III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

G3K2 G1K1 G2K3 G2K2. 20cm. Ulangan 2 20cm G3K3 G3K1 G3K2. Ulangan 3 20cm. 20cm G1K1 G1K3 G1K2

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hajimena, Lampung Selatan pada bulan September 2009 sampai bulan Januari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

I. BAHAN DAN METODE. Bahan-bahan penelitian yaitu benih varietas Kancil dan Singa yang merupakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

KERAGAMAN KARAKTER AGRONOMI KLON-KLON F1 UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) KETURUNAN TETUA BETINA UJ-3, CMM 25-27, DAN MENTIK URANG

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN WAKTU

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

TATA CARA PENELITIAN

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

BAB III. METODE PELAKSANAAN. Tlasih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, dengan ketinggian 600

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Transkripsi:

17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar, Lampung Selatan mulai Maret 2013 sampai dengan Maret 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan bahan tanam berupa bibit ubi kayu yang telah disemai dari klon F1 keturunan tetua betina UJ 3 (Tabel 1) sebanyak 150 klon. Klon-klon tersebut berasal dari biji botani yang dipanen dari lahan petani di Desa Masgar, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran. Klon-klon yang ditanam petani tersebut meliputi UJ 3 dan UJ 5. Benih disemai di lahan 300 biji/m 2 pada bulan November 2012. Selanjutnya, klon dipindahkan ke lahan Kebun Percobaan BPTP Natar pada bulan Maret 2013. Klon yang dipindahtanam ke lahan dengan diameter stek berkisar 0,4 cm 0,6 cm dan tinggi stek berkisar 40 cm 50 cm. Bahan lain berupa air, pupuk NPK Mutiara (15:15:15) sebanyak 25 g/tanaman atau 500 kg/ha, tanah, polybag, dan insektisida Furadan. Alat alat yang digunakan meliputi spidol, cangkul, ember, alat tulis, meteran, tali rafia, dan plastik label.

18 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini mengevaluasi 125 klon F1 keturunan tetua betina UJ 3. Tata letak penanaman klon-klon F1 ditanam berdasarkan asal tetua betina yang sama (Gambar 1). Tahap evaluasi dilakukan pada karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kualitatif yang diamati meliputi warna pucuk daun, warna permukaan atas tangkai daun, warna permukaan bawah tangkai daun, warna batang bagian atas, warna batang bagian bawah, warna kulit ubi bagian luar, warna kulit ubi bagian dalam, dan warna daging ubi. Karakter kuantitatif yang diamati meliputi panjang tangkai daun, panjang lobus daun, lebar lobus daun, jumlah lobus daun, diameter batang, diameter penyebaran ubi, jumlah ubi, bobot ubi per tanaman, dan kadar aci. TB 301-450 Petak persemaian botani F1 keturunan tetua betina UJ 3 TB 1-150 TB 151-300 Klon tanaman UJ 3, UJ3-M, UJ3-B, UJ 5, dan Adira 4 Utara Keterangan : 1. : Stek tetua betina 2. : Arah mata angin : Plot tanaman yang digunakan peneliti : Plot tanaman peneliti lain : Plot tanaman peneliti lain Gambar 1. Tata letak penanaman klon-klon F1

19 Tabel 1. Identitas klon-klon F1 keturunan tetua betina UJ 3 yang berasal dari Tegineneng, Pesawaran. No. Identitas Identitas Identitas Identitas No. No. No. klon F1 klon F1 klon F1 klon F1 1. TB 2-1 33. TB 3-7 65. TB 5-15 97. TB 9-14 2. TB 2-2 34. TB 3-8 66. TB 5-16 98. TB 10-1 3. TB 2-3 35. TB 3-11 67. TB 6-1 99. TB10-3 4. TB 2-4 36. TB 3-12 68. TB 6-4 100. TB 10-7 5. TB 2-11 37. TB 3-13 69. TB 6-5 101. TB 10-9 6. TB 2-12 38. TB 3-14 70. TB 6-7 102. TB 10-13 7. TB 2-15 39. TB 3-15 71. TB 6-14 103. TB 10-14 8. TB 2-16 40. TB 3-16 72. TB 6-18 104. TB 10-15 9. TB 2-17 41. TB 3-17 73. TB 7-1 105. TB 11-3 10. TB 2-20 42. TB 3-18 74. TB 7-4 106. TB 11-4 11. TB 2-21 43. TB 3-19 75. TB 7-7 107. TB 11-8 12. TB 2-22 44. TB 3-20 76. TB 7-8 108. TB 11-9 13. TB 2-24 45. TB 4-1 77. TB 7-14 109. TB 11-10 14. TB 2-25 46. TB 4-3 78. TB 7-17 110. TB 11-11 15. TB 2-33 47. TB 4-4 79. TB 7-18 111. TB 11-12 16. TB 2-34 48. TB 4-6 80. TB 7-19 112. TB 11-13 17. TB 2-36 49. TB 4-7 81. TB 7-20 113. TB 11-15 18. TB 2-37 50. TB 4-8 82. TB 7-21 114. TB 11-17 19. TB 2-41 51. TB 4-9 83. TB 7-22 115. TB 13-1 20. TB 2-42 52. TB 4-10 84. TB 7-24 116. TB 13-2 21. TB 2-43 53. TB 4-15 85. TB 7-26 117. TB 13-4 22. TB 2-44 54. TB 4-16 86. TB 7-29 118. TB 13-5 23. TB 2-46 55. TB 5-14 87. TB 7-30 119. TB 13-6 24. TB 2-47 56. TB 5-13 88. TB 7-33 120. TB 13-8 25. TB 2-48 57. TB 5-1 89. TB 8-1 121. TB 13-10 26. TB 2-49 58. TB 5-2 90. TB 8-2 122. TB 13-11 27. TB 2-50 59. TB 5-3 91. TB 8-5 123. TB 13-12 28. TB 2-55 60. TB 5-5 92. TB 8-6 124. TB 13-14 29. TB 3-1 61. TB 5-6 93. TB 8-8 125. TB 13-15 30. TB 3-3 62. TB 5-7 94. TB 9-2 31. TB 3-4 63. TB 5-8 95. TB 9-8 32. TB 3-5 64. TB 5-12 96. TB 9-12

20 3.4 Analisis data Klon-klon yang dievaluasi berupa klon F1 keturunan tetua betina UJ 3. Data yang dianalisis meliputi nilai maksimum, nilai minimum, nilai tengah, ragam, simpangan baku (standard deviation), kisaran (range), dan persentase untuk karakter warna. Sebaran data suatu karakter ditunjukkan oleh Box and Whisker Plot dengan menggunakan software The SAS System for Windows 9.0. Rumus: 1. Nilai tengah (μ) = X (Walpole, 1995). N 2. Kisaran = maksimum-minimum (Walpole, 1995). i (Xi-μ) 2 3. Ragam (σ 2 f) = n=1 (Walpole, 1995). N 4. Simpangan baku atau standard deviation (sd) = σ 2 f (Walpole, 1995). Keterangan: 1. X : data pengamatan (X 1 +X 2 +X 3 +...+X i ). 2. N : jumlah data populasi. 3. n : jumlah data contoh. i 4. (Xi-μ) 2 : (data ke X 1 rerata) 2 +...+ (data ke X i rerata) 2. n=1 Kriteria tingkat keragaman fenotipe (KF) karakter kualitatif dinyatakan dalam tiga kelas, yaitu: a) Luas, jika KF > 67% b) Sedang, jika 33% < KF < 67% c) Sempit, jika KF < 33%

21 Keragaman karakter kuantitatif dinyatakan luas jika kisaran total lebih besar atau sama dengan dua kali kisaran dalam box and whisker plot. Sebaliknya, keragaman karakter kuantitaif dinyatakan sempit jika kisaran total lebih kecil dari pada dua kali kisaran dalam box and whisker plot. Fenotipe rekombinan merupakan fenotipe yang tidak sama dengan tetua betina, mungkin sama atau mirip dengan tetua jantan, atau merupakan segregasi dari selfing tetua betina yang heterozigot. Sebaliknya, fenotipe parental merupakan fenotipe yang sesuai dengan tetua betina yang ditanam di lokasi dan musim yang sama, atau berdasarkan penelitian sebelumnya dan/atau berdasarkan deskripsi varietas. Peringkat tertinggi dan terendah klon tanaman diurutkan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Data yang akan diurutkan diblok, lalu diklik simbol A-Z yang terletak di sebelah kanan, pojok bagian atas. Selanjutnya, dari data tersebut dipilih 5 klon tertinggi berdasarkan bobot basah. 3.5 Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Penyiapan media tanam dan pengolahan lahan a. Media tanam persemaian Polybag berukuran 2 kg diisi dengan tanah yang gembur. b. Pengolahan lahan Pengolahan lahan dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan cangkul. Lahan yang digunakan untuk pindah tanam seluas 80 m 2.

22 3.5.2 Penanaman Pada saat penyemaian, setiap polibag ditanam satu benih dengan kedalaman 2 cm, kemudian di sekitar lubang tanam ditaburi insektisida Furadan 3G agar tanaman terhindar dari serangan serangga. Setelah 90 hari setelah tanam (hst), stek yang berdiameter 0,4 cm 0,6 cm dipindahtanam ke lahan yang telah disiapkan dengan jarak tanam 100 cm x 50 cm. 3.5.3 Pemeliharaan Penyiraman dilakukan berdasarkan curah hujan. Pupuk NPK Mutiara (15:15:15) diberikan sebanyak 25 g/tanaman saat tanaman berumur 2 minggu setelah transplanting (mst). Pembersihan gulma dilakukan secara manual (pencabutan) saat tanaman di polybag dan dengan menggunakan arit atau cangkul pada saat di lahan. Pemeliharaan dilakukan sampai tanaman berumur 36 mst. 3.6 Variabel yang diamati Pengamatan dilakukan terhadap variabel vegetatif pada 30 minggu setelah transplanting (mst) dengan jumlah yang diamati sebanyak 125 klon tanaman dan generatif pada 36 mst dengan jumlah sampel sebanyak 43 klon tanaman. Variabel vegetatif yang diamati meliputi tinggi tanaman, warna pucuk daun, warna permukaan atas tangkai daun, warna permukaan bawah tangkai daun, panjang tangkai daun, panjang lobus daun, lebar lobus daun, jumlah lobus daun, diameter batang, warna batang bagian atas, dan warna batang bagian bawah. Variabel generatif yang diamati meliputi diameter penyebaran ubi, jumlah ubi, warna kulit

23 ubi bagian luar, warna kulit ubi bagian dalam, warna daging ubi, bobot ubi per tanaman, dan kadar aci. Pengamatan mengikuti panduan karakterisasi ubi kayu. 1. Warna pucuk daun Pengamatan dilakukan dengan melihat warna pucuk daun dan disesuaikan dengan pilihan warna yang ada pada prosedur karakterisasi ubi kayu yaitu hijau muda, hijau, hijau kecoklatan, coklat muda, coklat, dan merah (Gambar 2) (Fukuda et al., 2010). Hijau muda Hijau Hijau kecoklatan Coklat muda Coklat Merah Gambar 2. Warna pucuk daun 2. Warna permukaan atas tangkai daun Pengamatan dilakukan dengan melihat warna permukaan atas tangkai daun yang ke-10 dari pucuk dan disesuaikan dengan pilihan warna yanga ada pada prosedur karakterisasi ubi kayu yaitu merah, merah kehijauan, hijau kemerahan, dan hijau (Gambar 3) (Fukuda et al., 2010). 3. Warna permukaan bawah tangkai daun Pengamatan dilakukan dengan melihat warna permukaan bawah tangkai daun yang ke-10 dari pucuk dan disesuaikan dengan pilihan pada prosedur karakterisasi ubi kayu yaitu merah, merah kehijauan, hijau kemerahan, dan hijau (Fukuda et al., 2010).

24 Keterangan : 1. Merah 2. Merah kehijauan 3. Hijau kemerahan 4. Hijau 1 2 3 4 Gambar 3. Warna permukaan atas tangkai daun 4. Warna batang bagian atas Pengamatan warna batang bagian atas dilakukan dengan melihat batang yang terletak 10 cm dari pucuk dan disesuaikan dengan pilihan warna pada prosedur karakterisasi ubi kayu. Pilihan warna meliputi hijau, hijau tua, merah, gading, hijau kemerahan, dan abu-abu (Gambar 4) (Fukuda et al., 2010). 5. Warna batang bagian bawah Pengamatan warna batang bagian bawah dilakukan dengan melihat bagian batang yang terletak 10 cm dari permukaan tanah dan disesuaikan dengan pilihan warna pada prosedur karakterisasi ubi kayu. Pilihan warna meliputi hijau, hijau tua, merah, gading, hijau kemerahan, dan abu-abu (Gambar 4) (Fukuda et al., 2010). hijau hijau tua merah gading hijau kemerahan abu-abu Gambar 4. Warna batang bagian atas dan bawah

25 6. Tinggi tanaman Tinggi diukur dari permukaan tanah sampai pucuk daun (Fukuda et al., 2010). 7. Diameter batang Pengukuran diameter batang dilakukan pada batang bagian tengah, kira-kira 50% dari tinggi tanaman. Pengukuran diameter batang dilakukan menggunakan alat jangka sorong (Fukuda et al., 2010). 8. Panjang tangkai daun Pengukuran panjang tangkai daun dilakukan dari pangkal hingga ujung tangkai daun. Tangkai daun yang dipilih terletak di bagian tengah tanaman ubi kayu pada daun yang ke-10 dari pucuk (Fukuda et al., 2010). 9. Panjang lobus daun Pengukuran panjang lobus daun dimulai dari pangkal lobus daun sampai dengan ujung lobus daun. Panjang lobus daun yang diamati yaitu lobus yang terletak di tengah pada daun yang ke-10 dari pucuk (Gambar 5) (Fukuda et al., 2010). 10. Lebar lobus daun Pengukuran lebar lobus daun dilakukan dengan mempertemukan ujung lobus daun dengan pangkal lobus daun sehingga diperoleh garis tengah pada daun yang berada di tengah pada daun yang ke-10 dari pucuk, kemudian diukur menggunakan penggaris (Gambar 5) (Fukuda et al., 2010).

26 Lebar lobus daun Panjang lobus daun Gambar 5. Cara mengukur panjang dan lebar lobus daun. 11. Jumlah lobus daun Pengukuran jumlah lobus daun dilakukan dengan menghitung daun yang menjari pada satu tangkai daun ke-10 dari pucuk tanaman ubi kayu (Fukuda et al., 2010). 12. Diameter penyebaran ubi Pengamatan dilakukan pada 43 tanaman. Pengukuran diameter sebaran ubi merupakan jarak terjauh dari ujung-ujung ubi. Diukur dengan menggunakan meteran. 13. Jumlah ubi Pengamatan dilakukan pada 43 tanaman. Pengukuran jumlah ubi dilakukan dengan menghitung jumlah ubi per tanaman. 14. Warna kulit ubi bagian luar Pengamatan dilakukan pada 43 tanaman contoh dari masing-masing klon dengan dilihat warna kulit ubi bagian luar dari setiap tanaman dan disesuaikan pada pilihan prosedur karakterisasi ubi kayu (Gambar 6) (Fukuda et al., 2010). 1 2 Keterangan 1. Coklat 2. Coklat muda Gambar 6. Warna kulit ubi bagian luar

27 15. Warna kulit ubi bagian dalam Pengamatan dilakukan pada 43 tanaman contoh dari masing-masing klon dengan mengupas kulit ubi bagian luar, setelah itu dilihat warna kulit ubi bagian dalam dari setiap tanaman dan disesuaikan dengan pilihan warna pada prosedur karakterisasi ubi kayu (Gambar 7) (Fukuda et al., 2010). Rose muda Rose Putih Kuning Gambar 7. Warna kulit ubi bagian dalam 16. Warna daging ubi Pengamatan dilakukan pada 43 tanaman contoh dengan mengupas kulit ubi bagian dalam, dan dilihat warna daging ubi kemudian disesuaikan dengan pilihan warna (Gambar 8) (Fukuda et al., 2010). putih kuning Gambar 8. Warna daging ubi. 17. Bobot ubi per tanaman Ubi ditimbang dari setiap tanaman pada 43 tanaman contoh dari masingmasing klon yang sudah dibersihkan tanahnya dan dinyatakan dalam gram (Fukuda et al., 2010).

28 18. Kadar aci Langkah-langkah perhitungan kadar aci yang harus dilakukan, menurut Sunyoto (2013) sebagai berikut: 1. Menyiapkan semua peralatan di antaranya mesin parutan, pisau, timbangan listrik nampan, dan baskom. 2. Menyiapkan ubi kayu yang akan diukur kadar acinya per tanaman yang telah dipanen. 3. Mengupas kulit ubi kayu dengan pisau, kemudian dicuci dan ditimbang, misalnya: X gram. 4. Melakukan pemarutan dengan mesin parutan. Apabila ada sisa bahan yang tidak terparut, maka bahan ini sebagai koreksi yaitu bobot kupasan dikurangi bahan yang tidak terparut, misal: Y gram. 5. Menambahkan hasil parutan dengan air dan diperas, dibilas 3 kali. 6. Menimbang wadah nampan dan dicatat beratnya, misal: A gram. Hasil perasan ditampung dalam wadah nampan. 7. Mengendapkan perasan dengan diletakkan di tempat teduh. 8. Melakukan pembuangan air yang bukan endapan dan dilakukan pengontrolan selama 7 hari endapan dikeringkan dengan cara dijemur. 9.Menimbang wadah beserta acinya, misal: B gram.

29 10. Kadar aci dihitung dari persentase hasil aci yang diperoleh. Dengan rumus sebagai berikut : Berat aci (C) = B - A Kadar aci = C x 100 % Y Keterangan: A: Berat wadah nampan B: Berat wadah beserta acinya C: Berat aci Y: Bobot kupasan - bahan yang tidak terparut (faktor x )