MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES KEGIATAN RESEPTIF AKTIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

BAB II LANDASAN TEORI. Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan

KEMAMPUAN MENYIMAL BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 KABUPATEN TEBO. Rasdawita dan Musanif. FKIP Universitas Jambi

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan yang dilakukan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Ciri-Ciri Bahasa Lisan (Prof. Dr. A. Teeuw)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Hypnoteaching Berbasis Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Menyimak Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB II LANDASAN TEORI. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

Hakikat Menyimak. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

MENDENGARKAN DAN KOMUNIKASI NONVERBAL DI TEMPAT KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima,

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan tersebut masing-masing harus dimiliki oleh siswa untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VI SDN 1 JOSARI KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini karena Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hlm Yuwono, Paradigma Baru Pembelajaran keagamaan di Madarasah Ibtidaiyah, Jakarta:

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB II PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

JURNAL PENERAPAN METODE BERCERITA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN 3 KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SRATEGI MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERBICARA: KONSEP DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK PIDATO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MERINGKAS PADA SISWA KELAS VI SDN PANYILEUKAN 3 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

METODE BERCERITA DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DI KELAS V SEKOLAH DASAR. Sinsin Kartini*)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 26 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan pengamatan ketika melaksanakan PLP di Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat,

MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA. Siti Reski Nanda. Pendidikan Bahasa Inggris. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES KEGIATAN RESEPTIF AKTIF Oleh Dosen Tetap Yayasan FKIP Universitas PGRI Palembang Abstrak Pembelajaran bahasa Indonesia yang diberikan kepada para siswa meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek menyimak ini dipilih karena sangat mendukung terjadinya proses komunikasi secara lisan. Namun pembelajaran menyimak tampaknya belum mendapat perhatian khusus, padahal menyimak sangat penting karena akan menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan berbahasa lainnya. Disadari atau tidak kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, hampir seluruh guru yang mengajar tak terkecuali bahasa indonesia, selalu memberikan penjelasan materi pelajaran kepada siswa melalui proses lisan. Untuk memahami penjelasan guru, siswa harus menyimak dengan baik, jika tidak kegagalanlah yang akan ditemui. Kata kunci: menyimak, proses, guru, siswa, kegagalan. A. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi. Pada jenjang pendidikan dasar, para siswa untuk memiliki keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut tercakup dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang memiliki empat keterampilan atau kompetensi dalam berbahasa yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi. Menurut Hoetomo (2005:477) menyimak adalah mendengarkan, memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Namun menyimak seringkali tidak menjadi perhatian khusus, padahal menyimak sangat penting sebab kemajuan dalam menyimak akan menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan berbahasa lainnya. Tanggapan orang terhadap kegiatan menyimak sering tidak tepat. Menyimak dianggap sebagai kegiatan yang bersifat pasif. Pendapat ini didasarkan kepada kenyataan bahwa fisik 29 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

seseorang yang menyimak tidak menunjukkan kegiatan yang aktif. Tetapi apabila kita mencoba meneropong kegiatan mental penyimak maka anggapan di atas tidak dapat dipertahankan. Menyimak adalah suatu proses yang kompleks yang menuntut konsentrasi penuh dari si penyimak. Tanpa konsentrasi penuh tidak mungkin penyimak dapat mengikuti teks bahan simakan, memahami isinya, karena kegiatan mental si penyimak yang benarbenar aktif itu maka para ahli berpendapat bahwa menyimak adalah suatu kegiatan reseptif yang aktif. Tanpa perhatian yang terpusat penangkapan bunyi tidak mungkin sempurna. Tanpa memeras otak tidak mungkin seseorang bisa memahami makna bunyi yang diterimanya. Tanpa pemahaman tidak mungkin berhasil dengan baik. Semua proses ini mengantar si penyimak ke arah respons yang tepat. B. TERMINOLOGI MENYIMAK Dalam kegiatan kita sehari-hari menyimak adalah faktor yang sangat penting, karena apabila kita melakukan kegiatan menyimak, maka kita dapat mengetahui hal-hal atau informasi yang belum kita ketahui. Selain itu, menyimak adalah langkah awal dalam kehidupan yang pertama kali kita rasakan. Hal ini dapat kita buktikan pada awal bayi mengenal kehidupan ini, yang memulai kegiatannya dengan kegiatan bunyi atau suara yang dapat disimaknya. Disamping itu, seiring perkembangan ilmu dan teknologi, menyimak dapat juga kita lakukan dengan radio, televisi, drama dan lainya. Jadi menyimak memegang peranan penting dalam perkembangan seseorang, baru kemudian berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak sering disamakan dengan keterampilan mendengar dan mendengarkan. Kedua keterampilan tersebut memang banyak kesamaannya, tetapi juga ada perbedaannya. Dalam peristiwa mendengar terjadi secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak di duga sebelumnya. Mendengarkan ada unsur kesengajaan tetapi belum diikuti pemahaman. Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dengan penuh perhatian, interpretasi, apresiasi, evaluasi, dan response (Maemunah, 2000:12) Menurut Subandiyono (2010:45) menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan bahasa lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi, dan evaluasi. 30 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan atau penghayatan, ingatan, dan pengertian bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak harus diperhatikan terutama tekanan kata, kalimat, jeda, kesenyapan harus diperhitungkan karena kesemuanya itu menentukan makna. Disamping itu, menyimak merupakan kegiatan yang bersifat reseptif dan aktif. Menyimak merupakan proses yang kompleks yang membutuhkan konsentrasi penuh, kemampuan linguistik, cara menyimak yang efektif, kesiapan mental dan fisik yang prima. Proses menyimak meliputi tahap-tahap mendengar, memahami, menilai, dan bertindak. Menurut Anderson (dikutip Tarigan, 2008 :30), menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Antara menyimak dan membaca berhubungan sangat erat karena keduanya merupakan sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi. Perbedaannya terletak dalam jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan yaitu memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan memahami makna komunikasi. Menyimak adalah mendengarkan baik-baik dengan penuh perhatian pada apa yang diucapkan oleh seseorang ataupun orang lain. Menyimak juga merupakan proses pemahaman informasi melalui alat pendengaran sehingga Anda mampu mengingat, mengidentifikasi, menginterpretasi, dan menilai. Keterampilan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan persepsi, kemampuan, itelegensi, perhatian, motivasi, dan emosi yang harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat Anda melakukan kegiatan menyimak. Menurut Tarigan (2008:58), menyimak adalah sesuatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Didalam proses itu terdapat tahap tahap yaitu tahap mendengarkan, tahap memahami, tahap menginterprestasi, tahap mengevaluasi, dan tahap menggapai. Jadi, dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna 31 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. C. PROSES MENYIMAK Proses menyimak mungkin saja terjadi di berbagai tempat, waktu, suasana dan kesempatan seperti pasar, rumah, bioskop, rapat, seminar, diskusi, sekolah, dan sebagainya. Pelakunya pun dapat terdiri berbagai klasifikasi seperti antara pedagang, antara pembeli dan penjual, antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa dan sebagainya. Para ahli umumnya sependapat bahwa menyimak adalah suatu proses. Proses menyimak ada tiga aspek yaitu: comprehending, interpenting, dan evaluating (Loban:1969:39). Selanjutnya (Logan, 1972:39) mengatakan membagi proses menyimak yaitu hearing, understanding, evaluating dan responding. Menurut Morris (1964, 701--702), ada lima tahap yakni: hearing, attention,perception,evaluation, dan response. Sedangkan menurut tarigan (2008:50) membagi tahapan proses menyimak ada lima tahap yaitu: 1. Tahap mendengar tahap mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih dalam hearing. 2. Tahap memahami tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara: maka sampailah kita pada tahap understanding. 3. Tahap menginterpretasi tahap interpretasi, penyimak yang baik,cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran pembicara: dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang dan tersirat dalam ujaran itu;dengan demikian maka penyimak telah tiba pada tahap interpreting. 4. Tahap mengevaluasi tahap mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasi isi pembicara, penyimak pun mulai menilai dan mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, dimana kebaikan dan kekurangan pembicara, maka dengan demikian saudara sampai pada tahap evaluating. 32 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

5. Tahap menanggapi tahap menanggapi, merupakan tahap akhir dalam kegiatan menyimak, penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraan: penyimak sampailah pada tahap responding. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa proses menyimak mencakup empat tahap yakni: mendengar,memahami, menilai dan merekasi. Pada tahap pertama telinga penyimak menerima pesan dari pembicara dalam bentuk bunyi bahasa suara tersebut ditrasformasikan ke dalam syarat-syarat pendengaran. Pesan dalam bentuk bunyi bahasa tersebut perlu diartikan melalui proses persepsi. Makna pesan tidak hanya terdapat pada katakata atau kalimat saja, tetapi juga terkandung dalam cara mengucapkan, nada, intonasi, tempat, dan kepada siapa pesan tersebut ditujukan. Proses menerjemahkan pesan inilah yang dimaksud dengan pemahaman. Setelah pemahaman makna pesan berlangsung disusul pula dengan penilaian. Informasi yang diterima berdasarkan bukti yang kuat atau tidak, dilengkapi dengan pesan pembicara maka akhirnya penyimak sampai pada kesimpulan dapat menerima ataupun menolak pesan tersebut. Bagian akhir dari proses menyimak adalah teraksi penyimak terhadap pesan yang diterimannya. Reaksi tersebut dapat terujut berbagai bentuk seperti mengangguk-angguk, menggeleng, mencibir atau mengerjakan sesuatu dan sebagainya. Ada empat faktor yang mempengaruhi menyimak yaitu: 1. Pembicaraan Pembicaraan dalam kegiatan tatap muka atau secara langsung berpengaruh kepada kualitas hasil penyimakan yang dilakukan. oleh pendengar. Karena itu pula kepada pembicara dituntut beberapa hal, diantaranya: a. menguasai bahan yang dibicarakannya. Akan lebih baik lagi bila pembicara memang ahli dibidang yang dibicarakannya. b. Dalam menyampaikan bahan itu pembicara harus sistematis, intonasi tepat, bicaranya jelas, susunan kalimat sederhana dan benar. c. Pembicara harus percaya akan kemampuan diri sendiri sehingga yang bersangkutan mantap dan meyakinkan dalam bicara. d. Gaya berbicara, penampilan pembicara cukup sederhana 33 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

namun menarik dan juga hindari tingkah laku yang berlebihlebihan. e. Pembicara harus mengadakan kontak serta menguasai para pendengarnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembicara yang terlalu over acting dalam berbicara atau gerak-gerik akan membuat pendengar beralih dari pesan kepada tingkah yang dianggap aneh itu. Pembicara, isi, atau pesan yang disampaikan oleh pembicara haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu agar sesuai dengan keinginan pendengar. Syarat tersebut antara lain: a. pembicara haruslah sesuatu yang baru, aktual. b. Pembicara haruslah sesuatu yang bermakna dan bermanfaat bagi pendengar. c. Pembicara haruslah sesuatu yang menarik bagi pendengar d. Pembicara tersusun dalam sistematika yang mudah dimengerti oleh pendengar. e. Taraf kesukaran pembicara hendaknya seimbang dan selaras dengan taraf kemampuan pendengar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembicaraan atau topik haruslah baru, aktual, uptodate, berguna, menarik, dan mudah dipahami oleh pendengar. Yang dimaksud dengan situasi dalam menyimak adalah segala hal yang menyertai peristiwa menyimak diluar pembicara, pembicaraan dan penyimak. Situasi ini juga sangat menentukan keefektifan menyimak. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian kita dalam kategori situasi ini, antara lain: a. tempat/ruangan, dimana peristiwa berlangsung seharusnya menyenangkan memenuhi persyaratan tempat duduk yang nyaman, warna ruangan, dan sebagainya. b. Waktu berlangsungnya peristiwa seperti jam yang tepat, waktu yang rileks dan sebagainya. c. Suasana lingkungan yang tenang, jauh dari kebisingan, sehingga konsentrasi tidak terganggu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tempatnya harus representatif, waktu yang tepat, suasana yang nyaman. Tenang dan tentram. 34 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

D. PENYIMAK Diantara keempat faktor keefektifan menyimak, yaitu faktor pembicara, pembicara, situasi, dan penyimak, faktor yang terpenting adalah faktor penyimak. Sebab, walaupun ketiga faktor lainnya sudah sedemikian baik dan menunjang efektivitas menyimak tidak bakal berlangsung apabila si penyimak sendiri tidak mau menyimak. Hal-hal yang menyangkut penyimakan yang dapat mendukung dan menunjang keefektifan menyimak yang perlu kita perhatikan, antara lain: a. kondisi fisik dan mental yang sehat sehingga yang bersangkutan benar-benar siap menyimak. b. Berkonsentrasi terhadap bahan yang disimak. c. Penyimak mempunyai tujuan tertentu dalam menyimak. d. Penyimak mempunyai minat dan menyenangi bahan simakan. e. Penyimak mempunyai kemampuan linguistik yang cukup dan kemampuan menangkap isi yang tersirat dari bahan yang disimak. f. Penyimak mempunyai pengetahuan serta pengalaman yang banyak sehingga yang bersangkutan mudah menerima dan mencerna bahan simakan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan penyimak yang baik adalah penyimak yang sehat, siap, berkonsentrasi, bertujuan, berminat, mempunyai kemampuan linguistik, dilengkapi pengetahuan dan pengalaman yang luas dapat diperkirakan akan berhasil dalam setiap proses menyimak. E. PENUTUP Berdasarkan uraian bahwa menyimak sebagai suatu proses kegiatan reseptif aktif, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. 2. Sesorang yang sedang terlibat dalam proses menyimak akan menggunakan lima tahap antara lain: a) tahap mendengar; b) tahap memahami; c) tahap menginterpretasi; d) tahap mengevaluasi; dan e) tahap menanggapi. 3. Ada empat faktor yang mempengaruhi menyimak. 35 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)

PUSTAKA ACUAN Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar. Loban, Walter, dkk. 1969. Teaching Language and Literature. New York: Harcount Brace Joca Novich. Logan, Likan M, dkk. 1972. Creative Comunication Teaching The Language Arts. Canada: Montal. Maemunah. 2000. Pembelajaran Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar. Palembang: Balai Penataran Guru. Morris, Anton C, dkk. 1964. College English The First Year. New york: Harcourt Boace & World. Inc. R, Stephen. 2011. Seni Mendengar dan Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Publishing. Subandiyon, dkk. 2010. Bahan Ajar Cetak (B) Pedalaman Materi Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK. Palembang: PLPG Unsri. Tarigan, H.G. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 36 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm. 29-36)