pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengukuran dalam Demografi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN AKHIR TAHUN 2009 BERDASARKAN DATA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein yang berarti

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkaan

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakankebijakan

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antar antara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) defenisi demografi adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemahaman mengenai keadaan penduduk di suatu daerah atau negara diperlukan

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk indonesia Menurut Pulau Tahun 1930, 1961, 1971, 1980, dan 1990 (juta)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

Universitas Gadjah Mada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya

BAB 2 LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

K A T A P E N G A N T A R

MORTALITAS (KEMATIAN)

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2001 DAN 2005

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang sedang berkembang, tetapi juga oleh Negara - Negara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demo adalah rakyat atau

SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Peramalan

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

FERTILITAS. Ni mal Baroya, S. KM., M. PH.

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN WILAYAH ACARA I ANALISIS KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan penting yang ingin dicapai setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR WIDODO

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

BAB 1 PENDAHULUAN. kelahiran di Simalungun ini perlu dianalisis. (

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tumpuan dan harapan serta menjadi cita cita luhur perjuangan bangsa

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

Data dan Informasi dalam Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari)

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekitar dan juga mempelajari semua aspek permasalahn yang

Transkripsi:

Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang berupa masukan-masukan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan persoalan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu : 1. Jumlah penduduk yang besar 2. Tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi

3. Penyebaran penduduk yang tidak merata 4. Komposisi umur penduduk yang timpang 5. Masalah mobilitas penduduk Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera ditanggulangi tidak mustahil akan mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional. 2.2. Pengertian-pengertian Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tugas akhir ini dan merupakan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada. 2.2.1. Penduduk Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap di suatu wilayah tertentu. 2.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam presentase. Jumlah penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu :

1. Fetilitas (Kelahiran) Fertilitas disebut juga dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda kehidupan seperti :bernafas, berteriak, jantung berdenyut dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut lahir mati yand di dalam demografi tidak dianggap sebagai peristiwa kelahiran. Disamping istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity) sebagai petunjuk terhadap kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk menghasilkan anak lahir hidup. 2. Mortalitas Mortalitas atau kematian adalah salah satu dari tiga komponen demografi berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. (Ida Bagoes Mantra, 2000) 3. Mobilitas Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horizontal. Mobilitas penduduk vertikal ini sering disebut dengan perubahan status dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Mobilitas penduduk horizontal adalah gerak penduduk

yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode tertentu. Mobilitas penduduk dapat pula dibedakan menjadi dua, yaitu penduduk permanen atau migrasi dan mobilitas penduduk non permanen. Jadi, migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintasi batas wilayah asal menuju ke wilayah lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif dalam suatu negara dengan tujuan menetap. (Ida Bagoes Mantra, 2000) 2.2.3. Susunan Penduduk Data penduduk yang didapatkan dari hasil registrasi, sensus penduduk, dan survey penduduk, maka susunan penduduknya masih belum teratur sehingga sulit untuk dibaca ng disederhanakan Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula dikatakan atas komposisi penduduk tertentu merupakan salah satu bentuk analisis penduduk. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokkan penduduk menurut karakteristikkarakteristik yang sama. Bermacam-macam komposisi penduduk dapat digolongkan berdasarkan umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, bahasa, agama, dan sebagainya. 2.2.4 Komposisi Penduduk Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di ndan wanita, bisa mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan penduduk.

Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi keadaan social, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai cirri penduduk tua dan muda. Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak prooduktif (umur dibawah 15 tahun dan 25 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang prooduktif (umur 16-64 tahun). (Ida Bagoes Mantra, 2000) 2.2.5 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah. Kepadatan suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk per kilometer persegi. Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus : KP = Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti : penduduk h daerah perdesaan atau penduduk yang bekerja di sektor pertanian,

sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian atau luas daerah perdesaan. Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian : 1. Kepadatan penduduk kasar (Crude Density Of Population) atau sering pula disebut dengan kepadatan penduduk Aritmatika 2. Kepadatan penduduk Fisiologis (Physiological Density) 3. Kepadatan penduduk Agraris (Agricultural Density) 4. Kepadatan penduduk Ekonomi (Economical Density Of Population) 2.3. Proyeksi Proyeksi penduduk adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan dating dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data tahun dasar. Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin. Manfaat atau kegunaan proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi, sebagai alat perencana yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai respons terhadap penduduk yang telah diproyeksikan

dan merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi. (Ida Bagoes Mantra, 2000) 2.3.1. Proyeksi Penduduk Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang disebut dengan proyeksi penduduk. Jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau negara yang bersangkutan. Perhitugan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada periode 2000 2009. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komposisi kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat kabupaten/kota. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung tingkat pertumbuhan penduduk Kota Medan menurut jenis kelamin untuk periode 1996 2010 dengan cara eksponensial. 2. Memproyeksikan penduduk Kota Medan menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan 1996 2010 dengan metode eksponensial. 2.3.2. Rasio Jenis Kelamin

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran rasio ini sangat sering dilakukan. Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin lakilaki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis : SR = BAB 3 TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi