BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keilmuan. Membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa/Kelurahan, hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Di masa kini, teknologi semakin canggih. Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Chynthia Paramitha, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan pada umumnya sering kita jumpai di sekolah-sekolah maupun di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK. Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. hal. Selain itu membaca juga dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu proses investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

2015 D AMPAK PELATIHAN PROGRAM RESCUE TERHAD AP PENINGKATAN TANGGAP BENCANA PARA KAD ER TIM SEARCH AND RESCUE:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Di negara-negara yang dimaksud,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan terus berkembang sejak manusia mengenal peradaban

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

I. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya

INOVASI SISTEM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Retsa Husaeni, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Minat baca merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

Menumbuhkan Budaya Baca Di Lingkungan PKBM PELITA RIAU. : Adimir A. Baluka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat martabat suatu

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas yang sama dengan pendidikan formal yakni memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal. Sasaran pendidikan nonformal bukan saja warga masyarakat yang tidak pernah sekolah atau penyandang buta aksara, putus sekolah yang disebabkan oleh berbagai hal, penduduk usia produktif yang tidak sekolah dan tidak bekerja, warga masyarakat yang membutuhkan kecakapan hidup tertentu, serta warga masyarakat lainnya yang membutuhkan wawasan, pengetahuan atau keterampilan tertentu guna meningkatkan taraf kehidupannya, tetapi juga masyarakat menengah ke atas yang masih belum mempunyai kesadaran akan pentingnya pendidikan tidak hanya pendidikan formal saja tetapi penerapan pendidikan informal maupun nonformal. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (1) bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,

2 dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal mengandung makna membelajarkan yang berarti membuat seseorang mau dan gemar belajar terus menerus sepanjang hayat, serta mampu menerapkan apa yang diperolehnya dalam kehidupan dan untuk sumber penghidupannya (Enceng Mulyana : 2007). Mewujudkan masyarakat gemar belajar harus didukung oleh minat dan kebiasaan membaca sehingga membaca bisa menjadi sebuah kebudayaan di masyarakat. Data mengenai tingkat minat baca Indonesia disebutkan dalam beberapa survei dari dalam dan luar negeri : 1. Hasil survei UNESCO tahun 1992 menyebutkan, tingkat minat baca rakyat Indonesia menempati urutan 27 dari 32 negara. 2. Statistik yang dikeluarkan UNICEF didalam beberapa dasawarsa terakhir masih saja menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang penduduknya dalam mengkonsumsi bacaan, baik berupa koran, majalah maupun buku, tergolong relatif sedikit.(wasil Abu Ali) 3. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 menunjukan, bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama dalam mendapatkan informasi. lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca koran(23,5%).(sumber:www.bps.go.id) (http://www.pemustaka.com/penerapan-digital-library-sebagai-langkah-startegismenstimulasi-budaya-membaca-di-masyarakat.htm ) Hasil penelitian tentang pemetaan kondisi minat baca masyarakat juga dilakukan Departemen Pendidikan Nasional bersama Perpustakaan RI pada tahun 1997, menunjukkan : 1. minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah dibandingkan bangsa lain bahkan dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, dan

3 2. dominannya budaya tutur sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya kebiasaan dan kegemaran membaca masyarakat Indonesia (Depdiknas,2008 dalam UPI,2011) Temuan tersebut dipertegas oleh Harian Kompas dalam buku menuju masyarakat pembelajar (2011 ) yang mengemukakan bahwa rendahnya minat baca disebabkan oleh faktor budaya masyarakat yang senang berkumpul untuk mengobrol, menariknya acara-acara yang ditayangkan oleh media elektronik, dan langkanya bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan. Disamping pengaruh budaya lisan, faktor keterbatasan buku bacaan yang baik dan menarik, keterjangkauan daya beli masyarakat, dan keterbatasan penyebaran buku-buku bacaan turut mempengaruhi tinggi rendahnya kebiasaan membaca masyarakat pembaca (UPI: 2011). Pernyataan tersebut dipertegas oleh Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI, Bapak Teuku Syamsul Bahri Minat baca masyarakat Indonesia sebenarnya tinggi. Hanya saja, fasilitas dan sarana prasarana yang ada masih kurang. (http//www.antaranews.com dalam http://baca mania.blogspot.com/2010/05/minat-baca-orang-indonesia.html). Data dari Kepala badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Jawa Barat Heni Heryani mengatakan minat baca warga Jawa Barat sangat rendah. Indeks minat baca di Jawa Barat adalah 0,001 atau satu buku di baca oleh seribu orang. Keadaan yang demikian ini mendapat perhatian dari pemerintah melalui berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain : 1) penyebaran berbagai slogan seperti : Budayakan Membaca Buku, Buku adalah Jendela Dunia, Biasakan memberi hadiah buku, 2) Penyelenggaraan bulan buku, 3) Pengadaan buku-buku

4 paket, 4) penyelenggaraan perpustakaan daerah dan desa, 5) pemberian dukungan terhadap usaha masyarakat meyelenggarakan taman bacaan masyarakat (UPI,2011:3). Data-data yang diungkapkan diatas memperkuat penelitian bahwa sebenarnya faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia sehingga timbul budaya mengobrol dari pada membaca, kemudian rendahnya daya beli masyarakat terhadap buku serta maraknya media elektronik terutama tayangan TV mempunyai pengaruh dalam minat baca karena memang semuanya dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas atau sarana di masyarakat. Sarana perpustakaan saja tidak cukup tapi bagaimana dalam sebuah wadah tersebut terdapat program untuk meningkatkan minat baca dan program stimulan lainnya seperti program keterampilan, sosialisasi dan program edukasi yang mendorong masyarakat untuk dapat terus belajar. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Pasal 49 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dan masyarakat mendorong tumbuhnya taman bacaan masyarakat, dan rumah baca untuk menunjang pembudayaan kegemaran membaca. Taman Bacaan (TBM) yaitu sebagai lembaga yang dibentuk dan diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat guna memberikan kemudahan akses dalam memperoleh bahan bacaan bagi warga masyarakat. Dengan demikian, keberadaan lembaga TBM merupakan bagian dan kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang sehingga memerlukan berbagai informasi

5 baik berupa wawasan, pengetahuan, maupun keterampilan sesuai karakteristik dan potensi daerah setempat. Berdasarkan pemaparan di atas mengenai rendahnya minat baca maka perluasan TBM yang diselenggarakan di masyarakat sekarang telah berkembang di ruang-ruang publik seperti mall. Munculnya TBM di mall merupakan salah satu upaya meningkatkan budaya baca. TBM@Mall / TBM Ruang Publik merupakan lembaga pembudayaan kegemaran membaca yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaaan yang diselenggarakan di mall. Kehadiran TBM@Mall ini merupakan upaya pemerintah untuk mendorong masyarakat agar gemar belajar dan membaca. Upaya tersebut dilakukan dengan cara mendekatkan TBM di pusatpusat fasilitas publik yang semakin semarak Mengingat masih sedikitnya TBM yang diselenggarakan di mall serta perlunya pengelolaan yang baik untuk menarik minat masyarakat agar mau berkunjung ke mall tidak sekedar untuk belanja tapi juga mendapatkan sebuah ilmu atau edukasi maka TBM di mall harus bisa melakukan terobosan kegiatan menarik dengan berbagai program serta pengelolaan baik dalam event tersebut maupun dalam pengelolaan TBM secara keseluruhan. Dan hal tersebut merupakan tugas yang tidak mudah karena para pengelola dituntut untuk selalu up to date dan kreatif dalam mengemas setiap event. Faktor tersebut diatas menjadi penyebab sekaligus alasan penulis meneliti mengenai pengelolaan Taman Bacaan Bandung Indah Plaza (BIP) Library mall atau disingkat menjadi TBM BIP Library mall antara lain :

6 (1) pengelolaan program harus direncanakan dikelola dan dievaluasi melalui program-program TBM yang dapat meningkatkan masyarakat gemar belajar (learning society), (2) menciptakan minat masyarakat untuk selalu belajar sepanjang hayat khususnya minat baca di ruang publik seperti mall merupakan suatu tantangan karena umumnya masyarakat ke mall untuk belanja atau sekedar jalan-jalan, tetapi mengemas mall menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar merupakan tantangan besar karena program yang dibuat harus membuat masyarakat tergerak dan mempunyai kesadaran yang lebih akan pentingnya belajar sepanjang hayat, (3) Membuat program yang menarik untuk masyarakat yang sudah melek aksara dengan lingkup masyarakat menengah ke atas untuk meningkatkan minat baca, peka terhadap informasi dan kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan jauh lebih sulit dari pada membuat program untuk nirakasara, (4) kegiatan pengelolaan merupakan tanggung jawab pengelola bukan orang perorang dalam organisasi tersebut sehingga menjadi penentu keberhasilan pengelolaan TBM di mall, (5) keberadaan TBM kurang diketahui oleh masyarakat meskipun TBM tersebut berada di ruang publik seperti mall oleh sebab itu diperlukan sosialisasi program, penyediaan sarana dan prasarana serta kompetensi pengelola yang cukup handal dalam mengelola TBM. TBM yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah library @ mall atau TBM yang ada di BIP Mall pengelolaan dari segi komponen penyelenggaraan maupun program TBM di BIP Mall merupakan hal yang sangat penting, maka perlu dilakukan penataan pengelolaan secara keseluruhan sehingga TBM dapat berfungsi secara optimal dengan tujuan untuk menumbuhkan minat

7 baca masyarakat. Pengelolaan dari segi komponen penyelenggaraan menjadi faktor pendukung terwujudnya masyarakat gemar belajar begitupun sebaliknya penciptaan program yang baik menjadi daya tarik utama bagi masyarakat untuk mengetahui tentang keberadaan TBM BIP Library mall. Di mana mall tidak hanya identik sebagai tempat untuk belanja ataupun rekreasi tetapi menjadi tempat yang menyenangkan juga untuk belajar. Mengingat penting dan perlunya pengelolaan TBM untuk semakin menunjukkan keberadaannya di masyarakat serta dengan tujuan menumbuhkan minat baca di masyarakat dan pada akhirnya dapat menciptakan masyarakat gemar belajar maka pengelolaan baik segi program maupun komponen penyelenggaraan TBM menjadi hal yang patut diperhatikan. Berdasarkan pemikiran tersebut penulis akan meneliti mengenai pengelolaan TBM BIP Library Mall ini mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, evaluasi, dan perkembangan minat baca masyarakat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil wawancara dengan pengelola TBM BIP Library mall maka dapat identifikasi permasalahan tersebut sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan dari segi pengelola: a. Minimnya pengalaman pengelola TBM dengan tingkat pendidikan SMA serta masih kurangnya pelatihan manajerial dan kepustakaan menjadi kendala dalam pengelolaan TBM BIP Library mall.

8 b. Kesibukan para pengelola yang tidak fokus pada TBM saja mengakibatkan pengelolaan TBM BIP Library mall ini masih belum sesuai harapan. c. Kurangnya SDM/ pengelola TBM mengakibatkan belum adanya pembagian kerja yang jelas di antara para pengelola. 2. Pengelolaan dari segi koleksi dan pengadaan buku : a. Pengelolaan buku-buku secara administrasi belum ada dan belum terlaksana dengan baik (pemberian label / pengadministrasian melalui komputerisasi) b. Belum ada pemanfaatan dan perluasan jaringan kerja dengan para penerbit buku dan surat kabar dalam pengadaan hal buku dan surat kabar. 3. Pengelolaan TBM dari segi penataan sarana dan prasarana a. Lokasi TBM yang kurang strategis dan telah mengalami perpindahan tempat lebih dari 2 kali menjadi penghambat untuk mengenalkan program-program TBM. b. Ketersediaan fasilitas teknologi seperti komputer, wi-fi, tablet belum tersedia c. Pengadaan sarana alat permainan edukatif (APE) untuk anak anak usia dini dan SD belum ada padahal rencana untuk mengenalkan TBM kepada anak PAUD dan SD sudah direncanakan 4. Perencanaan program dilaksanakan secara terencana tetapi ketika pelaksanaan terbentur dengan dana. 5. Peningkatan minat baca belum mengalami peningkatan dari segi jumlah karena jumlah pengunjung per hari masih sekitar 5-10 orang kecuali jika ada event pengunjung bisa mencapai minimal 50 orang.

9 6. Peningkatan minat baca mengalami kenaikan jika anggota TBM memperoleh informasi mengenai buku buku terbaru yang ada di TBM. C. Perumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut Apakah Pengelolaan Taman Bacaan (TBM) BIP Library mall benar- benar dapat menumbuhkan minat baca masyarakat. Permasalahan tersebut agar tidak terlalu meluas dibatasi pada aspek-aspek sebagai berikut : 1. Perencanaan TBM BIP Library mall 2. Penyelenggaraan TBM BIP Library mall 3. Evaluasi TBM BIP Library mall 4. Perkembangan minat baca TBM BIP Library mall D. Pertanyaan Penelitian Untuk membatasi dan menyederhanakan rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian yang lebih spesifik dan terfokus menjadi beberapa pertanyaan penelitian antara lain : 1. Bagaimana perencanaan TBM BIP Library mall dalam menumbuhkan minat baca masyarakat? 2. Bagaimana penyelenggaraan TBM BIP Library mall dalam menumbuhkan minat baca masyarakat? 3. Bagaimana evaluasi TBM BIP Library mall dalam menumbuhkan minat baca masyarakat?

10 4. Bagaimana perkembangan minat baca masyarakat dengan adanya TBM BIP Library mall? E. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penggelolaan yang dilaksanakan di TBM BIP Library Mall. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengkaji perencanaan TBM BIP Library Mall dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. 2. Untuk mengkaji penyelenggaraan TBM BIP Library Mall dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. 3. Untuk mengkaji evaluasi TBM BIP Library Mall dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. 4. Untuk mengkaji perkembangan minat baca masyarakat dengan adanya TBM BIP Library Mall F. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan manajemen/ pengelolaan terutama dalam memperkaya dan menunjang pengembangan keilmuan Pendidikan Luar Sekolah b. Sumbangan terhadap konsep pengelolaan TBM sebagai bahan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi pengelolaan TBM untuk meningkatkan minat baca masyarakat (masyarakat gemar belajar).

11 2. Manfaat Praktis a. Bagi penyelenggara program kajian ini dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan lebih lanjut yang berhubungan dengan penyelenggaraan program TBM untuk memberikan layanan edukasi dan informasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat. b. Bagi aparat pemerintah dan tokoh masyarakat setempat, temuan ini dapat dijadikan alternatif program dalam melakukan pengelolaan TBM di ruang publik agar bisa diterapkan di TBM yang ada di masyarakat, PKBM atau fasilitas umum lainnya. c. Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang pengembangan pengelolaan TBM dalam menunjang keberhasilan dan pengembangan program TBM di masyarakat maupun ruang publik lainnya. G. Definisi Operasional Untuk memperjelas ke arah mana penelitian ini dilaksanakan serta terhindar dari salah pengertian terhadap pemahaman judul penelitian ini, maka peneliti terlebih dahulu akan menjelaskan beberapa istilah sebagai fokus dalam penelitian ini yaitu: 1. Taman Bacaan (TBM) adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan kegiatan sejenis lainnya, yang dilengkapi dengan bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multi media lain, serta didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator (KEMENDIKNAS : 2012).

12 Dalam penelitian ini yang dimaksud TBM adalah pusat pelayanan belajar bagi masyarakat melalui penyediaan sarana belajar baik berupa buku-buku maupun program-program kemasyarakatan yang ada di TBM yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada masyarakat yang mengunjunginya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap dan hiburan serta menimbulkan kegemaran untuk belajar. 2. TBM Ruang Publik merupakan TBM yang diselenggarakan di ruang publik/tempat umum, antara lain: pusat perbelanjaan (mall), lingkungan rumah sakit, rumah ibadah yang dapat digunakan masyarakat untuk meningkatkan budaya baca dan menulis (KEMENDIKNAS : 2011). Dalam penelitian ini TBM ruang publik yang di bahas adalah TBM di BIP Mall yaitu pusat pelayanan belajar masyarakat yang berada di mall yang menyediakan sarana belajar serta berbagai kegiatan edukasi, informasi dan sebagai bahan rekreasi bagi masyarakat untuk menumbuhkan minat baca, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mewujudkan masyarakat gemar belajar. 3. Pengelolaan/ manajemen menurut G. R. Terry dalam Principles of Management mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan) (Sudajana,2004:50). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengelolaan adalah kegiatan mengelola TBM mulai dari perencanaan, penyelenggaraan TBM, dan evaluasi.

13 4. Perencanaan menurut Waterson (1965) dalam Sudjana (2004:57) adalah usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus dilakukan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif tindakan guna mencapai tujuan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perencanaan adalah identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan, desain program. 5. Penggerakan adalah suatu proses mengarahkan/ menggerakan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai suatu tujuan (Hasibuan, 1996:95). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penggerakan adalah penyelenggaraan TBM meliputi : pengelola, penyelenggara, koleksi buku, pengadaan koleksi buku, sarana, program TBM. 6. Evaluasi menurut Wilbur Haris (1968) dalam Sudjana (2004: 249) adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan evaluasi adalah penilaian terhadap perencanaan, penyelenggaraan dan perkembangan minat baca. 7. menurut Emile Durkheim adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri. Dechyku.wordpress.com/2010/12/12

14 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekumpulan orang dalam wilayah tertentu dan mempunyai aturan yang disepakati dalam kelompok tersebut. 8. Minat adalah keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu (Kamus lengkap bahasa Indonesia, 2010 : 410). Sedangkan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 1979 : 7). Pengertian minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca (Rahim, 2008 : 28) Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan minat baca adalah kesadaran, keinginan, dan ketertarikan terhadap bahan bacaan untuk melakukan aktivitas membaca yang dipengaruhi oleh motivasi agar menjadi sebuah kebiasaan. H. Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran sebagai asumsi dasar yang akan dikemukaan dalam penelitian ini adalah pengelolaan TBM di BIP mall dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. Kerangka penelitian pada hakekatnya adalah kristalisasi atau pembulatan dari konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pengelolaan TBM dalam menumbuhkan minat baca masyarakat sipusatkan pada dua aspek yaitu pengelolaan dan minat baca. Pengelolaan difokuskan pada perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi. Sedangkan minat baca difokuskan pada rasa ingin tahu, kehadiran di TBM, jumlah buku yang dibaca dan

15 lingkungan. Kajian teori yang digunakan yaitu minat baca, pengelolaan dan TBM sebagai salah satu program PLS. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode studi kasus. Harapan adanya TBM di mall agar dapat menumbuhkan minat baca sebagai upaya mewujudkan masyarakat gemar belajar. Dibawah ini adalah kerangka berfikir dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. KERANGKA BERFIKIR PENELITIAN Pengelolaan TBM dalam menumbuhkan minat baca masyarakat Perencanaan Penyelenggaraan Evaluasi Pengelolaan Minat baca Rasa ingin tahu Kehadiran TBM Jumlah Buku yang dibaca Lingkungan Kajian teori : Minat baca dan pengelolaan Kualitatif dengan studi kasus Tumbuhnya minat baca sebagai upaya mewujudkan masyarakat gemar belajar Gambar 1.1 Kerangka Berfikir penelitian

16 I. Struktur Organisasi Tesis Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut ini sistematika penulisan yang digunakan pada penulisan tesis ini yaitu sebagai berikut : BAB I berisi : Pendahuluan yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan. BAB II berisi : Landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang berhubungan dengan judul dan permasalahan. BAB III berisi : Metodologi penelitian yaitu membahas mengenai metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data serta langkah-langkah penelitian. BAB IV berisi : Hasil penelitian dan pembahasan yaitu menjabarkan mengenai profil lokasi penelitian dan profil penyelenggara program, serta deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai pengelolaan TBM BIP Library mall Bandung. BAB V berisi : Kesimpulan dan saran akan membahas tentang kesimpulan dan saran-saran terhadap penelitian sehubungan dengan permasalahan penelitian. Daftar Pustaka Lampiran