Halal Network atau Multi Level Marketing Berbasis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI JU A>LAH DALAM FIQH MUAMALAH DAN ASAS-ASAS AKAD. Menurut Abd. Rahman al-jaziri, yang dimaksud ju a>lah (pemberian

Multi Level Marketing (MLM) adalah sebuah metode pemasaran

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB II. dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di tingkat regional, nasional, ataupun internasional. Bisnis selalu

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

KEDUDUKAN HUKUM MLM. SHARIA COMPLIANCE By Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang AKAD JU ALAH

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

MULTI LEVEL MARKETING

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

HILMAN FAJRI ( )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN HAK ATAS DISKON PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ASY-SYIFA KENDAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI HIGH YIELD INVESTMENT PROGRAM (HYIP) DENGAN SISTEM ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB II LANDASAN TEORI

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

halal network yang diterapkan dalam perusahaan HPAI ini yaitu segala

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DOUBLE BONUS PADA OPERASIONAL HALAL NETWORK HERBA PENAWAR ALWAHIDA INDONESIA (HPAI) DI KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO A. Praktik Double Bonus Pada Operasional Halal Network Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) Di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) merupakan salah satu perusahaan bisnis Halal Network atau Multi Level Marketing Berbasis Syariah di Indonesia yang fokus pada produk-produk herbal. Konsep halal network yang diterapkan dalam perusahaan HPAI ini yaitu segala produk yang dijual dan transaksinya telah berdasarkan pinsip-prinsip syariah dan telah dibuktikan dengan dimilikinya kelengkapan perizinan sertifikat DSN- MUI No. 002.36.01/DSN-MUI/IV/2015. 1 Dalam perusahaan HPAI terdapat beberapa istilah-istilah kepangkatan bagi agen aktif HPAI yaitu Agen Biasa, Manager, Senior Manager, Executive Manager, Director, Senior Director, dan Executive Director. Untuk mendaftar menjadi agen aktif HPAI, seseorang harus mendaftar melalui seorang sponsor yang kemudian bertindak sebagai upline agen tersebut. Telah disepakati, untuk pendaftaran ini, seseorang bisa memilih untuk berinvestasi Rp. 10.000 atau berinvestasi Rp. 30.000, yang berlaku 1 PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia, Buku Panduan Sukses HNI-HPAI,35. 64

65 selamanya. Dengan investasi ini, agen baru (downline) tersebut dapat menggunakan sistem komputerisasi HPAI, buku panduan sukses HPAI dan buku katalog produk HNI-HPAI bagi yang mendaftar RP 30.000, mendapat diskon harga produk, menjualnya dan mendapatkan bonus sesuai dengan pangkat dan aturan yang telah ditetapkan, serta mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seminar ataupun pelatihan yang dilaksanakan oleh HPAI. Agar bisa mendapatkan pangkat yang lebih tinggi dan bonus yang lebih banyak, maka agen aktif HPAI harus bisa mengajak beberapa orang untuk bergabung dalam jaringannya. Dengan begitu semakin banyak orang bergabung dalam jaringannya maka semakin banyak pula bonus yang bisa didapatkan oleh agen aktif HPAI. Bonus yang didapatkan bukan dari perekrutan anggota, akan tetapi dari kuantitas belanja yang dilakukan oleh upline atau sponsor dan downline yang disponsorinya. Apabila upline tidak melakukan pembelanjaan produk baik dipakai sendiri maupun untuk dijual kembali, maka upline tidak akan bisa menerima bonus prestasi grup atau jaringannya, sekalipun downline yang disponsorinya melakukan pembelanjaan. Begitupun juga sebaliknya, apabila upline rajin melakukan pembelanjaan, tetapi downline yang disponsorinya tidak rajin melakukan pembelanjaan, maka upline tidak bisa mendapatkan double bonus (Bonus Prestasi Grup dan Bonus Prestasi {Pribadi) dan hanya mendapatkan Bonus Prestasi Pribadi saja.

66 Dalam praktiknya di perusahaan HPAI, terdapat agen yang menjadi agen ganda padahal dalam aturan pada buku panduan sukses HPAI telah dijelaskan bahwa seseorang dilarang untuk memiliki nomor keagenan lebih dari satu. 2 Akan tetapi hal itu disisasati dengan cara mendaftarkan KTP dan nomor telepon orang lain untuk mendapatkan ID keagenan lain dengan tujuan mendapatkan double bonus. Double bonus yang dimaksud disini yaitu bonus prestasi pribadi yang didapatkan oleh upline secara otomatis ketika melakukan pembelanjaan produk dan bonus prestasi grup yang didapatkan upline ketika downline di bawah jaringan atau yang disponsorinya melakukan pembelanjaan. Karena dalam praktiknya menjual produk lebih mudah dibandingkan dengan merekrut anggota baru. Sehingga untuk melebarkan jaringanpun agen HPAI tersebut merasa kesulitan. Agen HPAI yang menjadi agen ganda tersebut biasanya ketika melakukan pembelanjaan produk HPAI di stokis-stokis terdekat, terkadang menggunakan nomor keanggotaan miliknya atau menggunakan nomor keanggotaan lain yang didaftarkannya menggunakan nama orang lain. Sehingga data yang diinput oleh stokis HPAI nantinya yang masuk di AVO (Agent Virtual Office) bisa terlihat poin yang dimiliki dari pembelanjaan yang dilakukan pribadi dan poin yang didapatkan ketika downline yang disponsorinya juga melakukan pembelanjaan. Dari poin-poin tersebut, setiap 2 Peraturan Keagenan Pasal 8 Nomor 1 tentang Larangan Keanggotaan Ganda.

67 bulannya akan diakumulasikan jumlah poinnya dan agen HPAI mendapatkan bonus sesuai dengan perhitungan bonus dan royalti agen seperti yang dijelaskan pada bab III sebelumnya. Dengan demikian, agar agen aktif HPAI bisa mendapatkan double bonus maka agen tersebut melakukan pendaftaran keagenan kembali tetapi dengan menggunakan KTP dan nomor HP orang lain untuk mendapatkan Nomor ID keagenan lain. Dan ketika melakukan pembelanjaan, setiap produk yang dibeli memiliki nilai poin yang bisa didapatkan langsung oleh agen HPAI, sehingga nomor keagenan yang diberikan kepada stokis HPAI untuk diinput pembelanjaannya di AVO (Agent Virtual Office) terkadang menggunakan ID nya sendiri atau menggunakan ID lain yang didaftarkannya padahal ID tersebut juga miliknya sendiri. Dengan begitu agen HPAI tersebut bisa mendapatkan double poin dari pembelanjaan yang dilakukannya, dan pada akhir bulan penghitungan jumlah Target Prestasi (TP), agen tersebut bisa mendapatkan double bonus.

68 B. Analisis Hukum Islam Terhadap Double Bonus Pada Operasional Halal Network Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) Di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo 1. Analisis Hukum Islam Terhadap Peraturan Larangan Keagenan Ganda tentang Praktik Double Bonus pada Operasional Halal Network Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) di Krian Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) merupakan salah satu perusahaan bisnis Halal Network atau Multi Level Marketing berbasis Syariah di Indonesia yang fokus pada produk-produk herbal. Dalam perusahaan HPAI terdapat beberapa pihak yaitu ja> il selaku perusahaan, merupakan pihak yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu atas pencapaian hasil pekerjaan (natijah) yang ditentukan. Sedangkan maj ul lah atau a>mil yaitu para agen HPAI selaku pihak yang melaksanakan akad ju a>lah. Dalam operasionalnya agar agen aktif HPAI bisa mendapatkan double bonus maka agen tersebut melakukan pendaftaran keagenan kembali tetapi dengan menggunakan KTP dan nomor HP orang lain untuk mendapatkan Nomor ID keagenan lain. Dan ketika melakukan pembelanjaan, setiap produk yang dibeli memiliki nilai poin yang bisa didapatkan langsung oleh agen HPAI, sehingga nomor keagenan yang diberikan kepada stokis HPAI untuk diinput pembelanjaannya di AVO

69 (Agent Virtual Office) terkadang menggunakan ID nya sendiri atau menggunakan ID lain yang didaftarkannya padahal ID tersebut juga miliknya sendiri. Dengan begitu agen HPAI tersebut bisa mendapatkan double poin dari pembelanjaan yang dilakukannya, dan pada akhir bulan penghitungan jumlah Target Prestasi (TP), agen tersebut bisa mendapatkan double bonus. Padahal dalam peraturan keagenan pasal 8 terkait larangan keanggotaan atau keagenan ganda telah dijelaskan bahwa ; 3 a. Setiap Agen dilarang memiliki nomor Agen lebih dari satu. b. Dalam hal ditemukan nomor Agen lebih dari satu, maka Perusahaan berwenang menentukan nomor Agen tersebut yang masih aktif dan menonaktifkan nomor Agen yang tidak aktif. c. Seorang Agen yang melakukan pendaftaran ulang atas Agen aktif dianggap tidak sah, sehingga nomor keagenan yang baru hasil daftar ulang otomatis dibatalkan. Dari pemaparan tersebut, peneliti akan menganalisis peraturan larangan keagenan ganda dengan menggunakan asas-asas akad berikut: 4 3 PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia, Buku Panduan Sukses HNI-HPAI,63. 4 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Bernuansa Islam,14-18.

70 1. Asas Kesepakatan (Mabda ar-radha iyyah), asas ini menjelaskan bahwa terciptanya suatu perjanjian cukup dengan tercapainya kata sepakat antara para pihak. 2. Asas Kebebasan Berakad (Mabda Hurriyah at-ta aqud), asas ini menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat akad jenis apapun tanpa terikat kepada nama-nama yang telah ditentukan dalam syariat, dan memasukkan klausula apa saja ke dalam akad yang dibuatnya itu sesuai dengan kepentingannya sejauh tidak merugikan orang lain. 3. Asas Kemashlahatan (Tidak Memberatkan), asas ini menjelaskan bahwa akad yang dibuat oleh para pihak bertujuan untuk mewujudkan kemashlahatan bagi mereka dan tidak boleh menimbulkan kerugian (mudharat) atau keadaan memberatkan (masyaqqah). 4. Asas Amanah, asas ini menjelaskan bahwa masing-masing pihak haruslah beritikad baik dalam transaksi dengan pihak lainnya, dan tidak dibenarkan salah satu pihak mengeksploitasi ketidaktahuan mitranya. Jika dilihat dari praktiknya, ketika seseorang telah mendaftar untuk menjadi agen HPAI, maka orang tersebut dianggap telah sepakat untuk menyetujui segala peraturan yang ada di perusahaan HPAI, termasuk peraturan larangan keanggotaan/keagenan ganda. Dalam menjalankan akad pun klausula-klausula yang dibuat juga tidak

71 merugikan para pihak. Karena akad yang dilakukan juga didasarkan pada tingkat kerja nyata yang harus ditunjukkan agen HPAI kepada perusahaan. A>mil selaku agen HPAI juga tidak akan mendapatkan bonus apabila tidak melakukan penjualan produk seperti yang telah dijelaskan dalam buku panduan sukses HPAI mengenai perolehan bonus dan peraturan keagenan. Hal tersebut telah sesuai dengan asas kesepakatan dan kebebasan berakad seperti dirumuskan dalam kaidah hukum Islam berikut : Pada asasnya akad itu adalah kesepakatan para pihak dan akibat hukumnya adalah apa yang mereka tetapkan atas diri mereka melalui janji. Selanjutnya asas amanah, menurut peneliti, agen HPAI yang mendapatkan double bonus dengan melakukan agen ganda tidak mencerminkan telah menerapkan asas tersebut. Padahal dengan adanya asas amanah diharapkan para pelaku bisnis mempunyai itikad baik dalam menjalankan bisnisnya. Akan tetapi, pada kenyataannya yang dilakukan agen HPAI tersebut jelas tidak amanah dan tidak jujur kepada mitra kerjanya. Mitra kerja yang dimaksudkan adalah agen stokis halalmart dan perusahaan HPAI tersebut. Agen HPAI tersebut memberikan ID keagenan kepada agen stokis untuk bergantian diinputkan atas pembelanjaan produk yang dilakukannya, tanpa sepengetahuan agen

72 stokis halalmart dan perusahaan HPAI bahwa ID tersebut pemiliknya sama. Agen HPAI yang melakukan keagenan ganda dengan tujuan mendapatkan double bonus tersebut telah melakukan kedzaliman terhadap perusahaan tersebut. Agen tersebut bisa mendapatkan bonus dari agen yang disponsorinya, padahal agen yang didaftarkan dibawah sponsornya hanyalah akun palsu yang sebenarnya juga merupakan milik agen HPAI tersebut. Padahal Allah telah melarang perbuatan dzalim, sebagaimana firman-nya dalam Qur an Surat Al-Baqarah ayat 279; Kamu tidak boleh menzalimi orang lain dan tidak boleh dizalimi orang lain. (QS. Al-Baqarah [2]: 279). 5 Sehingga dengan penjelasan peneliti tentang asas amanah tersebut, maka asas kemashlahatan yang seharusnya dimaksudkan untuk mewujudkan kemashlahatan bagi para pihak yang mana tidak boleh menimbulkan kerugian (mudharat) atau keadaan memberatkan (masyaqqah) tidak tercermin dalam praktik double bonus pada operasional halal network Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) di Krian. Kerugian disini yaitu Bonus Prestasi Grup yang seharusnya tidak perlu diberikan oleh perusahaan, akan tetapi agen HPAI tersebut mendapatkannya dengan melakukan keagenan ganda. 5 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, 47.

73 Dari uraian keempat asas yang telah disebutkan di atas, menurut peneliti asas-asas akad dalam pelaksanaan praktik peraturan larangan keagenan ganda terhadap perolehan double bonus tidak sepenuhnya diterapkan, karena bertentangan dengan asas amanah dan kemashlahatan. 2. Analisis Hukum Islam Terhadap Sah dan Tidaknya Double Bonus Pada Operasional Halal Network Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) Di Krian Dari pemaparan masalah sebelumnya, peneliti akan menganalisis perolehan double bonus pada operasional halal network perusahaan Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo menggunakan hukum Islam sebagai pisau analisis. Sah dan tidaknya perolehan double bonus yang didapatkan oleh agen HPAI akan peneliti analisis dengan menggunakan Ju a>lah. Setiap royalti atau bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang dilakukan oleh para anggota HPAI. Namun dalam praktiknya terdapat agen HPAI yang menjadi agen ganda dengan tujuan mendapatkan double bonus. Dalam Islam bonus disebut dengan ju a>lah yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang disiapkan untuk diberikan kepada seseorang yang berhasil melakukan perbuatan tertentu, atau juga diartikan sebagai

74 sesuatu yang diberikan kepada seseorang karena telah melakukan pekerjaan tertentu. Sedangkan di dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 62/DSN-MUI/XII/2007 menjelaskan bahwa ju a>lah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan (reward/ iwadh/ ju l) tertentu atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan. 6 Jumhur Ulama sepakat bahwa hukum ju a>lah adalah mubah. Seperti dijelaskan pada ayat berikut ini; Artinya: Penyeru-penyeru itu berkata : Kami kehilangan alat takar, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya. (QS. Yu>suf [12] : 72) 7 Ayat tersebut menjelaskan bahwa ketika seseorang berhasil melakukan pekerjaan yang telah ditentukan, maka orang tersebut berhak mendapatkan imbalan tertentu yang telah dijanjikan. Seperti halnya pelaksanaan yang ada di perusahaan HPAI, ketika agen HPAI telah melakukan penjualan produk dan mendapatkan poin dari setiap penjualan produk tersebut, maka agen HPAI tersebut berhak mendapatkan bonus sesuai dengan Target Prestasi yang telah dilakukannya. 6 Fatwa DSN-MUI No: 62/DSN-MUI/XII/2007, 4. 7 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, 244.

75 Menurut jumhur ulama rukun dan syarat ju a>lah adalah sebagai berikut: 8 1. Ja> il (orang yang memberi upah) : baligh, cakap hukum, berakal, dan bijaksana. 2. A>mil (orang yang melaksanakan akad) : memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan. 3. Pekerjaan yang dilakukan : telah selesai dilakukan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. 4. Upah atau hadiah (reward/ iwadh/ ju l) : harus jelas jumlahnya dan haruslah harta yang diketahui. 5. Sighah : berisi izin untuk melaksanakan dengan permintaan yang jelas, menyebutkan imbalan yang jelas dan adanya komitmen untuk memenuhinya. Menurut peneliti dari rukun dan syarat ju a>lah perolehan double bonus pada operasional halal network Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) di Krian, yang menjadi ja> il (orang yang memberi upah) adalah perusahaan. Orang-orang yang mengelola perusahaan, dari pimpinan, dewan komisaris, dewan direksi adalah orang yang telah baligh, cakap hukum, berakal, dan bijaksana. 8 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), 315.

76 Selanjutnya A>mil (orang yang melaksanakan akad) harus memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Dalam perusahaan HPAI yang menjadi agency center, stokis, dan agenstok adalah orang yang memang telah mampu untuk melaksanakan pekerjaan. Sedangkan dalam praktiknya terdapat agen yang memiliki ID ganda dengan tujuan mendapatkan double bonus. Walaupun agen tersebut mampu melaksanakan pekerjaan, akan tetapi cara yang dilakukannya salah. Yaitu salah satu ID keagenan palsu yang didaftarkannya tidak melakukan pekerjaan apapun. Karena pada kenyataanya yang melakukan pekerjaan hanya satu agen saja tapi diatasnamakan ID keagenan lain yang dimilikinya. Dalam hal pekerjaan yang dilakukan para agen HPAI yaitu menjual produk-produk herbal yang halal dan mengajak orang-orang untuk ikut bergabung menjadi agen HPAI serta memberikan pengarahan agar agen baru atau downline tersebut bisa melakukan penjualan. Dengan begitu ketika upline maupun downline melakukan pembelanjaan di stokis-stokis halalmart maka akan mendapatkan poin dari masing-masing produk yang dibelinya yang akan dijual lagi ataupun untuk dipakai sendiri. Upah yang diberikan oleh perusahaan HPAI sudah jelas berdasarkan aturan perolehan royalti atau bonus serta poin yang bisa diperoleh ketika

77 melakukan pembelanjaan yang terdapat dalam buku panduan sukses HPAI dan buku katalog produk HNI-HPAI. Dalam hal sighah pada kasus ini, ketika seseorang telah mendaftar untuk bergabung menjadi agen HPAI, maka agen tersebut bisa mendapatkan imbalan dengan perhitungan sesuai aturan yang telah ditetapkan pihak perusahaan HPAI dan usahanya dalam melakukan pembelanjaan produk dengan menjual maupun dipakai sendiri serta pembelanjaan yang dilakukan oleh downline yang disponsorinya. Berdasarkan pada rukun dan syarat yang telah dijelaskan di atas, maka praktik perolehan double bonus pada operasional halal network di perusahaan Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) di Krian, tidak memenuhi rukun dan syarat ju a>lah yaitu a>mil (orang yang melaksanakan akad). Hal tersebut seperti yang dijelaskan dalam hadist Nabi berikut ini : م ن غ ش نا ف ل ي س م ن ا )روا ه مسلم ع ن أ ب ه ر ي ر ة ( Barang siapa menipu kami, maka ia tidak termasuk golongan kami. (Hadist Nabi Riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah) 9 9 Al-Imam Abu Husain Muslim bin al-hajjaj al-qusyairi an-naisaburi, Shahih Muslim, (Riyadh: Baitul Afkar, 1998), 55.

78 Dan diperkuat dengan Qur an Surat An-Nisa ayat 29 Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku sukarela di antaramu (QS. An-Nisa [4]: 29) 10 Sebagaimana hadist dan ayat Al-Quran yang diungkapkan di atas, maka perolehan double bonus (Bonus Prestasi Pribadi dan Bonus Prestasi Grup) yang didapatkannya tidak sah. Walaupun agen tersebut yang bekerja dan menjalankan kedua akun tersebut, namun cara yang dilakukannya salah. Agen tersebut melakukan keagenan ganda dengan tujuan yaitu untuk mendapatkan bonus lebih banyak dan dianggap jaringannya telah berkembang karena telah mensponsori agen baru. Padahal dalam peraturan keagenan juga telah disebutkan akan larangan keagenan ganda tersebut. 10 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, 83.