HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KELUARGA SEBAGAI RANAH UTAMA KESEJAHTERAAN SISWA

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

KESEJAHTERAAN SISWA YANG BERSEKOLAH DI YAYASAN ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB V PENUTUP. SD Katolik Santa Clara kelas IV hingga VI akan diikuti oleh student wellbeing

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample. Uji normalitas pada skala subjective well-being

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu

PENYESUAIAN SOSIAL DAN SCHOOL WELL-BEING: Studi pada Siswa Pondok Pesantren yang Bersekolah di MBI Amanatul Ummah Pacet Mojokerto

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

PENGARUH PELATIHAN PEER GROUP COUNSELING DALAM MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera,

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA. (Psychological Well-Being Review From Family Social Support)

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Minat Membaca. kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Sedangkan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DAN STRES AKADEMIK PADA SISWA SMK YANG MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013

Rina Setya Utami F

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif *

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SANTRIWATI PENGURUS ORGANISASI PELAJAR PPMI ASSALAAM (OP3MIA)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Subjective Well Being. Menurut Diener (2009) definisi dari subjective well being (SWB) dan

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN MOTIVASI BEAJAR PADA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Kelas VI Sekolah Dasar Full-Day Darul Ilmi Bandung

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. variabel bebas dengan variabel tergantungnya. selengkapnya dapat dilihat di lampiran D-1.

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING SISWA SMA NEGERI 1 BELITANG NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Hubungan antara Self-Efficacy dengan Subjective Well-Being pada Siswa SMA Negeri 1 Belitang

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

The Dimensions of Student Well-being

PENYESUAIAN DIRI DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Saputri, et al / HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara. khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs AL HIDAYAH KARANGPLOSO. Jauharotul Maknunah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu tugas perkembangan masa

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KONTRIBUSI RELIGIUSITAS TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan Oleh : Reninta Harum K.S F 1000 90 177 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP NEGERI 16 SURAKARTA Reninta Harum K.S Usmi Karyani Reninta_harum@yahoo.com Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa, 2) mengetahui tingkat dukungan sosial keluarga, 3) mengetahui tingkat kesejahteraan siswa, 4) mengetahui sumbangan efektif dukungan sosial keluarga terhadap kesejahteraan siswa. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Negeri 16 Surakarta kelas VII, VIII, dan IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment dari person. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar r xy = 0,636 dengan sig. = 0,000; p < 0,001, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, dapat dikatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa. Sumbangan efektif dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa sebesar 40,5 % dan sisanya 59,5 % dipengaruhi variabel lainnya. Dukungan sosial keluarga termasuk ke dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 70,22 dan rerata hipotetik skala dukungan sosial keluarga sebesar 52,5. Tingkat kesejahteraan siswa termasuk ke dalam kategori tinggi dengan rerata empirik 60,20 dan rerata hipotetik sebesar 47,5. Kata kunci : dukungan sosial keluarga, kesejahteraan siswa 1

Pendahuluan Beberapa tahun terakhir terdapat perkembangan yang signifikan dari kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan publik menyangkut tentang anak dikaitkan dengan kondisi well-being atau kesejahteraan yang memfokuskan pada aspek sosial dan emosional (Ereaut & Whiting, 2008). Isu terkait kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan psikologis sebagai kajian kebijakan yang berkembang di negara maju (Samman, 2007). Organisasi dunia seperti PBB, OECD (Organization for Economic Co-operation and Development), NESC (The National Economic and Social Council) serta EU (European Union) memandang well-being sebagai investasi masa depan, dan dijadikan untuk mengevaluasi berbagai kebijakan di negara maju seperti Canada dan komisi Eropa agar perkembangan well-being dapat dipantau secara sistematis karena well-being terkait dengan kepuasan hidup, kenikmatan hidup dan kebahagiaan. World Health Organisasi (WHO) memperkirakan bahwa 20 % dari anak-anak dan remaja diseluruh dunia mengalami masalah kesehatan mental dan 28 negara-negara Eropa mengalami depresi (Spotligth, 2012). Misalnya penelitian di negara Irlandia telah menunjukkan kesempatan untuk mengembangkan diri dalam seni dan komunitas yang memiliki manfaat positif pada kesejahteraan siswa. Penelitian ini termasuk beberapa yang dilakukan di Irlandia yang menunjukkan bahwa pilihan siswa sangat penting ketika datang untuk belajar. Kesejahteraan 1

siswa termasuk konteks utama dalam dunia pendidikan yang memerlukan keterbukaan untuk dialog antara semua pihak seperti orangtua, peserta didik dan guru. Keberhasilan akademis merupakan keberhasilan dunia pendidikan dalam meningkatkan kesejahteraan. Hal ini jelas bahwa rasa memiliki dan hubungan baik dalam komunitas sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan (NCCA,2008). Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dicantumkan tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 di nyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Di sekolah masih banyak gangguan yang menyebabkan proses pembelajaran tidak bisa optimal. Sesama murid sering tidak terjadi relasi yang harmonis. Siswa yang lebih kecil, lebih muda, perempuan dan pendiam tidak jarang menjadi bahan ejekan, pemerasan dan kekerasan. Malangnya sekolah, guru, orang tua dan sesama siswa sering tidak berdaya mencegahnya. Dari segi apapun, tindakan seperti ini sesungguhnya tidak diterima. Namun kenyataannya, tetap berlanjut relasi antar siswa dan antar pihak-pihak yang terkait dalam pendidikan khususnya di sekolah, seharusnya untuk memiliki kekuatan spiritual menjadi bagian penting untuk 2

memfasilitasi perkembangan siswa dalam mencapai titik optimal. Untuk akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dalam hal ini itu, sekolah diharapkan menjadi orang tuanya (Maslihah, 2011). lembaga yang terbuka dan penuh dengan upaya positif untuk tumbuh kembang anak dari sisi kognitif, afektif, psiko-sosial serta kecakapan yang dibutuhkan untuk kemajuan bangsa (Faturocham, 2012). Sekolah diharapkan mampu memberikan peserta didik kepuasan dan pengalaman hidup agar mencapai kesejahteraan siswa (student well-being) yang mempengaruhi semua aspek untuk mengoptimalisasi fungsi siswa di sekolah (Victorian General Report, 2010). Adanya dukungan sosial khususnya dari orang tua atau keluarga akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis bagi anak. Dengan demikian, anak Lieberman (1992) berpendapat bahwa secara teoritis adanya dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Dukungan sosial akan mengubah persepsi individu pada kejadian yang menimbulkan stress (tekanan) dan oleh karena itu akan mengurangi potensi terjadinya stres pada individu yang bersangkutan. Larocco (dalam Sarafino, 1998) menemukan ada korelasi antara social support dan stress. Mereka yang mendapat dukungan sosial lebih banyak, cenderung lebih kecil kemungkinan mengalami stress. Menurut Johnson & Johnson (dalam Purnamasari,2011) dukungan 3

sosial berasal dari orang-orang penting yang dekat (significant others) bagi individu yang membutuhkan bantuan misalnya di sekolah seperti guru dan temantemannya. Penulis menekankan pada dukungan sosial keluarga yang akan mempengaruhi self regulated learning anak dalam proses belajar mereka. Menurut kamus besar bahasa Indonesia sejahtera adalah aman sentosa dan makmur (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya). Sedangkan kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, seorang, dimana seseorang tersebut dapat menerima kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga mampu menciptakan hubungan positif dengan orang lain yang ada di sekitarnya, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan kemandirian serta mampu dan berkompetensi untuk mengatur lingkungan, memiliki tujuan hidup dan merasa mampu untuk melalui tahapan perkembangan dalam kehidupannya. De Lazzari (2000) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan antara lain adalah demografi, kepribadian, keselamatan, ketentraman, dukungan sosial (keluarga dan teman kesenangan hidup dan kemakmuran sebaya) dan evaluasi terhadap (NN,2008). Ryff (1989) menjelaskan bahwa kesejahteraan siswa sebagai pencapaian penuh dari potensi pengalaman hidup. Salah satu dari unsur kepribadian yang dianggap mempengaruhi kesejahteraan siswa adalah masalah emosi. 4

Menurut Soelaeman Aspek-aspek dukungan sosial (Shochib, 1998) keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. Dukungan sosial adalah pertukaran sumber yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan serta keberadaan orang yang mampu diandalkan untuk memberi bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian (Johnson & Johnson dalam Dayakisni dan Hudaniyah, 2003). keluarga menurut House ( Smet, 1994) sebagai berikut : 1. Dukungan emosional : mencakup empati, keadaan peduli dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan misalnya umpan balik, penegasan. 2. Dukungan penghargaan : terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, sperti orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah penghargaan diri). 5

3. Dukungan instrumental : dukungan sosial keluarga dengan mencakup bantuan kesejahteraan siswa. langsung seperti kalau orang memberikan pinjaman uang kepada orang atau menolong dengan pekerjaan pada waktu mengalami stress. 4. Dukungan informatif : mencakup memberikan nasehat, petunjukpetunjuk, saran atau umpan balik. Berdasarkan uraian dapat dibuat rumusan masalah apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa?. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan skala sebagai alat pengumpulan datanya. Skala yang digunakan ada dua, yaitu skala dukungan sosial keluarga dan skala kesejahteraan siswa. Skala berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukan House (Smet, 1994) menjelaskan masing-masing aspek yang meliputi : dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan penghargaan dan dukungan informatif dan skala berdasarkan aspek-aspek kesejahteraan siswa yang disusun oleh Konu & Rimpela (2002) menjelaskan masing-masing aspek yang meliputi : Having ( kondisi sekolah ), Loving ( hubungan sosial), Being ( pemenuhan diri ), Health ( Status kesehatan ). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 16 Surakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan 6

subjek penelitian adalah cluster random sampling. Dengan mengambil tiap kelompok kelas dalam suatu populasi. Pengambilan subjek dilakukan dengan menggunakan random, yaitu sebagian siswa dari kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dari pearson. Pengolahan data dengan program komputer SPSS version 19.0 Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa r xy =0,636 dengan sig.= 0,000; p < 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kesejahteraan siswa. Hubungan positif dari penelitian ini menggambarkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial keluarga, maka semakin tinggi pula kesejahteraan siswa di sekolah. Hasil penelitian ini sesuai yang dikemukakan oleh Ryff (1989) yaitu Pandangan hedonic merumuskan bahwa tujuan hidup adalah untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan hidup yang akan mendatangkan kenikmatan (pleasure), sementara pandangan eudaemonic menekankan bahwa tujuan manusia hidup adalah untuk mencapai fungsi psikologis yang positif sebagaimana dikemukakan oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Kesejahteraan mengacu pada pengalaman dan fungsi 7

psikologis yang optimal yang meliputi fungsi dari otonomi diri, penguasaan lingkungan, anak dan tindakan asusila yang dilakukan oleh orang- orang dekatnya sendiri. Hal pertumbuhan pribadi, itu disebabkan oleh hubungan positif dengan orang lain, kemandirian, kurangnya pengawasan dan kesibukan orang tua yang penguasaan lingkungan, semua bekerja, sehingga anak tujuan hidup, dan penerimaan hanya diberikan diri. kesejahteraan secara materi Dukungan sosial yang dapat disalah gunakan keluarga sangatlah penting oleh anaknya dan untuk kesejahteraan siswa berkurangnya kesejahteraan SMP karena masa perkembangan remaja awal dalam mencari jati diri anak. Yang dibutuhkan anak remaja awal dukungan sosial keluarga sehingga anak tidak salah dalam mengambil jalan psikologis anak. Dukungan sosial tidak hanya secara material tetapi juga dukungan secara verbal yang membuat anak merasa nyaman. Dari hasil analisis tampak bahwa variabel untuk masa dukungan sosial keluarga perkembangannya. Di era memberikan sumbangan sekarang ini banyak kasus psikososial, kekerasan pada sebesar 40,5 % terhadap variabel kesejahteraan siswa. 8

Hal ini menandakan masih ada 59,5 % variabel lain yang (Dienner, 2000). Kesejahteraan siswa yang mempengaruhi variabel dimaksud sebagai sikap, kesejahteraan siswa. Variabel tersebut misalnya demografi, kepribadian, dan evaluasi terhadap pengalaman hidup (De Lazzari, 2000). Hal ini suasana hati, kesehatan, resiliensi dan kepuasan siswa terhadap diri sendiri serta hubungan dengan orang lain dan pengalaman menandakan bahwa di sekolah. Dengan kesejahteraan siswa demikian kesejahteraan mempunyai sifat yang komplek. Kebahagiaan secara subjektif sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh masingmasing pribadi. Setiap orang membuat penilaian terhadap hidupnya secara umum demikian juga tentang domain penting dalam hidup, seperti misalnya pernikahan dan pekerjaan siswa sangat terkait erat dengan kondisi sekolah (Victorian General Report, 2010). Ini dapat dilihat dari hasil kategorisasi skala kesejahteraan siswa yang diketahui bahwa 97 siswa (60,25 %) telah merasa sejahtera dan puas ketika berada di sekolah, sedangkan 22 siswa (13,66 %) sedang merasakan sejahtera dan 9

sedang puas ketika berada di sekolah. Hal ini dapat dilihat 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan dari perolehan rerata empirik sebesar 60,20 dengan standar antara sosial dukungan keluarga deviasi 6,305. Rerata hipotetik skala dukungan sosial keluarga sebesar 52,5 dan standar deviasi sebesar 10,5. Berarti secara umum dengan kesejahteraan siswa. Nilai koefisien r xy = 0,636 dengan sig.= 0,000; p < 0,01. 2. Sumbangan efektif siswa sudah merasa sejahtera dan puas ketika berada di sekolah. Tingginya tingkat dukungan keluarga kesejahteraan sosial dengan siswa kesejahteraan siswa ini salah satu sebabnya karena mereka sebesar 40,5 % dan masih terdapat 59,5 % memiliki dukungan sosial sisanya dipengaruhi keluarga yang tinggi (positif) terhadap teman, keluarga dan lingkungan sosial. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka diambil kesimpulan sebagai berikut ini : variabel lainnya. 3. Tingkat dukungan sosial keluarga masuk dalam kategori tinggi. Rerata empirik untuk dukungan sosial keluarga 70,22 dengan standar 10

Daftar Pustaka deviasi 7,527. Rerata hipotetik dukungan skala sosial keluarga sebesar 52,5 dan standar deviasi 10,5. 4. Tingkat kesejahteraan siswa masuk dalam kategori tinggi. Rerata empirik sebesar 60,20 dengan standar deviasi sebesar 6,305. Rerata hipotetik skala kesejahteraan sebesar 47,5 standar sebesar 9,5. siswa dan deviasi De Lazzari, S. A. (2000). Emotional intelligence, meaning, and psychological well-being : a comparison between early and late adolescence. Diunduh pada tanggal 10 september 2013 dari http://www.twu.ca/cpsy/assets/studen ttheses/delazzaristeven.pdf Dayakisni dan Huddaniyah. (2003). Psikologi Sosial. Malang : Universitas Malang. Diener,E., Tamir, M. dan Scollon, C.N. (2006). Happiness, life satisfaction, and fulfillment: The social psychology of subjective wellbeing. In P.A. van Lange (Ed), Bridging social psychology: The Benefits of transdisciplinary approaches. Hillsdale, NH: Erlbaum. Ereaut, G., & Whiting, R. (2008). What do we mean by wellbeing? And why might it matter?. Research Report DCSF-RW073, Linguistic Landscape, Department of Children, Schools & Families, UK. Faturochman. (2012). Psikologi Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Psikologi UGM. Lieberman, M.A. (1992). The Effect of Social Support on Respond on Stress. Dalam Bretnitz & Golberger (Eds).Handbook of Stress: Theoritical & Clinical Aspects. London: Collier MacMillan Publisher. Maslihah, S. (2011). Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat. 11

Jurnal Psikologi Undip, Vol. 10, No 2. NCCA. (2008).The report Well- Being and Post-Primary Schooling; A review of literature and research. St Patrick s College, Drumcondra. NN. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Universitas Indonesia : Fakultas Ilmu Komputer, diunduh pada 11 april 2013 dari http://www.bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/k bbi.php?keyword=sejahtera&varbida ng=all&vardialek=all&varragam=all &varkelas=all&submit=tabel11april2 013 Purnamasari, A dan Adicondro, N. (2011). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga dan Self Regulated Learning pada Siswa Kelas VIII. Jurnal Humanitas, Vol. VIII. No.1. Ryff, C.D., (1989). Happiness Is Everything, or Is It? Explorations on the Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 57, No. 6, 1069 1081. Samman, E. (2007). Psychological & Subjective Well-being: A proposal for internationally comparable indicators. Oxford Pooverty & Human Development Initiative (OPHI), Department of International Development, Queen Elizabeth House, University of Oxford. No.2. Diunduh dari www:ophi.org.uk. Sarafino. EP. (1998). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction. USA : John Willey and sons. Shochib, M. (1998). Pola Asuh Orang Tua : Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta : PT Rineka Cipta. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo. Spotlight. (2012). Well-being: Promoting mental health in schools. No.2, 2012. OireachtasLibrary & Research Service. Victorian General Report. (2010). The Effectiveness of Student Wellbeing Programs and Services. Februari 2010. 12