BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI. 3.1 Persiapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI MULAI. Permasalahan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah B A. Studi Pustaka MULAI. Permasalahan. Observasi Lapangan. Pengumpulan Data

LEMBAR PENGESAHAN REVISI

BAB III METODOLOGI Langkah Kerja Kerangka dan prosedur pengerjaan tugas akhir diterangkan dalam diagram alir sebagai berikut : Mulai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu berdasarkan beberapa indikasi, seperti jumlah kelahiran penduduk dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini zaman semakin berkembang, begitu juga kemampuan

BAB III METODOLOGI III.1 Pendekatan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

LAMPIRAN A KUISIONER

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB III METODOLOGI. moda, multi disiplin, multi sektoral,dan multi masalah, hal ini dikarenakan banyaknya

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

Kata Kunci: Angkutan Sekolah, Kinerja, Biaya Oprasional Kendaraan.

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Permasalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem ruang wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN. Demak tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk menunjang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Penyajian data. Analisis dan evaluasi

BAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian

Gambar II.1 bis sekolah gratis kota Bandung (Sumber : Dokumen pribadi 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI PELAYANAN PUSAT PRIMER ALUN-ALUN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008) Evaluasi adalah penilaian. Prestasi yang di perlihatkan, (3) kemampuan kerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMBANG, NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

LAMPIRAN A QUISIONER

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. luas 68,74 km dan dipimpin oleh seorang Walikota ( Sumber: pendidikan, diakses pada 5

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir Lolita Maharani ( ) Redesain Terminal Terboyo 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Persentasi Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Tahun Bus 8% Gambar 1. Pembagian Moda (Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2004)

STUDI KEBUTUHAN PENUMPANG DAN PENATAAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN KOTA (MPU) JALUR TERMINAL KRIAN DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

DESAIN TERMINAL ANGKUTAN ( Studi Kasus Terminal Ponorogo, Jawa Timur ) TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

BAB III METODOLOGI. Kebijakan penataan lalu lintas. Penataan lalu lintas dan rambu, Pengaturan parkir dan angkutan umum, Sirkulasi lalu lintas,dll.

STUDI PERENCANAAN TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRAVEL DEMAND DAN PENENTUAN LOKASI STRATEGIS DENGAN ADJACENT MATRIX TUGAS AKHIR

PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

A. Indicator Pelayanan Angkutan Umum 18 B. Waktu Antara {Headway) 18 C. Faktor Muat (Loadfactor) 19

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Persiapan yang dilakukan yaitu pemahaman akan judul yang ada dan perancangan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam analisa ini. Berikut adalah diagram alir kerangka pikir analisa: 29

Permasalahan O bservasi lapangan Studi pustaka Pengumpulan data Data primer: Data kuisioner Data Sekunder : * Data nama dan alamat sekolah * Data BOK DAMRI * Site plan K ota Sem arang * R ute A ngkutan U m um dan Karateristik Jaringan jalan * Rute DAMRI * Jumlah siswa Rekapitulasi data Tidak Data cukup Ya Analisa data Permintaan perjalanan Pemilihan Moda Pemilihan rute Analisa jaringan jalan Kebutuhan Angkutan Sekolah Analisa Biaya Operasi Kendaraan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1. Diagram alir metodologi penelitian. 3.2 Permasalahan Pembahasan permasalahan akan yang dilakukan dalam Analisa Tingkat Kebutuhan dan Kelayakan Bus Sekolah Di Kota Semarang (studi kasus: SMP 1 Ksatrian/SMU 2 Ksatrian, SMPN 3 Semarang, SMPN 32 Semarang, SMA Sedes Sapientiae/SMP Maria Mediatrix, SD Pangudi Luhur Santo Yusuf ) sesuai dengan diagram alir kerangka pikir Metodologi yang telah ada. Metodologi yang digunakan meliputi : 30

3.2.1 Permasalahan Umum Mencermati perkembangan kebutuhan akan transportasi khususnya bagi para pelajar di kota Semarang ini, maka penulis bermaksud untuk melakukan kajian Perencanaan bis sekolah di kota Semarang. Kajian ini didasarkan pada permasalahan kota Semarang secara umum: 1. Pertumbuhan dan jumlah penduduk kota Semarang yang tinggi serta semakin meningkatnya kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. 2. Sebagai kota jasa, Pemerintah Kota Semarang harus dapat menjamin perbaikan/peningkatan sarana dan prasarana kehidupan terutama yang berhubungan dengan tingkat produktifitas dan efisiensi kerja masyarakat. 3. Karateristik tata guna lahan kota Semarang yang kompleks dan sudah mulai merata mengharuskan adanya konsep terbaru mengenai pola mobilitas penduduk yang komprehensif dan representatif. 4. Kondisi transportasi dan lalu lintas yang tidak jauh dari persoalan-persoalan klasik seperti kemacetan Lalu lintas, layanan perangkutan kota (angkot) yang kurang layak, disiplin pengguna jasa pengangkutan yang rendah dan lain-lain. 5. Mayoritas penduduk kota Semarang masuk kategori kelompok captive, namun penerapan moda yang berbasis transportasi massal belum optimal. Sementara kelompok choise semakin besar ketergantungannya pada kendaraan pribadi. 6. Tuntutan-tuntutan masyarakat terhadap angkutan umum yang harus dipenuhi:tarif yang terjangkau, perbaikan kualitas pelayanan, rute jalan yang efisien terhadap waktu. 31

Gambar 3.2. Peta kota Semarang. 31

3.2.2. Observasi Lapangan Obsevasi lapangan dilakukan di lokasi studi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. Pada kegiatan ini hal-hal yang dilaksanakan adalah: Pengamatan visual terhadap situasi yang akan diteliti. Wawancara dengan narasumber. 3.2.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah awal setelah tahap persiapan dalam studi Analisa Tingkat Kebutuhan dan Kelayakan Bis Sekolah Di Kota Semarang (studi kasus: SMP 1 Ksatrian/SMU 2 Ksatrian, SMPN 3 Semarang, SMPN 32 Semarang, SMA Sedes Sapientiae/SMP Maria Mediatrix, SD Pangudi Luhur Santo Yusuf). Pada tahap pengumpulan data ini ada dua macam data yang dibutuhkan, yaitu: 1. Data sekunder Data sekunder adalah data yang telah ada, diperoleh dari instansi-instansi yang berkepentingan. Data sekunder yang dibutuhkan ada beberapa macam, yaitu: A. PERUM DAMRI Rute DAMRI di kota Semarang B. Departemen Perhubungan Kota Semarang a. Data Jenis-jenis kendaraan yang beroperasi di kota Semarang. b. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan C. Dinas Pendidikan Kota Semarang a. Data nama dan alamat Sekolah Dasar Negeri / Swasta di kota Semarang. b. Data nama dan alamat Sekolah Menengah Negeri / Swasta di kota Semarang. c. Petunjuk teknis penerimaan peserta didik SMP, SMA, SMK (rayonisasi). D. BAPPEDA Kota Semarang a. Evaluasi trayek angkutan kota / bis kota di kota Semarang b. Metode penentuan trayek angkutan kota / bis kota di kota Semarang c. Panjang trayek angkutan kota / bis kota di kota Semarang. d. Peta pola kewilayahan. E. Sekolah-Sekolah Penelitian Data nominasi siswa 32

2. Data primer. Data primer merupakan data yang diambil secara langsung melalui penyebaran kuisioner pada lokasi yang bersangkutan dan wawancara dengan berbagai Narasumber. Data primer yang dibutuhkan untuk kelancaran pengerjaan tugas akhir Analisa Tingkat Kebutuhan dan Kelayakan Bis Sekolah Di Kota Semarang (studi kasus: SMP 1 Ksatrian/SMU 2 Ksatrian, SMPN 3 Semarang, SMPN 32 Semarang, SMA Sedes Sapientiae/SMP Maria Mediatrix, SD Pangudi Luhur Santo Yusuf ) adalah: Tingkat kebutuhan pelajar pada sarana transportasi, dengan metode: 1. Wawancara dengan Narasumber Metode wawancara dilakukan dengan melibatkan kepala sekolah atau pihak sekolah dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan: Kondisi sekolah pada saat pelajar tiba dan pulang sekolah untuk mendapatkan gambaran pengaruh keluar-masuk kendaraan terhadap lalu lintas seputar sekolah. Kemampuan area parkir sekolah menampung jumlah kendaraan pelajar. Dari sini penulis akan bisa menganalisa tingkat penggunaan lahan sekolah, sehingga dapat membantu lahirnya alternatif konsep tata guna lahan sekolah atau pembatasan jumlah kendaraan pelajar. Tingkat kebutuhan pelajar secara umum terhadap keberadaan bis sekolah dari sisi edukasi dan kemampuan ekonomi pelajar. Tingkat kemampuan bis kota konvensional memberikan pelayanan transportasi. bagi pelajar pada masing-masing sekolah target penelitian beserta efeknya terhadap masalah lalu lintas. 2. Penyebaran kuisioner kepada siswa-siswi pada lokasi yang bersangkutan. Metode kuisioner dilakukan untuk mengetahui tingkat kebutuhan pelajar terhadap bis Sekolah yang melibatkan pelajar dan menyebarkan kuisioner kepada sejumlah pelajar di setiap target penelitian melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan: Identifikasi persebaran pergerakan pelajar dengan mengetahui tempat tinggal masing-masing Pelajar. Identifikasi tingkat kebutuhan pelajar pada moda yang digunakan dengan mengetahui jenis moda, pendapatan orang tua, besarnya nilai ekonomi yang terpakai saat penggunaan moda, tingkat keefektifan dan efisiensi waktu dari moda yang digunakan. 33

3.2.4 Sekolah-Sekolah Yang Dijadikan Target Penelitian 1. SMP Ksatrian 1/ SMU 2 Ksatrian Alamat: Jalan Gajahmada 123 2. SMPN 3 Semarang Alamat: Jalan Mayjen DI Panjaitan 58 3. SMPN 32 Semarang Alamat: Ki Mangunsarkoro 4. SMA Sedes Sapientiae/SMP Maria Mediatrix Alamat: Jalan MT. Haryono 108 5. SD Santo Yusuf Alamat : Jalan MT. Haryono 908. Pertimbangan penulis mengambil sekolah-sekolah di atas sebagai target penelitian adalah sebagai berikut: 1. Karena di lokasi tersebut selalu terjadi kemacetan khususnya pada Peak Hours (jam datang dan pulang sekolah). 2. Lokasi tersebut dianggap sebagai salah satu (Central Business District - CBD) di kota Semarang yang meliputi kawasan perkantoran, pusat perbelanjaan dan pusat pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa karateristik pengguna transportasi dan jenis perjalanannya bervariasi dengan tingkat urgensi yang tinggi, karena itu permasalahan transportasi dan lalulintas di lokasi tersebut harus diminimalisir, misalnya mengurangi tundaan, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan bis kota dan lain sebagainya. 3. Berdasarkan pengamatan penulis bahwa di lokasi tersebut setiap harinya banyak pelajar yang menunggu kedatangan bis kota. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pelajar yang tidak memiliki kendaraan pribadi masih banyak sehingga tingkat kebutuhan pelajar terhadap bis kota juga tinggi, tidak proporsionalnya jumlah bis kota yang tersedia dibanding jumlah pelajar yang membutuhkan sarana angkutan mengakibatkatkan waktu sirkulasi antara bis menjadi lama. 4. Lokasinya dan kecenderungan kendaraan penjemput menimbulkan kemacetan. 5. Dalam suatu cluster untuk memudahkan pelayanan. 6. Sekolah sekolah yang dijadikan target penelitian banyak dilewati oleh rute atau jalur bis kota, sehingga memperkecil kemungkinan akan adanya penambahan/perubahan rute atau jalur baru apabila bis sekolah jadi dioperasikan. 34

7. Penulis tidak membedakan antara SMP, SMU karena mempunyai hubungan kesamaan waktu masuk dan pulang sekolah. 8. Jarak antara target penelitian yang relatif dekat dapat memudahkan dan mempersingkat waktu pengantaran dan penjemputan pelajar. Tolak ukur yang digunakan dalam penelitian: 1. Kondisi kewilayahan target penelitian dekat dengan pusat kota dan jarak antara sekolahsekolah target yang relatif dekat. 2. Tempat tinggal, jarak, waktu tempuh pelajar menuju sekolah-sekolah target penelitian atau kembali ke tempat tinggal. 3. Tingkat kepemilikan kendaraan bermotor pelajar 4. Tingkat penghasilan orang tua pelajar 5. Rute dan jaringan jalan yang sudah ada. 35

Gambar 3.3. Peta lokasi penelitian. 36

3.2.5 Cara Penentuan Jumlah Sampel Menurut Richardson (1982) secara matematis besarnya sampel dari suatu populasi dapat dirumuskan sebagai berikut : Standar n ' = (S.e deviasi S 2 (x)) 2 = - ( x - x ) n - 1 n = 1 + n' N n' Standart deviasi menunjukkan tingkat variabilitas, sedangkan standart error yang dapat diterima menggambarkan tingkat ketelitian ukuran parameter yang disyaratkan. Standart deviasi biasanya diperoleh dari hasil pilot survey ataupun survey sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, sedangkan besaran standart error dengan spesifikasi atas ketelitian yang diinginkan. Besarnya tingkat kepercayaan ditentukan 95 %. Hal ini berarti error yang terjadi tidak lebih dari 5% dari data yang ada. Berdasarkan tingkat kepercayaan yang telah ditentukan dapat dihitung sampling error dan standard error yang dapat diterima dengan rumus : Sampling error (Se) yang dapat diterima = 0,05 x rata - rata parameter yang dikaji S.e (x) = Se / z z = diperoleh dari tabel statistik berdasarkan derajat kepercayaan. Keterangan : n = jumlah sampel (untuk jumlah populasi yang tidak terbatas) S = standard deviasi (tingkat keseragaman dari parameter yang diukur) S.e.(x) = standard error yang dapat diterima untuk parameter yang diukur (derajat ketelitian ukuran parameter yang disyaratkan) N = jumlah populasi n = jumlah sampel setelah dikoreksi (untuk jumlah populasi tertentu) = jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 37

X X = data-data variable = rata-rata dari data variable Setelah didapatkan jumlah Responden yang sesuai, dilakukan pendistribusian responden/sampel pada tiap target penelitian. Tahap ini dikerjakan dengan metode perbandingan sebagai berikut: a i Jumlah sampel pada tiap target penelitian : JS (i) = * JR JP Keterangan : JS (i) = Jumlah sampel pada tiap target penelitian JP = Total populasi a i = Populasi tiap target penelitian JR = Jumlah total responden 3.2.6 Rekapitulasi Data Dari hasil pengamatan dilapangan, data-data yang ada direkapitulasi untuk selanjutnya akan dianalisa. Data-data hasil rekapitulasi akan dipresentasikan secara runtut, dalam bentuk tabel-tabel beserta keterangan-keterangannya untuk memudahkan pembacaan. 3.2.7 Analisa Data Untuk mendapatkan keluaran yang optimal, maka dalam studi Analisa Tingkat Kebutuhan dan Kelayakan Bis Sekolah Di Kota Semarang (studi kasus: SMP 1 Ksatrian/SMU 2 Ksatrian, SMPN 3 Semarang, SMPN 32 Semarang, SMA Sedes Sapientiae/SMP Maria Mediatrix, SD Pangudi Luhur Santo Yusuf ) perlu dilakukan analisis-analisis sebagai berikut: Analisis populasi siswa, sehingga dapat diketahui jumlah permintaan perjalanan yang terjadi. Analisis pemilihan moda Analisis tentang kinerja pemilihan rute/trayek dan operasinya. Analisis jaringan jalan dapat menyesuaikan. Analisis kebutuhan Armada bis sekolah Analisis Biaya Operasi Kendaraan. 3.2.7.1 Permintaan Perjalanan Permintaan perjalanan didapatkan dari analisa populasi pelajar yang mempunyai kemungkinan untuk menggunakan bis sekolah, identifikasi diperoleh dari : 38

Tempat tinggal pelajar Kepemilikan kendaraan Penghasilan orang tua 3.2.7.2 Pemilihan Moda Untuk pemilihan moda penulis menggunakan 2 (dua) alternatif kendaraan: 1. Bis yang berkapasitas 40 Penumpang 2. Bis yang berkapasitas 80 Penumpang. 3.2.7.3 Pemilihan Rute/Trayek Bis Sekolah Tahapan ini disesuaikan dengan rute dan jaringan jalan yang sudah ada dengan menggunakan parameter persebaran tempat tinggal pelajar. 3.2.7.4 Pemilihan Jaringan Jalan Tahapan ini disesuaikan dengan jaringan jalan yang sudah ada dengan menggunakan parameter persebaran tempat tinggal pelajar. 3.2.7.5 Kebutuhan Angkutan Sekolah Tahap ini merupakan tahap awal dalam merencanakan Analisa Tingkat Kebutuhan dan Kelayakan Bis Sekolah Di Kota Semarang (studi kasus: SMP 1 Ksatrian/SMU 2 Ksatrian, SMPN 3 Semarang, SMPN 32 Semarang, SMA Sedes Sapientiae/SMP Maria Mediatrix, SD Pangudi Luhur Santo Yusuf ) yaitu tentang pengolahan data untuk memperkirakan jumlah permintaan perjalanan, jenis bis dan jumlah bis yang beroperasi, analisa jaringan jalan dan pemilihan rute bis sekolah. 3.2.7.6 Analisis Biaya Operasi Kendaraan Tahapan ini berfungsi untuk menghitung besar Biaya Operasi Kendaraan pada rute/trayek bis sekolah yang direncanakan. 3.2.8 Kesimpulan Dan Saran Menuliskan kesimpulan dari pengamatan, analisa dan perencanaan yang telah dilakukan, termasuk juga memberikan saran-saran yang diperlukan. 39