Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

dokumen-dokumen yang mirip
The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

PENGARUH POPULASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA SISTEM POLA TUMPANG SARI SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH KOPI DAN TEPUNG DARAH SAPI SKRIPSI OLEH :

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (7): 47-54

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatasl.)terhadap Pemberian Berbagai Dosis Bokashi Jerami Padi

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

Gusti Handayani, Jonatan Ginting, Haryati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan Corresponding author:

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK P DAN K

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Respons Pertumbuhan Beberapa Varietas Sorgum (Sorghum bicolor L.) Pada Tanah Salin Dengan Pemberian Giberelin

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

Sistem usaha tani kelapa monokultur dengan hasil utama

RESPONS BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO ABSRACT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk Kalium

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI(Glycine max.l Merill) KANDANG AYAM SKRIPSI

Pertumbuhan dan Produksi Sorgum Manis (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Pemberian Mulsa dan Bahan Organik

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 13, No. 2, Oktober 2014

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine Max L. (MERILL)) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Transkripsi:

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah dan Pupuk KCl The Growth and Yield Response of Hybrid Corn On Corn Waste Compost and KCl Onzie Sevinda Panggabean, Jonis Ginting*, T.Irmansyah Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author: jonisginting@yahoo.com ABSTRACT The Growth and Yield Response of Hybrid Corn On Corn Waste Compost and KCl. The aim of this research was to know the growth and yield response of hybrid corn towards corn waste compost and KCl. This research was conducted in experimental field of agiculture faculty of university of north sumatera in January 2014 to April 2014, used Randomized Block Design with two factors in three replication. First factor was kind of corn waste compost (0; 1,7; 3,4; 5,1 ton/ha). The second factor was kind of KCl (0, 100, 200, 300 kg/ha). Parameters observed were plant height, number of leaves, stem diameter, leaves area, flowering age, cob weight per sample, dry corn per sample, 1000 dry seed weight, yield per plot, yields per hectare. The result of this research showed that the application of corn waste compost significantly effect the increasing of plant height, and number of leaves. All parameters observed were unsignificantly affected by the application of KCl and treatment interaction. Keywords: corn waste compost, KCl, hybrid corn. ABSTRAK Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah dan Pupuk KCl. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi tanaman jagung hibrida terhadap kompos limbah jagung dan pupuk KCl. Penelitian dilakukan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada Januari 2014 Juni 2014, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial, dengan 2 faktor perlakuan dalam 3 ulangan. Faktor pertama yakni kompos limbah jagung (0; 1,7; 3,4; 5,1 ton/ha). Faktor kedua pupuk KCl (0, 100, 200, 300 kg/ha). Parameter yang digunakan adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun, umur berbunga, bobot tongkol per sampel, bobot pipil kering per sampel, bobot 1000 butir biji kering, produksi per plot, produksi per hektar. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kompos limbah jagung berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun.perlakuan pupuk KCl dan interkasi perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter. Kata kunci: kompos limbah jagung, KCl, jagung hibrid PENDAHULUAN (Zea mays L.) termasuk bahan pangan utama kedua setelah beras. termasuk tanaman serealia yang biasa tumbuh hampir di seluruh dunia. Pada beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan bahan pangan utama. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan ternak dan industri (Bakhri, 2007). Untuk dapat tumbuh dan berproduksi optimal, tanaman jagung memerlukan hara 238

yang cukup selama pertumbuhannya. Karena itu, pemupukan merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya jagung. Dalam hal pemupukan, kendala utama yang dihadapi petani dalam penerapan teknologi adalah tingginya harga pupuk terutama pupuk N, P, dan K. Harga pupuk buatan terus mengalami kenaikan, sementara harga dasar jagung cenderung stabil malah menurun terutama pada saat panen raya (Fattah, 2010). Pemupukan dengan pupuk kimia hanya menambah unsur hara tanah tanpa memperbaiki sifat fisika dan biologi tanah, bahkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tanah. Berpedoman kepada tingginya pemakaian pupuk kimia ditingkat petani, peningkatan harga pupuk dan kelangkaan pupuk buatan akhir-akhir ini, maka kita perlu mencari alternatif menggantikan pemakaian pupuk kimia tanpa menurunkan hasil (Murni dan Arief, 2008). Alternatif tersebut adalah melalui penggunaan pupuk organik seperti pemakaian limbah jagung sebagai sumber K. Limbah tongkol jagung dari khususnya di Sumatera Utara, selama ini kurang dimanfaatkan atau pemanfaatan tongkol jagung masih terbatas. Kebanyakan limbah tongkol jagung hanya digunakan untuk bahan tambahan makanan ternak atau sebagai pengganti kayu bakar. Tongkol jagung merupakan bahan baku yang banyak mengandung senyawa jenis sellulosa (Pasaribu, 2009). Limbah jagung yang diolah menjadi kompos diupayakan dapat mengembalikan bahan organik ke dalam tanah yang akan berpengaruh pada kesuburan tanah sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman. Pemanfaatan dengan menggunakan pupuk organik dan mengurangi pupuk kimia atau bahkan sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia diharapkan dapat diperoleh manfaat jangka panjang untuk menjaga kelestarian kesuburan tanah dan meningkatkan produksi pertanian. Hingga kini belum banyak laporan tentang pengaruh pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi jagung hibrida. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna melihat responspertumbuhan dan produksijagung hibrida terhadap pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian USU dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut (dpl). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan di mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah limbah jagung, EM4, air gula dan dedak sebagai dekomposer, benih jagung hibrida varietas P29, pupuk Urea dan pupuk SP-36 sebagai pupuk dasar, kompos limbah jagung dan pupuk KCl sebagai faktor perlakuan. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, meteran, timbangan analitik, jangka sorong, gembor, pacak sampel, plank nama, buku tulis, kalkulator. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan yaitu: Faktor I : Kompos limbah jagung (K) yang terdiri dari empat taraf yaitu: K 0 : 0 ton/hasetara 0 kg/plot, K 1 : 1.7 ton/hasetara 0.57 kg/plot, K 2 : 3.4 ton/ha setara 1.14 kg/plot, K 3 : 5.1 ton/ha setara 1.71 kg/plot, dan Faktor II : Pupuk KCl (P) yang terdiri dari empat taraf yaitu: : 0 kg/ha setara 0 g/plot, : 100 kg/ha setara 30 g/ plot, : 200 kg/ha setara 67.2 g/plot, : 300 kg/ha setara 100.8 g/plot Pelaksanaan penelitian dengan melakukan pembuatan kompos limbah jagung yang akan dibuat yaitu semua bagian tanaman kecuali akar, terlebih dahulu dicacah dengan mesin pencacah. Limbah yang telah dicacah di masukkan kedalam bak kompos kemudian dituangkan EM4 dan air gula lalu taburkan dedak sebagai dekomposer, selanjutnya diaduk secara merata, kemudian ditumpuk dan ditutup rapat dengan karung goni. Setiap 100 kg ditambahkan 500 cc EM4 dan air gula (5 : 100) sebagai pelarut. Pengomposan dilakukan selama ± satu bulan. Setiap 3 hari sekali kompos di balik-balik sambil diberi air 239

gula dan dedak agar cepat terdekomposisi. Areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran 280 x 120 cm. Parit drainase dibuat dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan 50 cm dengan jumlah plot adalah 48 plot. Pengaplikasian kompos limbah jagung dilakukan pada saat pengolahan tanah dengan dosis sesuai perlakuan. Pengaplikasian kompos limbahjagung dilakukan dengan disebarkan di permukaan lahan kemudian dicampur merata dengan menggunakan cangkul. Benih ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan sedalam 2-3 cm sebanyak 2 benih per lubang tanam, setelah itu lubang tanam ditutup dengan tanah. Kemudian pemupukan dilakukan bersamaan dengan penanaman biji. Aplikasi Urea 200 kg/ha, SP-36 100 kg/ha sebagai pupuk dasar dan KCl sesuai dosis perlakuan. Khusus pupuk urea diaplikasikan lagi setelah jagung berumur 5 MST. Pemupukan dilakukan dengan cara pembenaman dalam larikan di sisi alur penanaman biji sejauh 5 cm dari lubang tanam, lalu ditutup dengan tanah gembur. Pengamatan parameter terdiri dari tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (mm), luas daun (cm 2 ), umur berbunga (hari), bobot tongkol per sampel (g), bobot pipil kering per sampel (g), bobot 1000 butir biji (g), produksi per plot (g) dan produksi per hektar(ton/ha). HASIL DAN PEMBAHASAN kompos limbah jagung berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 7 MST. perlakuan pupuk KCl serta interaksi antara kompos limbah jagung dan pupuk KCl berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2-7 MST. Data rataan tinggi tanaman pada KCl dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Rataan tinggi tanaman 7 MST akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (cm) 7 MST K 0 (0 ton/ha) 203.13 202.73 202.77 201.80 202.61c K 1 (1.7 ton/ha) 206.13 208.53 220.37 226.47 215.38b K 2 (3.4 ton/ha) 223.33 226.87 220.40 222.33 223.23a K 3 (5.1 ton/ha) 226.73 225.07 221.60 228.60 225.50a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf tidak sama pada kolom menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman 7 MST tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 225.50 cm berbeda nyata terhadap K 1 (215.38 cm ) dan K 0 (202.61cm ). Tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada sebesar 219.80 cm dan terendah terdapat pada perlakuan sebesar 214.83 cm. Hal ini diduga pemberian kompos limbah jagung selain sebagai bahan organik yang berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah, namun juga sebagai suplai hara karena mengandung 2.68% N, 1.14% O 5, 3.15% K 2 O (hasil analisis) yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman khususnya peningkatan tinggi tanaman. Hal ini sejalan dengan Fattah (2010) yang menyatakan bahwa pupuk organik berperan dalam menyediakan unsur hara mineral dan asam amino bagi tanaman, mengembalikan keseimbangan tanah dan mempertahankan unsur hara lebih lama sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. 240

Data rataan jumlah daun pada perlakuan kompos limbah jagung dan pupuk KCl dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan jumlah daun 7 MST akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (helai) 7 MST K 0 (0 ton/ha) 14.13 13.93 13.93 13.93 13.98b K 1 (1.7 ton/ha) 14.20 14.33 14.53 14.13 14.30a K 2 (3.4 ton/ha) 14.27 14.33 14.33 14.67 14.40a K 3 (5.1 ton/ha) 14.53 14.53 14.47 14.47 14.50a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf tidak sama pada kolom menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) Tabel 2 menunjukkan jumlah daun 7 MST tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 14.50 helai berbeda nyata terhadap K 0 (13.98 helai). Pada perlakuan pupuk KCl jumlah daun tertinggi terdapat pada sebesar 14.30 (helai) dan terendah terdapat pada perlakuan dan sebesar 14.28 ( helai). Penambahan jumlah daun juga berkaitan erat dengan ketersediaan unsur hara yang sejalan dengan peningkatan tinggi tanaman jagung. Hal ini sesuai dengan Ridwan (2009) yang menyatakan bahwa efisiensi penggunaan pupuk dan pemanfaatan bahan organik dalam tanah akan menjadi sumber hara bagi tanaman, sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.. Data rataan diameter batang pada KCl dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan diameter batang akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (mm) K 0 (0 ton/ha) 40.28 40.37 41.33 39.90 40.47 K 1 (1.7 ton/ha) 39.19 39.99 40.70 41.16 40.26 K 2 (3.4 ton/ha) 40.98 40.33 41.08 41.57 40.99 K 3 (5.1 ton/ha) 40.28 41.39 40.54 39.08 40.32 Tabel 3 menunjukkan diameter batang 8 MST tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 2 sebesar 40.99 mm dan terendah terdapat pada perlakuan K 1 sebesar 40.26 mm. Diameter batang tertinggi pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 40.91 mm dan terendah terdapat pada perlakuan sebesar 40.18 mm. jagung dan pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap luas daun. Tabel 4. Rataan luas daun akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (cm 2 ) K 0 (0 ton/ha) 614.28 597.29 701.99 624.83 634.60 K 1 (1.7 ton/ha) 655.09 685.51 856.53 713.65 727.70 K 2 (3.4 ton/ha) 640.77 636.92 665.37 745.69 672.19 K 3 (5.1 ton/ha) 665.83 736.20 693.17 836.62 732.96 tidak 241

Tabel 4 menunjukkan luas daun terlebar terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 732.96cm 2 dan tersempit terdapat pada perlakuan K 0 sebesar 634.60 cm 2. Luas daun terlebar pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 730.20 cm 2 dan tersempit terdapat pada perlakuan sebesar 643.99 cm 2. Tabel 4 menunjukkan luas daun terlebar terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar732.96 cm 2 dan tersempit terdapat pada perlakuan K 0 sebesar 634.60 cm 2. Luas daun terlebar pada perlakuan KCl terdapat pada perlakuan P3 sebesar 730.20 cm 2 dan tersempit terdapat pada perlakuan sebesar 643.99 cm 2. Data rataan luas daun pada KCl. nyata terhadap umur berbunga. Tabel 5. Rataan umur berbunga akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (hari) Kompos Limbah Pupuk KCl Rataan K 0 (0 ton/ha) 74.00 73.67 73.33 73.33 73.58 K 1 (1.7 ton/ha) 73.67 73.33 73.33 74.00 73.58 K 2 (3.4 ton/ha) 73.33 74.00 73.33 73.67 73.58 K 3 (5.1 ton/ha) 73.67 73.67 73.67 73.00 73.50 Tabel 5 menunjukkan umur berbunga tercepat terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 73.50 hari dan terlama terdapat pada perlakuan K 0, K 1 dan K 2 sebesar 73.58 hari. Umur berbunga tercepat pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 73.42 hari dan terlama terdapat pada perlakuan dan sebesar 73.67 hari. nyata terhadap bobot tongkol per sampel. nyata terhadap bobot tongkol per sampel. Tabel 6. Rataan bobot tongkol per sampel akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (g) K 0 (0 ton/ha) 136.65 159.48 151.40 155.98 150.88 K 1 (1.7 ton/ha) 155.44 148.43 156.52 152.34 153.18 K 2 (3.4 ton/ha) 150.48 150.23 148.58 158.45 151.94 K 3 (5.1 ton/ha) 158.32 147.24 158.73 151.45 153.93 Tabel 6 menunjukkan bobot tongkol per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 153.93 g dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 sebesar 150.88 g. bobot tongkol per sampel tertinggi pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 154.56 g dan terendah terdapat pada perlakuan sebesar 150.22 g. 242

nyata terhadap bobot pipil per sampel. Data rataan bobot pipil per sampel pada KCl dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan bobot pipil kering per sampel akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (g) K 0 (0 ton/ha) 100.40 105.64 122.23 114.84 110.78 K 1 (1.7 ton/ha) 110.64 114.43 118.91 120.47 116.11 K 2 (3.4 ton/ha) 124.37 120.88 112.03 113.85 117.78 K 3 (5.1 ton/ha) 114.69 115.13 123.62 126.06 119.87 Tabel 7 menunjukkan bobot pipil per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 119.87 g dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 sebesar 110.78 g. bobot pipil per sampel tertinggi pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 119.20 g dan terendah terdapat pada perlakuan sebesar 112.52 g. nyata terhadap bobot 1000 biji. Data rataan bobot 1000 biji pada KCl dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan bobot 1000 biji akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (g) K 0 (0 ton/ha) 292.97 300.02 310.86 297.05 300.22 K 1 (1.7 ton/ha) 280.25 320.08 314.42 308.65 305.85 K 2 (3.4 ton/ha) 308.64 300.68 292.16 306.98 302.12 K 3 (5.1 ton/ha) 318.42 296.71 312.99 321.04 312.29 Tabel 8 menunjukkan bobot 1000 biji tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 312.29 g dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 sebesar 300.22 g. Bobot 1000 biji tertinggi pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 308.43 g dan terendah terdapat pada perlakuan sebesar 300.07 g. nyata terhadap produksi per plot. Tabel 9 menunjukkan produksi per plot tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 2877.00 g dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 sebesar 2658.65 g. Produksi per plot tertinggi pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 2860.74 g dan terendah terdapat pada perlakuan sebesar 2700.60 g. Data rataan produksi per plot pada KCl dapat dilihat pada Tabel 9. 243

Tabel 9. Rataan produksi per plot pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (g) K 0 (0 ton/ha) 2409.61 2535.25 2933.60 2756.15 2658.65 K 1 (1.7 ton/ha) 2655.27 2746.31 2853.78 2891.26 2786.66 K 2 (3.4 ton/ha) 2984.91 2901.17 2688.70 2732.51 2826.82 K 3 (5.1 ton/ha) 2752.60 2763.09 2966.87 3025.43 2877.00 nyata terhadap produksi per hektar. Tabel 10 menunjukkan produksi per hektar tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 8.56 ton/ha dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 sebesar 7.89 ton/ha. Produksi per hektar tertinggi pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 8.49 ton/ha dan terendah terdapat pada perlakuan sebesar 7.98 ton/ha. Data rataan produksi per hektar pada KCl dapat dilihat pada Tabel, Tabel 10 menunjukkan produksi per hektar tertinggi terdapat pada perlakuan kompos K 3 sebesar 8.56 ton/ha dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 sebesar 7.89 ton/ha. Produksi per hektar tertinggi pada perlakuan pupuk KCl terdapat pada perlakuan sebesar 8.49 ton/ha dan terendah terdapat pada perlakuan sebesar 7.98 ton/ha. Tabel 10. Rataan produksi per hektar akibat pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl (ton/ha) K 0 (0 ton/ha) 7.17 7.55 8.73 8.20 7.89 K 1 (1.7 ton/ha) 7.90 7.51 7.81 8.60 7.96 K 2 (3.4 ton/ha) 8.88 8.63 8.00 8.13 8.41 K 3 (5.1 ton/ha) 8.19 8.22 8.83 9.00 8.56 SIMPULAN Pemberian kompos limbah jagung meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun dengan hasil terbaik pada perlakuan K 3 (5.1 ton/ha), namun tidak meningkatkan parameter lainnya. Pemberian pupuk KCl tidak meningkatkan seluruh peubah amatan, meliputi; tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun, bobot tongkol per sampel, bobot pipil kering per sampel, bobot 1000 butir biji, umur berbunga, produksi per plot dan produksi per hektar serta interaksi pemberian kompos limbah jagung dan pupuk KCl tidak meningkatkan seluruh peubah amatan. DAFTAR PUSTAKA Bakhri S. 2007. Budidaya dengan Konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BTTP). Sulawesi Tengah. Damanik MMB, Bachtiar Effendi Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin & H Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan. Direktorat Budidaya Serelia. 2011. Teknologi Budidaya. Jakarta. Fattah. 2010. Efektifitas Pupuk Organik Saputra Nutrient pada Tanaman. Balai Pengkajian Teknologi 244

Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan. Dalam: Prosiding Pekan Serealia Nasional : 1-7. Haris A & V Krestiani. 2005. Studi Pemupukan Kalium terhadap Pertumbuhan dan Hasil Manis Varietas Super Bee. Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus. Hasibuan BE. 2008. Pupuk dan Pemupukan. USU Press. Medan. Murni AM & RW Arief. 2008. Teknologi Budidaya. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Pasaribu FA. 2009. Peranan Gliserol sebagai Plastisiser dalam Film Pati dengan Pengisi Serbuk Halus Tongkol. Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan. Purwono. 2011. Bertanama Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. Ridwan. 2009. Pemanfaatan Bahan Organik dan Bahan Organik Insitu pada Budidaya Lahan Kering. Jurnal Ilmah Tambua, Vol 8 No 3 : Hal 421-425. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat. Sinaga M. 2003. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Aplikasi PPC Plant Catalyst 2006 terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Manis. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Steel RGD & JH Torrie. 2003. Prinsip dan Prosedur Statistika suatu Pendekatan Biometrik. Edisi Kelima. Terjemahan: Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta. Warisno. 2007. Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. Yandianto. 2003. Keterampilan Bercocok Tanam Hortikultura. Kanisius. Bandung. 245