2.Gentrifikasi dan Rehabilitasi 3.Pembangunan Kembali (redevelopment)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

REKONSTRUKSI Merupakan suatu upaya untuk mengembalikan suatu struktur atau lingkungan alami atau binaan kepada wujud semula atau mendekati wujud asal.

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

PEDOMAN REVITALISASI KAWASAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 18/PRT/M/2011

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB II TINJAUAN PROYEK GAMBARAN UMUM PROYEK DATA FISIK BANGUNAN : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

28 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

HIRARKI ANTARA PERENCANAAN WILAYAH KAB/KOTA DENGAN PERANCANGAN KOTA

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Bandung Technological Park. : Jl. Rancanumpang, Gedebage. Luas Lahan Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

REVITALISASI BANGUNAN MEGARIA SEBAGAI PUSAT SINEMA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gedung Kantor LKPP BAB I PENDAHULUAN

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Sejarah 2.2 Kriteria Lanskap Sejarah

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

KONSEP dan TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR PADA PROYEK ARSITEKTUR KOTA (URBAN DESIGN)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG

PENETAPAN LOKASI PENDATAAN ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN PENYUSUNAN KONSEP PENYUSUNAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAKA ESA

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kawasan Kota Tua Jakarta telah melalui hampir 500 tahun, bertumbuh

BAB III METODE PENELITIAN

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

2. Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak (Kamus Tata Ruang, Ditjen Cipta Karya, 1997).

STUDI PENENTUAN KLASIFIKASI POTENSI KAWASAN KONSERVASI DI KOTA AMBARAWA TUGAS AKHIR

PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN BANGUNAN KUNO DI KAWASAN PEKOJAN JAKARTA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMEDASI

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG PEREMAJAAN PEMUKIMAN KUMUH YANG BERADA DI ATAS TANAH NEGARA

PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA

BAB II KAJIAN LITERATUR

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari tema yang diangkat, penjelasan secara umum dari permasalahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG

Galeri Arsitektur Jawa Tengah OUTPUT INPUT

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik

BAB 5 REVITALISASI KAWASAN ARJUNA

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 2 PELESTARIAN BANGUNAN PUSAKA

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

BAB IV PENENTUAN INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB III TINJAUAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. disebut Ratu dari Timur ( Queen of the east ). Kejadian kejadian sejarah termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

PROSES PERENCANAAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL) PROSES PERENCANAAN TKP 2422 SELASA, 9 SEPTEMBER 2012 MUHAMMAD S. ROYCHANSYAH, DR. ENG.

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PENATAAN ULANG TAMAN REKREASI BUDAYA SRIWEDARI SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Transkripsi:

Merupakan salah satu dari tiga kategori peremajaan dan sekaligus sebagai perangkat pelaksanaan yang didasarkan kepada sifat dan tingkat/skala peremajaan yaitu : 1.Konservasi dan Preservasi 2.Gentrifikasi dan Rehabilitasi 3.Pembangunan Kembali (redevelopment)

DEFENISI Redevelopment atau pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh, unsur-unsur lama dari kawasan kota tersebut dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut

Merupakan upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dahulu melakukan pembongkaran sarana dan prasarana dari sebagian atau seluruh kawasan kota tersebut yang telah dinyatakan tidak dapat dipertahankan lagi kehadirannya. Dampaknya: Akan terjadi perubahan secara struktural dari peruntukan lahan, profil sosial ekonomi, serta ketentuan-ketentuan pembangunan lainnya yang mengatur intensitas pembangunan baru (KLB, KDB, GSB, Tinggi max, dan lain-lain) biasanya terjadi

Contoh: 1.Perombakan beberapa gedung bioskop untuk kemudian dijadikan pusat perbelanjaan bertingkat 3 yang bersifat multiguna 2.Perombakan persil-persil kecil pertokoan di sepanjang Jalan penting pada kawasan komersial di pusat kota, untuk kemudian dibangun Pusat Perbelanjaan bertingkat yang bersifat multiguna 3.Rencana Pembangunan kembali Segi-Tiga Senen Jakarta 4.Rencana Pemanfaatan Bekas Landasan Udara Kemayoran sebagai sistem sirkulasi utama

Gentrifikasi Merupakan upaya vitalitas suatu kawasan kota melalui upaya peningkatan kualitas lingkungannya, namun tanpa menimbulkan perubahan yang berarti dari struktur fisik kawasan tersebut. Upaya ini sebenarnya banyak persamaannya Upaya ini sebenarnya banyak persamaannya dengan upaya perbaikan lingkungan/kampung, dimana peningkatan kualitas lingkungan dilakukan tanpa melakukan perombakan yang berarti dari struktur lingkunan yang ada, akan tetapi dengan lebih memanfaatkan bangunanbangunan (housing stock) yang ada serta mengadakan berbagai sarana infrastruktur dasar yang diperlukan.

Contoh: Proyek-proyek perbaikan kampung dan perbaikan lingkungan, dimana konsentrasi peningkatan kualitas lingkungan diarahkan kepada rehabilitasi dari berbagai sarana infrastruktur yang masih bisa dimanfaatkan serta pengadaan sarana infrastruktur dasar baru yang diperlukan dengan sesedikit mungkin merubah struktur lingkungan yang ada. Peningkatan nilai ekonomis perbaikan kampung tidak dikaitkan dengan kekuatan ekonomi pasar

Rehabilitasi Merupakan upaya untuk mengembalikan kondisi suatu bangunan atau unsur-unsur kawasan kota yang telah mengalami kerusakan, kemunduran, degradasi, kepada kondisi aslinya sehingga dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Metode ini banyak dipakai dalam proses Gentrifikasi dan Konservasi gedung maupun lingkungan

Contoh: 1.Perbaikan sarana jalan, saluran air bersih, saluran air hujan, pembungan air kotor yang telah rusak sehingga dapat berfungsi kembali dengan baik 2.Perbaikan dari bagian-bagian suatu bangunan yang telah rusak sehingga dapat berfungsi kembali dengan baik

Preservasi Merupakan upaya untuk memelihara dan melestarikan monumen, bangunan atau lingkungan pada kondisi yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakannya Biasanya disertai pula dengan upaya Restorasi (upaya untuk mengembalikan kondisi suatu tempat pada kondisi asalnya dengan menghilangkan tambahan-tambahan yang timbul kemudian, serta mengadakan kembali unsur-unsur semula yang telah hilang tanpa menambahkan unsur-unsur baru ke dalamnya) rehabilitasi, dan/atau rekonstruksi (upaya mengembalikan kondisi atau membangun kembali suatu tempat sedekat mungkin dengan wujudnya semula yang diketahui, sep. pembangunan kembali reruntuhan kota tua di Banten yang telah punah, namun masih ditemukan bekas-bekasnya yang dapat dijadikan basis bagi proses rekonstruksi dari kota tua tersebut)

Contoh: 1.Upaya pemugaran Gedung Kesenian di Jakarta 2.Upaya pemugaran Candi Borobudur 3.Upaya pelestarian Hutan Lindung di banyak Taman Nasional di Indonesia

Konservasi Merupakan upaya untuk memelihara suatu tempat sedemikian rupa sehingga makna dari tempat tersebut dapat dipertahankan Merupakan suatu proses daur ulang dari sumber Merupakan suatu proses daur ulang dari sumber daya tempat tersebut

Contoh: 1.Pelestarian gedung bekas kantor Gubernur Jendral Belanda di Jakarta Kota untuk diberi fungsi baru atau dimanfaatkan sebagai Museum Fatahillah 2.Di Eropa dan Amerika banyak gedung-gedung di kawasan kota tuanya yang dihidupkan kembali dengan menjadikan gedung-gedung tua tersebut sebagai pertokoan atau fungsi-fungsi komersial lainnya, terutama di lantai dasarnya, namun dengan tetap memelihara karakter bangunan lamanya.

Di Bidang Perencanaan dan Perancangan Kota Redevelopment merupakan upaya di dalam merumuskan kebijaksanaan pembangunan kota yang menyangkut proses dan prosedur re-organisasi dari unsur-unsur tata ruang kota yang akan di remajakan. Hasil rumusan kebijaksanaan berupa pedoman bagi penataan kembali unsur-unsur kota, seperti : peruntukan lahan, peruntukan bangunan, sirkulasi dan parkir, intensitas pembangunan, tata ruang terbuka/hijau serta unsur-unsur pendukung lainnya, sehingga kemampuan lahan kawasan tersebut secara ekonomis dapat ditingkatkan.

Contoh peruntukan lahan

Contoh intensitas pembangunan Contoh ruang terbuka hijau

REDEVELOPMENT SEBAGAI SUATU PROSES Kebijaksanaan Pembangunan kembali suatu kawasan kota diambil dan/atau digariskan berdasarkan penilaian atas : a.tingkat permasalahan yang dihadapi a. Potensi b.prospek yang dimiliki kawasan kota tersebut

Hasil kajian atas ketiga penilaian tersebut: Sangat menentukan tingkat kebijaksanaan dan pelaksanaan dari peremajaan suatu wilayah kota Artinya: Apakah perlu dilakukan peremajaan yang bersifat Menyeluruh Sebagian Atau memanfaatkan potensi dari asset yang ada/yang dimiliki se-optimum mungkin dengan membatasi perombakan struktur kawasan pada lokasi-lokasi yang strategis saja

Karena Tingkat perubahan atas struktur wilayah kota sebagai akibat dari kebjaksanaan proses redevelopment cukup besar a.bersifat fisik (selalu terjadi) b.dapat bersifat fungsional c. Bersifat sosial d.atau ketiga-tiganya

Sehingga : Konsep pembangunan kembali kota harus dilihat sebagai suatu proses, bukan suatu produk akhir yang melibatkan berbagai lembaga/instansi pemerintah yang berwenang mengkaitkan berbagai pemeran di sektor swasta yang berkepentingan, serta menyangkut jenis peruntukan yang beragam yang paling sesuai dengan lokasi yang akan diremajakan

Dengan kata lain, Di dalam merumuskan kebijaksanaan peremajaan tersebut maka bobot pemikirannya bukan pada halhal yang bersifat teknis pelaksanaannya saja, namun harus lebih ditekankan pada pengaturan akan pemanfaatan sumber daya yang ada (terutama tanah) dan tujuan peremajaan itu sendiri demi kepentingan masyarakat luas

Maksud dari proses redevelopment, 1. Memberikan vitalitas baru 2. Meningkatkan vitalitas yang ada 3. Menghidupkan kembali vitalitas lama yang telah pudar Tujuannya, Agar wilayah yang diremajakan tersebut dapat menyumbangkan kontribusi yang lebih positif kepada kehidupan kota baik dilihat dari segi ekonomi (terutama), sosial, budaya, fisik (visual) dan bahkan dari segi politis.

DAMPAK LINGKUNGAN Latar belakang pemilihan lokasi biasanya selalu terkait dengan potensi ekonomi kawasan kota (real estate) yang paling besar untuk dikembangkan Potensi Letaknya yang sangat strategis di dalam konteks kehidupan ekonomi kota (dekat dengan pusat-pusat kegiatan kota yang ada) Tingkat pencapaian yang cukup tinggi atau dapat ditingkatkan menjadi lebih tinggi Peruntukan yang diijinkan Luas tanah yang cukup memadai, mudahdibebaskan dandigabung-gabungkan menjadi satu yang lebih luas, dsb

Aspek Fisik Lenyapnya unsur-unsur fisik kota yang tadinya telah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat dapat menimbulkan dampak psikologis pada masyarakat, misalnya hilangnya sumber-sumber fisik yang biasa dipakai sebagai patokan untuk ber-orientasi di dalam kota

Aspek Ekonomis Tergusurnya sarana ekonomi yang masih berfungsi kendatipun dianggap kurang memadai terutama yang menyangkut kehidupan ekonomi masyarakat berpenghasilkan rendah. Pertanyaan: bagaimana unsur ekonomi lemah ini bisa mendapat tempat yang wajar di dalam proses peremajaan kota?

Aspek Budaya Hilangnya bangunan-bangunan tua yang memiliki arti sejarah maupun nilai-nilai arsitektur yang biasa menjadi landmark kota Pertanyaan: Bagaimana konsep preservasi dan konservasi dapat diintegrasikan secara baik dalam proses peremajaan ini agar asset yang dianggap cukup memiliki arti budaya/sejarah dapat dipertahankan kehadirannya di dalam tata ruang kota yang baru

Aspek Sosial Tergusurnya masyarakat penghuni ke tempat yang lebih jauh dari sumber-sumber mata pencaharian semula merupakan masalah sosial yang berat, terutama bagi mereka yang tergolong tidak/kurang mampu. Jaringan/rajutan sosial yang ada menjadi rusak dan lenyapnya makna komunitas yang telah terbina selama bertahun-tahun sehingga dapat merupakan beban psikologis yang berat bagi para korban peremajaan

Pertanyaan: Bagaimana proses peremajaan ini sebaiknya diterapkan tanpa harus menggusur masyarakat setempat

Aspek Politis Penanganan yang kurang baik, misalnya dalam hal pembebasan tanah dan proses relokasi penduduk sering menimbulkan kejadian-kejadian yang secara politis sangat peka

DIMENSI PASAR TANAH KOTA Gambar disamping menunjukkan betapa kompleksnya kaitan antara berbagai unsurunsur real estate yang berpengaruh serta menentukan di dalam proses peremajaan kota

Fenomena Peremajaan di Indonesia Peran swasta dalam kegiatan real-estate di dalam proses peremajaan lingkungan kota adalah sangat dominan, namun kenyataan akan lemahnya unsur dan peran dari institusi (terutama yang menyangkut ketentuan-ketentuan peremajaan kota) telah menempatkan peran dari kegiatan real-estate menjadi lebih vokal di dalam menentukan arah dan sifat pembangunannya.

Akibatnya Sering terjadi bahwa di dalam pelaksanaan proyek-proyek peremajaan kota, kepentingan mencari keuntungan sebesarbesarnya lebih menonjol dari pada usaha perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan yang menyangkut kepentingan masyarakat luas

Contoh: Developer berusaha memanfaatkan lahan dan/atau luas lantai yang ada secara maksimal sehingga ruang untuk parkir, sirkulasi lalu lintas, sirkulasi udara dan ruang penghantar cahaya matahari/alam, ruang bagi rembesan dan drainase air hujan, dan sebagainya, sering kurang mendapat perhatian yang baik

Dampak Terciptanya lingkungan binaan yang tidak terkoordinasi secara sempurna baik dilihat dari segi fungsionalnya maupun visualnya

ASPEK KONTEKSTUAL Fenomena Praktek pembangunan kembali (redevelopment) yang diterapkan di banyak negara pada dasarnya bersandar kepada teori atau model perencanaan Barat

Mengapa fenomena tersebut terjadi? 1.Praktek redevelopment di dalam konteks kota dimulai di sana, sehingga banyak pelajaran dapat dipetik dari pengalaman impiris (percobaan) negara tersebut 2.Sebagai suatu pengetahuan (body knowledge), terutama yang menyangkut segi ekonomi pembangunannya, ilmu ini juga dikembangkan berdasarkan model analisis finansial Barat dimana proyek peremajaan kota harus merupakan proyek yang dapat menghasilkan pendapatan

Penerapan pengalaman Barat bagi negara berkembang Memasukkan spesifik lokal di dalam proses analisisnya Aspek sosial ekonomi Budaya lokal Dipakai sebagai konteks di dalam mana konsep tersebut akan di terapkan

Contoh: Proyek Peremajaan Kampung Kota Sektor yang dominan adalah hunian, sehingga perlu memperhatikan jaringan atau rajutan komunitas masyarakat yang telah terbentuk melalui proses yang cukup panjang dalam suatu kurun waktu tertentu adalah sangat halus dan peka

Sehingga, Harus ditangai secara hati-hati sehingga tidak merobah jaringan/rajutan sosial budaya yang ada secara mendadak yang akan mengakibatkan kejutan budaya yang dapat berdampak negatif

Perkampungan China

Perkampungan yang didominasi oleh orang India

Perkampungan Melayu

Daftar Pustaka Evers, Hans-Dieter/Rüdiger Korff: Southeast Asian Urbanism, The Making and Power of Social Space, St. Martin Press, New York, 2000. Hall, Peter/Ulrich Pfeiffer: Urban Future 21, A Global Agenda for Twenty-first Century Cities, E & FN Spon, London, 2000. Rüland, Jürgen (ed.): The Dynamics of Metropolitan Management in Southeast Asia, ISEAS, Singapore, 1996. Sassen, Saskia: The Global City. Princenton University Press, New York, 1991. Serageldin, Ismaïl/Ephim Shluger/Joan Martin-Brown (eds.): Historic Cities and Scared Sites, Cultural Roots for Urban Futures, The World Bank, Washington, 2000. Danisworo, Muhammad: Konseptualisasi Gagasan Dan Upaya Penanganan Proyek Peremajaan Kota, ITB, Bandung, 1988 Danisworo, Muhammad, dkk; Revitalisasi Kawasan Kota, Sebuah Catatan dalam Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota, 2000