PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LONGAT PANYABUNGAN BARAT

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

PEMANFAATAN METODE KUNJUNGAN (FIELD TRIP) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII-G SMP NEGERI I SAMBUNGMACAN SRAGEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: L A S M I N I A

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

Shita Dwika Ratna Timory

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produktif yang sangat diperlukan khususnya di bidang pendidikan. Dengan. memaparkan, bahkan mempengaruhi orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Winaya (2013: 3) yang mencakup keterampilan berbicara dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

Transkripsi:

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : Siti Zulaikhoh A 310 040 072 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum. Hal ini berarti setiap peserta didik dituntut untuk mampu menguasai bahasa yang mereka pelajari terutama bahasa resmi yang dipakai oleh negara yang ditempati peserta didik. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi pembelajaran yang wajib diberikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu dilakukan supaya peserta didik mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan masyarakat. Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan kemampuan yang menuntut adanya kegiatan encoding yaitu kegiatan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan. Kegiatan berbahasa yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis. Sebenarnya kegiatan produktif terdiri dari dua macam yaitu berbicara dan 1

2 menulis. Meskipun sama-sama merupakan kegiatan produktif, kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang utama, yaitu pada media dan sarana yang digunakan. Berbicara menggunakan sarana lisan, sedangkan menulis menggunakan sarana tulisan. Di samping itu, berbicara merupakan aktivitas memberi dan menerima bahasa, yaitu menyampaikan gagasan pada lawan bicara pada waktu yang bersamaan menerima gagasan yang disampaikan lawan bicara. Jadi dalam berbicara terjadi komunikasi timbal-balik, hal yang tidak dapat ditemui dalam menulis. Sementara itu, menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan yang tidak dapat secara langsung diterima dan direaksi oleh pihak yang dituju. Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi kemampuan (dan keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca, dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001: 296). Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu. Nurgiantoro (2001: 273) mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiantoro sangat sederhana, menurutnya menulis hanya sekedar mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca. Kegiatan menulis, khususnya menulis deskripsi dalam dunia persekolahan termasuk dalam aktivitas pembelajaran yang memprihatinkan. Pada jenjang

3 SMA/MA kelas X kegiatan tersebut diwujudkan dengan standar kompetensi yang berbunyi: Menuangkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (narasi, deskripsi, eksposisi). Adapun kompetensi dasar berbunyi: Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskripsi Selama ini pembelajaran menulis deskripsi dilakukan secara konvensional. Dalam arti siswa diberi sebuah teori menulis deskripsi kemudian siswa melihat contoh dan akhirnya siswa ditugasi untuk membuat paragraf atau wacana deskripsi baik secara langsung atau dengan jalan melanjutkan tulisan yang ada. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya fakta bahwa media atau sumber belajar yang variatif tidak dimunculkan oleh guru. Sumber belajar di luar guru yang dapat dimanfaatkan oleh siswa yaitu buku teks dan LKS bahasa Indonesia. Oleh karena itu, suasana belajar mengajar tentang keterampilan menulis menjadi membosankan dan siswa merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran tersebut. Selain itu siswa belum mampu mengidentifikasikan sebuah peristiwa atau pun gambaran yang ada dalam pikiran masing-masing untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan atau dalam kata lain siswa kurang dapat menggali ide dan gagasan. Padahal guru sudah menentukan tema tulisan secara jelas. Fenomena yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis di sekolah, khususnya SMA Negeri 1 Ngemplak berdasarkan hasil survei yang telah dilaksanakan menunjukkan rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis siswa kelas X-1. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti rendahnya keterampilan menulis siswa, khususnya menulis deskripsi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya (1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih

4 rendah, (2) kurangnya pembiasaan terhadap tradisi menulis menyebabkan siswa menjadi terbebani apabila mendapatkan tugas untuk menulis, (3) sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya, (4) siswa belum mampu dalam menuangkan ide/gagasan dengan baik, (5) siswa kurang bisa mengembangkan bahasa, (6) hasil tulisan siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Melihat kondisi demikian, akhirnya peneliti berusaha memberikan solusi alternatif dalam pembelajaran menulis supaya segala permasalahan serta kendala yang terdapat pada siswa maupun guru dapat teratasi. Akhirnya setelah adanya diskusi antara pihak peneliti dan guru bahasa Indonesia setempat penelitian tentang permasalah dalam menulis deskripsi perlu dilakukan. Penggunaan metode yang tepat agar dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis. Selain itu cara mengajar guru harus menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi secara kreatif. Merujuk pada segala permasalahan di atas, guru bersama peneliti menbuat berbagai solusi dalam pembelajaran menulis salah satunya pada penggunaan metode. Penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis dengan menggunakan metode field trip dilakukan karena melihat kondisi siswa dalam menerima materi menulis belum sesuai dengan harapan. Selain itu, peneliti beranggapan metode pengajaran dan pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan metode ceramah dan media contoh-contoh belum mengalami perubahan terhadap hasil pekerjaan siswa dalam menulis. Masalah lain yang muncul siswa

5 akan berpersepsi negativ terhadap materi menulis, karena metode dan media yang digunakan terkesan membosankan dan membingungkan. Field trip merupakan pesiar (ekskursi) yang digunakan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah (Sagala, 2006: 214). Dengan field trip sebagai metode belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat sesuai untuk meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi karena dengan mendekatkan objek belajar dengan siswa akan lebih memudahkan siswa untuk menuangkan ide-ide ke dalam tulisan. Adapun menurut Roestriyah (2001: 85) tujuan teknik ini adalah dengan melaksanakan field trip diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab. Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran. Selain itu dengan metode ini akan membuat siswa lebih nyaman dan senang ketika pembelajaran berlangsung dan dapat melatih siswa untuk menggunakan waktu secara efektif. Berdasarkan diskusi antara peneliti dan guru bahasa Indonesia metode field trip digunakan sebagai salah satu sarana dalam memilih judul sebagai bahan untuk penelitian Penerapan Metode Field Trip Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas X-1 Di SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan metode field trip dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Ngemplak? 2. Apakah penerapan metode field trip dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Ngemplak? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Ngemplak melalui penerapan metode field trip. 2. Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Ngemplak melalui penerapan metode field trip. D. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kualitas pembelajaran menulis siswa, ditandai dengan timbulnya keaktifan siswa (semangat, motivasi, minat) dalam mengikuti

7 pembelajaran keterampilan menulis. Keaktifan siswa dalam pembelajaran meliputi aktif bertanya maupun memberikan tanggapan, aktif mengerjakan tugas serta menjawab pertanyaan guru. 2. Keterampilan menulis siswa ditandai dengan a. Meningkatnya kemampuan siswa dalam menghasilkan kosa kata yang bervariasi dalam tulisan. b. Mampu mengorganisasikan gagasan dengan baik. c. Munculnya kreatifitas dan imajinasi siswa dalam menyusun kalimatkalimat menjadi sebuah tulisan yang baik. d. Ada kesesuaian antara isi tulisan dengan objek yang diamati. 3. Ketuntasan hasil belajar ditandai dengan hasil pekerjaan siswa yang telah mencapai angka 65 ke atas. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai: a. Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi. b. Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis deskripsi. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa 1. Memberi kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide tulisan.

8 2. Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. 3. Meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa. b. Bagi guru 1. Mengatasi kesulitan pembelajaran menulis deskripsi yang dialami guru. 2. Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis deskripsi lebih kreatif dan inovatif. c. Bagi peneliti 1. Mengaplikasikan teori yang diperoleh. 2. Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis.