PENDEKATAN MODEL EKONOMETRI UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK PERIODE DI WILAYAH MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
DOSEN PEMBIMBING PROF. DR. IR. UDISUBAKTI CIPTOMULYONO, M ENG SC

Kata kunci: beban GI, perkiraan, regresi linier berganda

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN

ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK PROPINSI BALI SAMPAI TAHUN 2018 DENGAN METODE REGRESI BERGANDA DERET WAKTU

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Iva Prasetyo Kusumaning Ayu, FE UI, 2010.

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pemerintahan yang dipergunakan untuk membantu dalam setiap pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. data dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan pengolahan data

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL

PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

I Putu Surya Atmaja. Proceeding Seminar Tugas Akhir

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

ANALISIS PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PLN AREA BATAM MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINEAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMASI KEUNTUNGAN PEMBELIAN MANIK-MANIK DI C.V BURHANI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN LINIER

2015, No Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5530); 3. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Kebijakan Energi Nasi

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya bidang ekonomi. pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI LOGIKA FUZZY PADA PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA PANJANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT SAMPAI TAHUN 2018 TUGAS AKHIR

Atina Ahdika. Universitas Islam Indonesia 2015

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

PERHITUNGAN LAJU KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI KABUPATEN SOLOK MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN DELPHI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Peramalan (Forecasting)

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

III. METODE PENELITIAN

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN 2. KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

KONSEP DASAR EKONOMETRIKA

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan

Transkripsi:

B-8-1 PENDEKATAN MODEL EKONOMETRI UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK PERIODE 005 015 DI WILAYAH MALANG * Diah Tri Wahyuni, Udisubakti Ciptomulyono, Nurhadi Siswanto * Program Studi Magister Manajemen Operasional Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Surabaya ABSTRAK Kebutuhan akan tenaga listrik di suatu daerah terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Dinamika konsumsi energi listrik juga dapat digunakan sebagai indikator kecenderungan kemana perkembangan dari sektor atau daerah tersebut bergerak. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik ini tentunya harus diantisipasi dengan menyediakan sistem kelistrikan yang lebih memadai baik jumlah maupun kualitasnya di masa-masa yang akan datang. Dengan demikian dalam sistem ketenagalistrikan sangat dibutuhkan peramalan (prakirakan) dengan baik untuk mengetahui kebutuhan tenaga listrik dalam kurun waktu tertentu baik itu jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang dan kebutuhan beban puncak untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan energi listrik di masa mendatang, dan variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi kebutuhan tersebut secara menyeluruh ataupun berdasarkan sektor-sektor yang ada. Dalam melakukan peramalan kebutuhan energi listrik menggunakan pendekatan metode ekonometri dengan mengelompokkan pelanggan menjadi 4 (empat) sektor yaitu sektor r umah tangga, publik dan komersial, hotel, dan industri. Model ekonometri yang digunakan untuk peramalan merupakan pengembangkan model peramalan DKL 3.0. dengan menambahkan variabel jumlah pelanggan persektor dan harga listrik persektor. Yang kemudian dilakukan pengujian dengan metode statistik antara lain uji distribusi data dengan uji non parametik kolmogorov-smirnov, uji F, R untuk memperoleh hasil regresi yang terbaik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perkiraan kebutuhan energi listrik persektor dengan menerapkan dua skenario periode 005 sampai dengan 015, perkiraan daya terpasang persektor, laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik dan daya terpasang. Untuk 10 tahun mendatang kebutuhan energi listrik setiap sektor mengalami kenaikan rata-rata adalah sektor rumah tangga 3,76% pertahun, komersial 11,01% pertahun, publik 1,6% pertahun, dan industri,05% pertahun. Kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang persektor, PDRB persektor dan jumlah pelanggan. Sedangkan untuk daya terpasang mengalami kenaikan rata-rata adalah sektor rumah tangga 4,46% pertahun, komersial 13,64% pertahun, publik 6,% pertahun, dan industri 1,7% pertahun. Kenaikan tersebut mengikuti kenaikan PDRB persektor dan jumlah pelanggan. Kata kunci : Kebutuhan energi listrik, model ekonometri, model DKL 3.0

B-8- PENDAHULUAN Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok. Hampir semua kegiatan, baik rumah tangga, industri, dunia usaha, dan ruang publik seperti jalan raya membutuhkan energi listrik. Indikator perkembangan suatu daerah itu dapat dianalisa melalui pola konsumsi kebutuhan primernya, dalam hal ini adalah energi listrik. Kebutuhan akan tenaga listrik di suatu daerah terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik ini tentunya harus diantisipasi dengan menyediakan sistem kelistrikan yang lebih memadai baik jumlah maupun kualitasnya di masa-masa yang akan datang. Namun pembangunan dan pengembangan sistem ketenagalistrikan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan listrik di suatu daerah perlu dibuat suatu rencana, yaitu suatu rangkaian kegiatan-kegiatan atau suatu proses yang akan menetapkan kebutuhan pada suatu saat diwaktu yang akan datang. Satu hal yang penting dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan sistem kelistrikan adalah prakiraan kebutuhan listrik maupun prakiraan beban listrik yang diperoleh dengan melihat berbagai faktor tersebut diatas. Keadaan dan kegiatan atau kejadian-kejadian dimasa mendatang tidaklah selalu tepat sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu diadakan suatu proses peramalan (forecasting) kebutuhan energi listrik. Peramalan di bidang tenaga listrik adalah merupakan dasar dari perencanaan ketenagalistrikan (Sarindat, 1986). Kebutuhan energi listrik banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tak terduga, sehingga sulit diperoleh sesuatu yang pasti di masa mendatang. Namun demikian ketepatan ramalan sangat diharapkan, hasil ramalan yang baik adalah mendekati kebutuhan yang sebenarnya serta dapat disajikan sesuai waktu yang ditentukan. Dengan demikian dalam sistem ketenagalistrikan sangat dibutuhkan peramalan (prakirakan) dengan baik untuk mengetahui kebutuhan tenaga listrik dalam kurun waktu tertentu baik itu jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang dan kebutuhan beban puncak untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan. TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Energi Listrik Energi listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari peningkatan PDRB, yang pada dasarnya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan penyediaan energi. Dimana semakin meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah maka mencerminkan peningkatan produksi barang dan jasa didaerah tersebut, sedangkan konsumsi listrik (kwh per kapita) akan menyatakan tingkat elektrifikasi yang telah dicapai. Tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama sarana produksi sehingga dapat mendorong laju pembangunan diberbagai sektor yang lain seperti sektor industri, transportasi dan lain sebagainya. Pesatnya pembangunan diberbagai sektor di Jawa Timur berakibat pada pertumbuhan energi listrik yang dibutuhkan. Pola pertumbuhan

B-8-3 kebutuhan energi listrik dapat mengikuti suatu pola atau trend tertentu, apabila semakin naik trendnya maka untuk mengantisipasinya diperlukan perencanaan penyediaan tenaga listrik yang diwujudkan dalam berbagai sarana dan prasarana kelistrikan. Metode Ekonometri Ekonometrika merupakan suatu analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi yang aktual berdasarkan pada pengembangan bersama dari teori dan pengamatan, yang dihubungkan dengan metode-metode penarikan kesimpulan yang sesuai, melalui beberapa langkah yaitu menspesifikasikan model ekonomi, dalam arti menerjemahkan hubungan ekonomi yang ada berdasarkan konsep-konsep dan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam teori ekonomi ke dalam fungsi matematis. Kemudian model ekonomi diubah menjadi model ekonometrika, setelah itu model ekonometri ditaksir berdasarkan data ekonomi dengan memanfaatkan teori serta metode statistik yang relevan. Selanjutnya penaksir parameter-parameter yang diperoleh diuji secara statistik dan kebenarannya apakah sesuai atau tidak dengan konsep dan ketentuan yang ada dalam teori ekonomi. Adapun tujuan dari ekonometrika (Lains, 003) antara lain: Untuk memberikan kontribusi dalam membuat prediksi atau peramalan. Untuk dapat memberikan sumbangan kepada pembuat kebijaksanaan atau mengambil keputusan yang lebih tepat serta mengevaluasi kebijaksanaan yang telah ada. Peramalan Dengan Model Ekonometrik Model ekonometrik dibuat untuk mendapatkan pengetahuan tentang koefisien persamaan bentuk struktural dan membuat peramalan variabel endogen terkondisikan dengan asumsi-asumsi tertentu yang diberikan pada variabel eksogen (Susetyo, 1993). Dalam pemodelan ekonometrik peramalan yang dilakukan meliputi variabel endogen dan variabel eksogen. Peramalan Variabel Endogen Peramalan variabel endogen dilakukan dengan memasukkan nilai variabelvariabel eksogen maupun endogen yang telah diketahui pada persamaan. Untuk persamaan dalam bentuk sederhana, peramalan variabel endogen berdasarkan masukan nilai dari variabel yang telah ditentukan ( predetermined variables) setelah parameterparameter dari persamaan tersebut diketahui. Sedangkan untuk persamaan struktural dimana variabel tak bebas (endogen) yang merupakan fungsi dari variabel eksogen dan variabel endogen, maka peramalan variabel endogen dilakukan dengan memasukkan kedua variabel tersebut secara bersama sesuai dengan fungsinya. Variabel endogen lain yang nilainya dimasukkan untuk meramalkan suatu variabel endogen diperoleh dari persamaan tersendiri atau berupa variabel beda, dimana nilainya diketahui sebelumnya (periode t-1) akan dimasukkan pada persamaan periode t. Peramalan Variabel Eksogen Peramalan untuk memperkirakan besarnya variabel eksogen di periode yang akan datang. Ada beberapa jenis peramalan yaitu model kualitatif dan model kuantitatif. Dalam model kualitatif peramalan dilakukan dengan tidak memerlukan perhitungan secara matematis. Oleh karena itu metode ini bersifat tidak ilmiah, sangat subyektif dan tidak bisa diikuti secara matematis. Dengan menggunakan metode ini maka masalah peramalan dapat dilakukan dengan cepat, murah dan tanpa data. Sedangkan model

B-8-4 kuantitatif adalah suatu metode peramalan yang menggunakan analisa-analisa statistik. Metode ini mencoba mencari suatu fungsi yang representatif terhadap masa lalunya. Untuk melakukan peramalan yang baik, proses peramalan harus mengikuti prosedur sebagai berikut: Mendefinisikan tujuan peramalan, variabel yang akan diramal serta selang waktu peramalannya. Membuat diagram pencar, data yang ada sebaiknya diplot dalam suatu diagram pencar. Pembuatan diagram ini berguna agar data yang diplot terlihat polanya. Memilih beberapa metode peramalan yang tepat. Menghitung ramalan dan kesalahannya. Memilih metode peramalannya, pemilihan dilakukan dengan melihat nilai kesalahan masing-masing metode. Metode dengan kesalahan terkecil yang lebih baik dipilih. Suatu metode peramalan dikatakan baik bila nilai kesalahan yang dihasilkan kecil. Karena semakin kecil nilai kesalahannya maka semakin besar kemungkinan hasil peramalan mendekati pola masa lalunya. HASIL DAN ANALISA Hasil Persamaan yang dihasilkan dari penggunaan metode kuadrat terkecil dua tahap dinamakan persamaan struktural, perhitungan dengan metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: PKETt = PKERTt + PKEKOMt + PKEPUBt + PKEINDt PKERTt = 58,97 + 1,66 PDTRTt + 0,000055 PPDRBt 0,00039 PJPRTt R = 0,974 F = 94,93 PDTRTt = - 8,805 + 0,00013 PPDRBt + 0,00055 PJPRTt R = 0,96177 F = 101,66 PJPRTt = 43381,61 + 0,0863 PPDRBt 0,05745 PJMRTt R = 0,7616 F = 13,778 PKEKOMt = - 41,039 +,144 PDTKOMt + 0,0000004 PPDRBt + 0,0005 PJPKOMt R = 0,9434 F = 44, 581 PDTKOMt = 18,53 + 0,0000051 PPDRBt + 0,0011 PJPKOMt R = 0,97366 F = 148, 87 PKEPUBt = - 4,33 + 8,1595 PDTPUBt + 0,0000069 PPDRBt - 0,01699 PJPPUBt R = 0,97094 F = 90, 11 PDTPUBt =,88 + 0,00000065 PPDRBt + 0,006 PJPPUBt R = 0,99774 F = 1769,5 PKEINDt = 44,578 1,93 PDTINDt - 0,00000103 PPDRBt + 0,407 PJPINDt R = 0,86375 F = 17,91 PDTINDt = 16,954-0,0000033 PPDRBt + 0,0976 PJPINDt R = 0,71177 F = 10,878

B-8-5 Keterangan: KELRT DTRT PDRB RT JMRT JPRT KEKOM DTKOM PDRB KOM JPKOM KEPUB DTPUB PDRB PUB JPPUB KEIND DTIND PDRB IND JPIND : Kebutuhan Energi Listrik Rumah Tangga : Rumah Tangga : PDRB Rumah Tangga : Jumlah Rumah Tangga : Jumlah Pelanggan Rumah Tangga : Kebutuhan Energi Listrik Komersial : Komersial : PDRB Komersial : Jumlah Pelanggan Komersial : Kebutuhan Energi Listrik Publik : Publik : PDRB Publik : Jumlah Pelanggan Publik : Kebutuhan Energi Listrik Industri : Industri : PDRB Industri : Jumlah Pelanggan Industri Persamaan diatas dapat digunakan untuk meramalkan variabel endogen, sedangkan peramalan variabel eksogen dilakukan menggunakan metode time series dengan ketentuan memilih nilai MSE yang terkecil dari 100.000 iterasi dalam program forecaster XL, berikut hasil dari peramalan variabel eksogen yang selanjutnya akan digunakan untuk peramalan variabel endogen. Tabel 3.1 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Rumah Tangga Rumah Tangga PDRB Rumah Tangga (jutaan rupiah) Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga 004 431,89 1.698.789,69 614.459,89 807.11,86 005 448,88 1.796.949,5 630.844,88 807.450,96 006 454,83.384.879,61 647.659,93 808.001,1 007 470,13.584.939,77 664.90,98 808.11,95 008 476,88 3.03.739,65 68.639,80 808.804,93 009 488,67 3.388.74,36 700.833,79 809.105,3 010 504,6 3.781.535,66 719.516,1 809.60,83 011 514,11 4.15.759,87 738.694,04 809.67,04 01 530,03 4.537.534,50 758.378,54 809.701,44 013 534,05 4.735.064,07 776.103,57 809.830,46 014 539,4 5.170.404,6 798.179,0 810.001,0 015 541,3 5.558.589,13 816.465,69 810.06,46

B-8-6 Tabel 3. Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Komersial Komersial PDRB Komersial (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Komersial 004 75,70 5.389.70,9 4.305,80 005 84,00 5.961.167,58 6.350,64 006 90,89 6.590.546,83 8.630,1 007 98,77 7.794.75,59 31.098,85 008 109,75 8.370.374,3 33.781,34 009 117,03 10.953.91,46 36.690,30 010 17,71 13.751.055,6 39.840,74 011 139,81 18.165.57,56 43.71,8 01 15,00 5.06.487,57 46.99,07 013 170,90 9.41.638,9 48.961,87 014 187,48 35.4.614,90 51.301,06 015 00,17 4.56.637,54 53.003,69 Tabel 3.3 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Publik Publik PDRB Publik (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Publik 004 44,70.648.005,71 16.091,39 005 45,90 3.843.393,60 17.094,54 006 47,60 4.768.98,4 18.149,8 007 50,70 4.961.601,67 19.69,65 008 56,70 5.097.965,1 0.46,05 009 60,0 5.18.0,1 1.79,13 010 63,00 5.497.938,57 3.076, 011 65,90 7.470.095,0 4.500,7 01 7,58 7.707.996,18 6.014,31 013 81,73 8.108.989,01 7.083,65 014 90,78 8.709.59,90 9.119,37 015 97,14 9.171.183,91 31.71,40 Tabel 3.4 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Industri Industri PDRB Industri (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Industri 004 130,80 5.184.673,38 1.308,47 005 13,00 5.13.738,87 1.334,65 006 134,70 5.19.70,46 1.354,87 007 136,40 5.44.87,93 1.38,77 008 138,77 5.489.0,48 1.410,66 009 141,06 5.678.336,0 1.431,94 010 143,78 5.769.937,81 1.458,87 011 145,93 5.855.97,9 1.484,09 01 147,37 5.974.061,57 1.510,65 013 149,95 6.055.19,16 1.53,31 014 151,68 6.134.880,73 1.556,75 015 153,8 6.05.477,59 1.61,55 Hasil dari peramalan variabel eksogen akan digunakan untuk meramalkan variabel endogen.

B-8-7 Tabel 3.5 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Rumah Tangga Kebutuhan Energi Listrik Rumah Tangga Rumah Tangga Jumlah Pelanggan Rumah Tangga 004 69,70 38,61 534.049,01 005 656,91 396,0 54.501,30 006 69,57 4,66 593.08,05 007 7,4 439,45 610.466,31 008 751,15 46,9 649.07,0 009 783, 484,35 679.776,4 010 83,41 507,05 713.646,4 011 856,17 531,16 751.117,03 01 89,6 55,7 778.884,49 013 903,4 569,76 795.93,88 014 97,19 595,85 833.483,93 015 944,71 618,17 866.98,83 Tabel 3.6 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Komersial Kebutuhan Energi Listrik Komersial Komersial 004 135.19 7.48 005 154.19 77.64 006 170.30 83.36 007 188.77 9.1 008 13.84 98.10 009 31.58 114.48 010 56.79 13.1 011 85.57 158.50 01 315.33 198.50 013 357.85 1.4 014 396.05 54.4 015 45.83 9.07 Tabel 3.7 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Publik Kebutuhan Energi Listrik Publik Publik 004 85.38 46.44 005 86.37 49.83 006 88.70 53.17 007 96.30 56.1 008 15.94 59.40 009 133.55 6.75 010 135.69 66.45 011 148.75 71.44 01 179.19 75.53 013 38.44 78.57 014 81.84 84.5 015 300.36 90.15

B-8-8 Tabel 3.8 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Industri Kebutuhan Energi Listrik Industri Industri 004 319.08 17.551 005 37.39 130.010 006 330.39 131.964 007 338.6 134.013 008 344.96 136.51 009 349.00 137.973 010 354.61 140.99 011 360.64 14.479 01 368.55 144.679 013 368.63 145.647 014 378.80 148.647 015 398.37 153.861 ANALISA Pelanggan Rumah Tangga Tabel 3.9 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Rumah Tangga Dengan Skenario 004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 Skenario 1 69,70 656,91 69,57 7,4 751,15 783, 83,41 856,17 89,6 903,4 97,19 944,71 Skenario 579,6 603,91 660,40 69,55 741,08 784,5 830,34 879,6 9,8 954,78 1.007,39 1.05,7 Berdasarkan tabel diatas rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik untuk skenario 1 sebesar 3,76% sedangkan untuk skenario sebasar 5,59% yang ditunjukkan pada gambar 3.1. 1.00,00 1.000,00 800,00 600,00 400,00 00,00-004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 Skenario 1 Skenario Gambar 3.1 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Rumah Tangga Dengan Skenario Dari hasil perhitungan juga diperoleh perkiraan daya terpasang rumah tangga dalam 10 tahun kedepan. Dalam pengembangkan model ekonometrik mengasumsikan bahwa daya terpasang rumah tangga merupakan fungsi dari PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan rumah tangga, berikut hasil peramalan daya terpasang rumah tangga (tabel 3.10).

B-8-9 Tabel 3.10 Hasil Perkiraan (MVA) Rumah Tangga PDRB Rumah Tangga (jutaan rupiah) Jumlah Pelanggan Rumah Tangga PDTRT (Perkiraan) 004 1.698.789,69 614.459,89 503,08 005 1.796.949,5 630.844,88 53,77 006.384.879,61 647.659,93 605,03 007.584.939,77 664.90,98 638,74 008 3.03.739,65 68.639,80 703,1 009 3.388.74,36 700.833,79 756,6 010 3.781.535,66 719.516,1 814,83 011 4.15.759,87 738.694,04 878,39 01 4.537.534,50 758.378,54 98,37 013 4.735.064,07 776.103,57 96,01 014 5.170.404,6 798.179,0 1.07,3 015 5.558.589,13 816.465,69 1.084,66 Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan daya terpasang rumah tangga adalah 7,8%, yang dipengaruhi oleh PDRB rumah tangga dengan laju pertumbuhannya 11,61 dan jumlah pelanggan rumah tangga dengan laju pertumbuhannya,6%. 3.. Analisa Pelanggan Komersial Tabel 3.11 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik Komersial (GWh) Dengan Skenario 004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 Skenario 1 135,19 154,19 170,30 188,77 13,84 31,58 56,79 85,57 315,33 357,85 396,05 45,83 Skenario 18,8 140,56 154,15 174,71 188,87 6,11 66,43 35,64 415,0 465,79 539,58 6,85 Rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik komersial untuk skenario 1 adalah 11,01% dan skenario sebesar 15,58% dari hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan dengan menggunakan kedua skenario tersebut (gambar 3.). 700,00 600,00 500,00 400,00 300,00 00,00 100,00 0,00 004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 Skenario 1 Skenario Gambar 3. Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Komersial Dengan Skenario Tabel 3.1 Hasil Perkiraan (MVA) Komersial PDRB Komersial (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Komersial PDTKOM (Perkiraan) 004 5.389.70,9 4.305,80 7,48 005 5.961.167,58 6.350,64 77,64 006 6.590.546,83 8.630,1 83,36 007 7.794.75,59 31.098,85 9,1 008 8.370.374,3 33.781,34 98,10 009 10.953.91,46 36.690,30 114,48 010 13.751.055,6 39.840,74 13,1 011 18.165.57,56 43.71,8 158,50 01 5.06.487,57 46.99,07 198,50 013 9.41.638,9 48.961,87 1,4 014 35.4.614,90 51.301,06 54,4 015 4.56.637,54 53.003,69 9,07

B-8-10 Selain meramalkan kebutuhan energi listrik komersial pengembanggan model ekonometrik juga meramalkan daya terpasang komersial. Pada tabel 3.1 ditunjukkan bahwa daya terpasang komersial mengalami peningkatan begitu juga dengan variabelvariabel yang mempengaruhinya. Laju pertumbuhannya adalah sebagai berikut untuk daya terpasang laju pertumbuhannya sebesar 13,64%, variabel-variabel yang mempengaruhi sebesar 0,96% untuk PDRB komersial dan 7,36% untuk jumlah pelanggan komersial. 3..3 Analisa Pelanggan Publik Tabel 3.13 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Publik Dengan Skenario 004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 Skenario 1 85,38 86,37 88,70 96,30 15,94 133,55 135,69 148,75 179,19 38,44 81,84 300,36 Skenario 99,58 118,41 134,15 141,4 147,94 154,3 163,87 193,95 03,5 1,66 8,59 43,3 Perbedaan kedua skenario tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan kebutuhan energi listrik publik yaitu untuk skenario 1 rata-rata pertumbuhannya sebesar 1,6% sedangkan rata-rata pertumbuhan skenario sebesar 8,5%, hal tersebut ditunjukkan pada gambar 3.3. 350,00 300,00 50,00 00,00 150,00 100,00 50,00 0,00 004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 Skenario 1 Skenario Gambar 3.3 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Publik Dengan Skenario Daya terpasang publik selain sebagai variabel eksogen juga sebagai variabel endogen yang merupakan fungsi dari PDRB publik dan jumlah pelanggan publik. Hasil yang diperoleh sebagai variabel endogen ada di tabel 3.14. Tabel 3.14 Hasil Perkiraan (MVA) Publik PDRB Publik (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Publik PDTPUB (Perkiraan) 004.648.005,71 16.091,39 46,44 005 3.843.393,60 17.094,54 49,83 006 4.768.98,4 18.149,8 53,17 007 4.961.601,67 19.69,65 56,1 008 5.097.965,1 0.46,05 59,40 009 5.18.0,1 1.79,13 6,75 010 5.497.938,57 3.076, 66,45 011 7.470.095,0 4.500,7 71,44 01 7.707.996,18 6.014,31 75,53 013 8.108.989,01 7.083,65 78,57 014 8.709.59,90 9.119,37 84,5 015 9.171.183,91 31.71,40 90,15 Laju pertumbuhan daya terpasang publik sebesar 6,% per tahun, sedangkan PDRB publik sebesar 1,79% menunjukkan peningkatannya lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan jumlah pelanggan publik yaitu 6,33% yang juga terjadi peningkatan.

B-8-11 3..4 Analisa Pelanggan Industri Tabel 3.15 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik Industri (GWh) Dengan Skenario 004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 Skenario 1 319,08 37,39 330,39 338,6 344,96 349,00 354,61 360,64 368,55 368,63 378,80 398,37 Skenario 35,36 331,3 335,68 34,87 349,30 354,96 361,34 367,30 373,74 376,94 384,67 397,4 Pertumbuhan kebutuhan energi listrik industri untuk sepuluh tahun kedepan menunjukkan peningkatan pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhannya untuk skenario 1 sebesar,05% dan skenario adalah 1,83%, dapat dilihat pada gambar 3.4. 500,00 400,00 300,00 00,00 100,00 0,00 004 005 006 007 008 009 010 011 01 013 014 015 Skenario 1 Skenario Gambar 3.4 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Industri Dengan Skenario Pada sektor industri hasil peramalan daya terpasang menunjukkan peningkatan, dikarenakan variabel-variabel yang mempengaruhinya juga mengalami peningkatan (tabel 3.16). Tabel 3.16 Hasil Perkiraan (MVA) Industri PDRB Industri (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Industri PDTIND (Perkiraan) 004 5.184.673,38 1.308,47 17,55 005 5.13.738,87 1.334,65 130,01 006 5.19.70,46 1.354,87 131,96 007 5.44.87,93 1.38,77 134,01 008 5.489.0,48 1.410,66 136,5 009 5.678.336,0 1.431,94 137,97 010 5.769.937,81 1.458,87 140,30 011 5.855.97,9 1.484,09 14,48 01 5.974.061,57 1.510,65 144,68 013 6.055.19,16 1.53,31 145,65 014 6.134.880,73 1.556,75 148,65 015 6.05.477,59 1.61,55 153,86 Rata-rata daya terpasang industri adalah 1,7% per tahun lebih rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan daya terpasang di sektor lain. Tabel diatas juga menunjukkan laju pertumbuhan PDRB industri yaitu sebesar 1,65% pertahun sedangkan jumlah pelanggan industri sebesar 1,9% per tahun.

B-8-1 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah melakukan pengolahan data serta analisa dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebutuhan energi listrik untuk periode 005 sampai dengan 015 persektor pelanggan akan mengalami kenaikan, dengan menggunakan skenario sebagai berikut: Sektor Rumah Tangga Skenario 1: Kebutuhan energi listrik rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 3,76% pertahun, mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. Skenario : Kebutuhan energi listrik rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 5,59% pertahun, mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. Sektor Komersial Skenario 1: Kebutuhan energi listrik komersial mengalami kenaikan rata-rata 11,01% pertahun, kanaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB komersial dan jumlah pelanggan. Skenario : Kebutuhan energi listrik komersial mengalami kenaikan rata-rata 15,58% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB komersial dan jumlah pelanggan. Sektor Publik Skenario 1: Kebutuhan energi listrik publik mengalami kenaikan rata-rata 1,6% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB publik dan jumlah pelanggan. Skenario : Kebutuhan energi listrik publik mengalami kenaikan rata-rata 8,5% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB publik dan jumlah pelanggan. Sektor Industri Skenario 1: Kebutuhan energi listrik industri mengalami kenaikan rata-rata,05% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB industri dan jumlah pelanggan. Skenario : Kebutuhan energi listrik industri mengalami kenaikan rata-rata 1,83% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB industri dan jumlah pelanggan.. Skenario 1 yang menggunakan tiga variabel eksogen (Perkiraan Persektor, PDRB Persektor, Jumlah Pelanggan Persektor) hasil perkiraan lebih mendekati realita, berdasarkan error antara skenario 1 dengan realita periode 1995 003 yang lebih kecil dari error antara skenario dengan realita periode 1995 003. 3. Kebutuhan energi listrik total akan mengalami kenaikan rata-rata pertahun 5,33% dari tahun 005 sampai dengan 015. 4. Daya terpasang setiap sektor akan mengalami peningkatan untuk periode 005 sampai dengan 015 adalah sebagai berikut Sektor rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 4,46% pertahun, kenaikan itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. Sektor komersial mengalami kenaikan rata-rata 13,64% pertahun, kenaikan itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan.

B-8-13 Sektor publik mengalami kenaikan rata-rata 6,% pertahun, kenaikan itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. Sektor Industri mengalami kenaikan rata-rata 1,7% pertahun, kenaikan itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. 5. Dari hasil pengembangan model ekonometri diperoleh variabel-variabel yang mempengaruhi dalam melakukan peramalan kebutuhan energi dan daya terpasang setiap sektor antara lain: Sektor rumah tangga besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang rumah tangga, PDRB rumah tangga, dan jumlah pelanggan rumah tangga. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik rumah tangga. Sektor komersial besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang komersial, PDRB komersial, dan jumlah pelanggan komersial. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik komersial. Sektor publik besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang publik, PDRB publik, dan jumlah pelanggan publik. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik komersial. Sektor industri besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang industri, PDRB industri, dan jumlah pelanggan industri. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik komersial. Saran Penelitian ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang sangat menarik apabila ada pihak atau peneliti lain yang akan mengembangkan lebih lanjut penelitian mengenai energi secara umum maupun energi listrik secara khusus. Adapun saran untuk pihakpihak yang akan mengembangkan penelitian ini adalah Dalam mengembangkan model apabila menginginkan lebih banyak variabel-variabel yang berpengaruh harus dipastikan apakah datanya tersedia, sebab semakin banyak variabel yang berpangaruh maka model tersebut akan semakin sensitif.

B-8-14 DAFTAR PUSTAKA Djufri, S.U. (1989), Suatu Model Ramalan Beban Sistem Tenaga Listrik Jangka Pendek Dengan Analisa Deret Waktu, Skripsi Jurusan Teknik Elektro Institut Sains Dan Teknologi Nasional Jakarta. Feinberg, E. A. (003), Load Forecasting, Chapter 1, State University Of New York, Stony Brook. FTI, ITS. (1996), Studi Penelitian Kebutuhan Tenaga Listrik Di Jawa Timur Dalam Kurun Waktu 10 Yang Akan Datang, Draft Buku II Studi Peramalan Kebutuhan Listrik Dan Peramalan Beban Listrik. Hermanto, B. (1984), Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Minahasa (PLTM Tincep), Laporan Teknik Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan Dinas Penelitian Sistem Tenaga Listrik. Kueng, J.H. (001), Konsumsi Kayu Bakar Penduduk Di Desa Tanah Merah, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Tanjung Selor, Jurnal Ilmiah Kehutanan Rimba Kalimantan Vol. 6 No.. Lains, A. (003), Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid 1, Pustaka LP3S Indonesia. Makridakis, S. (1999), Metode Dan Aplikasi Peramalan, Binarupa Aksara, Jakarta. Permanahadi, D.W. (00 1), Pengembangan Model Optimasi Multiobjektif Dalam Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan Jangka Panjang Untuk Meminimalkan Dampak Lingkungan (Studi Kasus Pada Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali), Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Santoso, S. (001), SPSS Statistik Non Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sarindat, E. (1986), Peramalan (Forecasting) Beban Listrik Pada Daerah Yang Berkembang Dengan Pesat (Studi Kasus Propinsi Lampung), Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Institut Sains Dan Teknologi Nasional Jakarta. Setiawan, B.D. (000), Penerapan Metode Ekonometrik Untuk Mengukur Produktivitas Marginal Faktor- Faktor input Terhadap Output Aggregatnya dan Fungsi-Fungsi Biaya Dalam Menentukan Perencanaan Kegiatan Usaha, Studi Kasus: PT. Telkom, Tbk Kandatel Surabaya Barat, Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Sugiyanto, C. (1995), Ekonometri Terapan, BPFE Yogyakarta. Sulaiman, W. (00), Jalan Pintas Mengusai SPSS 10, Andi Yogyakarta. Susetyo, B. (1993), Pengembangan Model Ekonometrik Untuk P eramalan Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesempatan Kerja Sektoral Periode 1993-1997 Propinsi Jawa Timur, Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Sutarya, M (004), Apa Kata Mereka, Kompas 7 Okt hal S. Tarigan, B. (1998), Peramalan Kebutuhan Tenaga Listrik Kotam adya Medan 1998 Sampai Dengan 007, Tesis Program Studi Teknik Elektro UI. Wikantiyoso, I. (00), Permodelan Dinamis Kebutuhan Energi Listrik Sektor Rumah Tangga, Komersial, dan Industri di Jawa Timur 5 Mendatang, Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin ITS. Windarto, H. F. (003), Diversifikasi Pembangkit Listrik Dan Perencanaan Kebutuhan Energi, www.kompas.com. Yusuf, S. (1987), Studi Ramalan Kebutuhan Energi Dan Beban Listrik DKI Jakarta, Jurusan Teknik Elektro UI. Zuhal. (1995), Ketenagalistrikan Indonesia, PT. Ganeca Prima, Jakarta. Tugas Akhir