BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembuluh darah yang pecah atau terhalang oleh gumpalan darah sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

keluarga lainnya yang pada akhirnya bisa menimbulkan depresi. Ganguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian (Notoatmojo, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah


BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengendalian diri serta terbebas dari stress yang serius. Kesehatan jiwa

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. food, workaholic style, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, polusi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Stroke merupakan keadaan ketika ada iskemia (aliran darah tidak adekuat) menuju bagian otak atau perdarahan di dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak (Lewis, 2011). Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadinya gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh akibat dari gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak, sehingga sel-sel otak kekurangan darah oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu yang relatif singkat (Dourman, 2013). Menurut World Health Organisation (WHO) tahun 2015, memperkirakan terdapat 20 juta orang yang akan meninggal dunia dikarenakan stroke disertai dengan meningkatnya kematian akibat penyakit jantung dan kanker. Sekitar 795.000 orang di USA mengalami stroke setiap tahunnya, dimana 610.000 orang mengalami stroke serangan pertama dan stroke menyebabkan 134.000 kematian (Goldstein, 2011). Berdasarkan penelitian (Bautmann, 2012) pada pusat pengendalian dan pencegahan penyakit sekitar 795.000 orang Amerika menderita stroke serangan pertama dan berulang setiap tahun dengan rata-rata menginap di rumah sakit 6 hari. 1

2 Stroke menjadi sangat penting karena angka kejadiannya yang terus meningkat, tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi negara-negara maju tetapi juga bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia (Feigen, 2009). Di Indonesia sendiri insiden stroke meningkat pada tahun 2013 terjadi peningkatan kejadian stroke yaitu 12,1 per 1000 penduduk (Riskesdas, 2013). Data yang di peroleh dari Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2012 didapatkan data bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor 4 di Kota Padang setelah penyakit jantung, hipertensi, dan ketuaan lansia dengan persentase 13,2% dari 460 kasus (Dinkes Sumbar, 2012). Sebagian besar pasien pasca stroke akan mengalami gejala sisa yang sangat bervariasi, dapat berupa gangguan mobilisasi atau gangguan motorik, gangguan penglihatan, gangguan bicara, gangguan menelan, perubahan emosi, dan gejala lain yang menyebabkan perawatan di rumah sangat penting dalam masa penyembuhan setelah klien pulang dari perawatan di rumah sakit. (Junaidi, 2011). Stroke tidak hanya berdampak pada pasien, tetapi juga berdampak pada caregiver terkait aspek fisik, emosional, sosial dan finansial yang menyebabkan depresi, kecemasan, mudah marah, terganggunya gaya hidup serta hubungan dengan orang lain, kelelahan dan perasaan terisolasi (Robert., 2006). Menurut Joan (2014), separuh dari orang yang berhasil melewati stroke berada dalam kondisi cacat permanen dan mengalami kekambuhan dalam hitungan minggu, bulan dan tahun. Keadaan ini mengakibatkan penderita stroke memerlukan bantuan dari caregiver dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

3 Seringkali pasangan dari penderita stroke berperan sebagai primary caregiver sedangkan anak dari penderita stroke berperan sebagai secondary caregiver (Putri, 2014). Primary caregiver merupakan caregiver utama yang bertanggung jawab pada sebagian besar tugas caregiver secara langsung termasuk dukungan emosional. Sedangkan secondary caregiver sebagai caregiver cadangan yang bertugas memberikan dukungan dan membantu caregiver utama baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Putri, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Chafjiril, (2017), menunjukkan bahwa 88,9% dari caregiver adalah wanita, dengan usia rata-rata 51 tahun (Denno, 2013). Caregiver yang merawat penderita stroke mempunyai pengalaman tekanan psikologis seperti stress dan khawatir, kelelahan serta mengalami keterbatasan interaksi dengan lingkungan luar karena harus menemani dan merawat keluarganya yang menderita stroke. Stroke terjadi secara tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi yang mengakibatkan ketidaksiapan caregiver ( Ogunlana, 2014). Selama tahun pertama pasca stroke yaitu pasangan yang merawat pasien stroke laki-laki memiliki kualitas hidup yang lebih rendah sementara pasangan atau caregiver dihadapkan pada masalah fisik, psikososial dan emosional terutama jika mereka perempuan dan lebih tua (Baumann, 2013). Dua tahun setelah stroke kualitas hidup caregiver menurun karena 44,7% pasien mengalami gangguan sensorik, 35,1% pasien mengalami gangguan motorik, 31,9% pasien mengalami gangguan memori (Baumann, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Cramn (2011), didapatkan hasil bahwa caregiver penderita stroke

4 memiliki kualitas hidup yang rendah. Saat merawat penderita stroke, khususnya dengan kondisi keterbatasan atau kecacatan akan mempengaruhi kualitas hidup caregiver (Hung, 2012). Sebanyak 52% caregiver stroke mengalami penurunan kualitas hidup dalam merawat pasien stroke (Karahan, 2014). Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa dalam merawat penderita stroke akan mempengaruhi kualitas hidup caregiver. Menurut Gbiri ( 2014 ), tugas keluarga sebagai caregiver dalam merawat pasien stroke dirumah yaitu bervariasi mulai dari fisik (mobilitas), komunikasi (verbal dan nonverbal), perawatan (makan, pakaian, toileting), perubahan emosional dan psikologis untuk beradaptasi dengan perubahan akibat stroke sehingga caregiver harus menyeimbangkan peran tanggung jawab ganda merawat pasien stroke serta menyesuaikan gaya hidupnya. Oleh karena itu semakin lemah dan kronis penyakit pasien maka semakin tinggi beban caregiver (Gbiri, 2014). Stroke menimbulkan beban kepada orang-orang disekitarnya, pada umumnya beban dirasakan oleh caregiver utama (Caplan, 2009). Stuart (2013) juga mengungkapkan bahwa pengalaman caregiver dalam merawat klien yang sakit akan menimbulkan beban. Penelitian yang dilakukan oleh Gbiri (2014), menunjukkan bahwa beban dan ketegangan emosional dalam merawat pasien stroke mempengaruhi sosial, emosional, kesehatan dan keuangan dari caregiver stroke yang akan meningkat jika durasi stroke, keintiman, dan lama rawatan sehari-hari. Caregiver pasien stroke berulang cenderung lebih tinggi bebannya dari pada caregiver pasien stroke serangan pertama karena stroke berulang biasanya mengakibatkan kemunduran status fungsional yang

5 meningkatkan kesulitan dalam merawatnya (Hung, 2012). Menurut Gbiri (2015), 60,8 % caregiver merasakan beban dalam merawat penderita stroke dan mempengaruhi kesehatan caregiver. Data dan fakta dari beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa merawat pasien pasca stroke di rumah akan mempengaruhi beban caregiver. Sebagian besar caregiver mengalami kelelahan, kesepian, depresi dan menurunnya kesehatan fisik serta mental yang dapat mengurangi kualitas perawatan pada pasien stroke (chafjril, 2017). Menurut (Guo, 2015) 71% dari primary caregiver pasien stroke mengalami gejala depresi, tingkat keparahan depresi akan meningkat terkait dengan tingkat pendidikan, ADL pasien selama stroke, dan fungsi keluarga. Satu tahun setelah stroke dari 255 caregiver, 75% mengalami depresi (Rosemarie, 2012). Dua tahun setelah stroke caregiver melaporkan memiliki tekanan emosioal lebih tinggi dengan menunjukkan gejala depresi dan gangguan kognitif (Cameron, 2011). Depresi caregiver erat kaitannya dengan proses caregiving yang menyebabkan caregiver mengalami depresi, perasaan sedih dan tertekan. Data dari RSSN Bukittinggi pada tahun 2017 didapatkan bahwa pasien stroke yang melakukan rawat jalan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tahun 2015 adalah 1.570 orang, mengalami peningkatan pada tahun 2016 didapatkan bahwa pasien stroke yang melakukan rawat jalan dan kunjungan ke poliklinik untuk pasien baru ada 7.285 orang dengan kunjungan rata-rata perbulan ada 607 orang. Sedangkan untuk kunjungan pasien lama ada 32.510 orang dengan kunjungan rata-rata perbulan ada 2.079 orang. Data tersebut menunjukkan

6 peningkatan kunjungan penderita stroke di poliklinik RSSN Bukittinggi (Medical Record RSSN Bukittinggi, 2017). Hal ini membuktikan banyaknya penderita stroke yang dirawat oleh caregiver di rumah. Berdasarkan studi pendahuluan di Poliklinik RSSN Bukitinggi pada tanggal 15 Mei 2017, peneliti mewawancarai 5 orang caregiver, 3 dari 5 orang caregiver mengeluhkan adanya masalah dalam merawat klien seperti masalah keuangan yaitu biaya untuk akomodasi berobat, 2 dari 5 orang caregiver merasa tertekan memikirkan antara merawat penderita stroke dengan melakukan pekerjaan, 4 dari 5 orang caregiver merasa khawatir dengan keadaan penderita stroke serta 3 dari 5 orang caregiver sering mengeluh lelah dan kehabisan waktu dalam merawat keluarganya yang sakit dan kualitas hubungan sosial yang berkurang. Keadaan ini tentu memberikan dampak terhadap kualitas hidup, beban, dan depresi dari caregiver stroke. Perlunya dukungan kepada caregiver karena keberhasilan pengobatan dan perawatan pasien stroke dipengaruhi oleh bantuan dan dukungan yang diberikan caregiver selama hampir 24 jam dalam memberikan perawatan dan dukungan emosional. Caregiver juga berperan untuk mencegah terjadinya komplikasi stroke serta stroke berulang. Apabila caregiver mengalami masalah seperti masalah kesehatan fisik, mental, sosial dan financial ini akan berpengaruh kepada penderita stroke karena penderita stroke bergantung kepada caregiver. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan kualitas hidup, depresi dan beban keluarga

7 sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke di Poliklinik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2017. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana hubungan kualitas hidup, depresi, dan beban keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke di Poliklinik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2017. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Diketahui hubungan kualitas hidup, depresi, dan beban keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke di Poliklinik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2017. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui identifikasi kualitas hidup keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke di Poliklinik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2017. b. Diketahui identifikasi beban keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke di Poliklinik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2017. c. Diketahui identifikasi depresi keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke di Poliklinik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2017.

8 d. Diketahui identifikasi kualitas hidup, depresi, dan beban keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke di Poliklinik Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2017. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai tambahan pengetahuan untuk dunia keperawatan, agar perawat mengetahui bagaimana hubungan kualitas hidup, depresi dan beban keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke. 2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan dan di harapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan referensi bagi mahasiswa keperawatan tentang hubungan kualitas hidup, depresi, dan beban keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke di Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Data dan hasil yang diperoleh dapat dijadikan masukan dan pembanding untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hubungan kualitas hidup, depresi, dan beban keluarga sebagai caregiver dengan serangan pada pasien stroke.