TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan suatu penghidupan manusia, namun disisi lain. Alam dapat

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

TINGKAT PENGETAHUAN GURU DALAM MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN SIMULASI TERHADAP PENGETAHUAN SISWA KELAS X IPS TENTANG MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA BANJIR TERHADAP MINAT BELAJAR PRAMUKA SMP NEGERI 3 MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani. Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

BAB I PENDAHULUAN. hari hujan. (Surakarta Dalam Angka, 2007) masyarakat di Kelurahan Nusukan memiliki ciri sebagaimana masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

PENGETAHUAN SISWA TENTANG MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SMK MUHAMMADIYAH 01 WEDI KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI. GunaMencapai Derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III LANDASAN TEORI

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 02 WEDI KABUPATEN KLATEN DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 2 BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 1 GROGOL KECAMATAN GROGOL

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

KETERKAITAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DAN BENTUK MITIGASI BANJIR DI KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. Data bencana di BAKORNAS menyebutkan bahwa antara telah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Geografi INDAH PURNAMASARI A

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Banjir bukan masalah yang ringan. 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 NGUPIT KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. Benua Australia dan Benua Asia serta terletak diantara dua Samudra yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

PERAN SIMULASI TERHADAP KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA DI SMP N 1 KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi. Diajukan Oleh :

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi Disusun Oleh : Hildawati A610 100 010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA Hildawati, A610100010, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 ABSTRAK Pemberian pengetahuan tentang mitigasi bencana penting dilakukan di sekolah karena sekolah merupakan tempat untuk memberikan informasi kepada siswa sehingga siswa dapat menyebarluaskannya di masyarakat dan orang tua, sekolah merupakan tempat untuk melakukan upaya-upaya terkait dengan pengurangan resiko bencana serta upaya untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan, sekolah yang berlokasi di daerah rawan bencana memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap bencana. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta dengan judul TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas X di SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA mengenai penyebab bencana banjir serta mengetahui tindakan pencegahan dan penyelamatan diri siswa saat terjadi banjir di SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA. Populasi kelas X di SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA adalah 185 siswa yang akan dijadikan penelitian, sehingga terdapat kuesioner 185 yang akan dibagikan baik untuk rumusan masalah pertama dan kedua.. Penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai penyebab bencana banjir dan tindakan pencegahan serta penyelamatan diri siswa saat terjadi banjir pada siswa kelas X SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menghitung perhitungan persentase, teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah sensus yaitu dengan mengambil seluruh populasi yang ada. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas X dalam mitigasi bencana banjir baik Kelas XA,XB,XC,XD,XE, maupun XF menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai penyebab bencana banjir maupun tindakan pencegahan dan penyelamatan diri siswa dalam bencana banjir masuk dalam kategori yang baik dalam mitigasi bencana banjir. Kata Kunci: Bencana banjir, Pengetahuan, Mitigasi.

PENDAHULUAN Kota Surakarta yang sangat dikenal juga dengan Kota Solo merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng gunung lawu dan gunung merapi, dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut, dengan luas sekitar 44 Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah sungai besar yaitu Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, dan Kali Pepe. Dengan adanya sungai tersebut, maka menyebabkan daerah ini rawan bencana banjir. Sungai bengawan solo pada zaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas perdagangannya, tetapi pada zaman sekarang telah menjadi penyebab utama bencana banjir. Banjir merupakan bencana dengan peringkat nomor satu dengan persentase 38 %( BNPB). Dengan tingginya angka bencana banjir di Indonesia maka akan menghambat pembangunan nasional, maka dari itu diperlukan tingkat pengetahuan yang tinggi dari siswa untuk dapat memahami makna mitigasi bencana agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Masyarakat di segala bangsa menempatkan anak-anak sebagai tumpuan harapan bagi masa depan. Sekolah merupakan instituasi pembelajaran dimana anak-anak akan diperkenalkan dengan nilai-nilai budaya, nilai-nilai agama, pengetahuan-pengetahuan tradisional-modern, tanpa terkecuali pengetahuanpengetahuan tentang masalah kebencanaan. Pemberian pengetahuan tentang mitigasi bencana itu penting dilakukan di sekolah karena sekolah merupakan tempat untuk memberi informasi kepada siswa sehingga siswa dapat menyebarluaskannya di masyarakat dan kepada orang tua. Sekolah merupakan tempat untuk melakukan upaya-upaya terkait dengan pengurangan resiko bencana serta serta upaya untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan, sekolah yang berlokasi di daerah rawan bencana memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap bencana. Maka dari itu pengurangan resiko bencana itu penting dilakukan di sekolah.

Data dari Kesbangpol Surakarta menunjukkan bahwa banjir terjadi pada tahun 2010 dan 2011. Banjir yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta terjadi pada saat musim hujan, mengingat kawasan ini merupakan daerah yang terletak di antara sungai besar yaitu Kali Jenes dan Kali Wingko, sehingga banjir hampir terjadi setiap tahunnya. Berdasarkan masalah dari latar belakang di atas maka penulis melakukan penelitian di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta dengan mengambil judul Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di SMK Muhammadiyah 1 Kelurahan Joyotakan Kota Surakarta Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1. Tingkat pengetahuan siswa kelas X mengenai penyebab bencana banjir di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta 2. Tingkat pengetahuan siswa kelas X terhadap tindakan pencegahan dan penyelamatan diri siswa dari bencana banjir di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta. LANDASAN TEORI Peserta didik adalah orang yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan yang diberikan oleh gurunya (Eka Prihatin, 2011). Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh factor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan manusia, kerugian harta benda, maupun dampak psikologis. Bencana dapat diartikan pula sebagai suatu gangguan yang hebat yang menyebabkan korban manusia, kerusakan harta dan lingkungan, yang melebihi kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasinya dengan sumber daya yang dimilikinya (Krisnha. S. Pribadi,dkk.2008).

Tiga faktor penyebab terjadinya bencana, yakni yang pertama faktor alam atau natural disaster karena fenomena alam dan campur tangan manusia, yang kedua faktor non alam atau non natural disaster yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan manusia, dan yang ketiga faktor sosial dan manusia, misalnya konflik horizontal, konflik vertikal, dan terorisme (Nurjanah,dkk. 2012). Banjir adalah genangan akibat luapan sungai atau drainase yang tak mampu mengalirkan air, dan terjadi di daerah rendah berupa cekungan dan retensi (Robert. J. Kodoatie,2010). Krisnha.S. Pribadi (2008:IV-4) membagi jenis-jenis banjir menjadi banjir sungai, banjir pantai, banjir bandang dan banjir kota. Menurut Krisnha.S. Pribadi(2008) terdapat tindakan pencegahan dan penyelamatan diri saat terjadi banjir, diantaranya adalah : a. Pencegahan banjir Tindakan yang dapat mencegah banjir antara lain : 1. Tidak membuang sampah di sungai atau saluran air lainnya. 2. Melakukan gerakan penghijauan atau penanaman kembali tumbuhtumbuhan di lahan kosong dan memeliharanya dengan baik 3. Menjaga kebersihan lingkungan dan mengikuti kerja bakti membersihkan selokan dan saluran air di sekitar tempat tinggal dan sekolah. b. Penyelamatan diri saat terjadi banjir Saat terjadi banjir tindakan yang perlu dilakukan oleh siswa adalah: 1. Membawa perlengkapan darurat. 2. Membantu orang tua mengamankan dokumen dan barang berharga termasuk buku dan perlengkapan sekolah 3. Jika genangan air masih dapat diseberangi dengan berjalan kaki, siswa harus mengungsi bersama orang tua atau orang dewasa ke tempat yang aman.

4. Usahakan menuju daerah yang lebih tinggi 5. Hindari berjalan di dekat saluran air atau lokasi yang berarus deras agar terhindar dari seretan banjir. 6. Jika dalam keadaan tertentu tidak dapat meninggalkan rumah, usahakan berada di tempat yang tinggi dari rumah. 7. Apabila genangan air sudah cukup tinggi dan hamper mencapai stop kontak/jaringan listrik, putuskan aliran listrik di rumah dari sekring. 8. Mendengar petunjuk orang tua dan mengikuti semua instruksinya ddengan cermat dan hati-hati. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa pada saat banjir terjadi agar siswa selamat dari bencana banjir adalah : 1. Jika siswa bertemu dengan genangan air, segera berhenti dan carilah jalan lain yang aman. Pilih tempat yang tinggi, walaupun genangan banjir hanya setinggi mata kaki,genangan banjir masih harus dihindari. Genangan banjir setinggi 15 cm dapat membuat orang dewasa terjatuh. Genangan banjir setinggi 70 cm dapat menghanyutkan mobil. Ada kemungkinan tiang listrik roboh akibat banjir. Air adaah penghantar yang baik bagi arus listrik. 2. Berhati-hatilah terhadap benda-benda yang terbawa aliran listrik, termasuk hewan liar, yang mungkin berbahaya (ular, aklajengking, dan lainnya) 3. Dilarang bermain di pinggir sungai dan saluran air hujan, terutama saat permukaan air meningkat. 4. Dilarang meminum air dari genangan air banjir. 5. Dilarang memakan makanan yang terkena banjir Tindakan yang dilakukan siswa setelah banjir berakhir adalah : 1. Membantu orangtua membersihkan rumah, sekolah, dan lingkungan 2. Membantu menyusun kembali barang-barang yang di pindahkan 3. Apabila penyediaan air bersih belum lancer gunakan air secara hemat

4. Usahakan tidak menggunakan air kotor 5. Waspadai binatang liar/buas yang mungkin berada di tumpukan sampah maupun puing bangunan. 6. Jaga kebersihan dan kesehatan diri masing-masing. 7. Membersihkan tangan sebelum makan, setelah buang air, dan setelah melakukan kegiatan pembersihan. Menurut Le Group AFH Internasional, 1994:kodoatie,1995,dampak atau kerugian akibat banjir ada 3 yaitu : 1. Kerusakan fisik yang langsung 2. Kerusakan tidak langsung 3. Kerugian tidak nyata Management bencana atau disaster management adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana, terutama resiko bencana dan bagaimana menghindari resiko bencana (Nurjanah, dkk. 2012). Siklus pengelolaan bencana atau management bencana dalam buku krisnha. S. Pribadi antara lain terdiri dari 4 tahapan yaitu : 1. Pencegahan atau mitigasi 2. Kesiapsiagaan pada tahap sebelum bencana 3. Tanggap darurat 4. Rehabilitasi dan rekonstruksi pada tahap setelah bencana METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006). Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan deskriptif kuantitatif. Karena pendekatan kuantitatif menekankan pada data-data numerik yang diolah menggunakan statistika. Pada dasarnya pendekatan deskriptif kuantitatif menyajikan fakta secara sistematik yang mudah dipahami dan di tarik kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan di

SMK Muhammadiyah 1 Surakarta selama 6 bulan yaitu dari bulan September 2013 sampai Februari 2014. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Surakarta yang berjumlah 185 siswa. Kelas X digunakan sebagai populasi karena kelas X sebagai objek penelitian. Cara mengambil data dengan menggunakan sensus yaitu menggunakan semua populasi di kelas X yang berjumlah 185 siswa Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara memberikan angket secara tertutup, wawancara tidak terstruktur dan dengan dokumentasi. Teknik uji persyaratan analisis dalam penelitian ini adalah dengan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta, untuk menguji apakah instrument angket yang akan di ujikan layak atau tidak. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Teknik analisis tingkat pengetahuan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Surakarta mengenai penyebab bencana banjir. 2. Teknik analisis tingkat pengetahuan siswa dalam pencegahan dan PEMBAHASAN penyelamatan diri siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Surakarta. Hasil penelitian yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta menunjukkan bahwa : 1. Tingkat pengetahuan siswa kelas X mengenai penyebab bencana banjir. Kelas Jumlah benar Jumlah salah Keterangan XA 79,51% 20,48 % Baik XB 82,63% 17,36% Baik XC 82,63% 17,36% Baik XD 86,21% 13,78% Baik XE 79,68% 20,31% Baik XF 78,5% 21,5% Baik

Hasil analisa tingkat pengetahuan siswa kelas X mulai dari kelas XA, XB, XC, XD, XE, maupun XF yang dilakukan peneliti di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta mengenai penyebab banjir tergolong baik. 2. Tingkat pengetahuan siswa dalam tindakan pencegahan dan penyelamatan diri siswa dalam menghadapi bencana banjir. Kelas Jawaban benar (%) Jawaban salah (%) Keterangan XA 89,48% 10,51% Baik XB 90,15% 9,84% Baik XC 93,25% 6,74% Baik XD 90% 10% Baik XE 92 % 7,6% Baik XF 90% 10% Baik Hasil analisa tingkat pengetahuan siswa dalam tindakan pencegahan dan penyelamatan diri siswa saat terjadi banjir kelas X mulai dari XA, XB, XC, XD, XE, maupun XF yang dilakukan peneliti di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta tergolong baik. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Surakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Surakarta dalam mitigasi bencana banjir termasuk kategori baik. 2. Tingkat pengetahuan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Surakarta dalam tindakan pencegahan dan penyelamatan diri siswa saat terjadi banjir termasuk pada kategori baik.

Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini mempunyai implikasi: 1. Menambah referensi dan masukan yang bermanfaat bagi sekolah di SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA Surakarta mengenai mengenai penyebab bencana banjir. 2. Menjadikan siswa ikut serta dalam upaya pencegahan dan penyelamatan diri siswa saat terjadi bencana banjir agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Saran berikut : Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran sebagai 1. Bagi pihak sekolah SMK Muhammadiyah 1 Surakarta a. Sekolah diharapkan mampu untuk memberikan materi pelajaran pada salah satu pelajaran yang terkait masalah kebencanaan terutama mengenai mitigasi bencana b. Sekolah diharapkan dapat melakukan pelatihan mengenai simulasi bencana banjir di sekolah kepada siswa sehingga siswa dapat mengetahui tindakan apa yang dilakukan pada saat terjadi banjir. 2. Saran untuk kelas X SMK Muhammadiyah 1 Surakarta Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuannya mengenai mitigasi bencana banjir pada saat terjadi banjir untuk dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat agar dapat meminimalisir dampak korban baik korban jiwa maupun korban materiil sehingga siswa maupun masyarakat menjadi tangguh terhadap bencana

3. Saran untuk peneliti Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitiannya di daerah yang memiliki dampak banjir sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa bagaimana mitigasi, pencegahan, maupun penyelamatan diri siswa saat bencana banjir untuk mengurangi korban.

DAFTAR PUSTAKA Adhitya, Barry, Aditya Reffiyanto, Adi Kurnia, Denden Firman Arief, Fahrulrozi, Paki Hidayat, Dwi Boy Matriosya. 2009. Muhammadiyah Dalam Kesiapsiagaan Bencana. Bandung : Risalah MDMC. Kadoetie, Robert J & Syarief, Roestam. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi Offset. Kadoetie, Robert J.2012.Tata Ruang Air Tanah. Yogyakarta: Andi Offset. Kadoetie, Robert J.2013. Rekayasa Dan Management Banjir Kota. Yogyakarta: Andi Offset. Novianto. 2008. Pendidikan Mitigasi Bencana. Bandung : ITB. Nurjanah, Sugiharto R, Kuswanda Dede, BP Siswanto, Adikoesoemo. 2012. Management Bencana. Bandung: Alfabeta. Pribadi, Krisnha S, Engkon K. Kertapati, Diah Kusumastuti Hamzah Latief, Hendra Grandis, Eng Imam A, Sadisun, Soebagiyo Soekarmen, Harman Ajiwibowo, Retno Dwi S, Atu Krisnha Juliawati, Farah Mulyasari, Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008. Pendidikan Siaga Bencana. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Prihatin, Eka.2011. Management Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Http://Solokotakita.Org/Atlas/Joyotakan%20Bahasa.Pdf (Diakses Tanggal 26 November 2013). Http://Www.Pu.Go.Id/Publik/Ind/Produk/Info_Peta/Rwnbanjir/Bencana2008/333 5indexbengawansolobanjir.Htm ( Diakses Tanggal 22 April 2014 ).