BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Untung Wahyudi dan Pawestri, 2006 (Sri Hasnawati, 2005a) (Sri Hasnawati, 2005a)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan. Persaingan demi kelangsungan hidup dan demi perkembangan menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham/pemilik. Nilai perusahaan yang sudah go public tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan. satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, dalam jangak pendek. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba secara maksimal dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk terus tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. atau pemilik perusahaan (wealth of the shareholders). Tujuan normatif ini

BAB I PENDAHULUAN. maupun dagang yang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Menurut Sartini dan

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikaitkan dengan harga saham perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958 dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan harga saham. Tingginya nilai perusahaan mengindikasikan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen keuangan harus mengambil keputusan pendanaan, keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini mengakibatkan persaingan dunia usaha terjadi sangat ketat,

BAB l PENDAHULUAN. pemilik perusahaan atau para pemegang saham dan ingin memaksimalkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gitman (2000) Brealy & Myers (2000) Hadian (2010)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Begitu pula dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan (firm) adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan pada manajer. Pengelolaan asset yang telah dipercayakan kapada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian global sekarang ini, perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fenomena yang banyak ditemui ketika perusahaan bertambah besar maka

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. akhir dari proses akuntansi, yang disajikan sebagai bahan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang buruk, maka perusahaan tersebut akan memiliki nilai buruk di mata

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gitman (2000) Brealy & Myers (2000) Hadian (2010)

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kekayaan yang dimiliki saat ini untuk digunakan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti dan real estate merupakan industri yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipakai oleh perusahaan untuk memperluas jangkauan. perusahaannya. Dana tersebut dapat diperolah melalui sumber sumber

BAB I PENDAHULUAN. memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham, kemudian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan menurut pandangan manajemen keuangan, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi juga penting bagi para investor terkait masalah keuangan didalam

BAB I PENDAHULUAN. ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al. (2010) memandang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan bertujuan. nilai perusahaan (Sutrisno dan Ali Djamhuri : 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan dalam jangka panjang adalah. mengoptimalkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. kewirausahaan yang memiliki tujuan yang jelas. Terdapat beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang ada. Sementara tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang mengalami era globalisasi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh manajemen perusahaan itu sendiri. Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan yang baik dan dengan hati-hati serta tentunya dapat meningkat setiap keputusan keuangan yang akan diambil akan mempengaruhi keptusan keuangan lainnya yang berdampak pada perusahaan. Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu fungsi yang pertama adalah pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi mencakup keputusan pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Fungsi yang kedua adalah bagaimana perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga pasar sahamnya. Dan fungsi ketiga adalah kebijakan deviden. Pada prinsipnya kebijakan deviden ini menentukan proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan menentukan jumlah laba ditahan yang akan digunakan untuk mendanai investasi dimasa yang akan datang. Ketiga fungsi manajemen di atas bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya (Wright & Ferris 1997 dalam Hasnawati 2005). Harga saham digunakan sebagai proyeksi nilai perusahaan karena harga saham adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila investor ingin memiliki satu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Masih menurut Wright & Ferris, (1997), return merupakan pencerminan kemampuan unit bisnis menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumberdaya perusahaan secara efisien untuk meningkatkan kesejahteraan. Dengan demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan, maka kemakmuran security holders juga semakin meningkat. 1

2 Jika ketiga keputusan keuangan tersebut dilakukan dengan hati-hati dan tepat, maka tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi setiap keputusan keuangan lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan dan tentunya demi kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya yang berdampak pada nilai perusahaan. Mendanai berbagai alternatif investasi, maka perusahaan harus menentukan sumber dana yang optimal agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan tersebut dapat berasal dari internal financing (berupa saham laba ditahan dan depresiasi) serta external financing (utang dan ekuitas). Ketersediaan dana tersebut dapat dilihat dari struktur modal perusahaan yang diketahui dengan cara mengamati neraca perusahaan pada sisi pasiva. Teori pecking order menyatakan bahwa permasalahan utama dalam struktur modal perusahaan adalah informasi yang tidak simetris (asymmetric information) diantara manajer dan investor mengenai kondisi internal perusahaan serta argumentasi bahwa manajer berpihak pada pemegang saham yang lama. Kedua permasalahaan tersebut menyebabkan perusahaan memiliki hirarki pendanaan yang dimulai dari arus kas internal, hutang kemudian penerbitan saham yang baru. Sedangkan teori trade-of menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki tingkat hutang yang optimal di dalam struktur modalnya disebabkan oleh keuntungan dan biaya dari hutang. Keuntungan sumber pendanaan dari hutang adalah adanya pengurangan pajak (tax deductibility). Di sisi lain, tingkat hutang yang terlalu tinggi menyebabkan perusahaan memiliki resiko gagal bayar (default) yang lebih tinggi. Pertumbuhan dapat di wujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi sebaik-baiknya. Keputusan berinvestasi dapat dilakukan melalui

3 investasi pada mesin dan bangunan (real asset) ataupun pada hak paten (intangible asset). Setelah investasi yang dipilih, manager keuangan harus mengetahui apakah return dari investasi lebih besar dari modal yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) dari investasi yang dilakukan. Kemudian apabila telah diketahui bahwa investasi layak untuk dilakukan, maka manajer keuangan harus memutuskan sumber pendanaan. Jika sumber pendanaan sebagian besar dari laba ditahan (internal financing), maka akan mempengaruhi kebijakan deviden perusahaan. Semakin besar investasi, maka deviden yang akan dibagikan akan semakin berkurang. Pengumuman pembayaran deviden ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan deviden yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Deviden sering kali digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi, sering kali tidak membagikan deviden. Mereka menggunakan uang yang merupakan deviden shareholders untuk mendanai pertumbuhan perusahaan yang tinggi tersebut. Sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki pertumbuhan yang tinggi, sehingga mereka harus mendukung peningkatan nilai perusahaan dengan menawarkan sejumlah besar deviden dan dibayarkan secara konsisten. Perkembangan pasar modal Indonesia telah melaju cukup pesat selama beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2003 terdapat 287 perusahaan yang listing di BEI, sampai akhir tahun 2010 perusahaan yang listing sebanyak 354 perusahaan, memasuki awal tahun 2012 perusahaan yang masuk daftar listing pada BEI sebanyak 451 perusahaan.(sumber : Indonesian Directory Exchange, 2012) Perkembangan tersebut menunjukan betapa pentingnya pasar modal bagi perusahaan perusahaan untuk mencari sumber pendanaan eksternal. Pada saat yang sama dimana investasi dan pendanaan meningkat. IHSG sebagai acuan nilai pasar secara signifikan bergerak kearah yang sama. Pasar modal telah menjadi sumber pendanaan yang menarik bagi perusahaan di Indonesia. Perkembangan ini

4 tampak pada besarnya minat perusahaan untuk melakukan IPO dan penawaran umum terbatas (right issue). Pendanaan melalui right issue lebih besar nilainya dibandingkan IPO. Yang mengindikasikan bahwa perusahaan yang sudah go public lebih mudah melakukan right issue dibandingkan dengan perusahaan yang belum go public karena adanya berbagai macam persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh perusahaan apabila akan menjual saham dipasar modal untuk pertama kali lebih ketat dan membutuhkan waktu lama. Pendanaan perusahaan selain penjualan saham dapat juga dilakukan melalui penjualan surat hutang jangka panjang (obligasi). Penerbitan obligasi di pasar modal memiliki persyaratan yang tidak jauh berbeda dengan penerbitan saham. Namun perusahaan yang menerbitkan obligasi memiliki kewajiban untuk membayar tingkat bunga tertentu kepada pemegang obligasi sementara saham tidak memiliki kewajiban membayar bunga, yang ada deviden apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Akan tetapi beberapa perusahaan yang menerapkan pendanaan yang tinggi diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan ketidakselarasan antara keputusan investasi dengan nilai perusahaan seperti pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dan PT Multi Bintan Indonesia Tbk Tabel 1.1 Perkembangan Total Asset Growth (TAG) dan Price Book Value (PBV) Tahun 2008 2011 PT. Indofood Sukses Makmur 2008 2009 2010 2011 TAG 34.09 1.99 17.07 13.35 PBV 0.96 3.07 2.55 1.28 PT. Multi Bintang Indonesia 2008 2009 2010 2011 TAG 51,39% 5,53% 14,46% 7,36% PBV 3,03 35,45 12,29 23,70

5 Table 1.1 TAG tahun 2008 sebesar 34,09% dan tahun 2009 sebesar 1,99% sehingga menurunkan TAG sebesar 32,10%, sedangkan di tahun tersebut terjadi sebaliknya dimana PBV meningkat sebesar 0,76% kanena PBV 2008 0.96% sedangkan 2009 3,07. Tahun 2010 TAG sebesar 17,07% yang menunjukkan peningkatan sebesar 15,08%. Walaupun terjadi peningkatan TAG di tahun 2010 sebesar 15,08% akan tetapi tidak sebesar penurunan di tahun sebelumnya yang mencapai 32.10%, bahkan tahun 2011 menurun kembali sebesar 3,72% karena nilai TAG 2011 sebesar 13,25%. Fenomena tersebut menunjukkan terjadinya gap dimana kenaikan TAG tidak diikuti dengan kenaikan PBV begitu juga sebaliknya penurunan TAG tidak diikuti menurunnya perusahaan, dengan demikian terjadi arah yang berlawanan karena meningkatnya total asset suatu perusahaan akan berdampak pada meningkatnya harga saham dan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham tetapi faktanya pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk terjadi sebaliknya. Hal tersebut dapat menjadi suatu masalah bagi perusahaan dan pemegang saham sebab dengan menurunnya PBV berarti menurun pula nilai perusahaan dan kemakmuran para pemengang saham. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat (Hasnawati, Amanah dan Gunawan, 2011), Penelitian sebelumnya yang dilakukan Amanah dan Gunawan (2011) menunjukkan keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian Wahyudi (2006) keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Wahyudi yang dikutif Amanah dan Gunawan (2011) bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi yang menunjukkan kenaikan perusahaan akan meningkat apabila keputusan investasi meningkat. Sedangkan menurut Myers yang dikutif Amanah dan Gunawan (2011) pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi

6 perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami pengeluaran yang lebih tinggi dibanding kesempatan nilai perusahaan yang hilang. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Herawati mengenai pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang termasuk dalam Indeks Kompas 100 yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa 1) kebijakan dividen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 2) kebijakan hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 3) profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Afzal dan Rahman pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yakni kebijakan deviden pada perusahaan yang termasuk dalam Indeks Kompas 100 yang terdaftar di BEI yang dilakukan Herawati, berpengaruh akan tetapi tidak signifikan. Sedangkan penelitian Afzal dan Rahman pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menujukkan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kedua peneliti tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut karena adanya gap atau perbedaan yang signifikan pada variabel kebijakan deviden. Dengan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dari informasi yang berkaitan dengan maslah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasi di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 2. Untuk mengetahui apakah kebijakan deviden berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut : 1. Bagi penulis, memberikan pengetahuan dan perluasan wawasan mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan industri di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

8 3. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, serta menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan kebutusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan memanfaatkan data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada perusahaan barang konsumsi yang go public periode 2008-2012 melalui situs www.idx.co.id Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei 2013 sampai dengan selesai.