BAB I PENDAHULUAN. Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2014, terdapat 4 kabupaten di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Studi Kasus Bus Antar Kota Dalam Provinsi Jurusan Tambolaka- Waikabubak, Sumba NTT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi sudah lama ada dalam perkembangan kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sumba Barat dengan ibu kotanya bernama Waikabubak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas tersebut memerlukan berbagai sarana transportasi. Pelayanan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah negara Indonesia, terletak di

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas yang tidak perlu berada pada satu tempat. Untuk melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang

A. Indicator Pelayanan Angkutan Umum 18 B. Waktu Antara {Headway) 18 C. Faktor Muat (Loadfactor) 19

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

ANALISIS KINERJA DAN PENETAPAN TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (Study Kasus Bus Po. Aneka Jaya Jurusan Pacitan-Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Angkutan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi yang semakin cepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberikan pelayanan kenyamanan, kemudahan, dan rasa aman

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain dan fasilitas. untuk menunjang kehidupan perekonomian (Sri Hendarto, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan ini merupakan pergerakan yang umum terjadi pada suatu kota. memberikan suatu transportasi yang aman, cepat, dan mudah.

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR. (Studi Kasus Jalur 1 dan 2) Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta pembangunan nasional, harus diselenggarakan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

KATA HANTAR. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu sarana yang dapat menghubungkan

EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari serta membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan pembangunan disegala bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan kegiatan perekonomian Kota Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di wilayah Kalimantan Selatan yang saat ini memiliki posisi yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PERDESAAAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus Trayek Sidoarjo - Krian)

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Mego, Kecamatan Lela, Kecamatan Nita, Kecamatan Maumere,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KINERJA OPERASI DAMRI DI KOTA BANDUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008) Evaluasi adalah penilaian. Prestasi yang di perlihatkan, (3) kemampuan kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak tahun 1965.Kabupaten Lembata

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi dan sosial politik di suatu tempat dan kota Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

EVALUASI KINERJA PENGOPERASIAN ANGKUTAN PENGUMPAN (FEEDER) TRANS SARBAGITA TP 02 KOTA DENPASAR

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan manusia dan barang. Pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terjadi

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang.

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan mengunakan kendaraan (Munawar, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. merata ini karena dipengaruhi oleh benuk geografis masing masing daerah.

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN PEDESAAN KABUPATEN SLEMAN. ( Studi Kasus Jalur D6 )

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Sumba merupakan pulau di sebelah selatan Indonesia yang termasuk dalam wilayah provinsi Nusa Tengara Timur (NTT). Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2014, terdapat 4 kabupaten di Sumba yaitu, kabupaten Sumba Timur dengan ibukotanya Waingapu (luas 7.001 Km²), kabupaten Sumba Tengah dengan ibukotanya Waibakul (luas 1.869 Km²), kabupaten Sumba Barat dengan Ibukotanya Waikabubak (luas 2.183 Km²) dan kabupaten Sumba Barat Daya dengan ibukotanya Tambolaka (luas 1.480 Km²). Keempat kabupaten ini merupakan kabupaten yang sedang berkembang dalam berbagai sektor dan perkembangan ini tidak lepas dari peran serta transportasi sebagai pendukung utama dalam pergerakan barang, jasa dan pergerakan manusia itu sendiri. Pada umumnya, jarak antar kota di Sumba relatif cukup dekat,sehingga mobilisasi barang dan jasa antar kota dapat dilakukan dengan moda transportasi darat. Tingginya mobilitas masyarakat di Sumba, masih belum diikuti dengan perkembangan penyediaan sarana transportasi seperti angkutan umum, hal ini menyebabkan banyak moda transportasi darat yang penggunaannya tidak sesuai dengan fungsinya,seperti penggunaan truk kayu sebagai truk angkutan penumpang. Tingginya mobilitas masyarakat dan kurangnya sarana transportasi jenis angkutan umum, juga sering menyebabkan kelebihan beban pada angkutan 1

2 umum, khususnya pada bus. Tingginya permintaan masyarakat terhadap angkutan umum juga dipengaruhi oleh karena faktor ekonomi masyarakat yang masih lemah sehingga angkutan umum seperti bus, sungguh menjadi sarana transportasi yang paling diandalkan. Bus di Sumba tidak hanya digunakan untuk mengangkut penumpang melainkan juga barang dagangan berupa hasil pertanian ataupun perkebunan yang cukup banyak, bahkan tidak jarang hewan juga termasuk dalam muatan bus, sehingga yang terjadi adalah ruang tampung bus yang dikhususkan untuk penumpang menjadi berkurang dan penumpang terpaksa bergantungan pada pintu bus ataupun duduk pada bagasi atap bus. Gambar 1.1 dan 1.2 dibawah ini menunjukan kondisi yang sering terjadi pada bus di Sumba. Sumber: Foto Survei Gambar 1.1 Bus di Sumba Dengan Muatan Hewan/ Ternak

3 Gambar 1.2 Sejumlah Penumpang Yang Bergantung Di Pintu Bus Sumber: Foto Survei Dari pengamatan yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja dan pelayanan bus sebagai salah satu moda angkutan umum di Sumba masih belum baik, dan oleh karena bus merupakan salah satu media transportasi yang menghubungkan antar kota, bus diharapkan memiliki tingkat kinerja dan pelayanan yang baik guna mempelancar pergerakan barang, jasa dan manusia itu sendiri, sehingga dapat mendorong terciptanya percepatan pembangunan suatu daerah. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukaan, maka diperoleh perumusan masalah yakni seiring tingginya laju pergerakan perpindahan barang, jasa dan manusia sehingga permintaan masyarakat terhadap ketersediaan angkutan umum terus meningkat, apakah angkutan umum khususnya bus di Sumba, saat ini pelayanannya sudah memenuhi standar apabila dilihat dari Load Factor dan jumlah armada yang tersedia?

4 1.3 Batasan Masalah Penelitian Tugas Akhir ini mempunyai beberapa batasan agar jangkauan penelitian tidak meluas melainkan fokus pada sasaran utama dan dapat diperoleh hasil yang objektif nantinya, adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Bus yang di tinjau adalah bus antar kota dalam provinsi. 2. Lokasi penelitian dibatasi pada wilayah salah satu jurusan bus angkutan antar kota dalam provinsi di Sumba yakni jurusan Tambolaka- Waikabubak. 3. Bus angkutan umum yang diteliti adalah bus berukuran kecil dengan kapasitas 14 tempat duduk. 4. Evaluasi kinerja bus angkutan umum antar kota dalam provinsi jurusan Tambolaka - Waikabubak berdasarkan parameter sebagai berikut: a. Rute. b. Jumlah penumpang. c. Load Factor. d. Kecepatan e. Headway. f. Frekuensi. g. Jumlah armada. 5. Survei dilakukan pada bus dengan jurusan Tambolaka - Waikabubak, dengan meninjau 3 titk rute yang merupakan rute yang ramai dengan aktifitas masyarakat, adapaun ke-3 rute tersebut yakni:

5 1) Rute dari terminal kota Tambolaka ke Pasar Waimangura. 2) Rute dari pasar Waimangura ke simpang Elopada. 3) Rute dari simpang Elopada ke terminal kota Waikabubak. 1.4 Keaslian Tugas Akhir Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh: Lodar,Nataniel (2015) Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Di Kabupaten Kota Kaimana,Papua Barat. Krisnawan, Budi Heru (2010) Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Perdesaan Di Kabupaten Kudus. Prasetyawan, Eka (2009) Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Perkotaan Di Kota Denpasar. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan ialah terletak pada lokasi yang berbeda,layanan bus yang berbeda dan dengan jenis/spesifikasi bus yang berbeda. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengevaluasi kinerja bus angkutan umum antar kota dalam provinsi jurusan Tambolaka Waikabubak, meliputi jumlah penumpang, jumlah armada, load factor, headway dan kecepatan perjalanan. 2. Untuk mengevaluasi jadwal atau time table bus angkutan umum pada jurusan Tambolaka Waikabubak.

6 3. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya pemasalahan yang lebih kompleks di kemudian hari berkaitan dengan pelayanan dan kinerja angkutan di Sumba, khususnya Kabupaten Sumba Barat Daya. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai : 1. Bahan dasar pertimbangan bagi pemerintah Daerah di Sumba khususnya Kabupaten Sumba Barat Daya dalam kebijakan mengenai angkutan umum sebagai sarana transportasi masyarakat. 2. Data tambahan untuk memperbaiki kinerja bus sebagai angkutan umum di Sumba secara khusus Kabupaten Sumba Barat Daya. 3. Rekomendasi untuk peningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum di Sumba,khusunya Kabupaten Sumba Barat Daya. 1.7 Peta Lokasi dan Rute Penelitian Gambar 1.3 Peta Indonesia Sumber: http: ://www.google.co.id/maps/place/indonesia

7 Gambar 1.4 Peta Sumba Sumber: https://www.google.co.id/maps/place/pulau+sumba Gambar 1.5 Rute Angkutan,jurusan Tambolaka-Waikabubak Sumber:https://www.google.co.id/maps/place/Pulau+Sumba