BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. unit defisit (emiten/borrower). Sedangkan untuk menjalankan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Enterprise Value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial, yang lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. seperti polusi udara, limbah pabrik dan eksploitasi hasil alam yang berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal, sebagai sarana untuk mematuhi peraturan pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tatanan kebijakan, Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki tafsir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, termasuk aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB 1 PENDAHULUAN. sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility. berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan adalah tujuan yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana atau media informasi bagi para stakeholders. Dengan diterbitkannya laporan keuangan dapat memberikan informasi tentang kinerja perusahaan maupun aktivitas suatu perusahaan. Informasi yang tersedia dalam laporan keuangan perusahaan digunakan sebagai dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna informasi lainnya untuk pengambilan keputusan. Informasi yang disajikan secara lengkap, akurat dan tepat waktu memungkinkan para investor melakukan pengambilan keputusan secara rasional seperti yang diharapkan. Salah satu informasi yang saat ini menjadi sorotan oleh para investor adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Resposibility (CSR). Corporate Social Responsibility ( tanggung jawab sosial perusahaan ) sering dianggap sebagai inti dari etika bisnis, bahwa suatu perusahaan selain berkewajiban finansial kepada pemegang saham atau shareholders juga memiliki kewajiban terhadap pihak-pihak lain seperti halnya : konsumen, karyawan, komunitas maupun lingkungan sekitar perusahaan. Kesadaran perusahaan akan pentingnya pengungkapan tanggung jawab sosial didasarkan pada pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal saja kepada pemegang saham, namun berkewajiban menyampaikan kepada pihakpihak lain yang juga berkepentingan. Karena komitmen perusahaan adalah 1

2 berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan selalu memperhatikan aspek finansial (ekonomi), aspek sosial dan aspek lingkungan atau yang sering disebut triple bottom line (Purwanto, 2011). Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat dan lingkungan tempat beroperasi. Secara teoritik, CSR didefinisikan sebagai tanggung jawab moral perusahaan terhadap para stakeholders terutama kepada komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja maupun operasinya. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah mengedepankan prinsip moral dan etis, yakni dengan menggapai suatu hasil terbaik tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya (Febrina dan Suaryana, 2011). CSR muncul dilandasi pemikiran bahwa keberadaan perusahaan tidak terlepas dari lingkungannya. Oleh karena itu, setiap tindakan yang diambil perusahaan berdampak nyata terhadap kualitas kehidupan manusia, baik individu, masyarakat, dan seluruh kehidupan di bumi. Gagasan CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan sekedar kegiatan ekonomi, yaitu menciptakan laba demi kelangsungan hidup usaha, melainkan tanggung jawab sosial dan lingkungan juga. Hal ini yang menjadi dasar bahwa menggantungkan semata-mata pada kegiatan finasial tidak menjamin perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan (Yuliana, 2008). Namun, kesadaran perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan dinilai masih sangat rendah. Perusahaan akan

3 mempertimbangkan besarnya biaya dan manfaat yang diperoleh dalam mengungkapkan informasi sosial perusahaan. Jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada besarnya biaya yang dikeluarkan, maka perusahaan dengan sukarela akan mengungkapkan informasi tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 pasal 1, informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek, dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut (Sembiring, 2005). Para peneliti akuntansi juga mulai mengartikulasikan berbagai perspektif teori yang berbeda dalam mendukung akuntansi sosial, seperti decision usefullness studies, economic theory studies, dan social and political theory studies. Lebih jauh lagi, peraturan tentang CSR di Indonesia tentang tanggung jawab sosial perusahaan diatur dalam Undang-Undang R.I No.40 tahun 2007 pasal 74 ayat (1) tentang Perseroan Terbatas. Regulasi ini menyebutkan bahwa, Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan adanya peraturan seperti itu, maka jelas CSR bukan lagi wacana publik atau voluntary disclosure bagi perusahaan, melainkan telah menjadi mandotary disclosure. Yang berarti, pengungkapan CSR merupakan cerminan perlunya akuntabilitas perseroan atas pengungkapan tanggung jawab sosial sehingga stakeholder dapat menilai aktivitas suatu perusahaan. Sebelumnya telah

4 dibahas bahwa CSR tidak hanya terkait masalah lingkungan tetapi juga masalah etika dan moral. Castello dan Lima (2006) menyatakan bahwa CSR berhubungan dengan masalah etika dan moral tentang bagaimana perusahaan mengambil keputusan dan berperilaku. Selain itu juga membahas masalah-masalah seperti perlindungan lingkungan, manajemen sumber daya manusia, kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja, hubungan dengan masyarakat lokal serta hubungan dengan para pemasok dan pelanggan. Pentingnya pengungkapan CSR membuat banyak peneliti melakukan penelitian dan diskusi tentang praktik serta motivasi perusahaan mengungkapkan CSR. Salah satu yang menjadi objek penelitian adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Diantara faktor-faktor yang menjadi variabel dalam penelitian ini antara lain : ukuran perusahaan, leverage, profil perusahaan, ukuran dewan komisaris, konsentrasi kepemilikan, serta dampak pengungkapan CSR terhadap reaksi investor yang dihitung dengan abnormal return. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2003) menghasilkan temuan bahwa variabel size (ukuran) perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengaruh ini tercermin dalam teori agensi yang menjelaskan bahwa perusahaan yang besar mempuyai biaya agensi yang besar, sehingga perusahaan akan banyak mengungkapkan informasinya bila dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Curuk (2009) tidak menemukan hubungan antara kedua variabel tersebut. Namun dalam Hackston & Milne (1996), Sembiring (2005), Febrina & Suaryana (2011), dan

5 Wijaya (2012) peneliti justru menunjukkan hubungan signifikan antara size dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Faktor lain yang diduga mempengaruhi pengungkapan CSR adalah Leverage. Leverage memberikan gambaran atau pandangan mengenai struktur modal yang dimiliki suatu perusahaan, sehingga untuk melihatnya dapat menggunakan tingkat risiko tidak tertagihnya suatu utang. Meek et al. (1995) dalam Ismurniati (2010), suatu perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi cenderung mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial itu sendiri. Penelitian yang dilakukan Sembiring (2005), Febrina & Suaryana (2011) dan Wijaya (2012) tidak menemukan hubungan antar variabel tersebut. Sedangkan Naser et.al (2006) menemukan hubungan positif antara kedua variabel tersebut. Penelitian yang berkaitan dengan profil perusahaan kebanyakan mendukung bahwa perusahaan dengan high-profile company lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan bila dibandingkan perusahaan yang low-profile company. Penelitain Hackston dan Milne (1996), Curuk (2009) menemukan hubungan yang signifikan antara profil perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun, hasil berbeda ditemukan oleh Sembiring (2005) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh profil perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dewan komisaris dapat pula mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan wewenang yang dimilikinya, dewan komisaris

6 mempunyai pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen supaya mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Sehingga perusahaan dengan dewan komisaris yang lebih besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi tanggung jawab sosialnya. Konsentrasi Kepemilikan dalam perusahaan menggambarkan bagaimana dan siapa saja yang memegang kendali atas keseluruhan atau sebagian besar pemegang kendali atas kepemilikan perusahaan serta aktivitas bisnis suatu perusahaan. Kepemilikan dikatakan terkonsentrasi jika dalam mencapai kontrol dominasi dibutuhkan penggabungan lebih sedikit investor, hal ini untuk mempermudah kontrol tersebut dijalankan. Konsentrasi Kepemilikan dipengaruhi oleh basis ekonomi negara, yaitu usaha kecil dan usaha menengah sehingga faktor kepemilikan usaha dapat menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Banyak peneliti melakukan pengujian pengaruh CSR terhadap reaksi investor. Nurdin dan Cahyandito (2006) dalam Cheng (2011) menunjukkan bahwa pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return ataupun volume perdagangan saham. Abnormal return adalah salah satu indikator yang digunakan untuk melihat keadaan pasar yang sedang terjadi. Investor dalam hal ini mengapresiasi praktik pengungkapan CSR dan melihat aktivitas CSR sebagai rujukan untuk menilai potensi keberlanjutan suatu perusahaan (Yuliana, 2008). Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan diharapkan mampu memberikan sinyal sehingga dapat meningkatkan nilai

7 perusahaan dimata investor. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR berharap akan mendapat respon positif oleh pelaku pasar sehingga dapat memaksimalkan profit dalam jangka panjang. Suatu informasi bernilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari abnormal return yang merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keadaan pasar yang sedang terjadi (Jogiyanto, 2013). Penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliana (2008) dengan menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2013. Tujuan penelitian untuk memverifikasi hasil penelitian terdahulu secara empiris tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan serta dampaknya terhadap reaksi investor. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, leverage, profil perusahaan, ukuran dewan komisaris dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengaruhnya dalam pengungkapan laporan tanggung jawab sosial perusahaan serta pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah populasi penelitian yaitu dengan mengambil perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI selama tahun 2010-2013. Sektor industri manufaktur terbagi menjadi tiga sub-sektor yaitu sub-sektor industri dasar, sub-sektor aneka industri dan sub-sektor barang konsumsi. Penelitian ini menggunakan alat pedoman Global Reporting Standart

8 (GRI) 2013 yang digunakan untuk mengukur luas pengungkapan CSR. Perbedaan-perbedaan dalam penelitian ini digunakan untuk mengatasi beberapa keterbatasan penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliana (2008) dengan menambah satu variabel independen yang digunakan yaitu Leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosialnya agar tidak menjadi sorotan para debtholders (Priantinah, 2012). Sedangkan variable profitabilitas dalam penelitian Yuliana (2008) tidak mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sehingga tidak digunakan dalam penelitian ini. Beberapa perbedaan antara penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya : 1. Periode amatan. Periode pengamatan penelitian ini adalah pada tahun 2010-2013, sedangkan periode pengamatan penelitian sebelumnya adalah pada tahun 2006. 2. Alat pengukur pengungkapan CSR. Penelitian ini menggunakan Indikator Kinerja yang disusun dalam GRI (Global Reporting Intiatives) pada tahun 2013 untuk mengukur pengungkapan CSR yaitu sebanyak 149 item yang bersumber dari www.gri.com sedangkan penelitian Yuliana et.al (2008) menggunakan Indeks GRI pada tahun 2006. 3. Alat pengukur reaksi investor. Alat ukur untuk mengetahui reaksi investor adalah abnormal return, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan abnormal return dan trading volume activity.

9 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP REAKSI INVESTOR B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah : a. Apakah karakteristik perusahaan yang meliputi ukuran perusahaan, leverage, profil perusahaan, ukuran dewan komisaris dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? b. Apakah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap reaksi investor? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti yang empiris terhadap hal-hal, antara lain : a. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan yang meliputi ukuran perusahaan, leverage, profil perusahaan, ukuran dewan komisaris, dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

10 b. Untuk menganalisis pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap reaksi investor. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan adalah : a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan yang sekaligus dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan topik bahasan yang sejenis di masa yang akan datang. b. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan teori akuntansi dengan memperkuat sintesis bahwa pengungkapan CSR merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi reaksi pasar. c. Memberikan wacana kepada manajer untuk mempertinggi nilai perusahaan melalui penerapan dan pengungkapan CSR. d. Memberikan wacana tentang pentingnya pengungkapan CSR dalam laporan tahunan, terutama perusahaan manufaktur yang telah go public untuk selalu memperhatikan lingkungan alam disekitar perusahaan. E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

11 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori yang menjadi landasan penelitian, kerangka pemikiran, serta perumusan hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan tentang dasar dari dilakukannya penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, penentuan populasi dan sampel yang diteliti, variabel penelitian yang akan digunakan, serta teknik analisis data yang akan dipakai. BAB IV: HASIL PENELITIAN Bab ini memaparkan deskripsi objek penelitian, analisis data, serta pembahasan hasil penelitian. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.