BAB I PENDAHULUAN. pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ELABORASI TEMA

EVALUASI KENYAMANAN THERMAL MESJID AR-RAUDDAH KOTA MEDAN

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

BAB I PENDAHULUAN. agama mempunyai rumah ibadah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG. I Latar Belakang Perancangan. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan primer.

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

B A B 1 P E N D A H U L U A N

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1.3 Kenyamanan Termal Pasifsebagai faktor penentu perancangan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

Kuliah Terbuka Jurusan Arsitektur, Universitas Soegrijapranata, Semarang, 9 Nopember 1996

BAB I PENDAHULUAN. halaman belakang untuk memenuhi berbagai kenyamanan bagi para. penghuninya, terutama kenyamanan thermal. Keberadaan space halaman

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB I PENDAHULUAN. Analisa energi beban..., Widiandoko K. Putro, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

Redesain Lembaga Pendidikan Bahasa Asing Private Quick English Course (PQEC) Institute di Cimahi, Jawa Barat

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

PENGARUH IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. A. Studi Literatur Mengenai Arsitektur Kontekstual

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB III METODE PERANCANGAN

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

KARAKTER KENYAMANAN THERMAL PADA BANGUNAN IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA, SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA

KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA BARAT

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Pengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar Arsitektur Bioklimatik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keutamaan untuk beribadah dan memakmurkan mesjid banyak dijabarkan pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36 Bertasbih kepada Allah di mesjid-mesjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-nya di dalamnya. Fenomena di Indonesia umumnya bertolak belakang dengan perintah Allah untuk memakmurkan mesjid, banyak mesjid-mesjid yang sepi jamaah dan tidak ada kegiatan di dalamnya. Hasil riset Kementrian Agama Tahun 2011 yang dipimpin oleh Mentri Agama Surya Darma Ali menyebutkan bahwa dari 800 mesjid yang ada di Indonesia sekitar 89,9% diantaranya sepi kegiatan keagamaan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebuah mesjid menjadi sepi jamaah diantaranya adalah (Syuhada, 2007): 1. Faktor Manusia (jamaah) Sifat masyarakat yang pasif terhadap kegiatan mesjid serta mesjid sering digunakan atau dikunjungi oleh golongan atau pihak tertentu yang kurang sepaham dengan jamaah. 2. Faktor Ta mir (kepengurusan) Pengurus (ta`mir) mesjid kurang transparan dalam mengelola keuangan ata 1

pembangunan, jarang shalat berjamaah di mesjid, sering menyinggung jemaah atau aib masyarakat lewat khotbah dan pengajian, Imam mesjid bacaannya 2 banyak yang salah, baik tajwid maupun makharijul huruf menyebabkan jemaah enggan atau malas memakmurkan mesjid mereka. 3. Faktor Kondisi Fisik Mesjid Hal ini berkaitan dengan kebersihan, pemeliharaan, dan kenyamanan beribadah di dalam mesjid. Mesjid perlu untuk dipersiapkan menjadi tempat yang pantas dan nyaman bagi jamaah agar dapat melaksanakan ibadah shalatnya dengan khusuk (Hakim, 2012). Salah satu cara agar dapat melaksanakan shalat yang khusuk adalah dengan menyediakan tempat yang nyaman secara thermal, tidak bising dan bersih. Mesjid Ar-Rauddah Medan yang merupakan objek kajian penelitian menggunakan material atap dari dak beton, dinding kaca, dan tanpa ventilasi. Penggunaan material tersebut berdasarkan keinginan pemilik (owner) yang menginginkan konsep bangunan mesjid yang transparan, ringan dan berbeda dari bangunan mesjid pada umumnya di Kota Medan. Konservasi energi pada bangunan saat sekarang merupakan hal wajib yang harus dilaksanakan oleh berbagai pihak-pihak yang terkait. Arsitek sebagai seorang perencana bangunan merupakan bagian yang paling berperan dalam mensosialisasikan hal ini. Strategi penghematan energi dapat ditekankan pada optimalisasi sistem penghawaan alami, penggunaan material yang tepat untuk

3 mereduksi panas yang berasal dari luar bangunan seperti radiasi matahari dan konduksi pada selubung bangunan. Seperti yang dijelaskan oleh Karyono (2001) secara garis besar suatu karya arsitektur seharusnya memenuhi tiga sasaran utama). Pertama, bahwa bangunan harus merupakan produk dari suatu kerja seni (work of art). Kedua, bahwa bangunan harus memberikan kenyamanan (baik fisik maupun psikis) kepada penghuni atau pemakainya. Ketiga, bangunan perlu hemat terhadap pemakai energi. Bangunan yang gagal menjadi produk dari work of art akan sulit mendapat tempat di dalam sejarah arsitektur. Bangunan yang gagal dalam mewadahi berbagai aktifitas penghuni dan pemakainya akan diganti dengan yang lebih tepat sehingga memenuhi standar kenyamanan yang dibutuhkan sedangkan bangunan yang gagal dalam pemakaian energi yang sehemat mungkin akan menjadi mahal secara operasional bangunan tersebut. Kenyamanan fisik (Karyono, 2001) terdiri dari: kenyamanan ruang (spatial comfort), kenyamanan penglihatan (visual comfort), kenyamanan pendengaran (audial comfort) dan kenyamanan thermal (thermal comfort). Kenyamanan thermal sangat erat hubungannya dengan penghematan energi. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan penelitian adalah : 1. Bagaimana kinerja kenyamanan thermal di dalam mesjid Ar-Rauddah kota Medan?

4 2. Bagaimana konsep rancangan mesjid Ar-Rauddah yang memenuhi standar kenyamanan tanpa mengubah konsep arsitektur bangunan? 1.2 Batasan Penelitian Faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal diantaranya adalah faktor iklim, metabolisme, dan pakaian yang digunakan. Di dalam penelitian ini difokuskan pada faktor iklim berupa suhu, kelembaban, angin serta radiasi matahari. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah: 1. Memperbaiki kondisi kenyamanan thermal mesjid Ar-Rauddah kota Medan. 2. Menghasilkan model rancangan yang memenuhi standar kenyamanan thermal tanpa mengubah konsep arsitektur. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai acuan untuk meningkatkan kenyamanan beribadah bagi jamaah mesjid Ar-Rauddah kota Medan. 1.5 Keluaran Keluaran dari tesis desain ini adalah model rancangan bangunan mesjid Ar- Rauddah yang memenuhi standar kenyamanan thermal.

5 1.6 Metodologi Dalam perancangan, secara umum metode yang digunakan adalah: 1. Pengukuran Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data-data eksisting bangunan. Adapun variabel data ukur yang diambil antara lain, data iklim berupa temperatur, kelembaban udara, kecepatan angin, radiasi dan data fisik bangunan berupa luas bidang dinding, atap dan lingkungan sekitar. 2. Pemodelan Hasil data pengukuran di lapangan digunakan sebagai bahan untuk membuat simulasi bangunan eksisting berupa model bangunan pada program Autodest Ecotect 2011. Selanjutnya dilakukan analisa pada bangunan yang terkait dengan pengaruh elemen faktor iklim dan elemen arsitektur mesjid terhadap temperatur efektif (skala kenyamanan thermal). 3. Pengujian Dari hasil pendekatan/uji dengan simulasi program Autodest Ecotect 2011 di lanjutkan dengan membuat alternatif konsep perencanaan dengan penggunaan elemen arsitektur yang berbeda, untuk membandingkan besarnya pengaruh elemen arsitektur terhadap kenyamanan thermal di dalam bangunan mesjid. Setiap alternatif konsep perencanaan di uji kembali dengan program Ecotect untuk mendapatkan alternatif konsep yang paling optimal terhadap kenyamanan thermal ruang dalam mesjid Ar-Rauddah dengan tetap mempertahankan konsep awal Arsitek.

6 1.7 Kerangka Berfikir Landasan pemikiran bahwa kenyamanan thermal di dalam mesjid sangat diperlukan untuk memperoleh kekhusukan dalam beribadah. Untuk memperoleh kenyamanan thermal bangunan mesjid dapat dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal bangunan. Faktor yang mempengaruhi secara garis besar dibagi menjadi faktor Iklim dan faktor arsitektural bangunan. Setelah memahami kedua faktor tersebut maka dilanjutkan dengan mengumpulkan data eksisting bangunan, berupa data iklim dan eksisting bangunan. Langkah selanjutnya ialah menganalisa kedua data tersebut dengan menggunakan variabel-variabel pendukung sehingga hasil analisa tersebut dapat menjadi acuan untuk menghasilkankonsep perancangan bangunan yang nyaman dari segi thermal bangunan akan tetapi tidak bertentangan dengan konsep awal arsitek yang merancangnya. Sehingga pada akhirnya diperoleh bangunan mesjid yang nyaman secara thermal serta tetap mempertahankan identitas konsep awal Arsitek perencana. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka berfikir teisi ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.

7 LATAR BELAKANG ISU PERANCANGAN KAJIAN TEORI KENYAMAN THERMAL Faktor faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal. 1. Iklim 2. Elemen Arsitektural Bangunan BATASAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN PENGUMPULAN DATA Data eksisting bangunan Data iklim (suhu, kelembaban, kecepatan angin dan radiasi) di mesjid Ar-Rauddah GAGASAN DASAR Mesjid sebagai salah satu fasilitas umum yang penting bagi masyarakat unutk melaksanakan kegitan ibadah bagi umat islam. Kenyamanan di dalam mesjid diperlukan agar tercipta suasana yang khusuk saat shalat. Dengan adanya kajian kenyamanan thermal di dalam bangunan mesjid diharapkan mesjidmesjid di kota Medan dapat menjadi tempat yang lebih nyaman untuk beribadah. ANALISIS 1. Analisis faktor Iklim (suhu,kelembaban, kecepatan angin dan radiasi) 2. Analisis Elemen Arsitektur KONSEP Rancangan arsitektural mesjid Ar-Rauddah, sebagai upaya peningkatan tingkat kenyamanan thermal pengguna /jamaah mesjid melalui perbaikan elemen arsitektural. PENGUJIAN KONSEP Ilustrasi rancangan massa banguann mesjid Ar-Rauddah Medan dan di uji dengan program Ecotect 2011, untuk mengetahui perubahan tingkat kenyamanan thermal bangunan. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Sumber: Hasil Analisis 2014

8 1.9 Sistematika Penulisan Tesis Pembahasan penelitiaan ini dibagi menjadi 7 (tujuh) Bab, yaitu: 1. Bab Pertama, membahas tentang latar belakang dan fungsi awal sebuah bangunan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan. 2. Bab Kedua, menjelaskan tentang landasan teori yang mendukung pemecahan permasalahan dan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah ada yang berhubungan dengan permasalahan kenyamanan thermal bangunan. 3. Bab Ketiga, menjelaskan tentang deskripsi kasus proyek, kerangka pendekatan dan pemecahan masalah yang ada serta pencabaran tentang permasalahan yang ditemukan di dalam penelitian yang dikaji. 4. Bab Keempat, berisi tentang uraian yang menjelaskan evaluasi masalah, analisa dan pembahasan hasil penelitiaan berdasarkan data hasil pengukuran yang kemudian diolah. 5. Bab Kelima, berisi tentang strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah yang ditemukan pada kasus studi penelitian, altenatif konsep pemecahan masalah serta evaluasi konsep yang diajukan. 6. Bab Keenam, berisi tentang rancangan skematik bangunan yang digambarkan dalam bentuk gambar, diagram, tabel serta penerapannya di lapangan berupa pengujian akhir terhadap kriteria yang direncanakan dengan menggunakan simulasi komputer.

7. Bab Ketujuh, berisi tentang kesimpulan akhir penelitian dan rekomendasi arahan rancangan massa bangunan penelitian. 9