BAB III PROSEDUR PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:151) metode penelitian adalah cara yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap penelitian tidak akan pernah lepas dari objek yang ditelitinya, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) adalah cara-cara yang digunakan

Variable penelitian Variabel Penelitian. Pengembangan d. Penggunaan lahan. Objek Geowisata Di Kabupaten 2. Kondisi Sosial

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulis untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) adalah cara -cara yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Wilayah Kabupaten Cianjur. : Wilayah Kabupaten Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berhasil tidaknya suatu penelitian. Arikunto (2006: 26) mengemukakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelah Selatan : Kecamatan Labuan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini tentunya mengacu pada judul yang diangkat, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Ade Irma Suryani

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian karena akan sangat berguna dalam memperoleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Arikunto (2006: 26) mengemukakan metode penelitian adalah cara yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2006:26) Metode

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada saat penelitian adalah metode kuota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taman Lansia berlokasi di Kecamatan Bandung Wetan, Wilayah

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yaitu Kebun Raya Cibodas, Kecamatan Pacet, Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah pelaksanaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Keberadaan metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian menurut Surachmad (1982:131), adalah cara utama yang. dipergunakan untuk mencapai tujuan, dengan menggunakan teknik dan alat-alat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam menentukan tujuan dari sebuah penelitian, sehingga dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada sebuah penelitian terkandung suatu tujuan dan harapan yang ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Luas wilayah Kabupaten Cianjur hektar dengan

BAB III METODE PENELITIAN

: berbatasan dengan Kelurahan Leuwiliang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. suatu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey. Menurut Tika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot, yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Tika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah Bandung Utara Propinsi Jawa Barat dengan obyek penelitian adalah para

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Baleendah. : Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Soreang

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis dengan demikian melalui metode deskriptif akan mengungkapkan mengenai Karakteristik daya tarik wisata dan wisatawan di Kabupaten Belitung, menurut metode pelaksanaannya penelitian ini termasuk metode survei. Menurut Tika (2005:6), metode survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan jumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan menurut fathoni (2006:100) menyatakan bahwa metode survei berarti metode pemeriksaan dan pengukuran metode penelitian yang dilakukan untuk mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empirik yang berlangsung dilapangan atau lokasi penelitian, umumnya dilakukan terhadap unit sampel yang dihadapi sebagai responden dan bukan terhadap seluruh populasi sasaran. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat mengeneralisasikan terhadap apa yang diteliti. Survei dapat dipakai untuk tujuan deskriptif maupun untuk menguji suatu hipotesis. Disamping itu, survei juga dipakai dalam penelitian eksploratif yang bertujuan menguji suatu hipotesis atau lebih umum lagi menjelaskan hubungan antara variabel-variabel. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Tika (2005:24), Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Himpunan individu atau objek yang terbatas adalah himpunan individu atau objek yang dapat diketahui atau diukur 25

26 dengan jelas jumlah maupun batasnya. Selain itu menurut Fathoni (2006:103) menyatakan populasi adalah keseluruhan unit elememter yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian. Berdasarkan pengertian-pergertian populasi tersebut populasi adalah kesluruhan individu atau objek yang akan diteliti dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi : a. Populasi wilayah yang meliputi keseluruhan objek wisata yang ada di Kabupaten Belitung. b. Populasi manusia yang meliputi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Belitung. 2. Sampel Untuk memudahkan proses penelitian, diperlukan sampel yang menjadi bagian dari populasi dengan memperhatikan keabsahan sampel yang diambil. Menurut Tika (2005:24) sampel adalah sebagian dari objek atau individuindividu yang mewakili suatu populasi. Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988:112), mengungkapkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan. Sampel pada penelitian ini terdiri dari sampel wilayah (area sampling) dan sampel responden. a. Sampel wilayah Dalam penelitian ini, peneliti akan membagi pembagian sampel wilayah berdasarkan daerah tujuan pariwisata yang berupa daya tarik alam, dan daya tarik budaya. Untuk pengambilan sampel wilayah digunakan tenik pengambilan purposive sample atau sampel pertimbangan, menurut Riduwan (2010:63), Teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampelnya untuk tujuan tertentu. Berdasarkan Pendapat di atas maka penulis mempertimbangkan lokasi dan efisiensi waktu penelitian maka sampel wilayah dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1.

27 Tabel 3.1 Daftar Sampel Wilayah Penelitian No Potensi Atraksi Wisata Sampel Wilayah A B Objek Daya Tarik Wisata Alam Objek Daya Tarik Wisata Budaya Sumber :Penelitian 2013 b. Sampel responden Pantai 1. Pantai Tanjung Pendam 2. Pantai Tanjung Kelayang 3. Pantai Tanjung Tinggi Pulau-pulau Kecil 1. Pulau Babi/Kepayang 2. Pulau Lengkuas Air Terjun 1. Air Terjun Batu Mentas Pengunungan 1. Bukit Berahu Bangunan dan Situs Bersejarah 1. Museum Pemda Kab. Belitung 2. Rum ah Adat Belitung Pengambilan sampel menggunakan Nonprobability Sampling yaitu accidental sampling. Menurut Sugiyono (2002:60), sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang cocok sebagai sumber data. Riduwan (2010:62) juga mengemukakan Sampling Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secra tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya) maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden). Pada masing-masing wisatawan daerah penelitian dan sampel responden pengelola pariwisata. Dalam menentukan jumlah sampel yang harus diambil dari populasi tidak ada aturan tertentu yang mutlak. Keabsahan sampel yang akan diambil terletak pada sifat dan karakteristik yang mendekati populasi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (2006:134), bahwa banyaknya sampel tergantung pada : 1) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

28 2) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3) besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Untuk penentuan jumlah sampel Tika (2005:25), juga berpendapat bahwa : Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti. Namun, dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil akan dapat mewakili distribusi normal adalah 30. Tabel 3.2 Jumlah Sampel Manusia No Sampel Wilayah Sampel Responden 1 Pantai Tanjung Pendam 11 2 Pantai Tanjung Kelayang 11 3 Pantai Tanjung Tinggi 11 4 Pulau Babi/Kepayang 11 5 Pulau Lengkuas 11 6 Air Terjun Batu Mentas 11 7 Bukit Berahu 11 8 Museum Pemda Kab. Belitung 11 9 Rumah Adat Belitung 11 Jumlah 99 Sumber : Penelitian 2013 C. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono ( 2002:2) Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel penelitian merupakan ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan yang lainnya. Dalam hal ini variabel penelitian pada tabel 3.3 akan difokuskan pada daya tarik wisata di Kabupaten Belitung dan karakteristik wisatawan yang berkunjung.

29 Tabel 3.3 Variabel Penelitian Variabel Penelitian Indikator 1. Karakteristik daya tarik wisata - Letak - Aksesibilitas 2. Tingkat Kemenarikan - Keindahan - Keamanan - Kebersihan - Ketertiban - Kenyamanan - Keramahan - Kenangan - Cinderamata/souvenir - Variasi aktivitas wisata - Sarana dan Prasarana - Transportasi 3. Karakteristik Wisatawan - Asal Wisatawan - Pendidikan - Mata Pencaharian - Pendapatan - Pengetahuan D. Definisi Operasional Judul penelitian ini adalah KARAKTERISTIK DAYA TARIK WISATA DAN WISATAWAN DI KABUPATEN BELITUNG. Kesalahan penafsiran judul penelitian dapat menimbulkan kesimpulan lain dari penelitian. Maka, penulis perlu memberikan batasan dalam definisi operasional sebagai berikut: 1. Karakteristik Daya Tarik Wisata Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.. Jadi dipenelitian akan membahas, letak, sarana dan prasarana, serta aksesibilitas yang mendukung keadaan di daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Belitung. 2. Karakteristik Wisatawan Dalam pengelompokan wisatawan terdapat karakteristik spesifik dari jenisjenis wisatawan yang berbeda, berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan,

30 dan kebutuhan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. Menurut Marpaung (2002:48) dibagi ke dalam kategori sebagai berikut: a. Umur Pengelompokan wistawan berdasarkan umur dibagi menjadi tiga yaitu wisatawan remaja, wisatawan usia menengah, dan wisatawan usia lanjut. Wisatawan remaja sangat umum di Indonesia dewasa ini, remaja biasanya melakukan perjalanan sendiri, dan menetap dalam waktu yanga cukup panjang dalam menggunakan hari liburnya. Permintaan akan fasilitas dan pelayanan sangat fleksibel, sederhana dan juga murah. Minat dari wisatawan remaja biasanya berbeda-beda ada yang tertarik pada kebudayaan, rekreasi atau pemandangan alam. Beberapa wisatawan remaja menetap dalam jangka waktu yang lama untuk mempelajari kesenian, tarian, dan musik lokal. Biasanya sering seenaknya dalam berpakaian dan bertingkah laku. Permasalahan yang sering timbul dari wisatawan remaja adalah pengaruh yang buruk dari tingkah laku wisatawan remaja yang datang dari luar negeri. Sedangkan wisatawan untuk usia menengah biasanya tidak ada kebutuhan yang khusus pada wisatawan jenis ini, tetapi kelompok ini memiliki keinginan yang besar untuk melakukan kegiatan wisata. Selanjutnya pada wisatawan usia lanjut harus memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata dan tidak merencanakan perjalanan yang melelahkan. Biasanya sering mengunjungi tempat lebih dari satu kali untuk lebih memahami. Biasanya menginginkan fasilitas dan pelayanan yang nyaman, harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, lebih suka duduk dibangku depan, konsep mengenai usia sangat sensitive ada beberapa wisatawan usia lanjut yang tidak suka dianggap tua tetapi ada juga yang tidak keberatan. b. Jenis kelamin Wanita umumnya lebih banyak tertarik dengan pusat perbelanjaan dan peran wanita pada kebudayaan pada suatu daerah tujuan wisata. Wanita lebih memperhatikan masalah keberadaan fasilitas dan pelayanan terutama makanan. Biasanya wanita lebih teliti dalam membelanjakan uangnya dan dalam perjalanan

31 wanita cenderung mudah lelah dan cepat kehilangan rasa antusias terhadap atraksi-atraksi wisata. c. Kelompok Sosio-Ekonomi Karakteristik wisatawan berdasarkan sosio-ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu kelompok sosio-ekonomi menengah-bawah dimana kelompok ini memiliki pendidikan yang rendah, pendapatan kecil, keahlian menengah seseorang akan menunjukan minat mereka terhadap atraksi-atraksi dan melontarkan beberapa pertanyaan lebih pasif. Kurang fleksibel terhadap program tour dan kurang mampu beraaptasi dalam keadaan darurat, kurang menyukai hubungan dengan masyarakat setempat dan anggota kelompok lainnya maupun pemandu wisata biasanya tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu tetapi kadangkadang mungkin menunjukan rasa percaya diri. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, wawancar, studi dokumentasi, studi literature dan angket. Berikut akan dibahas satu persatu: 1. Observasi Lapangan Observasi Lapangan adalah melakukan pengamatan langsung kedaerah atau lokasi penelitian mengenai hal-hal yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan dibahas serta mencatat data-data mengenai objek yang diteliti penulis. Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode observasi langsung. Tika (2005:42) berpendapat bahwa : Observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek ditempat atau tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti. Melakukan metode ini maka penulis akan mendapatkan data primer melalui kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis

32 melakukan observasi langsung ke beberapa daya tarik wisata di Kabupaten Belitung. 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden. Menurut Tika (2005:43). wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Teknik merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari responden atau pengelola daya tarik wisata di Kabupaten Belitung sehingga didapatlah data yang mendukung penjelasan mengenai karakteristik daya tarik wisata maupun wisatawan tersebut. 3. Studi Literatur Studi Literatur yaitu teknik pengumpulan data menggunakan buku, hasil penelitian, dan lain-lain yang berkaitan dengan permasalahan yang akan menjadi objek kajian atau penelitian Selain itu dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk memperoleh informasi atau sebagai landasan pemikiran dalam penulisan. 4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data-data yang dapat menunjang penelitian, baik dari buku, majalah, peta, atau dokumentasi dan sebagainya yang berada di daerah penelitian yang sesuai serta terdapat pada suatu instansi terkait, sehingga nantinya di dapatlah data sekunder. 5. Angket/kuesioner Angket /kuesioner merupakan alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden. Menurut Tika (2005:82) mengemukakan bahwa angket (kuesioner) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Bentuk angket yang digunakan berupa angket tertutup dimana responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia yang dianggap sesuai dengan pertanyaan dan pernyataan. Responden tidak perlu memberikan penjelasan atas pertanyaan tersebut. Penggunaan angket/kuesioner ini bertujuan sebagai alat

33 pengumpul data primer yang relevan sehingga akan di proleh berbagai pendapat, tanggapan, dan pandangan dari responden. E. Teknik Pengolahan dan Analisis data 1. Teknik Pengolahan Data Menurut Tika (2005:63), data yang diproleh kemudian diolah untuk memudahkan dalam menganalisis. Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memeriksa data apakah sudah memenuhi seperti yang telah diharapkan. b. Menyusun dan mengelompokkan data yang sejenis, dikerjakan dengan sistematis sesuai dengan tujuan penelitian. c. Tabulasi, yaitu menyajikan data baik kedalam bentuk tabel, bagan, maupun gambar. 2. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data yang telah didapatkan dilapangan setelah sebelumnya diolah berdasarkan masing-masing kriterianya. Pada penelitian ini, penulis berencana menggunakan teknik analisis data rumus kemenarikan objek wisata model Fishbein dan Rosenberg, dan Persentase. a. Rumus Kemenarikan Objek Wisata Model Fishbein dan Rosenberg Rumus digunakan untuk mengukur seberapa menarik objek wisata dalam pendapat para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut,yang selanjutnya digunakan untuk menghitung penguasaan pasar dari masing-masing objek wisata. ( )( ) Keterangan : Sumber : Stephen L J. Smith 1995:64 Ai = Intensitas yang dipilih dari beberapa keterangan produk i

34 Vi = Kepentingan dari karakteristik i Bij = Tingkatan dari pilihan j yang disediakan untuk karakteristik i N = Nomor keseluruhan dari karakteristik b. Analisis Persentase Analisis Persentase adalah untuk mengetahui kecenderungankecenderungan jawaban responden dan fenomena-fenomena di lapangan. Adapun rumus presentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : P= x 100% Keterangan : P = Presentase f = Frekuensi tiap kategori jawaban reponden n = Jumlah keseluruhan responden 100% = Bilangan konstanta Menurut Arikunto (2005:57), setelah dilakukan perhitungan, maka hasil persentase tersebut ditafsirkan dengan kategori sebagai berikut : 0% : Tidak seorangpun 15% - 24 % : Sebagian kecil 25% - 49% : Hampir setengahnya 50% : Setengahnya 51% - 74% : Sebagian besar 75% - 99% : Hampir seluruhnya 100% : Seluruhnya Selanjutnya untuk mengetahui hubungan karakteristik wisatawan, digunakan juga tabulasi silang (crosstabs) dengan program SPSS 16 untuk menghitung korelasinya.