BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

BAB 1 PENDAHULUAN. di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

Kedokteran Universitas Lampung, 3) Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Abstrak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial terjadi di seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya infeksi silang atau infeksi nosokomial. penting di seluruh dunia dan angka kejadiannya terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

Kualitas Mikrobiologi Udara di Ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandarlampung

I. PENDAHULUAN. Air susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA

IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU. Rosa Dwi Wahyuni

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk golongan tumbuhan. Jamur bersifat heterotropik yaitu organisme yang tidak

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jenis Bakteri Udara Pada Rumah Sakit. yang mengakibatkan infeksi di rumah sakit misalnya Bacillus sp.,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

BAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambaran Mikrobiologi di Ruang Isolasi Imunitas Menurun dan Ruang Operasi (Studi di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, )

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pissn eissn

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB 1 PENDAHULUAN. mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB VIII INFEKSI NOSOKOMIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

I. PENDAHULUAN. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri. Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik

34 HIGIENE VOLUM E 2, NO. 1, JANUARI APRIL 2016

BAB I PENDAHULUAN. termasuk di dalamnya Co Ass ( mahasiswa program pendidikan profesi dokter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sanitasi rumah sakit akan terkait erat dengan unsur pelayanan teknis medis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

Standar Mikrobiologi dan Uji Mikrobiologi untuk Bahan dan Produk Farmasi. Marlia Singgih Wibowo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

Pseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

Bagian XIII Infeksi Nosokomial

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, penggunaan. lensa kontak sebagai pengganti kacamata semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. empat kegiatan pokok yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi. pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial masih merupakan masalah yang penting bagi kesehatan karena dapat meningkatkan angka kematian dan salah satu komplikasi tersering bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Diperkirakan Infeksi ini menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004). Data dari WHO tentang infeksi nosokomial, di Negara berkembang, diperkirakan >40% pasien di RS terserang infeksi nosokomial dan 8,7% pasien RS menderita infeksi selama menjalani perawatan di RS. Infeksi nosokomial paling tinggi ditemukan di ruang perawatan bayi. Di Indonesia, kejadian infeksi nosokomial pada bayi baru lahir di berbagai rumah sakit bervariasi dari 1,4% sampai dengan 19,2%. Hasil penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit DKI Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat (Spritia, 2006). Sekitar 10-20% Infeksi nosokomial dapat disebabkan kualitas udara ruang perawatan pada Rumah Sakit, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi dapat ditularkan melalui air borne atau udara (Depkes, 1995). Kualitas udara di rumah sakit dipengaruhi oleh sumber kontaminan

2 udara dalam ruangan, pengendalian kontaminan udara, jalur kontaminan, dan peghuni ruangan tersebut. Kualitas udara di RS yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap pasien, tenaga kesehatan, maupun pengunjung pasien. Parameter yang harus dipantau untuk mengukur mutu kualitas udara dalam ruangan suatu Rumah Sakit antara lain meliputi kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologi karena selain oksigen terdapat zat-zat lain yang terkandung di udara yaitu monoksida, karbondioksida, bakteri, jamur, dan lain-lain. Mengingat banyak terdapat mikroba dalam udara yang kita hirup maka mikroba yang terdapat di udara merupakan salah satu faktor penentu kualitas udara di RS dari segi mikrobiologi (Anonim, 2002). Sesuai keputusan Permenkes Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan 3 Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, batasan indeks angka kuman menurut fungsi ruang atau unit (CFU/m 3 ) khususnya pada ruang perawatan bayi dan ruang perawatan prematur sebesar 200 CFU/m 3. Jika indeks angka kuman udara kurang dari 200 CFU/m 3, maka udara bebas dari kuman pathogen (Anonim, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Lia dkk terdapat kontaminasi bakteri dan jamur di ruang perawatan sub Bagian Penyakit Dalam RSUD Banjarbaru yaitu Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus β hemolyticus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Rhizopus sp., Aspergillus sp., dan Penicillium sp. Selain itu penelitian yang juga dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdul Moeloek mengenai sterilitas udara di ruang bedah saraf menunjukkan bahwa terdapat bakteri dan jamur dari

3 udara yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus sapropthycus, Streptococcus sp., Salmonella sp., Shigella sp., Rhizopus sp., Aspergillus sp., dan Mucor sp. (Tutik, 2009). Salah satu ruangan yang berpotensi terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdul Moeloek adalah inkubator unit perinatologi. Pada umumnya pasien yang dirawat di inkubator ini adalah bayi baru lahir (usia 0-28 hari) dengan resiko tinggi seperti bayi dengan gawat nafas, bayi prematur, bayi dengan infeksi berat, dan lain-lain. Pasien juga mempunyai keadaan umum yang lemah dan imunitas yang belum matur sehingga mudah terjangkit infeksi. Walaupun inkubator unit perinatologi selalu dalam keadaaan bersih dengan berbagai pengaturan suhu dan udara, namun tidak menutup kemungkinan terdapat mikroorganisme pada inkubator terutama melalui udara. Penelitian mengenai kualitas mikrobiologi udara di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdul Moeloek baru dilakukan di ruang bedah saraf dan sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai kualitas mikroorganisme udara yang terdapat di inkubator unit perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdul Moeloek. Berdasarkan penjelasan di atas, perlu diteliti ada tidaknya mikroorganisme pada udara sehingga dapat diketahui kualitas mikrobiologi udara inkubator unit Perinatologi di Rumah Sakit Umum Dr. Abdul Moeloek.

4 B. Rumusan Masalah Udara merupakan salah satu pembawa bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang kemungkinan dimuati mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdapat di udara merupakan salah satu faktor penentu kualitas udara dari segi mikrobiologi. Inkubator merupakan salah satu ruangan yang cukup steril dengan pengaturan suhu dan kelembaban, akan tetapi tidak menutup kemungkinan udara dalam inkubator dimuati mikroorganisme akibat pencemaran dari luar. Untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran mikroorganisme udara di inkubator yang memungkinkan terjadinya infeksi maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana kualitas mikrobiologi udara di inkubator unit perinatologi RSUD Dr. Abdul Moeloek?

5 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat mikroorganisme pada udara di inkubator unit perinatologi RSUD Dr. Abdul Moeloek. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui jenis mikroorganisme udara di inkubator unit perinatologi RSUD Dr. Abdul Moeloek. b. Mengetahui indeks angka kuman pada udara di inkubator unit perinatologi RSUD Dr. Abdul Moeloek. c. Mengetahui kualitas mikrobiologi udara di inkubator unit perinatologi RSUD Dr. Abdul Moeloek.

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti a. Peneliti dapat mengetahui kualitas mikrobiologi udara di inkubator unit perinatologi RSUAM. b. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman di bidang penelitian mikrobiologi khususnya mengenai infeksi nosokomial yang dilihat dari kualitas mikrobiologi udara suatu rumah sakit. 2. Bagi instansi terkait a. Memberikan informasi terkait kualitas udara khususnya kualitas mikrobiologi udara di inkubator unit perinatologi RSUAM. b. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan untuk pengendalian dan pencegahan infeksi di rumah sakit melalui kontaminasi udara khususnya di unit perinatologi. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai acuan atau bahan pustaka untuk penelitian lebih lanjut.

7 E. Kerangka Teori Kualitas Fisik Kualitas Udara Ruang Rumah Sakit Kualitas Kimia Kualitas Mikrobiologi Kualitas Udara INFEKSI NOSOKOMIAL Gambar 1. Kerangka Teori (Ducel, G., 2002 dan Indoor Air Quality Handbook)

8 F. Kerangka Konsep Udara Inkubator Kontaminasi Indeks Angka Kuman (TPC) Jenis Mikroorganisme (identifikasi) Kualitas Mikrobiologi Udara Gambar 2. Kerangka Konsep