2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan berlangsung sepanjang hayat.

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Amellya Nisfiatin Barroroh, 2014

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

Smart, Innovative, Professional

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN.. TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.

KEEFEKTIFAN KONSELING KELOMPOK CBT UNTUK MENINGKATKAN KEMANTAPAN PEMILIHAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XI UPTD SMA NEGERI 1 TANJUNGANOM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN Tentang SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan beberapa hal penting sebagai dasar dalam penelitian. Bab ini membahas latar belakang mengenai topik atau isu yang diangkat dalam penelitian, rumusan masalah penelitian yang memuat identifikasi spesifik mengenai permasalah penelitian berupa tiga pertanyaan, tujuan dilaksanakannya penelitian yang tercermin dari rumusan masalah penelitian, manfaat penelitian yang memberikan gambaran mengenai nilai lebih dari hasil penelitian dan struktur organisasi penelitian yang memuat sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Individu terlahir dengan potensi yang berbeda-beda, untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu diperlukan suatu wadah yang menampung potensi-potensi tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan dapat menjadi salah satu wadah untuk mengembangkan potensi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003, hlm. 3) adalah: Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan pernyataan di atas pengembangan potensi merupakan salah satu tujuan pendidikan di Indonesia. Maka pendidikan sesuai menjadi wadah untuk mengembangkan potensi. Dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional diperlukan penyelenggaraan pendidikan dengan jalur yang sesuai untuk mengembangkan potensi, seperti jalur pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya potensi diri. Jalur pendidikan yang diselenggarakan di sekolah pada umumnya merupakan jenjang pendidikan dengan struktur yang jelas yaitu jalur pendidikan formal. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan, Pasal 1 Butir 11 (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003, hlm. 2) disebutkan bahwa: 2 Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menegah dan pendidikan tinggi. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang harus dilalui individu secara struktur dan berjenjang dimulai dengan pendidikan dasar yang diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), yang dilanjutkan pada jenjang pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Selanjutnya, peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan dasar akan dilanjutkan pada jenjang pendidikan menengah, yang berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Setelah melalui pendidikan menengah, peserta didik melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi yang dapat berupa program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor. Dari penjelasan di atas, pada jenjang SMP individu yang berstatus peserta didik mulai diarahkan untuk merencanakan studi lanjutan ke jenjang pendidikan menengah. Dalam hal ini peserta didik perlu bimbingan untuk memilih ke SMA, MA, SMK dan MAK. Apabila memilih SMK atau MAK, maka peserta didik perlu memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dan minat. Demikian juga apabila peserta didik memilih SMA atau MA, maka sudah harus mengambil keputusan dalam peminatan/penjurusan, hal ini berdasarkan KEMENDIKBUD dalam dokumen kompetensi dasar Sekolah Mengengah Atas/Madrasah Aliyah Kurikulum 2013 (2013, hlm. 9) menjelaskan bahwa Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa peserta didik yang memilih SMA atau MA, saat memasuki awal kelas X akan dituntut untuk membuat keputusan dalam peminatan/penjurusan. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kebingungan bagi peserta didik yang tidak mempersiapkan diri dalam memilih studi lanjutan, maka

3 dari itu perlu ada langkah perencanaan sebelum memasuki jenjang pendidikan menengah yang dapat dimulai pada jenjang SMP. Peserta didik pada jenjang SMP berada di usia 13-15 tahun, pada rentang usia tersebut seorang individu berada pada tahap perkembangan masa remaja sebagaimana dikemukakan Hurlock (1980, hlm. 206) bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13-19 tahun. Pada umumnya para remaja akan mengeluh dan tidak berminat pada pendidikan. Namun menurut Hurlock (1980, hlm. 220) besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan peserta didik yang akan mempersiapkan diri dalam memilih studi lanjutan, dapat terbantu dengan memahami terlebih dahulu minat pekerjaan di masa depan yang disesuaikan dengan pilihan yang ada pada jenjang pendidikan menengah. Bagi peserta didik yang memiliki kesulitan mengenai minat pekerjaan untuk menentukkan studi lanjutan, dapat dibantu dengan memberikan gambaran tentang masa depannya sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang disebut dengan pemahaman diri. Banyak ahli yang memaparkan mengenai pemahaman diri, diantaranya adalah Santrock (2007, hlm. 177) yang menjelaskan bahwa pemahaman diri (selfunderstanding) adalah representasi kognitif remaja mengenai dirinya, dasar dan isi dari konsep remaja. Adapun Maslow mengartikan pemahaman diri sebagai self-actualizing person, yaitu seseorang yang dapat mengaktualisasi diri dimana telah mencapai segala kebutuhan, (Yusuf, 2007, hlm. 161). Selain itu, Hartono (2009, hlm. 209) mengartikan pemahaman diri peserta didik adalah pengenalan secara mendalam atas potensi-potensi diri yang mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman diri mengungkapkan gambaran dan karakteristik secara mendalam berupa bakat, kebutuhan, kelemahan, kelebihan, kepribadian, minat dan potensi untuk mencapai aktualisasi diri. Pada tahun 2002 penelitian mengenai pemahaman diri dilakukan oleh Daphna Oyserman dan para koleganya. Partisipan yang dilibatkan adalah para remaja laki-laki dan perempuan yang berada pada tingkat terakhir sekolah lanjutan. Penelitian ini berfokus untuk menciptakan sebuah intervensi untuk

4 mendukung berkembangnya kemungkinan diri (self) yang terfokus pada kehidupan akademik... (dalam Santrock, 2007, hlm. 182). Intervensi pada aspek diri (self) dari pemahaman diri memperoleh hasil bahwa para partisipan lebih memiliki ikatan yang lebih kuat dengan sekolah, dimana partisipan dapat menciptakan rencana untuk masa depan, memecahkan masalah sehari-hari, pekerjaan dan karir. Berdasarkan penelitian tersebut maka pemahaman diri dapat membantu remaja yang merupakan peserta didik di jenjang SMP untuk merencanakan pilihan masa depan dalam kegiatan sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Taylor et.al (2009, hlm. 121) yang menyatakan bahwa pemahaman diri yang lebih kokoh merupakan dasar untuk merencanakan kerja atau karier dan untuk menjalin hubungan yang lebih intim, dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik yang memiliki pemahaman diri yang tinggi mampu merencanakan karir yang lebih baik. Berkaitan dengan pemilihan studi lanjutan, pemahaman diri menjadi aspek penting untuk perencanaan peserta didik dalam memilih jenjang pendidikan menengah. Wilayah layanan penyaluran pilihan pendidikan termasuk pemilihan studi lanjutan merupakan bagian dari fungsi Bimbingan dan Konseling berdasarkan Peraturan Menteri No.111 Pasal 2 Tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa guru Bimbingan dan Konseling mempunyai peranan penting dalam membantu peserta didik memilih dan menentukan arah studi lanjutan agar dapat menentukan pilihan sesuai kemampuan potensi dirinya dan berhasil dalam belajar. Layanan Bimbingan dan Konseling dalam melaksanakan fungsi penyaluran pilihan pendidikan, dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data tentang diri peserta didik, serta pemberian layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual dan dukungan sistem. Layanan diberikan kepada peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam pengambilan keputusan pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu cara untuk mempersiapkan peserta didik dalam pemilihan studi lanjutan adalah dengan meningkatkan pemahaman diri. Menurut Johnson (Supratiknya, 1995, hlm. 21) cara untuk meningkatkan pemahaman diri adalah dengan melakukan umpan balik, seperti yang dikemukakannya bahwa umpan

5 balik dari orang lain yang kita percaya memang dapat meningkatkan pemahaman diri kita. Salah satu teknik yang memiliki tahapan umpan balik adalah teknik Johari Window. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan kesadaran diri (selfawareness) yang merupakan salah satu dimensi dari pemahaman diri. Sehingga ketika kesadaran diri individu meningkat, maka pemahaman diri individu juga akan meningkat. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik meneliti efektivitas Teknik Johari Window yang memiliki tahapan umpan balik untuk meningkatkan pemahaman diri, maka penelitian ini berjudul: Efektivitas Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Teknik Johari Window untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Peserta didik Kelas IX SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Jalur pendidikan yang diselenggarakan di sekolah pada umumnya merupakan jenjang pendidikan dengan struktur yang jelas yaitu jalur pendidikan formal. Jalur pendidikan formal dimulai dengan jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi. Dalam hal ini, peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan dasar akan dilanjutkan pada jenjang pendidikan menengah. Artinya, peserta didik dituntut untuk memilih jenjang pendidikan menengah SMA, MA, SMK dan MAK. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kebingungan bagi peserta didik yang tidak mempersiapkan diri dalam memilih studi lanjutan, maka dari itu perlu ada langkah perencanaan sebelum memasuki jenjang pendidikan menengah yang dapat dimulai pada jenjang SMP. Layanan penyaluran pilihan pendidikan termasuk pemilihan studi lanjutan merupakan bagian dari fungsi Bimbingan dan Konseling berdasarkan Peraturan Menteri No.111 Pasal 2 Tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa guru Bimbingan dan Konseling mempunyai peranan penting dalam membantu peserta didik memilih dan menentukan arah studi lanjutan agar dapat menentukan pilihan jenjang pendidikan menengah sesuai kemampuan potensi dirinya dan berhasil dalam belajar.

6 Studi pendahuluan yang dilaksanakan berdasarkan hasil analisis inventori tugas perkembangan terhadap peserta didik kelas IX SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa aspek wawasan kesiapan karir kelas IX termasuk pada delapan aspek terendah. Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 2 Baleendah, menjelaskan bahwa peserta didik belum mempersiapkan diri untuk merencanakan pemilihan jenjang pendidikan menengah secara serius, hal ini karena peserta didik masih berfokus pada persiapan ujian sekolah dan nasional. Apabila saat layanan bimbingan klasikal membahas tentang pemilihan studi lanjutan, peserta didik belum menentukanya karena belum memahami tujuan, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Berkaitan dengan hasil tersebut peserta didik di SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015 seharusnya mempersiapkan diri untuk merencanakan pemilihan jenjang pendidikan menengah. Bagi peserta didik yang memiliki kesulitan untuk menentukkan studi lanjutan, dapat dibantu dengan meningkatkan pemahaman diri yang merupakan proses mengetahui gambaran dan karakteristik diri berupa potensi, minat, bakat, kebutuhan, kelebihan dan kelemahan yang merupakan aspek penting untuk diketahui oleh peserta didik dalam membantu pengambilan keputusan pemilihan jenjang pendidikan menengah. Berdasarkan penjelasan tersebut, diperlukan layanan Bimbingan dan Konseling untuk membantu peserta didik mengambil keputusan pemilihan studi lanjutan dengan meningkatkan kemampuan pemahaman diri. Intervensi Bimbingan dan Konseling yang dapat digunakan ialah teknik Johari Window. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana gambaran umum pemahaman diri peserta didik di kelas IX SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015? 2) Bagaimana program bimbingan kelompok dengan menggunakan Teknik Johari Window untuk meningkatkan pemahaman diri peserta didik kelas IX SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015?

7 3) Bagaimana efektivitas bimbingan kelompok dengan menggunakan Teknik Johari Window untuk meningkatkan pemahaman diri pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan gambaran umum pemahaman diri pada peserta didik SMP Negeri 2 Baleendah kelas IX Tahun Ajaran 2014/2015. 2) Menyusun program bimbingan kelompok dengan menggunakan Teknik Johari Window untuk meningkatkan pemahaman diri peserta didik kelas IX SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015. 3) Mendeskripsikan efektivitas bimbingan kelompok dengan menggunakan Teknik Johari Window untuk meningkatkan pemahaman diri pada peserta didik di kelas IX SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis 1) Menambah khasanah keilmuan mengenai pemahaman diri peserta didik Sekolah Menengah Pertama. 2) Memperkaya keilmuan Bimbingan dan Konseling dalam penggunaan Teknik Johari Window. 1.4.2 Manfaat Praktis 1) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor Para guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor di SMP Negeri 2 Baleendah Tahun Ajaran 2014/2015 dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman diri melalui bimbingan kelompok dengan mengaplikasikan Teknik Johari Window.

8 2) Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi peneliti selanjutnya untuk menambah khasanah keilmuan bimbingan dan konseling dalam mengembangkan potensi peserta didik dengan meningkatkan pemahaman diri. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Kata Pengantar; Daftar Isi; Bab I Pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi. Bab II Konsep Pemahaman Diri dan Teknik Johari Window, terdiri atas Teori-teori Utama serta Teori Pendukung dan Penelitian Terdahulu. Bab III Metode Penelitian, terdiri atas Desain Penelitian, Partisipan, Definisi Operasional Variabel, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data. Bab IV Temuan dan Pembahasan Penelitian. Bab V Penutup, terdiri atas Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi.