yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

II. LANDASAN TEORI. dananya untuk investasi dengan harapan akan menerima keuntungan di masa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat dua rujukan, yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

ANALISIS KINERJA BANK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

II. LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yuda Dwi Nurcahya (2014) yang membahas tentang Pengaruh Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dalam Paulus (2008: 3) memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Adapun pengertian pasar modal menurut Widoatmodjo (2009: 11) merupakan pasar yang abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Selain itu, pengertian pasar modal menurut Siamat (2005: 487) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Dari pengertian pasar modal di atas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperjual belikan dan dana yang diperjual belikan tersebut adalah dana jangka panjang yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

2.1.2 Fungsi Pasar Modal Pasar modal dapat memainkan peran penting bagi perekonomian suatu negara, karena sebagaimana yang dikemukakan oleh Fuady dalam Paulus, (2008: 8) suatu pasar modal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif. 2. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional. 3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja. 4. Meningkatkan efisiensi alokasi sumber produksi. 5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata sistem moneter, karena suatu pasar modal dapat dijadikan sarana open market operation sewaktu-waktu diperlukan oleh bank sentral. 6. Menekan tingginya tingkat bunga suatu rate yang reasonable. 7. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal. 2.1.3 Pengertian Saham Saham didefenisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam perusahaan (Anoraga, 2006: 58). Apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham tersebut. 2.1.3.1 Manfaat Kepemilikan Saham Menurut Anoraga (2006: 59) secara umum ada dua manfaat yang bisa diperoleh bagi pembeli saham, yaitu:

1. Manfaat ekonomis, meliputi perolehan deviden dan capital gain. Deviden merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah. 2. Manfaat non ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan. 2.1.3.2 Jenis Saham Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Saham dibedakan antara lain: 1. Saham biasa (commont stock) merupakan saham yang dividennya dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, memiliki hak suara dan memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 2. Saham Preferen (preferred stocks) merupakan saham yang memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen, tidak memiliki hak suara dan dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

2.1.4 Pengertian Return Saham Alasan utama seseorang berinvestasi adalah memperoleh keuntungan. Return saham menurut Jogiyanto (2010: 9) adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi. Adapun Return saham menurut Lindrianasari (2010: 198) adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Perhitungan return saham yang dilakukan pada penelitian ini yaitu ekspektasi return (expected return) saham atau tingkat return yang diharapkan dimasa yang akan datang dengan metode CAPM (Capital Asset Pricing Model). 2.1.5 Jenis Return Saham Menurut Jogiyanto (2010: 10) dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return harapan (expected return) dan return aktual atau yang terjadi (realized). Pengertian dari return harapan dan return aktual adalah: 1. Return Harapan (expected return) merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa yang akan datang. 2. Return Aktual (realized return) merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa yang lalu. 2.1.6 Pengertian CAPM ( Capital Asset Pricing Model ) Capital Asset Pricing Model menurut Darmaji (2006: 204) merupakan model yang menggambarkan hubungan antara resiko dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return). Jenis resiko tersebut adalah:

1. Resiko Sistematis (Systematic Risk) adalah resiko yang dihadapi seluruh perusahaan. Misalnya, resesi ekonomi, resiko suku bunga atau inflasi. Resiko ini merupakan resiko yang dihadapi oleh seluruh perusahaan pada sektor apapun perusahaan tersebut beroperasi. Resiko ini disebut juga sebagai resiko yang tidak dapat didiversifikasi (undiversifiable risk) atau resiko pasar. 2. Resiko Tidak Sistematis (nonsystematic risk) adalah jenis resiko yang hanya dihadapi sejumlah perusahaan dalam perekonomian atau resiko yang hanya berpengaruh pada sejumlah kelompok aset. Misalnya, sebuah kebijakan baru yang diterapkan pada industri bank, kebijakan ini hanya berpengaruh pada bank dan tidak berdampak resiko pada perusahaan industri lain. Resiko ini disebut juga resiko spesifik (specific risk). Suatu saham diharapkan untuk memberikan keuntungan sesuai dengan resiko pasar. Semakin tinggi resiko pasar, maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut. Hubungan antara keuntungan yang diharapkan dengan resiko pasar merupakan inti dari CAPM. Adapun rumus dari CAPM adalah sebagai berikut: E(Ri)= R f + β i [ E (R m R f )] Dimana: E (Ri) : Tingkat pendapatan yang diharapkan dari sekuritas i R f β i : Suku Bunga SBI : Beta saham E (R m ) : Tingkat yang diharapkan dari pasar

Dari rumus di atas dapat dipahami bahwa investor yang ingin memperoleh kompensasi atas dua hal yaitu waktu uang dan resiko atas investasi. Nilai waktu uang digambarkan melalui tingkat bunga bebas resiko serta resiko tergambar memalui beta yang dibandingkan dengan tingkat pengembalian aset terhadap tingkat pengembalian pasar selama periode tertentu. Dengan demikian, CAPM mengungkapkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan atas suatu saham setara dengan tingkat bunga bebas resiko suatu aset ditambah premium resiko. Adapun penjelasan dari komponen formulasi dari CAPM adalah sebagai berikut: 1. Komponen Bebas Resiko Pada penelitian ini komponen bebas resiko adalah sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI dijadikan acauan sebagai komponen bebas resiko, mengingat SBI dijamin oleh Bank Indonesia, sehingga dapat diasumsikan bahwa SBI bebas dari risiko default. Tingkat pengembalian bebas resiko (Rf) diformulasikan sebagai berikut: Rf = 2. Pengertian Beta Beta atau koefisien beta merupakan ukuran angka koefisien yang menggambarkan sensitivitas atau kecenderungan respons suatu saham terhadap pasar. Ketentuan besarnya pengaruh koefisien beta dapat terlihat seperti:

a. Saham dengan beta = 1 merupakan saham yang bergerak searah dengan pergerakan saham atau disebut dengan saham netral. b. Saham dengan beta < 1 merupakan saham yang bergerak lebih lambat dari pergerakan pasar atau disebut dengan saham lemah. c. Saham dengan beta >1 menggambarkan harga saham bergerak lebih fluktuatif dibandingkan pasar atau disebut dengan saham agresif. Nilai beta masing-masing saham dapat dihitung dengan persamaan berikut: i im 2 m βi : Beta dari Saham σ im : Kovarians dari Saham dan Pasar σ m 2 : Varians dari pasar Untuk mencari nilai varian dan kovarian di atas, diperlukan formulasi berikut ini: a. Tingkat pengembalian saham individu Dimana: Rit Pt : Return saham periode t : Harga saham pada periode t Pt-1 : Harga saham periode t-1

Dimana: Varians dari masing-masing saham adalah: σ i 2 ( ) σ i 2 E(Rit) Rit N : Varians dari investasi i : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi i : tingkat keuntungan investasi i : Jumlah periode pengamatan Kovarians dari masing-masing saham adalah: σi = 2 Dimana: σi σ i 2 : Kovarians dari investasi i : Varians dari investasi b. Tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar Dimana: Rm IHSGt : Return saham : Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSGt-1 : Indeks harga saham gabungan pada periode t-1

Varian dari pasar adalah: Dimana: σ m 2 ( ) σ m 2 : Varians dari pasar E(Rm) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar i Rm N : Tingkat keuntungan dari pasar : Jumlah periode pengamatan Kovarians dari Pasar adalah: σm = 2 σm σ m 2 : Kovarians dari pasar : Varians dari pasar c. Ekpektasi Return Pasar E (Rm) Dimana: E (Rm) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar Rmt N : Tingkat keuntungan pasar periode t : Jumlah periode pengamatan 2.1.7 Pengertian Arus Kas Menurut Syafri (2010: 257) laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran periode tertentu yang dalam tiga aktifitasnya meliputi:

1. Arus kas dari aktifitas operasional yaitu semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba atau rugi dikelompokkan dalam golongan ini. Demikian juga arus kas masuk lainnya yang berasal dari kegiatan operasional. 2. Arus kas dari aktifitas investasi, disini dikelompokkan transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan nonkas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. 3. Arus kas dari kegiatan pembiayaan, kelompok ini menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk membiayai perusahaan termasuk operasinya. 2.1.8 Kegunaan Laporan Arus Kas Menurut Syafri (2010: 257) melalui arus kas kita dapat mengetahui: 1. Kemampuan perusahaan meregenerasi kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan keluar perusahaan di masa lalu. 2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang. 3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan. 2.1.9 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan menurut Syafri (2010: 297) adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

2.1.10 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Bank Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam neraca publikasi meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing rasio tersebut: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas bank diartikan sebagai suatu proses pengendalian dari alatalat likuid yang mudah ditunaikan guna memenuhi semua kewajiban bank yang segera harus dibayar. Beberapa rasio likuiditas pada bank yaitu: a. Cash Ratio yaitu perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban yang segera dibayarkan. Alat-alat yang dikuasai bank adalah bagian dari aktiva bank yang berbentuk uang tunai (cash). Komponen dari alat likuid untuk semua jenis bank adalah sama yaitu saldo kas dan saldo rekening pada bank Indonesia. b. Loan To Deposit Ratio (LDR) adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank tersebut. Menurut Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 menetapkan bahwa batas aman dari LDR adalah 75% dan 85%. c. Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank.

d. Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposan dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya. e. Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. f. Asset to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki oleh bank. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan To Deposit Ratio, dengan formulasi: 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Rasio solvabilitas pada bank adalah sebagai berikut: a. Capital Adequacy Ratio yaitu rasio kinerja bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. b. Primary Ratio merupakan rasio untuk mengukur apakah modal yang dimiliki oleh bank tersebut sudah memadai. c. Risk Asset Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk asset.

d. Secondary Risk Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai resiko lebih tinggi e. Capital Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko karena bunga gagal tagih. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio dengan formulasi: 3. Rasio Profitabilitas Analisis rasio profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio profitabilitas pada bank terdiri dari: a. Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. b. Return On Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ROE ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.

c. Net Profit Margin (NPM) yaitu rasio yang mengambarkan tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. d. Gross Profit Margin yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui persentase laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya. e. Rate Return On Loans yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perkreditan bank. f. Interest Margin On Earning Assets yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya. g. Leverage Multiplier merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya, karena adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat penggunaan aktiva. h. Asset Utilization yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan manajemen suatu bank dalam mengelola aset dalam rangka menghasilkan operating income dan nonoperating income. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gross Profit Margin dengan formulasi sebagai berikut:

2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan ini mendapatkan masukan dan informasi dari penelitian terdahulu yang beragam. Penelitian terdahulu terlihat pada tabel berikut: No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian 1. Totok Sasongko 2010 2. Nur Ashifa Dewi 2008 3. Yarnest 2012 Sumber: Penulis, 2015 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Implikasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) Pengaruh Informasi Komponen Laporan Arus Kas dan Laba Kotor Terhadap Expected Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2005 Rasio Keuangan Pengukur Kinerja Perusahaan Dan Dampaknya Terhadap Ekspektasi Return Saham. (Studi kasus pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI) Hasil Penelitian 1. Secara simultan variabel komponen arus kas, laba kotor dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap expected return. 1. Secara parsial variabel informasi arus kas dari aktivitas operasi, informasi arus kas dari pendanaan dan informasi arus kas dari investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap expected return saham. 2. Secara parsial variabel laba kotor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham. 1. Secara simultan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio saham secara simultan berdampak signifikan terhadap ekspektasi return saham. 2. Secara parsial, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas tidak berdampak signifikan terhadap ekspektasi return saham.

2.3 Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang dan penelitian- penelitian yang relevan, maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian ini seperti berikut: Arus kas dari aktivitas operasional (X1) Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas (X2) (X3) Ekspektasi Return Saham (Y) Rasio Profitabilitas (X4) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Berikut ini akan dijelaskan hubungan antar variabel yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan kerangka konseptual diatas 1. Hubungan arus kas dari aktivitas operasional terhadap expected return saham. Arus kas dari aktifitas operasi menggambarkan kas yang dihasilkan perusahaan berasal dari internal perusahaan seperti pendapatan bunga, provisi dan komisi. Sebuah perusahaan dapat membayar deviden jika perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba. Kelanjutan operasi perusahaan tergantung pada keberhasilannya menghasilkan uang kas dari operasi. Pembayaran deviden kepada pemegang saham merupakan indikator bahwa perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya kepada pihak pemegang saham. Sehingga jika dilihat dari kegiatan operasinya, investor dapat melakukan investasi di

perusahaan tersebut dan diharapkan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi di masa yang akan datang. 2. Hubungan rasio likuiditas terhadap ekspektasi return saham Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Pada penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah loan to deposit ratio. Semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat likuiditas bank tersebut karena, jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit akan semakin kecil. Maka dari itu, tingkat likuiditas yang tinggi akan semakin meyakinkan investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut, dimana tingkat likuiditas merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat pengembalian investasi di masa yang akan datang. 3. Hubungan rasio solvabilitas terhadap ekspektasi return saham Rasio solvabilitas merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjangnya. Menggunakan hutang berarti berhubungan dengan resiko, karena hutang menimbulkan komitmen tetap berupa beban bunga dan pelunasan pokok hutang. Walaupun hutang dapat menimbulkan resiko, namun disisi lain menunjukkan potensi perusahaan dalam meningkatkan keuntungan. Pada penelitian ini rasio solvabilitas yang digunakan adalah capital adequacy ratio. Semakin besar rasio ini maka semakin baik tingkat solvabilitas bank karena, semakin aman dana deposan pada bank tersebut. Sehingga akan meyakinkan para pemegang saham

untuk melakukan investasi dan mengharapakan tingkat pengembalian yang tinggi di masa yang akan datang. 4. Hubungan rasio profitabilitas terhadap ekspektasi return saham Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui sumber daya yang dimiliki perusahaan yaitu modal, aktiva dan lain sebagainya. Pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah net profit margin. Net profit margin menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik pula tingkat profitabilitas bank tersebut. Sehingga para investor tertarik untuk melakukan investasi dan mengharapkan tingkat pengemballian saham yang tinggi di masa yang akan datang. 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012: 70). Adapun hipotesis penelitian ini adalah: H1: Arus kas dari aktivitas operasional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ekspektasi return saham. H2: Rasio likuiditas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ekspektasi return saham. H3: Rasio solvabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ekspektasi return saham. H4: Rasio profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ekspektasi return saham.