I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

I. PENDAHULUAN. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. memberikan kesan tersendiri bagi para pembacanya. Selain itu, dalam membaca

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

I. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2015 PENOKOHAN PADA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

II. LANDASAN TEORI. (Sahid, 1992: 83) mengemukakan penokohan adalah cara pengarang melukiskan

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan cabang dari seni yang menjadikan bahasa sebagai mediumnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa serta memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia. Selain itu, karya sastra juga merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang dengan menggunakan bahasa. Berdasarkan bentuknya, karya sastra terdiri atas tiga jenis, yakni puisi, prosa, dan drama. Prosa juga disebut sebagai karya fiksi. Adapun prosa merupakan sebuah karya naratif yang mengangkat cerita kehidupan seorang tokoh fiksional dengan lingkungan disekitarnya. Salah satu prosa fiksi adalah novel. Novel merupakan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan tokoh fiksional dengan tokoh-tokoh fiksional di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap tokohnya.

2 Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dan dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur-unsur pembangunnya. Dengan demikian, kegiatan mengapresiasi novel dapat dilakukan melalui dua tinjauan, yaitu tinjauan intrinsik dan tinjauan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra dari dalam, seperti: tema, alur, gaya bahasa, latar, penokohan, sudut pandang, dan amanat. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, seperti faktor sosial, ekonomi, budaya, politik, keagamaan, dan tata nilai yang dianut oleh masyarakat. Di dalam novel, biasanya seorang pengarang mengangkat permasalahan yang terjadi di masyarakat melalui tokoh-tokohnya. Tokoh yang didukung dengan segala perwatakan dengan berbagai citra jati dirinya dalam banyak hal, akan lebih menarik perhatian orang lain atau pembaca daripada unsur yang lainnya (tema, plot, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat). Ketika struktur cerita atau plot dianggap sebagai elemen fundamental dalam fiksi sehingga disebut sebagai jiwa fiksi, sesungguhnya tokohlah yang mengisi plot itu. Peristiwa yang dimunculkan pengarang sangat dipengaruhi oleh munculnya tokoh dengan berbagai karakternya. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang. Masalah penokohan merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah karya fiksi (novel) sangat penting bahkan sangat menentukan karen a belum ada karya fiksi tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya pengambaran

3 sifat tokohnya. Karena setiap tokoh tentunya memiliki karakter tersendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Keberhasilan pengarang menyajikan cerita dalam suatu novel, tercermin melalui pengungkapan setiap unsur ceritanya itu. Salah satu diantaranya adalah pelukisan tokoh cerita yang disebut dengan penokohan. Oleh karena itu, Penokohan merupakan unsur yang penti mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana pelukisan tokoh dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2007: 165-166). Dengan demikian, bagian yang menarik perhatian penulis dalam pembahasan aspek tokoh adalah tentang cara penggambaran tokoh utama. Masalah penokohan dalam karya sastra tak semata-mata hanya berhubungan dengan masalah pemilihan jenis dan perwatakan, melainkan juga bagaimana melukiskan kehadiran dan penghadiran tokoh utama secara tepat sehingga mampu menciptakan dan mendukung tujuan artistik karya yang bersangkutan. Seorang pengarang yang baik akan memperlihatkan teknik penggambaran tokoh utama yang bervariasi sehingga menantang untuk dibaca dan dianalisis. Cara penggambaran tokoh utama yang bervariasi juga akan membuat cerita lebih menarik dan tidak monoton. Oleh karena itu, dalam menganalisis dan mengapresiasikan sebuah karya sastra diperlukan pemahaman diri seorang pembaca. Untuk memahami seluk beluk karya sastra, perlu adanya apresiasi yang intens dari sang penikmat atau pembaca untuk memahaminya. Pembaca perlu mengidentifikasi kedirian tokoh-tokoh itu secara

4 cermat untuk mengenali secara lebih baik tokoh-tokoh cerita, sehingga akan sejalan dengan usaha pengarang dalam mengembangkan tokoh. Dalam hal ini, pembaca berusaha menafsirkan cara pengarang d Di antara berbagai lapisan pembaca, siswa sekolah menengah atas merupakan pelajar yang daya membacanya terhadap sebuah karya sastra tersebut sangatlah baik dan memungkinkan mereka dapat menjadi seorang apresiator. Selanjutnya, sesuai dengan tujuan pengajaran umum bahasa dan sastra Indonesia, yaitu siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Depdiknas, 2007: 1). Pada silabus KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pend idikan) SMA, terdapat kompetensi mengenai pembelajaran sastra, khususnya novel dengan standar kompetensi memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan, dan kompetensi dasar yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan pada kelas XI semester 1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya memusatkan pada salah satu unsur intrinsik saja, yaitu unsur penokohannya. Selain itu, novel yang akan dijadikan sumber data dalam analisis penokohan adalah novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Alasan peneliti memilih novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi sebagai subjek penelitian adalah:

5 (1) novel Negeri 5 Menara ini mengandung nilai edukatif, dengan penuh motivasi, semangat, kerja keras, dan optimisme untuk maju dan tidak kenal menyerah demi merajut cita-cita. (2) novel ini sangat khas dan memiliki nilai sastra yang memukau, mengangkat perjalanan seorang anak. Dengan penuh nostalgia yang menyentuh, bahasa yang mudah dipahami, menarik, dan sangat inspiratif, serta kisahnya menggelora semangat untuk mewujudkan impian sekaligus memberikan keyakinan bahwa kesungguhan akan membuahkan keberhasilan. (3) novel ini mengandung pesan moral yang sangat kuat yaitu mengajarkan bahwa pentingnya sebuah usaha untuk selalu berjuang keras dengan kesungguhan, kedisiplinan, sabar, ikhlas, dan selalu berdoa demi untuk mencapai cita-cita, serta betapa pentingnya nilai-nilai keagamaan. (4) novel ini mengangkat perjalanan hidup seorang tokoh yang mampu memberikan kekuatan atau motivasi bagi pembaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan menjadikan diri lebih bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama. Novel Negeri 5 Menara menceritakan kisah seorang anak yang mempunyai mimpi luar biasa untuk melanjutkan belajar di SMA. Karena faktor ekonomi dan larangan ibunya yang menginginkan dia untuk melanjutkan ke sekolah agama, akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan ke Pondok ternama di Jawa. Kemudian, mampu menjadikannya seorang yang sukses, hingga mampu merajut mimpi untuk bepergian dan menuntut ilmu ke tempat-tempat jauh, ke lima negara di empat benua. Di pondok ia temukan pengalaman yang sangat luar biasa dan dengan kelima temannya tersebut dia wujudkan mimpi-mimpi tersebut.

6 Di sanalah Alif bertemu dengan kiai dan ustad yang diberikan keikhlasan mengajar ilmu hidup dan ilmu akhirat yang mampu membukakan hatinya kepada rumus siapa yang bersungguh- memiliki pengalaman hidup yang sangat luar biasa, dalam Alif dunia pendidikan, keagamaan, dan bidang jurnalistik. Berkat kerja keras, ketekunan, kedisiplinan, serta kesungguhannya untuk terus berusaha dan belajar. Dengan demikian, Alif bersama teman-temannya mampu meraih mimpinya sampai ke luar negeri. Alif merupakan tokoh utama dan tokoh protagonis dalam novel ini. Artinya, tokoh yang paling banyak diceritakan dan tokoh yang menampilkan norma-norma dan nilai-nilai yang ideal. Tokoh utama tergolong penting dan biasanya ditampilkan terus-menerus sehingga mendominasi sebagian besar cerita. Bahkan dalam novelnovel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan unsur lainnya secara keseluruhan. Ia juga selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan konflik, penting mempengaruhi perkembangan plot. Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis penokohan tokoh utama dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dan relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra Indonesia di sekolah menengah atas (SMA).

7 Penokohan dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, berupa tokoh yang berperan dan bagaimana cara pengarang menggambarkan sifat yang dimiliki oleh tokoh dalam novel tersebut. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat memahami penokohan yang terdapat dalam cerita tersebut dan dapat meneladani sifat-sifat baik yang dimiliki tokoh, serta mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan melalui penokohan yang bernilai moral baik (positif) dan tidak mencontoh penokohan yang bernilai tidak baik (negatif). Dari hasil penelitian ini, maka akan dinilai kelayakan novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi ditinjau dari aspek penokohannya, untuk dijadikan bahan pembelajaran sastra Indonesia di sekolah menengah atas (SMA). Untuk proses pembelajaran di dalam kelas dapat dilakukan dengan berdiskusi secara kelompok. B. Rumusan Masalah kah penokohan tokoh utama dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi dan relevansinya sebagai bahan pembelajaran sastra Indonesia C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk 1. mendeskripsikan penokohan tokoh utama dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi; dan 2. menilai relevan atau tidaknya novel tersebut untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra Indonesia di sekolah menengah atas (SMA). D. Kegunaan Penelitian

8 Pada prinsipnya penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk 1. memberikan pengetahuan kepada penulis maupun pembaca mengenai deskripsi penokohan tokoh utama dalam novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi; 2. memberikan alternatif bahan pembelajaran sastra kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah menengah atas (SMA); dan 3. membantu guru dan siswa dalam memahami dan mengapresiasi karya sastra terutama novel. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, cetakan pertama Juli 2009, dengan tebal buku + 405 halaman. Penelitian ini dibatasi pada penokohan tokoh utama yang sangat berpengaruh terhadap jalan cerita pada novel Negeri 5 Menara ini, yaitu Alif. Setelah dianalisis, peneliti akan menyimpulkan penokohan yang telah ditemukan berupa bagaimana cara pengarang menggambarkan sifat-sifat tokoh utama, kemudian akan diketahui relevansinya terhadap bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA yang dinilai dari aspek kelayakannya. Dalam menganalisis penokohan tokoh utama ini, peneliti memilih teori dari Nurgiyantoro (2007 : 195-210), yaitu menggunakan dua teknik sebagai berikut. 1. Teknik analitik 2. Teknik dramatik, yang terdiri dari: a. cakapan; b. tingkah laku;

9 c. pikiran dan perasaan; d. arus kesadaran; e. reaksi tokoh; f. reaksi tokoh lain; g. pelukisan latar; dan h. pelukisan fisik