EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

Produksi dan Komposisi Susu Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein yang Disuplementasi 3% Susu Bubuk Afkir pada Masa Awal Laktasi

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

Kajian Komparatif Parameter Ekonomi (Harga Susu dan Pakan) Terhadap Efisiensi Penggunaan Teknologi Pakan Pada Usaha Sapi Perah

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA COMPLETE FEED TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

INOVASI PAKAN KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN in vitro RANSUM YANG DIBERI UREA MOLASSES MULTINUTRIENT BLOCK ATAU SUPLEMEN PAKAN MULTINUTRIEN

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

Pengaruh penggunaan ajitein dalam pakan terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah

KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) NUTRISI DAN PAKAN RUMINANSIA PTN 2301

PENGARUH SUPLEMENTASI MULTINUTRIEN TERHADAP PERFORMANS SAPI POTONG YANG MEMPEROLEH PAKAN BASAL JERAMI JAGUNG

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

Penampilan Produksi Sapi PO dan PFH Jantan yang Mendapat Pakan Konsentrat dan Hay Rumput Gajah

Pengaruh Pemberian Silase Biomassa Jagung...Eman Sulaeman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

SUPLEMENTASI TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza) DAN Zn PROTEINAT TERHADAP KONSUMSI DAN PRODUKSI ENERGI SUSU PADA SAPI PERAH

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

KADAR HEMATROKRIT, GLUKOSA DAN UREA DARAH SAPI JAWA YANG DIBERI PAKAN KONSENTRAT DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

b?> EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN SAP1 FRIES HOLLAND PERIODE LAKTASI KE-3 DAN KE-4 DI PT. TAURUS DAIRY FARM, CICURUG, SUKABUMI

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

PENGARUH PENGGUNAAN HIGH QUALITY FEED SUPPLEMENT TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN NUTRIEN SAPI PERAH AWAL LAKTASI

INOVASI PERBAIKAN PAKAN KONSENTRAT SEBAGAI USAHA PENINGKATAN PRODUKSI SAPI PERAH PADA PETERNAKAN RAKYAT

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

SUPLEMENTASI PAKAN MULTINUTRIEN PADA DOMBA JANTAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

Willyan Djaja, S. Kuswaryan, dan U.H. Tanuwiria Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENCAPAIAN BOBOT BADAN IDEAL CALON INDUK SAPI FH MELALUI PERBAIKAN PAKAN

TAMPILAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH YANG MENDAPAT PERBAIKAN MANAJEMAN PEMELIHARAAN

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

Roosena Yusuf. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Jalan Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua Samarinda Kaltim ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

K. A. P. Hartaja, T. H. Suprayogi, dan Sudjatmogo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

PENGARUH KANDUNGAN ENERGI DALAM KONSENTRAT TERHADAP KECERNAAN SECARA IN VIVO PADA DOMBA EKOR GEMUK

PENGARUH SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TOTAL PROTEIN DARAH, UREA DARAH, DAN MILK UREA NITROGEN

PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN SKRIPSI. Disusun oleh: DEDDI HARIANTO NIM:

Ahmad Nasution 1. Intisari

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

EFISIENSI PEMANFAATAN BUNGKIL INTI SAWIT (BIS) SEBAGAI SUBSTITUSI BUNGKIL KEDELE DALAM RANSUM SAPI PERAH

UMMF (Urea Molasses MultinullrienL Olock) Fakan Ternak Tambahan Eerqizi Tinqqi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan salah satu jenis sapi perah

Pelatihan Teknis Formulator Pakan Ternak Bagi Petugas

PENAMPILAN PRODUKSI KERBAU LUMPUR JANTAN MUDA YANG DIBERI PAKAN AMPAS BIR SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT JADI

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT DAN UREA MOLASES BLOK (UMB) TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN SAPI POTONG

PENGARUH KUALITAS RANSUM TERHADAP KECERNAAN DAN RETENSI PROTEIN RANSUM PADA KAMBING KACANG JANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

PENGGUNAAN DAUN TANAMAN LEGUME SEBAGAI SUMBER PROTEIN UNTUK FORMULASI PAKAN TAMBAHAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

PENGARUH SURGE FEEDING TERHADAP TAMPILAN REPRODUKSI SAPI INDUK SILANGAN PERANAKAN ONGOLE (PO) SIMENTAL

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

FEED COST PER GAIN DOMBA YANG DIGEMUKKAN SECARA FEEDLOT DENGAN PAKAN DASAR JERAMI PADI DAN LEVEL KONSENTRAT BERBEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

MATERI DAN METODE. Metode

PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan)

Muchamad Luthfi, Tri Agus Sulistya dan Mariyono Loka Penelitian Sapi Potong Jl. Pahlawan 02 Grati Pasuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIAL DENGAN TUMPI JAGUNG TERHADAP PERFORMANS SAPI PO BUNTING MUDA

MILK PRODUCTION CURVE MODEL ON FIRST AND SECOND LACTATION IN FRIESIAN HOLSTEIN COWS AT PT.ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN

PERFORMANS PERTUMBUHAN DAN BOBOT BADAN SAPI PERAH BETINA FRIES HOLLAND UMUR 0-18 Bulan

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

SUPLEMENTASI PADA PAKAN SUMBER ENERGI YANG BERBEDA DALAM RANSUM SAPI PERANAKAN ONGOLE TERHADAP KECERNAAN FRAKSI SERAT

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): , Mei 2016

Transkripsi:

EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA (The Effect of Feed Supplement on Peak Milk Yield on Dairy Cows in First Lactation) SUHARYoNo l, LAiLATuL FARIDA 2, ASIH KuRNIAwATI', dan ADIART0 3 I PATIR, BA TAN Jakarta 2Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta JFakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRACT The experiment was conducted to study the effect of urea molasses multinutrient block (UMMB) dan multinutrient feed supplement (SPM) on the peak milk yield of dairy cattle in early lactation. Eighteen early first lactation dairy cattle Friesian Holstein (FH) were used in this experiment and were divided into three groups of treatment : K1, K2, and K3. KI as control, animals were fed on traditional feed, K2 was K1 plus 350 g UMMB and K3 was KI plus 350 g SPM. Average daily milk production, cumulative milk production of 12 weeks, milk production (4% FCM) and peak production were recorded as parameters. The result show that all parameters significantly (P>0.05) affected by UMMB and SPM supplementation. Average daily milk production (liter/day) of K3 was the highest (14.06) followed by K2 (13.67) and K1 (10.98). Cumulative milk of 12 weeks production (liter) was 922.35, 1147.5 and 1181.32 for KI, K2 and K3, respectively. Peak production (liter) was 12.47, 15.33 and 15.76 for KI, K2 and K3, respectively. This result suggested that UMMB and SPM supplementation incresed the productivity of dairy cattle on early first lactation. Effect of SPM was higher than that of UMMB. Keywords : Feed supplement, UMMB, SPM, milk production, dairy cattle, first lactation ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen pakan urea molases multinutrien blok (UMMB) dan suplemen pakan multinutrien (SPM) terhadap pencapaian puncak produksi susu sapi perah pada laktasi pertama. Delapan belas ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) awal laktasi pertama digunakan dalam penelitian ini. Sapi dibagi ke dalam 3 kelompok perlakuan pakan K1, K2, dan K3. Kl sebagai kontrol, sapi diberi pakan sesuai kebiasaan petemak, K2 adalah KI ditambah 350g UMMB dan K3 adalah K1 ditambah 350g SPM. Parameter yang diamati meliputi produksi susu, produksi kumulatif, produksi susu 4% FCM, dan puncak produksi susu harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen pakan secara nyata (P>0,05) berpengaruh terhadap semua parameter yang diamati. Rerata produksi susu harian tertinggi terlihat pada K3. Rerata produksi susu (1/hari) K2 13,67 dan K3 14,06 dibanding K1 hanya 10,98. Produksi susu kumulatif (1) KI 922,35, K2 1147,5 dan K3 1181,32. Produksi susu 4% FCM (kgthari) K1 9,91, K2 12,97, dan K3 sebesar 13,20, dan puncak produksi susu harian (liter) K1 12,47, K2 15,33 dan K3 15,76. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan suplemen dapat meningkatkan produktivitas sapi perah laktasi pertama. Pengaruh SPM relatif lebih baik dibanding UMMB. Kats kunci : Suplemen pakan, UMMB, SPM, produksi susu, sapi perah, laktasi pertama PENDAHULUAN Periode awal laktasi merupakan masa yang paling menentukan terhadap tingkat produksi dan reproduksi sapi perah. Produksi susu naik dengan cepat sampai mencapai puncak produksi sesuai dengan potensi genetiknya dan berangsur angsur turun setelah mencapai puncak produksi. Sapi perah yang berproduksi tinggi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai puncak produksi dibanding sapi dengan produksi rendah (BATH et al., 1985). Waktu untuk mencapai puncak produksi juga dipengaruhi oleh faktor genetik, kondisi sapi sebelum melahirkan dan konsumsi pakan serta pemeliharaan (ANGGORODI, 1980). Pada 52

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020 awal laktasi umumnya ternak mengalami keseimbangan energi negatif (negative energy balance) karena tingginya kebutuhan nutrisi untuk memproduksi susu yang semakin tinggi yang mana konsumsi dari pakannya tidak terpenuhi (BATH et al., 1985). Kebutuhan nutrisi awal laktasi meningkat 300 sampai 750% dari kondisi kering pada sapi perah yang berproduksi 35 sampai 50 kg/hari (CLARK dan DAVIS, 1980). Pakan suplemen merupakan pakan tambahan yang ditujukan untuk menambah nutrien pakan pada ransum ternak, dimana nutrien yang ditambahkan dapat ikut tercerna atau membantu pencernaan. Salah satu alternatif untuk meningkatkan konsumsi energi pada ternak dengan ransum tinggi serat kasar adalah dengan menambah pakan suplemen yang memiliki kandungan karbohidrat yang mudah dicerna (DIxoN, 1985). Energi merupakan faktor utama yang membatasi produksi susu. Konsumsi energi dapat ditingkatkan dengan suplementasi energi pada ransum. Kekurangan energi pada sapi perah laktasi akan berakibat pada penurunan produksi susu dan kehilangan bobot badan. Suplementasi pakan dapat meningkatkan sintesis produksi susu karena prekursor untuk pembentukan susu tersedia (RuwANDARI, 2003), melalui peningkatan sintesa protein mikroba rumen, peningkatan daya cema, dan peningkatan konsumsi pakan. Urea molases multinutrien blok (UMMB) dan suplemen pakan multinutrien (SPM) merupakan teknologi hasil kegiatan penelitian pada perbaikan kualitas nutrisi ternak yang dilakukan di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN (PATIR-BATAN). Dampak pemanfaatan pakan suplemen tersebut mampu meningkatkan produktivitas ternak ruminansia balk sapi potong maupun sapi perah antara lain : memperbaiki kuantitas maupun kualitas susu, meningkatkan pertambahan bobot badan harian pada sapi potong, meningkatkan kemampuan reproduksi ternak, meningkatkan pendapatan peternak, dan menciptakan lapangan kerja (SuHARYONO et al., 2006). Suplementasi SPM pada sapi perah yang baru melahirkan 2 bulan temyata produksi dan kualitas susunya mampu meningkat. Pengujian SPM pada sapi perah di Bogor mampu meningkatkan produksi susu sebesar 1,9 liter/ hari dibandingkan kontrol sedangkan pengujian yang dilakukan di Bandung mampu meningkatkan produksi susu sebesar 1,5-2 liter/hari (SUHARYONO et al., 2006). Rerata perubahan produksi susu 4% FCM meningkat sebesar 4,16 kg/hari pada sapi dengan penambahan SPM sedangkan kontrol tanpa SPM sebaliknya mengalami penurunan sebesar 0,02 kg/hari. Kenaikan kadar lemak mencapai 1,3% (SuHARYoNo et al., 2006). Lebih lanjut disebutkan bahwa pemakaian SPM juga meningkatkan feed efficiency ratio dibanding pemberian pakan konvensional yang biasa dilakukan oleh peternak. Pemberian UMMB pada sapi perah di Malang mampu meningkatkan produksi susu dari 13,6 liter perhari menjadi 16,14 liter/hari. Serta meningktakan produksi susu 4% FCM dari 12.74 kg/hari menjadi 15,16 kg/hari (KURNIAWATI dan SUHARYONO, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplemen pakan UMMB dan SPM terhadap pencapaian puncak produksi sapi perah pada awal laktasi pertama. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di kelompok petani peternak sapi perah Sedyo Makaryo, Boyong, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Delapan belas ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) yang baru pertama kali beranak, digunakan dalam penelitian ini dan dibagi dalam tiga kelompok perlakuan pakan. Kelompok pertama (K1) diberi pakan konvensional seperti biasa yang diberikan oleh peternak terdiri dari hijauan dan konsentrat. Kelompok kedua (K2) diberi pakan seperti Kl dan ditambah 350 g UMMB dan kelompok ketiga (K3) diberi pakan seperti K1 ditambah 350g SPM. Pengelompokan dilakukan secara acak berdasarkan body condition score (BCS). Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu adaptasi selama dua minggu sebelum beranak dan koleksi data selama 12 minggu periode awal laktasi. Parameter yang diamati meliputi rerata produksi susu harian (liter/hari), produksi susu 4% FCM, produksi susu kumulatif selama 12 minggu (liter), dan puncak produksi susu harian (liter). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis variansi rancangan acak lengkap pola 5 3

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020 searah dan dilanjutkan dengan uji Duncan's new multiple range test (DMRT). HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang ditampilkan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian suplemen pakan UMMB dan SPM secara nyata mampu meningkatkan rerata produksi susu harian pada sapi perah awal laktasi pertama. Rerata produksi susu harian tertinggi dicapai pada kelompok 3 dengan pemberian suplemen pakan SPM. Peningkatan rerata produksi susu harian dibandingkan kontrol pada ternak dengan pemberian SPM sebesar 3,11 liter/hari, sedangkan sapi dengan pemberian UMMB peningkatan produksinya sebesar 2,72 liter/hari. Peningkatan produksi ini karena adanya peningkatan konsumsi protein dan energi yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Rerata produksi susu harian, rerata produksi susu 4% FCM, produksi susu kumulatif, produksi susu pada puncak produksi dan laju penurunan produksi setelah puncak laktasi pada sapi perah yang mendapat tambahan suplemen pakan UMMB dan SPM Parameter Perlakuan Kl K2 K3 Rerata produksi susu (liter/hari) 10.95' 13,67 b 14,06 b Rerata produksi susu 4% FCM (kg/hari) 9,91' 12,97 b 13,20 b Produksi susu kumulatif (liter/12 minggu) 922,35' 1147,50b 1181,32b Puncak produksi harian (liter) 12,47' 15,33 6 15,76 b Penunman produksi susu setelah puncak produksi (%/minggu) 5,80 3,81 3,50 Puncak produksi dicapai pada had ke 28 42 56 Keterangan : "Angka yaflg dikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan basil yang berbeda nyata (P< 0,05 ; 4% FCM :(0,4 x produksi susu) + (15 x produksi lemak) Tabel 2. Rerata konsumsi protein dan total digestible nutrien pada sapi perah Keterangan Perlakuan pakan (kg/hari) KI K2 K3 Konsumsi protein 1.66' 1.82'b 2.04' Konsumsi energi 7.65' 8.60a ' 8.73b Keterangan :''6: Nilai angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada bans yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) Konsumsi protein dan energi menunjukkan hasil yang signifikan (P< 0,01) sebagai akibat penambahan suplemen pakan UMMB dan SPM. Konsumsi protein tertinggi dicapai pada perlakuan 3 (K3) sebesar 2,04 kg/hari, diikuti perlakuan 2 (K2) sebesar 1,82 kg/hari dan terendah pada kelompok kontrol sebesar 1,66 kg/hari. Konsumsi energi diekpresikan sebagai konsumsi TDN pada perlakuan K3 tertinggi dibanding 2 perlakuan yang lain yaitu sebesar 9,10 kg/hari diikuti K2 sebesar 8,61 kg/hari dan KI sebesar 7,53kg/hari. Protein dan energi merupakan faktor pembatas produksi susu (BATH et a!., 1985). Pemberian suplemen pakan UMMB dan SPM mampu meningkatkan ketersediaan nutrien yang dibutuhkan oleh ternak terutama protein dan energi. Rerata produksi 4% FCM kelompok K2 dan K3 berbeda secara nyata (P< 0,05) dibanding kontrol. Rerata produksi 4% FCM tertinggi pada K3 sebesar 13,20 kg/hari disusul K2 sebesar 12,97 kg/hari dan terendah K I sebesar 9,91 kg/hari. Empat persen FCM dimaksudkan untuk mengoreksi produksi susu berdasarkan energi tetap, yang didasarkan pada asumsi bahwa energi NE L sebesar 0,749 Mcal/kg susu dengan kadar lemak sebesar 4%. Puncak produksi kelompok perlakuan I sebesar 12,47 liter dicapai pada kari ke-28, puncak produksi K2 sebesar 15,33 liter dicapai pada hari ke 42 dan puncak produksi K3 5 4

Semiloka Nasional Prospek Industri Sap Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020 sebesar 15,76 liter dicapai pada hari ke 56 (Tabel 1). Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu dan pencapaian puncak produksi susu sapi perah adalah konsumsi pakan, kondisi ternak sebelum melahirkan dan genetik (ANGGOr,ODI, 1980). Kecukupan kebutuhan nutrisi tentulah akan sangat berpengaruh dalam optimalisasi ekpresi potensi genetik ternak, khususnya ternak dengan potensi tinggi. Puncak produksi susu harian sapi yang diberi pakan suplemen pada penelitian ini secara nyata (P< 0,05) lebih tinggi dibanding kontrol, sedangkan pemberian suplemen pakan UMMB dan SPM memberikan efek yang tidak berbeda nyata. Pencapaian puncak produksi ternak pada kelompok K3 (hari ke 56) paling lama dibanding kedua kelompok perlakuan lain. Kemudian diikuti oleh kelompok K2 (hari ke 42) dan kelompok K1 (hari ke 28). Hal ini didukung oleh peneliti lain yang melaporkan bahwa sapi yang berproduksi tinggi pada umumnya puncak produksi susunya dicapai lebih lama jika dibanding dengan sapi yang produksinya rendah (BATH et al, 1985). Umumnya puncak produksi dicapai pada minggu ke-4 sampai dengan minggu ke-8. Setelah mencapai puncak produksi selama masa laktasi, maka produksi susu harian akan mengalami penurunan rata-rata 2,5% per minggu (SIREGAR, 1992) sedangkan menurut CHURCH (1988) tingkat penurunan produksi susu pada sebagian besar sapi perah sekitar 5-7% perminggu. Penurunan produksi susu pada K 1 yaitu sebesar 5,80%, K2 sebesar 3,81 % dan K3 sebesar 3,5%. Pemberian pakan suplemen ternyata mampu meningkatkan keseimbangan nutrisi pakan antara kebutuhan dengan ketersediaan, sehingga mampu memperkecil tingkat penurunan produksi susu selama masa laktasi. Peningkatan produksi susu harian tentulah akan berpengaruh terhadap produksi susu kumulatif selama masa laktasi. Pada penelitian ini data produksi susu kumulatif diambil selama 12 minggu periode perlakuan pakan. Kumulatif produksi susu selama 12 minggu seperti halnya rerata produksi susu harian secara nyata (P< 0,05) dipengaruhi oleh penambahan suplemen pakan. Tidak ada perbedaan yang nyata antara pemberian UMMB dan SPM. Kumulatif produksi tertinggi pada sapi kelompok sapi perah dengan penambahan suplemen pakan SPM disusul kelompok sapi perah dengan penambahan UMMB dan terendah pada kelompok sapi kontrol (label 1). Kumulatif produksi susu selama masa laktasi ditentukan oleh puncak produksi dan persistensi produksi. Persistensi produksi adalah kemampuan ternak dalam menjaga tingginya produksi susu selama laktasi (CLARK dan DAVIS, 1980). Setiap peningkatan 1 kg produksi susu pada saat puncak produksi akan memberikan tambahan 200 kg total produksi susu dalam masa laktasi (CHURCH, 1988). Penambahan suplemen pakan mampu meningkatkan pencapaian puncak produksi dan persistensi ternak dalam menjaga tingginya produksi susu selama laktasi, hal ini terlihat dari tingginya puncak produksi dan rendahnya tingkat penurunan produksi susu seperti dikemukakan di atas. Perbedaan kumulatif produksi susu selama pengamatan antara K3 dengan K1 sebesar 258,97 liter antara K2 dengan K 1 sebesar 225,15 liter. Selisih angka tentulah akan memberikan tambahan pendapatan bagi peternak yang lebih besar dibanding tambahan pengeluaran biaya suplemen pakan sehingga akan memberikan keuntungan bagi peternak. KESIMPULAN Penambahan suplemen pakan baik UMMB maupun SPM mampu memberikan efek yang nyata dalam memperbaiki produksi dan produktivitas ternak sapi perah awal laktasi pertama. Suplemen pakan UMMB mampu meningkatkan produksi susu harian sebesar 2,72 liter/hari, produksi susu 4% FCM sebesar 3,06 kg/hari, produksi susu kumulatif sebesar 225,15 liter selama 12 minggu dan pencapaian puncak produksi 15,33 liter. Suplemen.pakan SPM mampu meningkatkan produksi susu harian sebesar 3,11 liter/hari, produksi susu 4% FCM sebesar 3,29 kg/hari, produksi susu kumulatif sebesar 258, 97 liter selama 12 minggu dan pencapaian puncak produksi 15,76 liter DAFTAR PUSTAKA ANGGORODI, R. 1980. Ilmu makanan ternak umum. Cet. ke-2. PT Gramedia. Jakarta. BATH, D.L.F.N. DICKINSON, H.A. TUCKER and R.D. APPLEMEN. 1985. Dairy cattle : Principles, 5 5

Semiloka Nasional Prospek lndustri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020 practices, problems, profits. 3'd ed. LEA and FEBIGER, Philadelphia. CLARCK, J.H. and C.L. DAVIS. 1980. Some aspects of feeding high producing dairy cows. J. Dairy Sci. 73 : 1039-1050 CHURCH, D.C. 1988. The ruminant animal digestive physiology and nutrition a reston book. Prentice Hall. Engle wood Cliffs. New Jersey. DIxoN, R.M. 1985. Increasing digestible energy intake of ruminant high fibrous diets using concentrate supplement. In Ruminant Feeding System Utilizing Fibrous Agricultural Resodues. University of Melbourne, Parkville Victoria, Australia. KURNIAWATI, A. dan SUHARYONO. 2006. Pengaruh Medicated block terhadap perbaikan kondisi tubuh dan produksi susu pada sapi. Prosiding Lokakarya Sapi Perah di Balitnak, Ciawi Bogor. NRC. 2001. Nutrition requirements of dairy cattle. 7 th revised ed. National Academic Press, Washington DC. RuwANDARI, A. 2003. Produksi susu sapi perah Friesian Holstein dengan ransum disuplementasi energi dan undegraded protein. Skripsi. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta. SIREGAR, S. 1992. Sapi perah : Jenis, teknik pemeliharaan dan analisa usaha. Cet. Ke-2. Panebar Swadaya. Jakarta. SUHARYONO, A KuRNIAWATI dan WAHIDIN T.S. 2006. Perbaikan produksi dan kualitas susu sapi perah dengan pemberian suplemen pakan multinutrien. Lokakarya Sapi Perah di Balitnak, Ciawi Bogor, 23 Nopember 2006. 5 6