BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

ی ر ف ع الله ال ذ ین ء ام ن وا م نك م و ال ذ ین أ وت وا ال ع ل م د ر ج ا ت.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan firman Allah dalam surat Al-Insaan ayat 1: berusaha menyelesaikannya, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa suatu

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena tanpa melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, maupun sosial. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sampai habis dengan demikian, belajar tuntas semestinya terarah pada upaya

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف سح وا في ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا ل ك م و إ ذ ا ق ي ل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. jalan bagi pertumbuhannya dalam segala aspek spritual, imajinatif (kreativitas),

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. media untuk menimba dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Belajar bisa. melalui pendidikan formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusian Indonesia. pengetahuan, kesehatn, keterampilan dan seni.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat ditumbuhkembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman baik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. menuntut sebuah lembaga penddidikan harus berkembang di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUN. daya manusia. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif

KONSEP GURU MENURUT AL GHAZALI DALAM KITAB IHYA ULUMIDDIN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan modern sulit untuk diwujudkan. Demikian halnya dengan sains sebagai bentuk pengetahuan ilmiah dalam pencapaiannya harus melalui proses pendidikan yang ilmiah pula. Yaitu melalui metodologi dan kerangka keilmuan yang teruji. Karena tanpa melalui proses ini pengetahuan yang didapat tidak dapat dikatakan ilmiah. Al-Qur an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, Al-Qur an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. Al-Qur an surat al-mujadilah ayat 11 menyebutkan: Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 1 1 Q.S Al-Mujadilah ayat: 11 1

Al-Qur an juga telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu pengetahuan, sebagaimana dalam Al-Qur an surat At-Taubah ayat 122 disebutkan: Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. 2 Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan yang membawa mudharat. Berbicara tentang pendidikan, tentu harus mengetahui pengertian dari pendidikan itu sendiri. Pengertian pendidikan dalam Islam yaitu proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan dan pengembangan potensinya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. 3 2 Q.S At-Taubah ayat: 122. 3 Abdul Mujib dan Djusuf Mudzakki, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, h. 27-28.

Senada dengan pengertian di atas, menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 4 Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah itu sering lebih dikenal dengan pengajaran di mana terjadi proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor, baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan dan bersifat mekanis saja, tetapi mempunyai tujuan tertentu yang dicita-citakan untuk dicapai. 5 Tujuan yang hendak dicapai di klasifikasikan kepada: tujuan umum, tujuan sementara, tujuan operasional dan tujuan akhir. Tujuan akhir dari pendidikan Islam tersebut dapat dipahami dalam firman Allah: ی ا أ ی ھ ا ال ذ ین آم ن وا ات ق وا الله ح ق ت ق ات ھ و لا ت م وت ن إ لا و أ ن ت م م س ل م و ن Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. 6 Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari taqwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi 4 Muhibbin Syah, 2005, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, h. 1. 5 Slameto, 1998, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, h. 1. 6 Q.S Ali Imran ayat: 102.

kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang mati dan akan menghadap tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan. 7 Agar tujuan akhir pendidikan ini terwujud, salah satu upayanya yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan formal, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, yang mana keberhasilan proses pendidikan ini sangat dipengaruhi oleh seorang guru. Seorang guru yang baik, akan merencanakan program pembelajaran dengan sebaik mungkin dan tentu akan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sehingga nantinya proses pembelajaran menjadi efektif yang ditandai dengan keaktifan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus membekali dirinya dengan berbagai aspek keterampilan yang mendukung ke arah kesuksesan pembelajaran tersebut. Sehubungan dengan keterampilan mengajar yang harus dimiliki guru, Mardia Hayati menyatakan bahwa ada sembilan keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru, antara lain yaitu: keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, keterampilan pengelolaan kelas dan perorangan, dan keterampilan menutup pelajaran. 8 Dari pernyataan di atas, menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, guru dituntut untuk memiliki keterampilan-keterampilan yang membuat siswa menjadi aktif dalam belajar. Salah satu keterampilan yang 7 Zakiah Daradjat dkk, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, h. 31. 8 Mardia Hayati, 2009, Design Pembelajaran, Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau, h. 145.

harus dimiliki oleh seorang guru tersebut adalah keterampilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. 9 Menurut Piet Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, pengelolaan kelas sangat erat hubungannya dengan keberhasilan dalam situasi belajar mengajar. 10 Untuk itu, guru diharapkan bisa terampil untuk menciptakan dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal dengan cara mengelola kelasnya. Dengan demikian, tindakan pengelolaan kelas merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses pembelajaran bisa berlangsung aktif. 11 Pengertian di atas menjelaskan bahwa menciptakan kondisi belajar yang optimal bagi siswa sangat penting dan memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar siswa. Apabila kondisi belajar sudah optimal, maka siswa akan merasa senang dan nyaman, sehingga siswapun akan bersemangat dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa terwujud dengan pengelolaan kelas yang efektif oleh guru. Dalam melaksanakan pengelolaan kelas, salah satu langkah atau langkah awal yang harus dilakukan oleh guru yaitu guru harus mengupayakan tindakan pencegahan atau preventif. Tindakan preventif merupakan suatu 9 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2008, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, h.106. 10 Martinis Yamin dan Maisah, 2012, Manajemen Pembelajaran Kelas (StrategiMeningkatkan Mutu Pembelajaran), Jakarta: Gaung Persada, h. 40-41. 11 Ibid.,

usaha yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dengan tujuan untuk mencegah timbulnya perilaku yang mengganggu kegiatan belajar. 12 Dalam pelaksanaannya guru berupaya dengan cara melakukan tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan agar nanti proses pembelajaran berjalan dengan baik. Tujuan dari pelaksanaan tindakan preventif ini adalah untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang menguntungkan. 13 Hal ini berarti tindakan preventif sangat berperan penting untuk menciptakan kondisi yang kondusif dalam proses pembelajaran, yang mana tindakan ini akan mencegah timbulnya perilaku-perilaku ataupun hal-hal yang bisa mengganggu proses pembelajaran sehingga aktivitas belajar siswa tidak akan terganggu dan menjadikan siswa lebih aktif belajar. Berdasarkan teori di atas, jelaslah bahwa tindakan preventif merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Semakin efektif guru melaksanakan tindakan preventif, maka semakin baik pula aktivitas belajar siswa. Akan tetapi, sesuai dengan penelitian awal yang penulis lakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tambang Kabupaten Kampar, tindakan preventif ini sudah dilakukan, hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala berikut: a. Guru mengatur tempat duduk siswa sehingga guru dengan siswa bisa saling bertatap muka dan dengan itu juga guru bisa mengontrol tingkah 12 J.J Hasibuan dan Ibrahim, 1994, Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Pengajaran Makro, Bandung: Remaja Rosda Karya, h. 179. 13 Mudasir, 2011, Manajemen Kelas, Pekanbaru: Zanafa Publishing, h. 77.

laku peserta didik. Posisi tempat duduk siswa disesuaikan dengan kondisi pembelajaran. b. Guru memperhatikan pengaturan cahaya yang masuk ke dalam kelas. c. Guru menata barang-barang yang ada di dalam lokal, agar tidak mengganggu proses pembelajaran. d. Guru membuat kontrak belajar dengan siswa. e. Guru mengawasi siswa selama proses pembelajaran. f. Guru menggunakan intonasi suara dengan baik. Akan tetapi hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapakan. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut: 1. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru saat guru menerangkan pelajaran. 2. Masih ada siswa yang melakukan kegiatan lain saat proses pembelajaran sedang berlangsung. 3. Masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. 4. Masih terlihat siswa yang keluar masuk kelas ketika proses pembelajaran Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala di atas, peneliti ingin malakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pelaksanaan Tindakan Preventif Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tambang Kabupaten Kampar.

B. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman penafsiran terhadap penelitian yang penulis lakukan, penulis merasa perlu untuk memberi penjelasan terhadap istilah-istilah yang terkait dengan penelitian yang penulis teliti yaitu sebagai berikut: 1. Tindakan Preventif Tindakan preventif adalah suatu usaha yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dengan tujuan untuk mencegah timbulnya perilaku yang mengganggu kegiatan belajar. 14 Sedangkan yang dimaksud dengan tindakan preventif dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif dengan tujuan untuk melakukan pencegahan terhadap perilaku yang mengganggu aktivitas belajarsiswa. 2. Aktivitas Belajar Aktivitas merupakan aktivitas merupakan kegiatan dan kesibukan. 15 Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. 16 Aktivitas belajar merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan sedemikian rupa agar menciptakan peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan dan 14 J. J. Hasibuan, Op. Cit, h. 179. 15 M. Arifin, 1976, Hubungan Timbal Balik Pendidikan di Sekolah dan Rumah Tangga, Jakarta: Bulan Bintang, h. 13. 16 Oemar Hamalik, 2011, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, h. 28.

mengemukakan pendapat. 17 Sedangkan aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala bentuk kegiatan atau tindakan siswa untuk menerima, menanggapi serta menganalisa materi pelajaran yang disajikan oleh pengajar guna menguasai kemampuan yang diharapkan dari proses tersebut. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, di antaranya yaitu: a. Pelaksanaan tindakan preventif di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tambang Kabupaten Kampar. b. Pengaruh antara pelaksanaan tindakan preventif terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tambang Kabupaten Kampar. 2. Batasan Masalah Untuk lebih mudah dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu membatasi masalah yang jelas. Adapun masalah yang penulis teliti adalah pengaruh pelaksanaan tindakan preventif terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tambang Kabupaten Kampar. 17 Hartono, 2008, PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreaatif dan Menyenangkan), Pekanbaru: Zanafa, h. 37.

3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah ada pengaruh pelaksanaan tindakan preventif terhadap aktivitas belajar siswa pada Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tambang Kabupaten Kampar? D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Merujuk kepada rumusan masalah di atas, penulis merumuskan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan tindakan preventif terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tambang Kabupaten kampar. 2. Kegunaan Penelitian Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut: a. Penelitian ini merupakan salah satu usaha memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan penulis dan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar S1 yang sesuai dengan latar belakang peneliti. b. Bagi guru mata pelajaran yaitu sebagai umpan balik terhadap kemampuan pelaksanaan tindakan preventif oleh guru mata pelajaran agar lebih ditingkatkan lagi sehingga nantinya siswa bisa lebih aktif belajar.