BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan individu maupun kelompok. Begitu juga dengan siswa diusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. berdampingan, manusia membutuhkan adanya interaksi sosial.

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

BAB V PENUTUP. kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada. kelas X-K SMA Negeri 1 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

Hubungan Layanan Informasi Sosial Dengan Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian

setiap manusia. Masa remaja mempunyai tempat yang istimewa dihati setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan. dari mereka sulit untuk menyesuaikan diri dengan baik.

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian siswa, yakni saat remaja menguasai pola-pola perilaku yang khas

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya

Eka Rezeki Amalia A. ARTIKEL Sumber: Didownload tanggal 21 Maret 2008

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diantara anak didik kita yang menghadapi masalah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses. mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia dengan kemampuan berbeda-beda dengan rencana yang. kesialan atau kekurangan dengan istilah cacat.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan hubungan psikis yang sehat dari orangtuanya, khususnya dari ibu,

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. dan tolong menolong. Memberikan pertolongan atau menolong sesama termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

Capaian Tugas Perkembangan Sosial Siswa dengan Kelompok Teman Sebaya dan Implikasinya Terhadap Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

SKRIPSI. Oleh : KHULAIDAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja juga merupakan priode yang penting, dimana pada masa remaja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

BAB II LANDASAN TEORI. dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan lembaga pendidikan dalam mengintegrasikan, mendistribusikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar lulusannya.

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh

KURANGNYA KONTROL DIRI SISWA DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 2 BATAM

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB I PENDAHULUAN. pun dunia pendidikan. Setiap lembaga pendidikan bersaing untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia dikatakan makhluk sosial yang mempunyai akal pikiran di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memenuhi persyaratan validitas isi dan memiliki harga koefisien reliabilitas

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya manusia disamping sebagai makhluk individu, manusia juga makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhannya, baik itu berhubungan dengan individu maupun kelompok. Begitu juga dengan siswa diusia remaja yang melakukan interaksi sosial di lingkungan sekolah. Menurut Bimo Walgito interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. 1 Dalam kehidupan sehari- hari tidak dapat dipungkiri bahwa setiap hari kita akan melakukan interaksi sosial dengan lingkungan kita. Begitu juga dengan siswa sekolah menengah pertama yang menghabiskan sebagian waktunya disekolah. Pemenuhan kebutuhan mengharuskan mereka melakukan interaksi dengan lingkungan sekolahnya. Siswa sekolah menengah pertama biasanya berusia 13-15 tahun. Menurut Thornburg dalam usia tersebut siswa masuk dalam masa remaja awal. Menurut Piaget, masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang - orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama. 2 Sedangkan menurut 1 Bimo Walgito. Psikologi Sosial. (Yogyakarta: Andi. 2003). h. 57 2 E. B, Hurlock. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Jakarta : Penerbit Erlangga. 1980). h. 167 1

2 Hurlock, mengatakan masuknya remaja ke masa transisi menyebabkan mereka diharapkan mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan dan keadaan yang baru. 3 Remaja memiliki berbagai macam tugas perkembangan yang harus dilalui dalam perkembangan kehidupan sosialnya agar kehidupan sosial remaja berjalan dengan baik di masa yang akan datang. Beberapa tugas perkembangan sosial pada masa remaja menurut Havighurst yaitu sebagai berikut : 1. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebaya, baik dengan teman sejenis maupun dengan lawan jenis. 2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita artinya dapat menerima peranan masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat. 3. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial yang berlaku di dalam masyarakat. 4 Berdasarkan tugas-tugas perkembangan yang telah disebutkan, ada salah satu tugas perkembangan sosial remaja yang harus dicapai yaitu membina hubungan sosial dengan teman sebaya dan orang dewasa selain guru dan orang tua. 5 Pentingnya pencapaian tugas perkembangan dari remaja adalah remaja akan merasa bahagia ketika aspirasinya terpenuhi begitu juga dengan yang diharapkan oleh masyarakat. 3 Ibid. h. 169 4 Syamsu, Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2006). h. 74 5 Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011). h. 66

3 Sejarah pola yang melandasi interaksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku. Berikut ini merupakan karakteristik dalam interaksi sosial antara lain: 1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang. 2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver). 3. Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima. 4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut. Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima. 6 Siswa yang telah menjalankan tugas perkembangannya dengan baik mampu berinteraksi dengan teman sebayanya dan diterima dalam kelompok pertemanan. Hal tersebut tidak lepas dari peran keluarga dan lingkungannya. siawa yang mendapatkan kasih sayang orang tua, pendidikan dasar keagamaan dan pengawasan hubungan bermasyarakat kerap tidak mengalami kesulitan dalam interaksi dengan teman sebayanya. Namun, masih banyak siswa yang mengalami kendala dalam interaksinya dengan teman sebaya sehingga menyebabkan penolakan hubungan oleh kelompok teman sebayanya. 6 http://diyo-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-interaksi-sosial.html

4 Pada usia remaja penolakan atau penerimaan pertemanan sebaya berpengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan sosial remaja itu sendiri. Penerimaan teman sebaya bagi siswa akan berpengaruh pada kesempatan siswa dalam belajar berinteraksi dengan teman sebayanya, berpartisipasi dalam kelompok dan juga memahami individu lain dalam kehidupan sosial. Sedangkan penolakan oleh teman sebaya yang dialami oleh siswa akan menyebabkan ruang sosialisasi dan interaksinya dengan teman sebayanya menjadi sempit sehingga remaja menjadi pribadi yang tertutup, kurang percaya diri dan susah bekerjasama dengan remaja lainnya. Diterima atau tidaknya remaja oleh teman-temannya sangat mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Para ahli sepakat tentang adanya kebutuhan yang khas bagi remaja. Kebutuhan itu berkaitan dengan psikologis dan sosiologis yang mendorong remaja untuk bertingkah laku yang khas, seperti kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok, kebutuhan untuk berdiri sendiri, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan pengakuan dari orang lain, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan memperoleh falsafah hidup. 7 Terpenuhinya kebutuhan penerimaan teman sebaya akan memberi rasa puas dan senang sehingga memberikan kehidupan sosiopsikologis yang baik bagi remaja. Penerimaan kelompok terhadap diri seorang remaja, rasa ikut serta dalam kelompok akan memperkuat citra diri dan penilaian diri yang positif bagi remaja, 7 Andi, Mappiare. Psikologi Remaja. (Surabaya : Usaha Nasional, 1982).h.151

5 sebaliknya adanya penolakan kelompok teman akan mengurangi penilaian positif bagi remaja. 8 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK MTs. Nyai H. Ashfiyah Surabaya yang dilakukan pada tanggal 06 Januari 2015 diperoleh keterangan mengenai keadaan siswa-siswinya masih sering dijumpai siswa-siswi yang awalnya hanya sekedar olok-olokan dengan temannya dan berujung pada pertengkaran. Pernah ada siswa X yang pada awalnya hanya sekedar mengolokngolok temannya siswa Y kemudian berujung pada pertengkaran pada akhirnya dilakukan pemanggilan orang tua, kemudian munculnya kelompok-kelompok sosial yang berdampak pada hubungan sosial siswa. Siswa yang tidak sesuai dengan kelompoknya akan mengalami penolakan dari kelompok terrsebut. Munculnya kelompok-kelompok ini dikarenakan berbagai faktor seperti kriteria penerimaan teman, kepemilikan situs jejaring sosial (facebook, twiter, path, instagram, dll), gaya berpakaian, dan perbedaan tipe kepribadian. Hal tersebut menunjukkan masih kurangnya kemampuan interaksi sosial siswa. Berinteraksi tidak cukup hanya dengan bertegur sapa lalu tersenyum saja, akan tetapi juga mampu memprotek diri untuk tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negatif seperti pertengkaran dan pertikaian yang berdampak pada penerimaan teman sebaya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Kemampuan Interaksi Sosial Dengan Penerimaan Teman Sebaya Pada Siswa Kelas VII Di MTs Nyai H Ashfiyah Surabaya 8 Ibid. h. 90

6 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan interaksi sosial pada siswa kelas VII di MTs Nyai H AshfiyahSurabaya? 2. Bagaimana penerimaan sosial teman sebaya pada siswa kelas VII MTs Nyai H AshfiyahSurabaya? 3. Adakah hubungan antara kemampuan interaksi sosial dengan penerimaan sosial teman sebaya pada siswa kelas VII MTs Nyai H Ashfiyah Surabaya? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan, maka tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kemampuan interaksi sosial pada siswa kelas VII di MTs Nyai H Ashfiyah Surabaya. 2. Untuk mengetahui penerimaan teman sebaya pada siswa kelas VII MTs Nyai H Ashfiyah Surabaya. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kemampuan interaksi sosial dengan penerimaan teman sebaya siswa kelas VII di MTs Nyai H Ashfiyah Surabaya. D. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan yaitu:

7 1. Bagi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Kependidikan Islam prodi Bimbingan Konseling, skripsi ini dapat dijadikan bahan acuan bagi mahasiswa jurusan Kependidikan Islam prodi Bimbingan dan Konseling angkatan berikutnya dalam melakukan penelitian 2. Bagi guru BK : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam membantu meningkatkan layanan BK di sekolah. 3. Bagi penulis : Menambah pengetahuan penulis mengenai hubungan kemampuan interaksi sosial siswa dengan penerimaan sosial teman sebaya. 4. Bagi siswa : penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam bersikap dan berperilaku dalam pergaulan sehari-hari. E. Definisi Operasional Kerangka konsep dasar penegasan judul adalah memaparkan studi konsep dari judul penelitian. Konsep adalah suatu kesatuan pengertian tentang suatu persoalan yang harus dirumuskan. Dalam merumuskannya dijelaskan sesuai dengan maksud penelitian sehingga orang lain dapat memahami maksudnya sesuai dengan keinginan penulis. Hal ini dapat memperlancar komunikasi antara penulis dengan pembaca. 9 Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam karya tulis ini, maka penulis perlu kiranya memberikan keterangan serta penjelasan mengenai judul penelitian ini secara rinci. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan sebagai berikut: h. 46 9 Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bina Aksara, 1995),

8 1. Kemampuan interaksi sosial Kemampuan adalah kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Sedangkan interaksi sosial menurut Bimo Walgito adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. 10 Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kemampuan interksi sosial dalam penelitian ini adalah kesanggupan siswa dalam melakukan hubungan timbal balik yang dapat mempengaruhi antara siswa satu dengan siswa yang lain. Adapun kriteria kemampuan interaksi sosial yang dimaksud meliputi kemampuan berkerjasama, berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan baik serta mampu menghindari persaingan dan permusuhan yang akan berdampak buruk bagi siswa. 2. Penerimaan teman sebaya Menurut Caplin penerimaan adalah pengakuan dan penghargaan terhadap nilai-nilai individu. 11 Sedangkan teman sebaya adalah sekelompok kawan yang seuisia atau yang memiliki persamaan, baik secara sah maupun secara psikologi. 12 Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan penerimaan sosial teman sebaya adalah pengakuan dan penghargaan terhadap nilai- nilai 10 Bimo Walgito. Psikologi Sosial. (Yogyakarta: Andi. 2003). h. 57 11 Chaplin, J.P.Kamus Lengkap Psikologi. Terj. Kartono Kartini. (Jakarta: Grasindo Persada.1995). h. 50 12 Ibid.h.357

9 sekelompok kawan yang seusia. Adapun penerimaan sosial teman sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan nilai-nilai teman yang sekelas maupun diluar kelas dalam aktifitas bersama. Adapun kriteria penerimaan teman sebaya yang dimaksud meliputi: memiliki penampilan yang menarik, kemampuan berpikir yang inisiatif, sifat, sikap dan kepribadian yang menyenangkan. Dari pengertian istilah diatas, maka yang dimasud dalam judul skripsi Hubungan Antara Kemampuan Interaksi Sosial dengan Penerimaan Teman Sebaya Pada Siswa kelas VII di MTs. Nyai H Ashfiyah Surabaya adalah ada atau tidaknya hubungan antara kemampuan interaksi sosial dengan penerimaan teman sebaya baik temanyang sekelas maupun diluar kelas. F. Penelitian Terdahulu 1. Hubungan antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada Siswa Kelas X SMK Koperasi Yogyakarta Oleh : Ayuni Murphi Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan interaksi sosial pada siswa kelas X SMK Koperasi Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,727 dan p= 0.000 (p < 0.05), artiya semakin tinggi konsep diri siswa, maka semakin tinggi interaksi sosialnya. Begitu

10 juga sebaliknya jika konsep diri siswa rendah maka interaksi sosial siswa juga akan rendah. 13 2. Hubungan antara Penyesuaian Sosial dengan Penerimaan Teman Sebaya di SMK Negeri 2 Malang Oleh : Miftahul Aula Sa adah Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa pada hubungan penyesuaian sosial dengan penerimaan teman sebaya terdapat nilai koefesien korelasi sebesar 0.302 dengan probabilitas (sign) sebesar 0.001. Nilai ini lebih besar dari r tabel (0.302 > 0.256) dan nilai probabilitas lebih kecil dari 0.01 (0.001 < 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara penyesuaiansosial (variabel X) dan penerimaan teman sebaya (variabel Y) serta hubungan antara keduanya positif. Artinya jika penyesuaian sosial mengalami peningkatan, maka akan terjadi kecenderungan peningkatan penerimaan teman sebaya pada siswa SMK Negeri 2 Malang. 14 G. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan skripsi yang penulis pergunakan adalah sebagai berikut : 13 Ayuni Murphi. Hubungan antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada siswa kelas X SMK Koperasi Yogyakarta, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Yogyakarta : Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015),h.vi.t.d. 14 Miftahul Aula Sa adah, Hubungan antara Penyesuaian Sosial dengan Penerimaan Teman Sebaya di SMK Negeri 2 Malang, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Malang : Perpustakaan Universitas Islam Negeri Malang, 2010),h.vi.t.d.

11 Bab I : PENDAHULUAN, dalam bab ini dipaparkan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, Penelitian terdahulu dan sitematika pembahasan. Bab II : LANDASAN TEORI, dalam bab ini akan diuraikan landasan teoritis tentang interaksi sosial meliputi: pengertian inetraksi sosial, syarat-syarat terjadinya interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi social, ciri-ciri siswa yang interaksi sosialnya baik, ciriciri siswa yang interaksi sosialnya buruk. Kemudian menguraikan tentang landasan teori penerimaan teman sebaya yang meliputi: pengertian penerimaan teman sebaya, ciri-ciri penerimaan teman sebaya, factor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teman sebaya, dampak penerimaan maupun penolakan dari teman sebaya dan yang terakhir menguraikan tentang hubungan antara kemampuan interaksi sosial dengan penerimaan teman sebaya. Bab III : METODE PENELITIAN, yang berisi tentang pendekatan penelitian, variable penelitian, populasi dan sampel penelitian, hipotesis penelitian, jenis dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, uji validitas dan reliabilitas serta teknik analisis data. Bab IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN, dalam bab ini menjelaskan tentang laporan hasil penelitian yang meliputi : yang menguraikan gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, analisis data. Bab V : PENUTUP, dalam bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi ini yaitu penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.