1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan energi dari fosil seperti minyak dan gas bumi (migas) telah mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia saat ini dan diprediksikan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Permasalahan utama dalam pemakaian migas adalah meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida ( ) di lapisan atmosfer bumi yang berasal dari hasil proses pembakaran migas pada alatalat transportasi, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi industri migas dan pusat pembangkit tenaga listrik. Hal ini dapat mengakibatkan efek gas rumah kaca (GRK) sehingga dapat memicu terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim di permukaan bumi. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengurangi dan mengatasi konsentrasi gas adalah teknologi carbondioxide capture and storage (CCS), yang bertujuan untuk menangkap dari sumbernya dan menyimpannya ke dalam formasi geologi yang lebih aman. Salah satu daerah di Indonesia yang berpotensi untuk menerapkan dan mengembangkan teknologi CCS adalah Propinsi Jawa Barat. Potensi migas Jawa Barat tersebar di berbagai daerah penghasil migas, yaitu Kabupaten Indramayu, Karawang, Majalengka, Subang, Bekasi, dan daerah 4-12 mil laut serta lebih dari 12 mil laut dari garis pantai. Menurut Mujihandono (2010), cadangan minyak bumi Propinsi Jawa Barat pada tahun 2008 adalah sebesar 596,81 million metric stock tank barrel (MMstb), dan gas alam adalah sebesar 4,16 trillion standard cubic feet (Tscf). Volume cadangan minyak bumi Propinsi Jawa Barat menempati peringkat kelima terbesar di Indonesia setelah Propinsi Riau, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Kalimantan Timur, dengan volume cadangan mencapai 7,26 % dari cadangan total Indonesia. Khusus untuk gas alam, Propinsi Jawa Barat berada pada peringkat kesembilan terbesar di Indonesia dengan cadangan sebesar 2,44 % dari cadangan total gas alam Indonesia. Menurut Ditjen Migas DESDM 2010, pada tahun 2008-2009, realisasi lifting produksi minyak bumi Jawa Barat mencapai mencapai 6.078,32 barrel (Bbl). Mengenai gas alam, dari tahun 2005-2009, realisasi lifting produksi mencapai 86.038,34 british termal unit (Btu).
2 Besarnya potensi cadangan dan produksi migas beberapa industri migas di Propinsi Jawa Barat menjadikan peluang terlepasnya emisi gas ke atmosfir akan semakin besar pula akibat meningkatnya aktivitas pembuangan gas buang atau gas ikutan (flare gas) yang dihasilkan dari stasiun pengumpul (gathering station) pada setiap industri migas. Berdasarkan hal itu, perlu segera dilakukan langkah-langkah teknik dan strategi dalam pengendalian dan pemanfaatan gas pada tahap pengumpulan dan pemisahan gas ikutan dari setiap stasiun pengumpul industri migas di Propinsi Jawa Barat. 1.2. Kerangka Pemikiran Beberapa protokol, mekanisme dan konvensi internasional telah dihasilkan untuk menerapkan standar baku pencemaran udara dan batas tingkat emisi di beberapa negara maju industri dan negara berkembang seperti Indonesia dalam upaya mengurangi dan mencegah dampak negatif dari emisi gas rumah kaca, khususnya emisi gas akibat penggunaan dan pembakaran bahan bakar migas. Peraturan ini menjadi kesepakatan bersama dibawah pengawasan badan internasional dalam upaya adaptasi dan mitigasi dampak pemanasan global. Teknologi CCS merupakan teknologi yang sangat efisien dan efektif dalam mengurangi emisi gas, yaitu dengan cara melakukan penangkapan gas di stasiun pengumpul migas dengan menggunakan metode post combustion capture atau penangkapan sesudah pembakaran. Gas tersebut kemudian dapat disimpan ke dalam formasi geologi yang lebih aman dengan menggunakan metode enhanced oil recovery (EOR) atau peningkatan perolehan minyak, yaitu suatu cara penginjeksian ke dalam sumur migas untuk menyimpan, sekaligus dapat mengangkat kembali sisa migas yang ada di dalam sumur migas. Kedua metode tersebut di atas dapat berdampak positif dan bernilai ekonomi bagi industri migas, karena selain dapat mengurangi dampak negatif emisi gas, juga sekaligus dapat mengaktifkan kembali sumur migas yang tidak produktif. Hal ini tentu saja dapat memberikan manfaat kepada pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber pendapatan asli daerah dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi industri migas, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
3 Eksplorasi dan eksploitasi migas di lapangan lala dan industri migas Human, biodiversity, sustainability development Pelepasan gas ikutan dan peningkatan emisi gas Efek gas rumah kaca dan pemanasan global Kebijakan pemerintah dalam pengendalian emisi GRK Protokol, mekanisme dan konvensi internasional Upaya mitigasi, adaptasi dan reduksi emisi GRK Penangkapan gas (post combustion capture) Penyimpanan gas (EOR- miscible) Teknologi carbon capture and storage (CCS) Rancangan proses pengendalian dan pemanfaatan gas Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran. 1.3. Perumusan Masalah Saat ini ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menangkap gas pada stasiun pengumpul, yaitu metode penangkapan sebelum pembakaran (pre-combustion capture), selama pembakaran (oxyfuel-combustion capture), dan sesudah pembakaran (post-combustion capture). Penerapan ketiga metode penangkapan tersebut harus disesuaikan berdasarkan komposisi gas dan bahan penyerap (chemical-physical absorption). Gas dari proses penangkapan tersebut selanjutnya dialirkan ke tempat penyimpanan, baik itu melalui jalur
4 perpipaan, kapal tanker dan lewat perantara lainnya. Metode penyimpanan gas dapat dilakukan dengan tiga metode penyimpanan, yaitu menyimpan gas ke dalam formasi geologi, mengalirkan gas ke dalam formasi lapisan garam, dan melakukan mineral karbonisasi, yaitu penyerapan dengan menggunakan karbonat magnesium atau kalsium oksida. Metode penangkapan dan penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik gas ikutan dan formasi geologi di lokasi penelitian adalah metode post combustion capture-chemical absorption dan metode EOR-miscible flooding (injeksi tercampur), sehingga dalam penelitian ini dapat diajukan beberapa pertanyaan sebagai arahan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pengendalian sehingga mampu menangkap dalam gas ikutan dengan metode post combustion capture-chemical absorption. 2. Bagaimana pemanfaatan sehingga mampu menyimpan dalam formasi geologi dengan metode enhanced oil recovery-miscible flooding. 3. Bagaimana strategi pengelolaan migas hasil recovery dari sumur EOR potensial dengan metode analisis kelayakan teknologi, ekonomi dan sosial. Jawaban dari pertanyaan tersebut di atas memerlukan suatu kajian ilmiah yang sesuai dengan permasalahan yang ada, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Emisi GRK Penangkapan Pengendalian Transportasi Penyimpanan Post combustion capture- Chemical absorption Feed gas Miscible injection Produk migas Stasiun pengumpul migas Migas Hasil EOR Pemanfaatan Recovery EOR Formasi geologi Gambar 2 Bagan alir perumusan masalah.
5 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan rancangan proses pengendalian dan pemanfaatan gas pada sumur minyak dan gas bumi dengan menggunakan teknologi CCS. Rancangan proses dengan teknologi CCS tersebut memerlukan beberapa tujuan yang lebih spefisik, yaitu : 1. Mendapatkan rancangan proses pengendalian dan penangkapan dalam gas ikutan dengan metode post combustion capture-chemical absorption. 2. Mendapatkan rancangan proses penyimpanan dalam formasi geologi dengan metode enhanced oil recovery-miscible flooding. 3. Mendapatkan strategi pemanfaatan dan pengolahan migas hasil recovery dari sumur EOR dengan metode analisis kelayakan teknologi, ekonomi dan sosial. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki kontribusi dan memberikan manfaat kepada berbagai pihak terkait (stakeholder), terutama: 1. Bagi pemerintah, khususnya bagi pemerintah daerah penghasil migas, sebagai masukan dalam kebijakan dan strategi dalam upaya mitigasi dan adaptasi dampak pemanasan global di Indonesia akibat emisi gas rumah kaca-. 2. Bagi PT. Pertamina, khususnya industri migas, sebagai masukan dalam upaya pengendalian dan pemanfaatan gas sehingga dapat digunakan untuk peningkatan perolehan minyak pada sumur-sumur migas tidak produktif. 3. Bagi dunia pendidikan, sebagai informasi dalam pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam kajian rancangan proses pengendalian dan pemanfaatan gas dengan menggunakan teknologi CCS. 1.6. Kebaruan (Novelty) Penelitian Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan upaya pengendalian dan pemanfaatan gas dalam sistem carbon capture and storage (CCS), dengan menggunakan metode post combustion capture dan chemical absorption dalam proses penangkapan gas dan metode enhanced oil recovery (EOR) dan miscible flooding dalam proses penyimpanan gas.