MODEL PEMBELAJARAN IPA. Ida Kaniawati FPMIPA UPI

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI BELAJAR. Proses perubahan perilaku BELAJAR. Diperoleh dari PENGALAMAN. Physics

Achmad Samsudin, M.Pd. JurusanPendidikanFisikaFPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

Belajar =? Behaviorism (Pavlov, dkk ): belajar adalah proses perolehan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Siklus belajar 5E (The 5E Learning Cycle Model) (Science Curriculum Improvement Study), suatu program pengembangan

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Kardi (2003: 3) Inkuiri merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld dalam Sardiman ( 2007 ) konstruktivisme adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

BAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

METODE INKUIRI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Oleh : Legiman, S.Pd., M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP DIY

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN IPA Ida Kaniawati FPMIPA UPI

BELAJAR Belajar adalah proses membuat pengertian melalui pengalaman, terjadinya interaksi fikiran, perasaan dan tindakan. Keterampilan mengajar bagi guru hendaknya tampak dalam tindakan mengajar sains, strategi dan metodologinya.

Teori Belajar Teori belajar dikelompokkan menjadi dua pandangan yaitu Behaviorism Constructivism

Pandangan Behaviorism Belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati dan melibatkan terbentuknya hubungan-hubungan tertentu antara satu seri stimulus- stimulus dan respon-respon. Seorang guru berkeinginan untuk merubah perilaku siswanya yang tampak secara signifikan. Pengetahuan diperoleh dengan memanfaatkan dan menggunakan semua panca indera, yang berarti pembelajarannya mengutamakan keterampilan secara fisik

Pandangan Constructivism Belajar merupakan suatu proses perolehan atau perubahan wawasan (insight), pandangan (outlook), harapan atau pola pikir Belajar sebagai reorganisasi perseptual atau Cognitive-field untuk memperoleh pemahaman. Guru berkeinginan untuk menolong siswanya mengubah pemahaman mereka tentang masalah-masalah dan situasi-situasi secara signifikan

Pembelajaran Kontruktivisme Pengetahuan dibangun oleh individu sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya. Seorang anak membangun pengetahuannya melalui berbagai jalan yaitu membaca, mendengar, bertanya, menelusuri dan melakukan eksperimen terhadap lingkungannya.

Tujuan Pendekatan Konstruktivis Menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berfikir yang dikonstruksi sendiri melalui latihan pemecahan masalah, sehingga memiliki cara yang sesuai dengan dirinya. Guru berfungsi sebagai mediator dan fasilitator dalam proses mengkonstruksi pengetahuan untuk siswanya.

Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola mengajar yang menerangkan proses, menyebutkan dan menghasilkan situasi lingkungan tertentu yang menyebabkan para siswa berinteraksi dengan cara terjadinya perubahan khusus pada tingkah laku mereka. Penciptaan suatu situasi lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Ciri-ciri Model Pembelajaran 1) Memiliki Scientific procedure, maksudnya model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur sistimatis untuk merubah tingkah laku para siswa. 2) Memiliki perincian dari hasil belajar (specification of learning outcome), maksudnya semua model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar secara mendetail mengenai penampilan siswa (student performance). 3) Menyebutkan lingkungan belajar (specification of environment), maksudnya setiap model pembelajaran menyebutkan secara pasti kondisikondisi lingkungan dimana respon para siswa diobservasi.

4) Kriteria penampilan (criterion of performance) suatu model pembelajaran menunjukkan kriteria penampilan yang diharapkan dari para siswa dan merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari siswa yang dapat didemonstrasikannya setelah langkah-langkah pembelajaran tertentu. 5) Cara-cara pelaksanaannya (specification of operations), model pembelajaran menyebutkan mekanisme yang menunjukkan reaksi reaksi siswa dan interaksinya dengan lingkungan.

Fungsi dan peran model pembelajaran Menolong para guru dalam proses belajar mengajar. Peran: a)membimbing dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. b)mengembangkan kurikulum c) Menentukan materi pelajaran. d)meningkatkan efektifitas mengajar.

Syntax Beberapa Model Pembelajaran 1. Syntax Model Pembelajaran Penyelidikan Berkelompok (Group Investigation). 2. Syntax Model Pembelajaran Berpikir Induktif 3. Syntax Model pembelajaran Pelatihan Inquiry 4. Syntax Model Pembelajaran Simplified Problem Based Learning

1. Syntax Model Pembelajaran Penyelidikan Berkelompok (Group Investigation). Fase satu: Menghadapi Masalah, dalam fase ini siswa dihadapkan pada suatu kondisi/peristiwa yang membuat siswa bertanya-tanya. Fase dua: Reaksi, dalam fase ini siswa mendiskusikan dan menuliskan kemungkinan jawaban terhadap kejadian tersebut dalam kelompoknya. Fase tiga: Formulasi, dalam fase ini siswa menentukan apa yang harus dipelajari oleh masing-masing anggota kelompok, peran setiap anggota kelompok.

Fase empat: Penyelidikan, di fase ini siswa secara berkelompok melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran jawabannya. Fase lima: Analisis, dalam fase ini siswa siswa menganalisa dan melaporkan hasil penelitiannya. Fase enam: Pengulangan kegiatan, siswa mengulangi kegiatan fase dua sampai lima jika menemukan persoalan/masalah baru.

2. Syntax Model Pembelajaran Berpikir Induktif Strategi satu: Pembentukan Konsep Fase satu: siswa menyebutkan dan menyusun daftar data. Fase dua: siswa mengelompokan data. Fase tiga: siswa memberi nama dan mengkategorikan/klasifikasi data.

Strategi dua: Interpretasi Data Fase empat: siswa mengidentifikasi hubungan antar data yang diperolehnya. Fase lima: siswa menyelidiki bagaimana hubungan itu. Fase enam: siswa membuat kesimpulan.

Strategi tiga: Aplikasi konsep/prinsip Fase tujuh: siswa meramalkan konsekuensi, menjelaskan kejadian/fenomena yang tidak umum, berhipotesa. Fase delapan: siswa menjelaskan atau mendukung prediksi dan hipotesa yang telah dibuatnya. Fase sembilan: siswa membuktikan prediksinya.

3. Syntax Model Pembelajaran Pelatihan Inquiry Fase satu: Menghadapi Masalah Guru memberikan masalah dan menerangkan langkahlangkah penyelidikan Guru menyajikan fenomena yang memerlukan beberapa penjelasan/jawaban yang harus dicari oleh siswa. Fase dua: Mengumpulkan data lewat verifikasi Siswa mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan fenomena yang terjadi. Siswa menghubungkan data-data tersebut dengan apa yang pernah mereka lihat atau alami.

Fase tiga: Mengumpulkan data lewat eksperimen (percobaan) Siswa mencari dan menentukan variabel-variabel yang berhubungan dengan fenomena yang disajikan melalui percobaan. Melalui percobaan, siswa berusaha membuktikan jawabannya/hipotesanya. Fase empat: Mengolah data dan memformulasi penjelasan Siswa mengolah dan menganalisa data yang diperolehnya dan membentuk suatu penjelasan tentang fenomena/masalah yang dialaminya di awal pembelajaran.

Fase lima: Analisa tentang proses penyelidikan. Siswa mengemukakan kesulitankesulitan yang dialaminya selama melakukan penyelidikan dan mencari jalan keluar agar dapat melakukan kegiatan yang serupa lebih baik lagi.

Fase satu: Pemberian Masalah 4. Syntax Model Pembelajaran Problem Based Learning Siswa mendapatkan masalah yang telah disusun oleh guru. Siswa tidak perlu mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini berarti siswa harus berkelompok untuk mencari /mempelajari informasi/pengetahuan atau ketrampilan baru untuk terlibat dalam proses pemecahan masalah. Fase dua: Menuliskan Apa yang Diketahui Siswa berkelompok menuliskan apa yang mereka ketahui dari permasalahan yang diberikan guru.

Fase tiga: Menuliskan Inti Permasalahan Siswa menuliskan pernyataan tentang inti permasalahan/yang dipertanyakan dan harus muncul dari siswa. Fase empat: Menuliskan cara pemecahan masalah Siswa menuliskan beberapa cara untuk memecahkan masalah tersebut dan memutuskan mana yang terbaik.

Fase lima: Menuliskan tindakan/kerja yang akan dilakukan Siswa menuliskan dan mengerjakan tindakan/kerja yang mereka lakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Fase enam: Melaporkan hasil kegiatan Siswa melaporkan hasil kegiatannya kepada kelas yang meliputi proses yang dilakukan dan hasilnya.

Pendekatan Keterampilan Proses Bryce dkk. (1990) mengemukakan bahwa keterampilan proses IPA mencakup: 1. keterampilan dasar (basic skill) sebagai kemampuan yang terendah, 2. keterampilan proses (process skill), 3. keterampilan investigasi (investigation skill) sebagai keterampilan tertinggi.

Keterampilan Dasar mencakup: (a) melakukan pengamatan (observational skill), (b) mencatat data (recording skill), (c) melakukan pengukuran (measurement skill), (d) mengimplementasikan prosedur (procedural skill), dan (e) mengikuti petunjuk (following instructions).

Keterampilan proses meliputi (a)menginferensi/menyimpulkan (skill of inference) dan (b)memilih berbagai cara/prosedur (selection of procedures).

Keterampilan Investigasi Keterampilan merencanakan Melaksanakan serta melaporkan hasil investigasi. Keterampilan tersebut juga harus didasari oleh sikap ilmiah seperti antusiasme, ketekunan, kejujuran dan sebagainya

Keterampilan Investigasi Keterampilan merencanakan Melaksanakan serta melaporkan hasil investigasi. Keterampilan tersebut juga harus didasari oleh sikap ilmiah seperti antusiasme, ketekunan, kejujuran dan sebagainya

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tahap I (Tahap Penyajian Masalah) Guru memulai proses pembelajaran dengan menunjukkan suatu fenomena yang akan menimbulkan rasa ingin tahu pada siswa. Proses pemberian masalah dilakukan dengan cara guru bertanya atau mengatakan suatu permasalahan yang sederhana dari fenomena tadi sehingga dapat menimbulkan keheranan pada diri siswa.

Tahap Penyajian Masalah

Tahap II (Tahap Pengumpulan dan Verifikasi Data) Siswa mengumpulkan data-data mengenai masalah yang dihadapi. Siswa harus menyusun dan melacak sendiri fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah. Data-data ini dapat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan kepada guru, sehingga jawaban guru atas pertanyaan siswa hanya terbatas pada jawaban ya atau tidak. Setiap pertanyaan yang diajukan siswa maupun jawaban dari setiap pertanyaan arahan guru dapat dianggap sebagai suatu hipotesa. Harus diingat, pada tahap ini siswa belum melakukan kegiatan eksperimen.

Tahap Pengumpulan dan Verifikasi Data

Tahap III (Eksperimen) Siswa melakukan kegiatan eksperimen untuk mengeksplorasi dan menguji secara langsung permasalahan yang mereka hadapi. Eksplorasi yang dilakukan siswa antara lain mengubah variabel untuk mengetahui pengaruhnya terhadap masalah yang sedang dihadapi. Siswa dapat mengenali variabel-variabel yang relevan, untuk kemudian merumuskan kembali suatu hipotesa dan dapat mengujinya. Kegiatan eksplorasi siswa dibantu dengan lembar kerja siswa (LKS). Peran guru adalah membimbing dan mengendalikan kegiatan eksperimen

Tahap IV (Mengorganisir Data dan Merumuskan Penjelasan) Guru mengajak siswa untuk merumuskan penjelasan mengenai permasalahan yang sedang dihadapi yaitu dengan cara mengarahkan siswa mengemukakan informasi-informasi yang mereka dapatkan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Kegiatan perumusan penjelasan ini dilakukan dengan cara meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil yang telah didapat pada saat kegiatan eksperimen, sehingga terjadi diskusi kelas yang aktif. Kegiatan ini bertujuan untuk membimbing siswa kepada pemecahan masalah yang terarah.

Tahap V :(Tahap Analisis Terhadap Proses Inkuiri) Siswa menganalisis pola-pola penemuan mereka. Siswa memperoleh tipe-tipe informasi yang sebelumnya tidak dimiliki siswa. siswadapat melengkapi dan memperbanyak data yang relevan serta menunjang untuk menentukan pemecahan masalah.

Model pembelajaran inkuiri dengan Metode Pictorial Riddle Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang telah disampaikan sebelumnya oleh guru melalui gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya. Metode pictorial riddle adalah suatu metode atau teknik yang untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Suatu riddle biasanya berupa gambar dipapan tulis, papan poster atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle tersebut (sudirman dkk, 1998:180) dalam Adela(2003:17). Gambar, peragaaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa.

No Tahapan Kegiatan 1. Penyajian Masalah 2. Pengumpulan dan verifikasi data 3. Mengadakan eksperimen dan pengumpulan data Siswa diundang ke dalam suatu permasalahan berupa peristiwa yang menimbulkan teka-teki. Permasalahan yang diberikan ditampilkan dalam bentuk gambar Mengidentifikasi masalah secara berkelompok dari permasalahan yang diberikan Melakukan pengamatan berdasarkan pada riddle (gambar) yang mengandung permasalahn

Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Pictorial Riddle. No. Tahapan Kegiatan 4. Merumuskan penjelasan Siswa melakukan diskusi 5 Mengadakan analisis inkuiri Siswa melakukan tanya jawab

Siklus Belajar Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivis adalah penggunaan siklus belajar (Herron,1988) Lawson (1988) mendeskripsikan tiga tipe siklus belajar, yaitu siklus belajar tipe Deskriptif, Siklus belajar tipe Empiris-induktif dan siklus belajar Hipotesis deduktif. Siklus belajar Empiris-induktif diartikan sebagai proses yang sistematis dalam pembelajaran dengan tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengamatan langsung berupa fakta-fakta melalui fase eksplorasi, fase pengenalan konsep, dan fase aplikasi konsep.

Indikator Guru Siswa Eksplorasi Mengidentifikasi konsep yang akan diajarkan.guru berposisi sebagai katalis atau faislitator Memulai mengenal materi baru atau fenomena baru dengan bimbingan minimal dimana fenomena yang disajikan menantang struktur mental siswa Tahapan Siklus Belajar Pengenalan Konsep Membantu siswa mengembangkan konsep dengan cara menghubungkan konsep yang diperoleh melalui eksplorasi membimbing siswa pada pemahaman konsep baru yang bermakna. Cara yang dapat dilakukan yakni dengan mengembangkan strategi bertanya Mencoba memahami konsep baru dan berdiskusi dalam hal yang berkaitan dengan fenomena pada tahap eksplorasi Aplikasi Mendukung siswa untuk menguji kemampuannya dalam menerapkan konsep pada situasi yang baru. Guru berposisi sebagai mentor Memperoleh penguatan pada perkembangan struktur mental yang baru

Model Pembelajaran TANDUR Model pembelajaran TANDUR merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Dimana sintaks model pembelajaran TANDUR meliputi langkah-langkah: 1. Penumbuhan minat atau motivasi, 2. Usaha pelibatan siswa secara aktif, 3. Penamaan atau penyajian konsep, dan 4. Penguatan atau reward.

Langkah-langkah Model Pembelajaran TANDUR Langkah Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa T = Tumbuhkan a. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang jelas. b. Memberitahukan manfaat materi bagi pembelajar. c. Mengaitkan dengan pelajaran lain. d. Mengadakan kompetisi yang sehat. e. Menggunakan alat peraga. f. Mengajukan berbagai pertanyaan dan masalah. g. Menciptakan lingkungan fisik emosional dan sosial yang positif. a. Memperhatikan penjelasan guru. b. Menanggapi dan menjawab pertanyaan. c. Mengingat keterangan dan peragaan. d. Mencatat hal-hal penting. e. Saling berkompetisi secara sehat.

Langkah Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa A = Alami a. Mengajak pembelajar terlibat secara penuh. b. Menciptakan keterlibatan pikiran, fisik dan mental pembelajar secara aktif. a. Praktikum di laboratorium. b. Pengamatan pada fenomena dunia nyata. c. Diskusi kelompok. d. Berlatih soal secara individu ataupun kelompok. e. Menjawab pertanyaan. f. Membuat kesimpulan. g. Analisis studi kasus. h. Membuat/ menganalisis gambar dan grafik.

Langkah Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa N = Namai D = Demonstrasi kan Penyajian konsep dengan berbagai teknik dan metode, didukung oleh grafik, gambar, warna, analogi dan alat peraga. a. Mendemonstrasikan proses kerja dengan baik dan benar. b. Mendemonstrasikan penyelesaian masalah/ soal dengan baik. Memperhatikan, bertanya, menjawab pertanyaan guru dan mencatat materi pelajaran. a. Berlatih menyelesaikan soal secara mandiri atau kelompok. b. Menampilkan proses kerja alat sampai memperoleh data dan kesimpulan. c. Menampilkan hasil kerja kelompok dalam diskusi. d. Mengungkapkan berbagai saran dan pendapat.

Langkah Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa U = Ulangi Mengulang kembali konsep dan persamaan utama dari pembelajaran dengan penguatan dan umpan balik. a.mengungkapkan pendapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman. b.mencoba menyimpulkan dengan kata-kata sendiri. R = Rayakan a.memberi dukungan dan pengakuan untuk setiap usaha siswa. b.memberikan pujian untuk setiap kesuksesan siswa. c.memberikan hadiah kejutan untuk setiap prestasi. d.mengakhiri sebuah keberhasilan dengan keceriaan bersama. e.menutup pelajaran dengan seremonial tertentu.

Terima kasih