aktif menegakkan perekonomian bangsa dan negara, melalui SDM yang mempunyai keterampilan yang praktis dan memadai. Program Pendidikan Politeknik merupakan jalur Pendidikan Vokasi pada tingkat Perguruan Tinggi yang membekali lulusannya dengan keterampilan yang didukung dengan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh. Dengan bekal itu, RENSTRA PNB 2015-2019 8

diharapkan alumni Politeknik betul-betul menjadi tenaga vokasional di bidangnya, khususnya di bidang Keteknikan (Engineering) dan Tata Niaga (Commerce). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990 tentang Perguruan Tinggi yang telah direvisi menjadi PP No. 57 tahun 1998, dinyatakan Politeknik seharusnya berdiri sendiri. Persiapan menjadikan Politeknik mandiri sudah dilakukan sejak tahun 1994, yaitu dengan mempersiapkan Statuta, pembentukan Senat Politeknik, dan administrasi lainnya. Usaha itu membuahkan hasil dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 081/O/1997 tentang pendirian Politeknik Negeri Bali tanggal 24 April 1997. Peresmian dan penandatanganan prasasti papan Politeknik Negeri Bali dilakukan tanggal 12 September 1997 oleh Sekretaris Jenderal Pendidikan Tinggi. Politeknik Negeri Bali tidak hanya mengemban misi pendidikan, tetapi juga menerapkan: Penelitian dan Tugas layanan sosial (Tri Dharma Perguruan Tinggi), dengan memanfaatkan SDM yang ada. Khususnya PNB adalah penyelenggara pendidikan tinggi vokasi yang berfokus pada pengembangan keilmuan dan keterampilan pada bidang IPTEKS terapan. Sasaran pendidikan diarahkan pada pembangunan insan cerdas komprehensif dengan mengutamakan pada pembangunan sumberdaya manusia yang profesional, dengan memberikan pendidikan berdasarkan kebutuhan pasar dan industri. Sampai dengan tahun 2014 PNB memiliki enam jurusan dengan 13 program studi, meliputi 9 program studi Diploma III dan 4 program studi Diploma IV (S1 Terapan). Jurusan dan program studi di PNB terdiri dari: RENSTRA PNB 2015-2019 9

Tabel 2.1. Jurusan dan Program Studi di PNB Jurusan Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Mesin Jurusan Teknik Elektro Jurusan Akuntansi Jurusan Administrasi Niaga Jurusan Pariwisata Program Studi 1. D III. Teknik Sipil 2. D IV. Manajemen Proyek Konstruksi 1. D III. Teknik Mesin 2. D III. Teknik Pendingin dan Tata Udara 1. D III. Teknik Listrik 2. D III. Manajemen Inormasi 1. D III. Akuntansi 2. D IV. Akuntansi Manajerial 1. D III. Administrasi Bisnis 2. D IV. Manajemen Bisnis Internasional 1. D III. Usaha Perjalanan Wisata 2. D III. Perhotelan 3. D IV. Manajemen Bisnis Pariwisata 2.2 Capaian Sasaran Rencana Strategis PNB 2009-2014 Setelah enam tahun perjalanan Renstra PNB, telah banyak keberhasilan yang dicapai bagi kemajuan lembaga. Namun harus diakui pula masih banyak kelemahan-kelemahan yang dimiliki PNB dalam meraih cita-citanya seperti telah dituangkan dalam visi PNB. Seiring dengan dinamisasi perubahan lingkungan, persoalan dalam pengelolaan pendidikan tinggi juga akan semakin kompleks. Persoalan akses pendidikan, mutu lulusan, daya saing dan relevansi lulusan dengan dunia kerja yang terus berkembang secara masif. Tata kelola pendidikan tinggi yang berbasis pada rencana strategis (renstra) terus dikembangkan sehingga menjadi sebuah kebutuhan. Renstra dimaksudkan untuk mampu membangun kemampuan adaptasi lembaga pendidikan tinggi dengan perubahan-perubahan pada lingkungan internal maupun eksternal. Renstra dijadikan sebagai guide line dalam menyusun kebijakan dan program aksi bagi pengembangan lembaga secara terarah. Bagi PNB, peran renstra sangatlah penting dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan menuju pada RENSTRA PNB 2015-2019 10

capaian visi yang telah disepakati bersama. Berikut diuraikan capaian kinerja dari rencana strategis PNB tahun 2009-2013 pada tiga pilar pengembangannya. 2.2.1 Capaian Pilar Strategis Akses Pendidikan Dalam pilar strategis akses ini dikembangkan lima indikator kinerja, yaitu jumlah mahasiswa aktif, jumlah lulusan sekolah menengah yang menjadi pendaftar di PNB, cakupan wilayah, jenis kelamin, dan peluang beasiswa bagi mahasiswa. Hasil kinerja pada pilar Akses dapat ditampilkan sebagai berikut. Tabel 2.2. Capaian Kinerja Renstra pada Pilar Akses Tahun 2009-2014 Indikator Target 2014 Capaian 2014 Jumlah mahasiswa aktif 2.864 org 3.169 org Jumlah Pendaftar 3.850 org 3.150 org Daerah asal (di luar SARBAGITA) 50,0 % 16,08 % Gender 15,0 % 40,0 % Mahasiswa penerima beasiswa 24,5 % 20,3 % Dari lima indikator kinerja yang dijadikan sebagai tolok ukur pada pilar akses, terdapat dua indikator kinerja yang tidak mampu dicapai, yaitu pada jumlah pendaftar hanya mampu direalisasikan capaiannya sebesar 80,0% dan sebaran wilayah yang diharapkan 50% mahasiswa berasal dari luar SARBAGITA hanya mampu direalisasikan sebesar 32,2%. Sedangkan tiga indikator lainnya telah melampaui target yang diharapkan. Dilihat dari kontribusi PNB dalam pembentukan APK daerah Bali adalah sebesar 11,66% dari 26.424 siswa yang lulus SMA/SMK dalam tahun pembelajaran 2013/2014. Tidak tercapainya target pada indikator jumlah pendaftar disebabkan oleh adanya penurunan jumlah pendaftar dalam tahun pembelajaran 2014/2015. RENSTRA PNB 2015-2019 11

Dari sistem penerimaan mahasiswa baru, penurunan terjadi pada sistem penerimaan mahasiswa baru melalui PMDK secara on-line dan UMPN-Nasional. Sedangkan dari peminatan bidang studi, penurunan jumlah pendaftar terjadi secara signifikan pada bidang teknologi/rekayasa. Disisi lain peminatan pada bidang tata niaga terus mengalami peningkatan. Dari sebaran wilayah asal calon mahasiswa baru, sebagian besar (83,92%) calon mahasiswa berasal dari Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan, sisanya sebesar 16,08% berasal dari kabuaten lain di Bali dan sebagian kecil (0,5%) dari luar Bali. Titik kritis peminatan calon mahasiswa baru ada pada dua program studi, yaitu prodi Usaha Perjalanan Wisata dan prodi Teknik Pendingin dan Tata Udara. Disisi lain lonjakan pendaftar ada pada prodi di Jurusan Akuntansi, prodi D4 Manajemen Bisnis Internasional, dan Manajemen Informasi. 2.2.2 Capaian Pilar Strategis Mutu, Relevansi dan Daya saing Kineja lembaga dalam pilar mutu, daya saing, dan relevansi diukur dalam empat dimensi pengukuran, yaitu: pendidikan dan pembelajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan penunjang mutu. a. Dalam bidang pendidikan dan pembelajaran ukuran kinerja menggunakan indikator input berupa student in-take, kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan, dan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan dalam bidang sertifikasi kompetensi. b. Dalam bidang penelitian dan pengabdian; diukur dengan kemampuan dan partisipasi dosen dalam melakukan penelitian dan pengabdian, menulis karya ilmiah yang dipublikasikan, mengikuti dan menjadi pemakalah dalam seminar taraf nasional dan internasional. c. Dari sisi proses, evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator pengukuran berupa IPK, akreditasi yang diperoleh oleh prodi. RENSTRA PNB 2015-2019 12

Sedangkan untuk out-put berupa penyerapan lulusan, dan waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama. d. Dimensi penunjang mutu diukur dengan melakukan evaluasi terhadap ketersediaan Tempat Uji Kompetensi (TUK), nilai TOEFL mahasiswa, dan kegiatan keorgansasian mahasiswa. Berikut ditampilkan hasil evaluasi kinerja renstra untuk tahun 2009-2014 pada pilar Mutu, Relevansi dan Daya saing. Tabel 2.3 Capaian Pilar Strategis Mutu, Relevansi & Daya saing Tahun 2009-2014 Pilar Strategi Mutu Relevansi dan Daya saing KPI Pendidikan & Pembelajaran Penelitian & Pengabdian target capaian target capaian Rasio Student in take 1 : 3,2 1 : 2,9 Rata-rata IPK lulusan 3,6 3,43 Prodi terakreditasi minimal B 87% 77% Indeks Dosen Mengajar 3,5 n.a % dosen S2 100% 91% % dosen S3 3,5% 5,2% % dosen dg sertifikasi kompetensi 50% 16,9% % dosen meneliti 79,5% 20,9% % dosen pengabdian 100% 91% % dosen Publikasi Nasional 49,1% 11,4% % dosen ikut seminar Nas dan Intl 10% n.a Publikasi Internasional 4 10 HAKI/Paten 1 0 Rata-rata waktu tunggu 3 bln 3,5 bln % lulusan terserap di Industri bertaraf Intl. 30% n.a % mhs dg nilai TOEFL 450 50% n.a TUK 11 13 RENSTRA PNB 2015-2019 13

Terdapat persoalan teknis dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja dalam pilar mutu, relevansi dan daya saing. Tidak adanya data capaian yang tesedia pada beberapa indikator. Hal ini memberikan indikasi lemahnya sistem informasi yang dimiliki oleh lembaga. Akan menjadi persoalan yang sangat serius bagi lembaga di masa yang akan datang, karena keterbatasan data akan menjadikan keterbatasan dalam pengambilan keputusan yang akurat. Terlepas dari persoalan teknis tadi, berdasarkan data yang tersedia PNB mengalami persoalan dalam pencapaian mutu seperti yang ditargetkan. Banyak target yang tidak mampu dicapai baik dalam in-put, proses, sampai pada mutu out-put. Permasalahan ini menjadi vital ketika PNB mewujudkan visi terdepan, profesional dan berdaya saing internasional. Munculnya persoalan ini tidak terlepas dari kontribusi dua pilar yang lain, seperti jumlah pendaftar pada akses dan juga sistem informasi, anggaran dan budaya pembelajaran serta pemahaman terhadap visi dan misi dari segenap civitas akademika PNB. Berbicara tentang daya saing internasional, secara eksplisit belum tampak dalam indikator capaian pada rentsra 2009-2014 sehingga evaluasi terhadap seberapa kuat daya saing internasional tidak mampu dilakukan pengukuran. Pemahaman terhadap daya saing internasional tidak cukup dimaknai dengan menambahkan kemampuan bahasa asing saja, tetapi juga pada kemampuan iptek yang berorientasi internasional, kualitas tenaga dosen dan kependidikan, sarana dan prasarana, publikasi ilmiah, serta tata kelola yang bertaraf internasional. Sudah barang tentu mesti dikemas secara komprehensif ke dalam pembelajaran dengan perangkat-perangkatnya. 2.2.3 Capaian Pilar Strategis Tata Kelola dan Pencitraan Dalam bidang tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan yang diukur dengan delapan indikator capaian renstra meliputi: kerjasama tri dharma, jumlah kerjasama internasional, layanan informasi, daya serap RENSTRA PNB 2015-2019 14

anggaran, kepuasan layanan dan pengembangan kemampuan staf administrasi. Hasil evaluasi pada pilar ini adalah sebagai berikut. Tabel 2.4 Kinerja Renstra pada Pilar Tata Kelola, Akuntabilitas, Pencitraan Tahun 2009-2014 Indikator Target 2014 Capaian 2014 Kerjasama Penelitian 10 8 Unit/Bagian ber-iso 2 2 Kerjasama non penelitian 2 mlyr n.a Kerjasama Internasional 3 4 Layanan Informasi berbasis IT 70% 30% Daya serap anggaran (rata-rata) 98% 92% Indeks Kepuasan layanan Mhs 3,7 3,2 Staf Adm mengikuti sertifikasi 20% 16,9% Pada pilar ini difokuskan pengukurannya pada tiga indikator kinerja utama, yaitu kepuasan layanan, daya serap anggaran, dan layanan informasi. Dari tiga indikator ini diperoleh hasil yang dideskripsikan sebagai berikut: Belum memuaskan pada layanan kepada mahasiswa dengan indeks (3,2) lebih kecil dari yang ditargetkan sebesar 3,7. Keluhan mahasiswa terletak pada ketersediaan layanan administrasi jurusan, sarpras pembelajaran yang kurang memadai, ketersediaan bahan ajar dari sisi ketepatan waktu dan isi yang kurang up-date, dan keamanan lingkungan kampus (seperti parkir). Dalam kemampuan menyerap anggaran relatif baik dan akan lebih maksimal kemampuannya jika dalam desain perencanaan lebih matang dan benar-benar terencana sesuai kebutuhan. Eksekusi program dan kegiatan yang tidak menepati penjadualan masih menjadi persoalan utama dalam konteks ini. RENSTRA PNB 2015-2019 15

Dari sisi layanan informasi PNB masih sangat lemah, kelemahan ini secara relatif dibandingkan dengan era manajemen yang berbasis informasi teknologi seperti saat ini. Hal ini menjadi sangat penting ketika PNB berkomitmen membangun akuntabilitas kinerja. Lemahnya sistem informasi berdampak pada terbatasnya informasi tetang lembaga yang mampu diakses oleh pihak eksternal, dan juga bagi ketersediaan informasi bagi kepentingan internal PNB seperti ketersediaan data untuk kepentingan pelaporan dan pengambilan keputusan (decission supporting system). RENSTRA PNB 2015-2019 16

3.1 Tantangan Ke-depan Politeknik Negeri Bali M elalui suatu proses pemindaian jaringan (network scanning) Politeknik Negeri Bali semakin menyadari bahwa kedepan persaingan akan semakin ketat dan terbuka tidak hanya ditingkat lokal dan nasional akan tetapi sudah merambah ke tingkat Internasional. Salah satu tantangan yang telah ada di depan mata adalah penerapan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-20 tahun 2012 yang menyepakati bahwa pada 2015 negara-negara ASEAN akan menerapkan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dalam bidang politik, ekonomi dan sosio kultural. Secara umum setidak-tidaknya terdapat empat hal penting terkait pelaksanaan MEA 2015. Pertama, ASEAN sebagai pasar dan produksi tunggal. Kedua, pembangunan ekonomi bersama. Ketiga, pemerataan ekonomi. Dan, keempat, perkuatan daya saing, termasuk pentingnya pekerja yang kompeten. MEA yang akan dimulai awal tahun 2015 tersebut tentu akan memberikan dampak positif dan negatif bagi negara Indonesia. Dampak positifnya dengan adanya MEA, tentu akan memacu pertumbuhan investasi baik dari luar maupun dalam negeri sehingga akan membuka lapangan pekerjaan baru. Selain itu, penduduk Indonesia akan dapat mencari pekerjaan di negara ASEAN lainnya dengan aturan yang relatif akan lebih mudah. Adapun dampak negatif dari MEA, yaitu dengan adanya pasar barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan tenaga kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di RENSTRA PNB 2015-2019 17

Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang ketenagakerjaan. Rendahnya kualitas pekerja Indonesia bila dilihat dari tingkat pendidikan formal ini jelas sangat mengkhawatirkan. Sebagai sebuah perguruan tinggi yang ada di Indonesia, PNB perlu mencari terobosan untuk meningkatkan ketrampilan dan kompetensi kerja bagi lulusannya yang sesuai dengan kebutuhan pasar MEA nantinya. PNB juga perlu mengembangkan nilai tambah yang dimiliki oleh lulusan sebagai keunggulan bersaing (competetive advantage) agar dapat berhasil menghadapi MEA. Usaha peningkatan kualitas lulusan bisa ditempuh dengan upaya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi baik nasional maupun regional untuk menetapkan standar kompetensi profesionalisme. PNB juga dihadapkan pada tantangan pada daya serap lulusan, dimana selain persoalan kualitas lambatnya penyerapan tersebut salah satunya disebabkan minimnya ketersediaan kesempatan kerja. jika lulusan masih saja terkendala untuk berkarir dalam dunia kerja, maka jalan yang paling tepat adalah adanya upaya untuk merekonstruksi sistem pembelajaran yang mampu merubah konsep berfikir (mindset) para mahasiswa dari job seeker menjadi job creator yaitu dengan mengefektifkan kehadiran wirausaha muda alias entrepreuner. PNB harus mendukung para mahasiswa memiliki kemampuan agar mampu mandiri dan berinovasi berbasiskan pada ilmu pengetahuan teknologi sebagai keunggulan bersaingnya melalui pendidikan entrepreneurship atau technopreneurship untuk menumbuhkan keberanian para lulusan dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan melihat pada tantangan ke depan khususnya dalam membangun SDM berkualitas, Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia seharusnya mampu mencetak lulusan-lulusan yang memiliki daya saing global dengan ciri memiliki jiwa entrepreneurship yang mampu menciptakan peluang usaha dengan produk yang berkualitas. Mampu RENSTRA PNB 2015-2019 18

bersosialisasi di dunia global dengan minimal penguasaan satu bahasa asing sehingga secara mandiri dapat membuka peluang yang lebih luas untuk menggali potensi ekonomi. Untuk hal ini, PNB dituntut mampu membangun jaringan atau networking yang luas, mampu menguasai teknologi serta mampu mengelola Sumber Daya Alam (SDA) secara bijak. Selain itu lulusan Perguruan Tinggi juga memiliki tanggungjawab terhadap pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dan budaya bangsa. Arus globalisasi menghendaki para lulusan perguruan tinggi mampu menciptakan manusia seutuhnya. Para lulusan disamping memiliki kemampuan dalam keilmuan dan keterampilan juga harus memiliki jati diri yang jelas dan kuat sehingga mampu menyaring setiap budaya asing yang masuk. Perguruan tinggi dapat menjadi benteng dalam mengatasi kemungkinan terjadinya degradasi nilai dan budaya bangsa. Sistem pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan adaptif di kalangan mahasiswa dengan menjembatani sistem pendidikan saat ini menjadikan bagaimana siswa mampu belajar untuk menghadapi zamannya. Pada bidang mutu pendidikan, dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah Perpres No.8 tahun 2012 dan Permendikbud No. 48 tahun 2014 terkait dengan KKNI dan SN-PT menjadi hal yang wajib disikapi oleh PNB. Olehkarena itu PNB harus menyiapkan kurikulum yang mampu menjamin kesetaraan dalam pengakuan lulusan secara nasional maupun internasional. PNB harus melakukan perubahan-perubahan terhadap kurikulum dengan capaian pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Perubahan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi juga mengharuskan PNB menata kembali sistem penjaminan mutunya agar mampu memberikan jaminan terhadap penyelenggaraan pendidikannya. PNB harus mampu melaksanakan proses pendidikan yang akuntabel dan transparan bagi masyarakat. Dari berbagai tantangan yang telah diidentifikasi terhadap perkembangan pendidikan dan peningkatan kualitas sumberdaya RENSTRA PNB 2015-2019 19

manusia di era globalisasi membawa perubahan dalam paradigma pembangunan pendidikan tinggi secara nasional. Khususnya bagi Politeknik Negeri Bali, kedepan pengelolaan pendidikan diarahkan pada upaya pencapaian kualitas global, relevansi kebutuhan lulusan, serta memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Olehkarena itu, PNB hendaknya mempersiapkan lulusan agar memiliki kualitas, siap berkompetisi dan profesional serta memiliki karakter yang unggul. 3.2 Peluang Ke-depan Politeknik Negeri Bali Globalisasi dan AFTA seperti telah diuraikan sebagai tantangan tidak selamanya memberikan dampak negatif bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Terdapat berbagai peluang yang bisa diambil bagi pengembangan kualitas lulusan di masa yang akan datang. Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena akan tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi ke luar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan kemungkinannya tanpa ada hambatan tertentu. MEA misalnya menjadi kesempatan yang bagus bagi para lulusan perguruan tinggi untuk mencari pekerjaan terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Terbitnya UU No.12 tahun 2012 semakin memperkuat keberadaan Politeknik sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasi. Secara eksplisit Politeknik telah diakui sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di Indonesia seperti telah dituangkan dalam undang-undang. Hadirnya undang-undang ini memberikan peluang bagi politeknik untuk dapat terus berkembang sehingga mampu sejajar dengan perguruanperguruan tinggi lainnya di Indonesia. Bagi PNB terbitnya undang-undang pendidikan tinggi ini menjadi motivasi yang sangat kuat untuk memperoleh pengakuan yang setara dengan PT lainnya di Indonesia. Secara nasional, pemerintah semakin serius dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan dan penelitian. Pemerintah telah RENSTRA PNB 2015-2019 20

mempersiap anggaran yang cukup besar. Hampir 20% APBN dialokasikan kepada sektor pendidikan. Berbagai regulasi juga telah dikeluarkan pemerintah guna menunjang ketercapaian daya saing global pendidikan tiggi di Indonesia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya sebuah institusi pendidikan tinggi di Indonesia tergerak untuk mempersiapkan diri di dalam mengantisipasi berbagai perkembangan global. Dalam pengembangan pendidikan, kebijakan pemerintah mengarah pada peningkatan kuantitas dan kualitas bagi pendidikan vokasi di Indonesia. Rasio yang diharapkan antara pendidikan umum dan pendidikan vokasi mencapai pada rasio 50% : 50%. Hal ini menjadi peluang yang sangat besar bagi PNB untuk dapat berbuat banyak dalam pengembangan pendidikannya. Besarnya keberfihakan pemerintah pada pendidikan keterampilan menjadi peluang menuju pada kesetaraan pendidikan tinggi vokasi dengan pendidikan tinggi lainnya secara nasional. Untuk itu semua pihak pemangku kepentingan secara bersama-sama mendorong agar pendidikan PNB mampu mengembangkan kemampuan analisis, kreatif, reflektif dan aktif. Peluang lainnya yang dimiliki PNB, seiring dengan perkembangan perekonomian global yang cukup pesat, dunia industri lebih membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam bidang keilmuan khusus, sementara perguruan tinggi lebih banyak menghasilkan akademisi. Kondisi ini tentu memberikan peluang bagi PNB untuk dapat dimanfaatkan dengan mengarahkan para lulusannya agar memiliki kompetensi dengan pengakuan setara Asean maupun internasional. 3.3 Pemetaan Hasil Analisis Lingkungan Politeknik Negeri Bali Berdasarkan pada hasil pemetaan lingkungan, berikut ditampilkan matriks kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang dimiliki PNB dalam kurun waktu lima tahun ke depan. RENSTRA PNB 2015-2019 21

Tabel 3.1 Hasil Analisis Lingkungan PNB Kekuatan 1) Staf potensial untuk dikembangkan 2) Kualifikasi staf memadai 3) Sistem dan budaya pembelajaran 4) Karakteristik pendidikan relevan dengan kebutuhan industri Tantangan 1) Keterampilan dan kompetensi kerja lulusan sesuai dengan kebutuhan pasar MEA 2) PT menghasilkan Lulusan mandiri, inovatif, adaptif, dan kreatif dengan jiwa entrepreneurship atau technopreneurship 3) PT menjadi benteng dalam mengatasi terjadinya degradasi nilai dan budaya bangsa Kelemahan 1) Sistem penerimaan mahasiswa baru, 2) Akses dan pemerataan peminatan prodi 3) Kesetaraan mutu dan pengakuan masih berstandar lokal 4) Skill dan wawasan sdm masih lokal dalam tri-dharma PT 5) Sistem penjaminan mutu masih berstandar nasional 6) Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana PBM belum memadai 7) Sumber pendanaan berkelanjutan 8) Sistem informasi manajemen belum memadai 9) Kualitas kerjasama belum opimal Peluang 1) Dukungan anggaran pemerinah (20% APBN dialokasikan kepada sektor pendidikan) 2) Regulasi pemerintah dalam menunjang ketercapaian daya saing global 3) Kebutuhan tenaga kerja internasional berfokus pada keterampilan 4) Animo masyarakat masuk PT Vokasi semakin besar 3.4 Langkah Ke-depan Politeknik Negeri Bali Dalam mewujudkan cita-cita ideal PNB di tahun 2025 untuk menjadi terdepan, menghasilkan tenaga kerja profesional dengan daya saing internasional strategi yang digunakan dengan mengatasi kelemahan- RENSTRA PNB 2015-2019 22

kelemahan dan tantangan untuk mampu memanfaatkan peluang yang ada. Periode 2015-2019 adalah periode lanjutan yang lebih menekankan kepada peningkatan aspek kualitas semua program kerja yang sudah dilaksanakan pada periode-periode sebelumnya dengan mengacu (benchmarking) ke standar regional Asia, Asia Pasifik, atau regional lainnya.dalam periode ini, prioritas diberikan kepada upaya mempertahankan (to maintain) kualitas yang sudah diraih dan meningkatkan (to enhance) ke level yang lebih luas, yaitu kawasan regional. PNB diusianya yang ke-27 ini PNB telah banyak melakukan berbagai upaya sehingga banyak pula prestasi yang telah dicapai. Dalam beberapa tahun terakhir ini, ada beberapa issue strategis yang secara internal harus dicermati yaitu: regulasi dalam bidang pendidikan tinggi seperti UU No. 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, UU Guru dan Dosen tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) tahun 2014, Perpres No. 8 tahun 2012 tentang KKNI, serta klasifikasi Perguruan Tinggi Sehat. Semua regulasi ini harus direspon positif dan menjadi prioritas dalam perencanaan dan implementasi program. Namun yang tidak kalah penting lagi adalah akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan bagi penyediaan layanan yang prima kepada masyarakat. Issue tentang penyetaraan mutu dan pengakuan pendidikan tinggi baik nasional, regional, maupun internasional menjadi tantangan untuk mengembagkan mutu pendidikan PNB dengan berbasiskan pada pengembangan kurikulum yang mengarah pada pemenuhan standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Membangun daya saing internasional PNB, perlu adanya langkah-langkah strategis dengan membangun kerjasama internasional dalam tri dharma dengan perguruan tinggi asing, khususnya dengan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah tidak hanya semata-mata menjadi tantangan, namun memberikan peluang yang sangat besar bagi upaya percepatan RENSTRA PNB 2015-2019 23

internasionalisasi PNB, seperti pengembangan kerjasama dan afiliasi dalam membangun Joint/Double Degree, Fast Track, Credit Transfer System dan sebagainya. Sebagai prasyarat untuk melakukan inovasi menuju pada daya saing internasional adalah wajib bagi PNB melakukan penguatan kapasitas kelembagaan melalui penjaminan mutu berstandar internasional, pengembangan kualitas sumberdaya manusia bertaraf internasional, layanan pendidikan berstandar internasional, membangun networking dengan PT internasional, serta tata kelola yang berstandar internasional. Untuk menjadi institusi pendidikan tinggi vokasi terdepan, tidak ada cara lain bagi PNB yang sepatutnya mengembangkan keunikan (uniqness) melalui pengembangan program-program inovatif sesuai dengan karakteristik pendidikan yang dikembangkan dan menggali nilai-nilai kearifan lokal. Disisi lain, kondisi internal PNB masih banyak dihadapkan pada berbagai kelemahan dalam konteks pencapaian visi di tahun 2025. Persoalan mutu proses pendidikan masih ada beberapa prodi dengan akreditasi minimal, rumusan capaian pembelajaran dalam kurikulum yang belum mengacu pada KKNI, kualitas dan animo dosen dalam melakukan riset dan publikasi ilmiah, kualitas sarana dan prasarana, sistem informasi manajemen yang belum memadai, kualitas dosen dan tenaga pendidikan yang masih terus harus dikembangkan agar memiliki standar internasional, penguasaan dalam bahasa asing serta tata keloladan budaya kerja yang berstandar internasional. Tahapan pencapaian visi dan misi digambarkan menjadi alur pengembangan PNB untuk dapat meyakini visi maupun misi dapat diwujudkan dalam tahun 2025 digambarkan roadmap pengembangan renstra 2015-2019 pada gambar sebagai berikut. RENSTRA PNB 2015-2019 24

Gambar 3.1 Roadmap Pengembangan PNB 2015-2019 Tahun 2015: Restrukturisasi Konsep Pengembangan Internasionalisasi Politeknik Negeri Bali Pada tahun ini ditargetkan telah terumuskan rencana strategis (jangka menengah) dan penjabarannya ke dalam program kerja (jangka pendek) yang realistis dan implementatif dan tersedianya beberapa program dan infrastruktur prioritas. Tahun 2016-2017: Peletakan Dasar-Dasar Mutu serta Infrastruktur Kelembagaan yang Kuat dan Implementasi Program Prioritas Pada tahun ini ditargetkan telah terlaksananya beberapa program prioritas berupa sistem tata kelola kelembagaan yang relevan dengan tuntutan global, peningkatan mutu tri dharma, kerjasama internasional dan infrastruktur penunjang PBM menuju pada layanan pendidikan yang berkualitas unggul dan berstandar internasional. Tahun 2018: Penguatan Mutu, Akses Pendidikan dan Kapasitas Kelembagaan beorientasi global Pada tahun ini ditargetkan mantapnya beberapa program prioritas berupa mutu, tata kelola, program kerjasama yang terimplementasi dan infrastruktur. Terlaksananya program prioritas lainnya berupa pengakuan PNB sebagai PT vokasi secara nasional dan regional, serta perluasan akses pendidikan pada jenjang pasca sarjana dalam bidang ilmu terapan. RENSTRA PNB 2015-2019 25

Tahun 2019: Evaluasi Kinerja dan Kontinuitas Program PNB Periode berikutnya Pada tahun ini ditargetkan telah terlaksana seluruh program yang telah disusun sesuai rencana dan dilakukan evaluasi kinerja kelembagaan dan program secara menyeluruh untuk menjadi pertimbangan perumusan rencana strategis pada periode 5 tahun berikutnya RENSTRA PNB 2015-2019 26

D engan mengacu pada berbagai perubahan yang terjadi dalam penglolaan perguruan tinggi, dan perubahan situasi dan kondisi lingkungan eksternal PNB selayaknya melakukan pembenahan. Relevansi dalam pengelolaan mengikuti perkembangan terkini dipandang sangat penting untuk dilakukan. Globalisasi sebagai sentral point dijadikan sebagai dasar dalam menentukan arah pengembangan PNB dalam lima tahun ke depan. Olehkarenanya PNB memandang perlu untuk melakukan penyempurnaan dalam arah pengembangannya. Penyempurnaan arah pengembangan lima tahun ke depan diawali dengan merumuskan visi dan misi yang sejalan dengan perkembangan terkini. 4.1 Visi Politeknik Negeri Bali 2025 Dalam mewujudkan cita-cita ideal Politeknik Negeri Bali (PNB) ditetapkan visi PNB sampai dengan tahun 2025 sebagai berikut: Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi Terdepan Penghasil Lulusan Profesional Berdaya saing Internasional Pada tahun 2025 Makna dari pernyataan visi Politeknik Negeri Bali dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Terdepan memiliki makna bahwa PNB menjadi institusi pendidikan vokasi yang responsif dan adaptif terhadap perkembangan IPTEKS terapan, serta bercita-cita maju RENSTRA PNB 2015-2019 27

2) Berdaya saing internasional memiliki makna bahwa lulusan PNB diharapkan memiliki kompetensi dalam bidang IPTEKS terapan dengan standar mutu asia-pasific dalam bidangnya, 3) Profesional memiliki makna bahwa lulusan PNB menjadi insan yang bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya, memiliki integritas, dan memiliki karakter dan budaya kerja berbasiskan pada nilai-nilai kearifan lokal. 4.2 Misi Politeknik Negeri Bali Tahun 2015-2019 Dari visi yang telah dirumuskan di atas ditetapkan 7 (tujuh) misi PNB sebagai berikut: M1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi yang dapat diakses secara merata dan berkesetaraan bagi masyarakat M2. Menyelenggarakan pendidikan bidang vokasi yang berkarakter kebangsaan dengan standar mutu nasional dan regional Asia- Pasifik. M3. Melaksanakan penelitian bertaraf internasional pada bidang keilmuan dan teknologi terapan M4. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang berlandaskan pada penerapan keilmuan dan teknologi M5. Menyelenggarakan kerjasama di kawasan regional aspac M6. Mengembangkan sistem tata kelola yang inovatif, transparan, dan akuntabel didukung oleh sumber-sumber daya yang bertaraf internasional M7. Membangun keunggulan lembaga yang berorientasi pada kepariwisataan 4.3 Tujuan Strategis 2015-2019 Politeknik Negeri Bali sebagai salah satu perguruan tinggi dalam bidang pendidikan vokasi dengan tujuan, yaitu: T1. Memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat dalam kesetaraan gender, dan pemerataan pendidikan berdasarkan strata sosial-ekonomi, dan wilayah RENSTRA PNB 2015-2019 28

T2. Menghasilkan lulusan profesional, berkarakter, serta berjiwa wirausaha dengan berorientasi standar mutu nasional dan regional (aspac) pada bidang ilmu dan teknologi terapan T3. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme dosen dalam melakukan penelitian terapan untuk mendapatkan pengakuan internasional T4. Mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan inovasi baru berbasis IPTEKS terapan T5. Memperluas jaringan kerjasama tri dharma dalam mencapai kesetaran mutu dengan negara-negara di kawasan regional aspac T6. T7. Menjamin pengelolaan dan layanan pendidikan yang berstandar mutu internasional, akuntabel, transparan, produktif, serta efektif dan efisien Menjadikan PNB sebagai PT vokasi yang terdepan pada pengembangan IPTEKS dengan keunggulan yang berorientasi pariwisata 4.4 Sasaran Strategis 2015-2019 Berdasarkan pada kajian terhadap kondisi internal dan eksternal PNB, dapat diidentifikasi beberapa hal penting yang menjadi sasaran strategis PNB dalam kurun waktu tahun 2015-2019 mendatang sebagai berikut: 1) Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi yang menjamin ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan berkualitas tanpa membedakan status ekonomi, gender, dan wilayah; 2) Terwujudnya sistem pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam mewujudkan lulusan yang profesional, mandiri dan berstandar mutu nasional, regional dan internasional; 3) Terwujudnya organisasi kemahasiswaan yang kokoh dengan kegiatan yang terarah bagi pengembangan karakter dan jiwa kewirausahaan mahasiswa; RENSTRA PNB 2015-2019 29

4) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan kompeten dalam bidang penelitian dengan berwawasan internasional ; 5) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan dengan kemampuan inovatif dan kreatif berbasis IPTEKS bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pengabdian pada masyarakat; 6) Terbangunnya akses kerjasama (net-working) tri dharma berskala internasional menuju pada daya saing global 7) Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan berkualitas setara dengan standar mutu internasional; 8) Tersedianya sistem informasi yang bermutu bagi proses pembelajaran, layanan sistem manajemen dalam menjamin akuntabilitas tata kelola lembaga 9) Terwujudnya layanan manajemen satuan pendidikan yang profesional, dalam membangun iklim akademik yang kondusif 10) Terkelolanya sumber-sumber daya bagi peningkatan kemandirian institusi 11) Terbangunnya PT vokasi terdepan dengan keunggulan pada bidang pariwisata yang berkontribusi bagi pembangunan dan pelestarian budaya. 4.5 Tiga Pilar Strategis Pengembangan PNB 2015-2019 Dalam mewujudkan ketercapaian dari sasaran strategis Politeknik Negeri Bali tahun 2015-2019 yang telah dirumuskan sebelumnya, maka pencapaiannya dilakukan melalui pengembangan tiga pilar strategis Politeknik Negeri Bali yang terdiri dari: 1. Peningkatan dan Pemerataan Akses Pendidikan (Pilar Akses); PNB mengemban tanggungjawab nasional dalam memberikan kesempatan belajar yang luas bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan APK-PT secara nasional. Dalam pilar akses ini, PNB selalu memperhatikan kesetaraan gender, pemerataan pendidikan dalam RENSTRA PNB 2015-2019 30

status sosial-ekonomi, dan pemerataan pendidikan dari aspek geografis. Sasaran yang hendak dicapai dari pilar strategis akses adalah keseimbangan peserta didik di PNB antara pria dan wanita, keseimbangan mengikuti pendidikan antara golongan ekonomi mampu dan kurang mampu, dan luasan asal peserta didik yang berasal dari lokal Bali, Nasional dan Internasional. 2. Mutu, Relevansi dan Daya saing PNB dalam penyelenggaraan pendidikannya diarahkan menuju pada peningkatan kulitas sumberdaya manusia dalam penguasaan keilmuan dan keterampilan bidang IPTEKS terapan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan PNB dirancang untuk menghasilkan lulusan dengan kompetensi dalam bidang keilmuan terapan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja lokal, nasional dan regional. Mendesain kurikulum yang berstandar regional/internasional menjadi sangat penting untuk dijadikan sebagai skala prioritas. Perbaikan dalam proses pembelajaran dengan berfokus pada mahasiswa (student centre learning), didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang berwawasan internasional menjadi media menuju pada daya saing internasional. Mengacu pada standar mutu regional asia-pasific menjadi kebutuhan yang harus dicapai sebagai pengakuan dunia internasional terhadap kualitas lulusan, kualitas proses dan kualitas tata kelola. Pengembangan daya saing lulusan ditujukan dalam rangka menjamin kesetaraan pengakuan lulusan PNB dengan lulusan dari PT lain secara nasional dan regional. Kemampuan daya saing lulusan dibangun dengan mengembangkan softskill mahasiswa yang berbasiskan pada potensi nilai-nilai budaya lokal yang relevan dengan pengembangan budaya kerja yang unggul melalui program-program inovatif. Daya saing lulusan dilakukan dengan membangun keunikan (uniqness)yang berfokus pada bidang pariwisata sebagai payung unggulan. RENSTRA PNB 2015-2019 31

3. Tata Kelola dan Pencitraan Keberhasilan PNB dalam pengembangan dua pilar (akses; dan mutu, relevansi serta daya saing) diyakini akan mampu direalisasikan dengan terwujudnya tata kelola yang berkualitas serta membangun pencitraan yang baik dimata masyarakat lokal, nasional dan internasional. Akuntabilitas, efisien dan transparan dalam tata kelola merupakan target yang harus dicapai dalam mewujudkan good governance PT. Tata kelola yang berkualitas menghendaki adanya upaya-upaya peningkatan kualitas dalam perencanaan, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, ketersediaan staf yang memiliki wawasan dan keterampilan bertaraf internasional, sistem informasi manajemen yang baik, berbasis pada manajemen modern, serta memiliki akses kerjasama (net-working) secara luas pada skup nasional dan dunia internasional. Kualitas tata kelola juga membutuhkan Inovasi dan kreatifitas sivitas akademika dalam menciptakan peluang bagi pengembangan suberdaya keuangan yang berkelanjutan. Mewujudkan tata kelola yang berkualitas perlu dukungan, motivasi yang kuat dan komitmen secara bersama-sama dari segenap komponen untuk menciptakan akademik atmosfir yang kondusif agar mampu bekerja secara efektif. RENSTRA PNB 2015-2019 32

P ada Bab IV telah dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis dari Politeknik Negeri Bali untuk tahun 2015 2019. Langkah selanjutnya adalah merumuskan strategi yang dapat memberikan jaminan bagi tercapainya sasaran strategis dan tujuan dari PNB. Dengan mengacu pada hasil analisis terhadap capaian kinerja renstra tahun 2009-2014 (renstra revisi) dan memeperhatikan perubahan terhadap lingkungan eksternal dari pendidikan tinggi, maka berikut dijabarkan strategi pencapaian dan kebijakan PNB dalam tahun 2015-2019. 5.1 Strategi Pencapaian Sasaran Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran strategis PNB tahun 2015-2019 seperti telah dijabarkan tersebut, maka disusun strategi pencapaiannya sebagai berikut: 1) Mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru, memperluas akses kerjasama pembiayaan pendidikan dan publikasi secara berkelanjutan. 2) Meningkatkan mutu sistem dan proses layanan pendidikan, serta penguatan sistem penjaminan mutu mengacu pada standar mutu nasional, regional, dan internasional. 3) Meningkatkan daya saing lulusan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler dalam pengembangan karakter dan jiwa wirausaha RENSTRA PNB 2015-2019 33