BAB I PENDAHULUAN. melalui para tokoh imajinatifnya, dan memberikan cara-cara memahami

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PendidikanBahasaDan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang (Noor, 2007:13). Selain itu, Noor juga mengatakan bahwa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri salah satu tujuan manusia hidup di dunia ini ialah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. sastra imajinatif dan non-imajinatif. Dalam praktiknya sastra non-imajinatif terdiri

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinatif yang merupakan hasil kreasi pengarang setelah merefleksi lingkungan sosial kehidupannya. Dunia dalam dunia sastra dikreasikan dan sekaligus ditafsirkan lazimnya melalui bahasa. Mengkaji karya sastra akan membantu kita menangkap makna yang terkandung di dalam pengalaman-pengalaman pengarang yang disampaikan melalui para tokoh imajinatifnya, dan memberikan cara-cara memahami segenap jenis kegiatan sosial kemasyarakatan, serta maksud yang terkandung di dalam kegiatan-kegiatan tersebut, baik kegiatan masyarakat kita sendiri maupun masyarakat lainnya. Karya sastra mengandung aspek-aspek kultural, bukan individual. Karya sastra dihasilkan oleh seorang pengarang, tetapi masalah-masalah masyarakat pada umumnya. Karya sastra juga menceritakan seorang tokoh, suatu tempat dan kejadian tertentu, dan dengan sendirinya melalui bahasa pengarang, tetapi yang diacu adalah manusia, kejadian, dan bahasa sebagaimana dipahami oleh manusia pada umumnya. Aspek-aspek pokok kritik sastra adalah analisis, interpretasi (penafsiran), dan evaluasi atau penilaian. Karya sastra merupakan sebuah sebuah struktur yang komplek, maka untuk memahaminya perlu adanya analisis, yaitu penguraian terhadap 1

2 bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Sesungguhnya, analisis itu merupakan salah satu sarana penafsiran atau interpretasi (Pradopo, 2008:93). Namun demikian adanya perbedaan penafsiran dan atau pendapat adalah sesuatu hal yang wajar dan biasa terjadi, dan itu tidak perlu dipersoalkan. Tentu saja masing-masing pendapat itu tak perlu memiliki latar belakang argumentasi yang dapat diterima (Nurgiyantoro,2007:34-35). Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan struktural adalah merupakan salah satu teori yang digunakan dalam penelitian sastra dengan mengaitkan unsur-unsur (struktur) yang ada di dalamnya menjadi satu kesatuan yang utuh. Ratna (2004:91) menjelaskan bahwa strukturalisme sastra adalah paham mengenai unsur-unsur, yaitu unsur itu sendiri, dengan mekanisme antar hubungan, disatu pihak antar hubungan unsur yang satu dengan yang lainnya, dipihak lain antar unsur, unsur dengan totalitas. Sosiologi sastra menurut Ratna (2003:1-2) berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosio (yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, soio/socius berarti masyarakat, logi/logos berarti ilmu. Jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antara manusia dalam masyarakat, sifat umum, rasional, dan empiris. Sastra dari akar

3 kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Makna sastra bersifat lebih spesifik sesudah terbentuk menjadi kata jadian, yaitu kesusastraan, artinya kumpulan hasil karya yang baik. Menurut Saraswati (2003:1) sosiologi sastra merupakan suatu interdisipiner (lintas disiplin), antara sosiologi dan ilmu sastra. Pada mulanya dalam konteks sosiologi maupun ilmu sastra, sosiologi sastra merupakan suatu disiplin ilmu yang terabaikan. Ada kemungkinan penyebabnya kerena obyek penelitiannya yang dianggap unik dan eksklusif. Di samping itu, dari segi historis, juga karena memang sosiologi sastra merupakan ilmu yang relatif baru berbeda dengan sosiologi pendidikan yang sudah terkenal lebih dulu. Ritzer (dalam Faruk,1999:2) menyatakan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang multiparadigma. Maksudnya, di dalam ilmu tersebut dijumpai beberapa paradigma yang saling bersaing satu sama lain dalam usaha merebut hegemoni dalam lapangan sosiologi secara keseluruhan. Paradigma itu sendiri diartikannya sebagai satu citra fundamental mengenai pokok persoalan dalam suatu ilmu pengetahuan. Paradigma itu berfungsi untuk menentukan apa yang harus dipelajari, pertanyaan-pertanyaan apa yang harus diajukan, bagaimana cara mengatasi jawaban-jawaban yang diperoleh. Sosiologi sastra adalah suatu pendekatan terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan keterlibatan unsur sosialnya. Dengan demikian, penelitian

4 sosiologi, baik dalam bentuk penelitian ilmiah maupun aplikasi praktis, dilakukan dengan cara mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan unsurunsur karya sastra dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan sruktur sosial yang terjadi di sekitarnya (Ratna, 2003: 25). Masalah pokok sosiologi sastra adalah karya sastra itu sendiri, karya sebagai aktivitas kreatif dengan ciri yang berbeda-beda. Tujuan sosiologi adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan (Ratna, 2003: 10:11). Tidak berbeda jauh dengan masalah pendidikan agama Islam atau pendidikan moral yang ada di masyarakat. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba ( dalam Uhbiyati, 1998:9) mengatakan bahwa endidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Touny Al-Syaebani ( dalam Uhbiyati, 1998:9) menyatakan bahwa pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kahidupan masyarakatnya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan. Marzuki (2012:76) juga menyatakan bahwa nilai pendidikan agama Islam mengandung tiga nilai pendidikan atau konsep ajaran Islam yaitu nilai pendidikan akidah, nilai pendidikan syariah dan nilai pendidikan akhlak. Hal

5 ini berhubungan dengan album-album grub band Letto diciptakan berdasarkan hubungan erat dengan kehidupan lingkungan dan kebiasaan masyarakatdisekitarnya. Kepopuleran lagu-lagu Letto menginspirasi beberapa orang untuk membuatnya menjadi novel atau yang disebut songlit (lagu yang dinovelkan). Lagu pertama Letto yang dijadikan novel adalah Ruang Rindu yang pernah menjadi soundtrack sinetron Wulan. Novel Ruang Rindu ditulis oleh Andi Eriawan dan diterbitkan oleh Gagas Media pada bulan Agustus 2007. Enam bulan kemudian giliran Sebelum Cahaya yang dinovelkan oleh Karla M. Nashar, dengan judul yang sama dan diterbitkan oleh Gagas Media.Letto tetap ingin berkreasi menghasilkan karya-karya yang bisa menyenangkan diri sendiri dan Insya Allah juga orang lain. Menganggap bahwa tiap peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah belajar. Belajar bertahan hidup, belajar mengambil hikmah, belajar bertahan dalam kondisi apa pun, belajar untuk tetap rendah hati dan belajar untuk yang lain-lain juga. Istiqomah adalah teori dan praktek yang selalu diusahakan ada dalam perjalanan Letto. Selanjutnya, genre sastra atau jenis sastra dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu sastra imajinatif dan nonimajinatif. Sastra nonimajinatif adalah sastra yang terdiri atas karya-karya yang berbentuk esei, kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah. Perbedaan dengan sastra imajinatif ialah karya sastra prosa fiksi (cerpen, novelet, novel atau roman), puisi (puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik), dan drama (drama komedi, drama

6 tragedi, melodrama, dan drama tragikomedi), (Najid dalam Ardiani M, 2009:1). Lirik lagu termasuk dalam genre sastra karena lirik lagu adalah karya sastra utama dari puisi yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian ( Ratna, 2009:425). Lirik lagu pada album Don't Make Me Sad ( Jangan Membuat Saya Sedih ) karya Band Letto merupakan salah karya sastra yang berbentuk puisi. Album ini memiliki nilai estetika atau keindahan yang bisa dikaji dengan berbagai kajian sastra. Album ini juga sangat dominan dimasanya sekitar tahun 2007 sampai 2008. Pada album ini, Letto menjagokan lagu Sebelum Cahaya. Bukan hanya lagunya yang unik, video klipnya juga dibintangi Amanda, seorang model yang tuna rungu. Lirik lagunya berkisah tentang seseorang yang merasa kesepian karena ditinggalkan teman. Sebagian hasil dari penjualan album ini, Letto akan mendedikasikan untuk membuat buku huruf Braille. Musica akan mempromosikan album ini ke Malaysia. Lagulagu lain yang menarik untuk disimak dalam album ini di antaranya lagu berbahasa Inggris Ephemera, Permintaan Hati yang berirama lebih rancak menghentak, video klip lagu ini sangat dianjurkan untuk ditonton karena sangat menarik, dan lagu Sejenak yang berirama menyejukan dan menyadarkan kita pentingnya meluangkan waktu.anak-anak Letto tidak berusaha menjadi siapapun atau apapun dalam berkreasi dan bermusik. Musik bagi mereka bukan satu-satunya tujuan, karena musik hanya bagian dari seluruh proses kreasi yang mereka niati dan jalani.

7 Motif mereka ini hanyalah bekerja keras membuat lagu dan mengharap Tuhan mau sedikit berlapang menjatuhkan rahmat ekstra nantinya. Maka memunculkan gambaran tentang sesuatu yang berhubungan dengan dunia sastra. Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan struktural dan pendekatan sosiologi sastra untuk menemukan nilai pendidikan agama Islam. Karena album Don t Make Me Sad memiliki unsur sosial dan memiliki unsur pendidikan agama salah satunya pada lagu Sebelum Cahaya berikut ini, Ku teringat hati Yang bertabur mimpi Ke mana kau pergi cinta Perjalanan sunyi Engkau tempuh sendiri Kuatkanlah hati cinta Ingatkan engkau kepada Embun pagi bersahaja Yang menemanimu sebelum cahaya Ingatkan engkau kepada Angin yang berhembus mesra Yang kan membelaimu cinta Kekuatan hati yang berpegang janji Genggamlah tanganku cinta Ku tak akan pergi meninggalkanmu sendiri Temani hatimu cinta Pada lirik lagu di atas memiliki imajinasi ketika munculnya embun pagi dan angin yang berhembus secara perlahan sebelum cahaya ( Matahari ) terbit. Lirik lagu ini menggambarkan keadaan dimana seseorang yang bangun

8 disepertiga malam. Pada waktu-waktu seperti itu seseorang melaksanakan shalat la il atau tahajud. Berdasarkan latar belakang di atas topik yang perlu diangkat adalah sosiologi dan tentang pendidikan agama islam. Penelitian ini yang berjudul Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Lirik Lagu pada Album Don't Make Me Sad Karya Band Letto: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. B. Pembatasan Masalah Peneliti melalukan pembatasan masalah hanya pada masalah analisis unsur-unsur nilai pendidikan agama Islam. Untuk mengenalkan pendidikan agama melalui lirik lagu dan implementasinya. Agar pada penelitian yang berjudul Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Lirik Lagu pada Album Don't Make Me Sad Karya Band Letto: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menganalisis datanya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pada penelitian ini masalah yang akan diteliti meliputi! 1. Bagaimanakah struktur puisi pada lirik lagu yang terdapat dalam album Don't Make Me Sad karya Band Letto?

9 2. Bagaimanakah nilai pendidikan agama Islam yang ada pada lirik lagu dialbum Don't Make Me Sad karya Band Letto? 3. Bagaimanakah implementasinya sebagai bahan ajar sastra di SMA? D. Tujuan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut, 1. Memaparkan bentuk struktur puisi pada lirik lagu yang terdapat dalam album Don't Make Me Sad karya Band Letto. 2. Mengungkapkan nilai pendidikan agama Islam yang ada pada lirik lagu dialbum Don't Make Me Sad karya band Letto. 3. Memaparkan implementasinya sebagai bahan ajar sastra di SMA. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menjadi penelitian yang bisa digunakan peneliti yang lain dalam bidang keagamaan. b. Menjadi wawasan bagi peneliti yang lain dalam meneliti karya sastra lagu. 2. Manfaat Praktis Menjadi ilmu dalam meneliti tentang nilai pendidikan agama Islam dalam karya sastra lirik lagu dan menambah wawasan terhadap makna yang terkandung dalam lirik lagu dialbum Don't Make Me Sad karya Band Letto.

10 F. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan sangatlah penting untuk member gambaran yang jelas mengenali langkah-langkah penelitian dan permasalahan yang akan dibatasi dalam penelitian. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pada Bab I terdapat pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Pada Bab II terdapat tinjauan pustaka yang berisi tentang landasan teori, kajian yang relevan atau terdahulu dan kerangka berfikir. Pada Bab III terdapat metode penelitian berisi tentang jenis dan strategi penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik validasi data, dan teknik pengumpulan data. Pada Bab IV dan V terdapat berisi tentang pembahasan kesimpulan, penutup yang meliputi simpulan dan saran, bagian terarkhir skripsi lampiran serta daftar pustaka.