PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG. Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

PENGEMBANGAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL OPEN-ENDED

BAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. keterkaitannya dengan perkembangan ilmu sosial sampai saat ini. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

PENGEMBANGAN SOAL PEMECAHAN MASALAH BERBASIS ARGUMEN UNTUK SISWA KELAS V DI SD NEGERI 79 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik begitu pula

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JETIS PONOROGO TAHUN PELAJARAN

Pengembangan Soal Matematika Tipe TIMSS Menggunakan Konteks Kerajaan Sriwijaya di SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih pola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN LOGIS MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY METHODS DI KELAS X SMA NEGERI 2 SIGLI. Fithri Angelia Permana

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Setiap individu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

PENGEMBANGAN MODUL MATERI LINGKARAN BERBASIS DISCOVERY UNTUK SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang dimuat dalam Standar Isi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang

Transkripsi:

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang ABSTRAK kurikulum tingkat satuan pendidikan menyebutkan bahwa fokus dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan didapat bahwa guru-guru mata pelajaran matematika lebih banyak menggunakan masalah-masalah matematika yang tertutup. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan soal-soal non rutin yang akan dikembangkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 18 Palembang di kelas IX.2 berjumlah 40 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau development research. Penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan soal-soal non rutin untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa sekolah menengah pertama negri 18 palembang. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap persiapan (preliminary) dan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self evaluation, prototyping yang meliputi expert reviews, one-to-one, dan small group, serta field test. Kata Kunci: Soal non rutin, Berpikir Kritis, Development Research, SMP N 18 Palembang A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan pembelajaran matematika yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional 2006), adalah menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan 171

gagasan dan pernyataan matematika. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pelajaran matematika merupakan salah satu komponen dalam kurikulum yaitu salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu kurikulum tingkat satuan pendidikan menyebutkan bahwa fokus dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di sekolah menengah pertama negeri 18 palembang didapat bahwa guru-guru mata pelajaran matematika lebih banyak menggunakan masalah-masalah matematika yang tertutup. Dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika tertutup ini, siswa-siswi menggunakan prosedur penyelesaian yang standar, akibatnya timbul persepsi yang salah terhadap pelajaran matematika. Matematika dianggap sebagai pengetahuan yang terurut dan prosedural. Sangat jarang siswa diajak menganalisis serta menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Banyak guru masih bergantung pada buku ajar termasuk dalam pemilihan materi tes untuk evaluasi siswa. Padahal buku ajar matematika yang ada saat ini, sedikit sekali memuat soal-soal non rutin. Menurut penelitian yang telah wayan lakukan tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa ia telah berhasil mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur berpikir kritis siswa pada materi sistem gerak. Alat evaluasi yang ia gunakan yaitu berupa soal-soal. Menurut r. Rosnawati (2012) berpikir kritis merupakan suatu karakteristik yang bermanfaat dalam pembelajaran di sekolah pada tiap jenjangnya. Sedangkan menurut Nur Azizah Turohmah (2014) bahwa penerapan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Berdasarkan ketiga penelitian dan uraian di atas, peneliti sangat tertarik untuk meniliti bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan soal-soal non rutin yang akan dikembangkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh sebab itu, peneliti mengambil 172

judul PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan soal non rutin yang valid dan praktis untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa smp n 18 palembang? 3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan soal-soal non rutin yang valid dan praktis untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. 4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Guru yaitu dengan adanya penelitian ini, diharapkan semua guru bisa mengembangkan soal-soal non rutin untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa disemua pokok bahasan. b. Siswa diharapkan agar terbiasa menyelesaikan soal-soal non rutin agar kemampuan berpikir kritis bisa lebih baik dari sebelumnya. c. Peneliti lain, agar bisa mengembangkan soal-soal non rutin di jenjang yang lebih tinggi. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tujuan Pembelajaran Matematika Tujuan pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) terdapat dalam standar kompetensi mata pelajaran matematika SMP dan MTs (Departemen Pendidikan Nasional 2006) yaitu: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 173

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dengan memperhatikan tujuan pembelajaran matematika di atas yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal-soal non rutin yang diberikan oleh guru. 2. Kemampuan Berpikir Kritis Beberapa kemampuan berpikir yang bisa meningkatkan kecerdasan memproses adalah kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, kemampuan mengorganisir otak, dan kemampuan analisis. Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memasukkan kemampuankemampuan berpikir yang harus dikuasai anak disamping materi isi yang merupakan pemahaman konsep. Menurut Appelbaum dalam Edi Budiman (2014) pengembangan berpikir kritis pada pelajaran matematika di dalam kelas dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas seperti membandingkan, membuat kontradiksi, induksi, generalisasi, mengurutkan mengkalisifikasikan, membuktikan, mengkaitkan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat pola, dirangkaikan secara berkesinambungan. Arthur L. Costa (1985:310) menggambarkan bahwa berpikir kritis adalah : "using basic thinking processes to analyze arguments and generate insight into particular meanings and interpretation; also known as directed thinking". Sedangkan menurut Ennis (dalam L.Costa,1985) berpikir kritis adalah: "the process of reasonably deciding what to believe". Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk membuat suatu keputusan. 174

Menurut R. Rosnawati indikator keterampilan berpikir kritis dibagi menjadi lima, yaitu; 1. Memberikan penjelasan sederhana. 2. Membangun keterampilan dasar. 3. Menyimpulkan. 4. Membuat penjelasan. 5. Mengatur strategi dan taktik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga indikator, yaitu; a) Memberikan penjelasan sederhana. b) Membangun keterampilan dasar. c) Menyimpulkan. 3. Soal Non Rutin Menurut Daane dalam Billy (2008) soal non rutin fokus pada level tinggi dari interpretasi dan mengorganisasi masalah. Soal ini menuntut siswa untuk berpikir kritis, menambah pemahaman konsep siswa, mengembangkan penalaran matematika, mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan mentransfer kemampuan matematika ke situasi yang tidak familier. Menurut Krulik dalam Billy (2008), sebuah soal yang baik memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1. Menarik dan menantang siswa. 2. Menuntut analisis kritik dan kemampuan mengamati. 3. Memberikan kesempatan untuk diskusi dan interaksi. Dari uraian di atas, menurut Billy (2008) soal non rutin merupakan soal yang menuntut berpikir kritis dan tingkat tinggi, maka soal non rutin haruslah memenuhi karakter sebagai berikut: 1. Kelancaran berfikir (fluency), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. 2. Keluwesan (flexibility), yaitu kemampuan untuk mengajukan bermacammacam pendekatan atau penyelesaian terhadap permasalahan 175

menggunakan algoritma bukan biasa (gabungan beberapa algoritma), menggunakan strategi penyelesaian yang tidak tunggal. 3. Penguraian (elaboration), yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci 4. Keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri. C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 18 Palembang di kelas IX.2 berjumlah 40 orang. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau development research. Penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan soal-soal non rutin untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa sekolah menengah pertama negri 18 palembang. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap persiapan (preliminary) dan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self evaluation, prototyping yang meliputi expert reviews, one-to-one, dan small group, serta field test. Berikut ini disajikan diagram alur pada penelitian ini. Low resistance to revision High resistance to revision Expert Reviews Self Evaluation Revisi Revise Small Revise Field One-to-one Gambar 3. Alur Desain formative evaluation (Tessmer, 1993) 176

DAFTAR PUSTAKA Arthur L.,(ed.) (1985) Developing Minds, A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: ASCD Azizah, nur.(2014).peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui penerapan pendekatan Open Ended.Skripsi.UIN Syarif Hidayatullah Billy.(2008).Pengembangan soal matematika Non Rutin di SMA Xaverius 4 Palembang.Tesis. Jurusan Pendidikan Matematika Pascasarjana UNSRI Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kompetensi SMP dan MTs. Jakarta: Depdiknas Krathwohl.(1997). Methods of Educational and Social Science Research, Second Edition. New York: Longman, Inc. R.Rosnawati.(2012).Berpikir Kritis melalui Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pembentukan Karakter Siswa.Tesis. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Tessmer, Martin.(1993). Planning and Conducting-Formative Evaluations. London, Philadelphia: Kogan Page. Walan setia pangastuti.(2013).pengembangan Alat Evaluasi Berbasis Berpikir Kritis pada Materi Sistem Gerak.Tesis.Universitas Negeri Semarang 177