PETA DASAR DALAM JARINGAN VER

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

Modul: Sumber Data Online Pelajaran: Web Mapping Services Ikuti bersama: Mengunduh layer WMS BAB 11

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI

GEOSERVICE PETA TEMATIK PERTANAHAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

3.1. CARA MENGAKSES WEBSITE PEMETAAN ASET SPAM KHUSUS DAN REGIONAL

KONFIGURASI MAIL SERVER DENGAN MERCURY

SISTEM INFORMASI HIDROLOGI, HIDROMETEOROLOGI DAN HIDROGEOLOGI

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI WEBGIS KEMENTERIAN KEHUTANAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

BAB IV. Ringkasan Modul:

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Sistem Basis data Spasial dengan Software GIS Nafizah PRAKTIKUM

PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog.

KAJIAN DAN IMPLEMENTASI GEOPORTAL SISTEM PEMANTAUAN BUMI NASIONAL PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH - LAPAN

MANUAL GEOPORTAL. Memperkenalkan mengenai apa itu Geoportal, untuk apa, termasuk juga ringkasan mengenai aplikasi tersebut.

Dekstop Mapping (Bagian 1)

PETUNJUK PENGGUNAAN WEBSITE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ASET SPAM KHUSUS DAN SPAM REGIONAL

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL

17.2 Pengertian Informasi Geografis

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

BAB II. Ringkasan Modul:

Praktikum 1 - Pengantar Quantum GIS

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

PETUNJUK TEKNIS. Mekanisme Pengukuran Titik Koordinat Perguruan Tinggi. Lampiran IV Surat Edaran : Nomor : 8/P1/TI/2018 Tanggal : 21 Mei 2018

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan

Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki enam kemampuan berikut dalam mengangani data yang bereferensi geografis :

BAB II LANDASAN TEORI. seorang tersebut Aryono Prihandito (1988) yang mengungkapkan Peta

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

PANDUAN UPDATING DATA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN GPS BAP S 852 H

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi SIG ini dengan baik adalah sebagai berikut :

Bab IV. Pengenalan ArcGIS

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

Latihan Membuat Peta Tematik Sistem Koordinat Data Frame, TOC, Layer Pada Software Arc GIS 10.1

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN. Badan Pertanahan Nasional Kota Bandar Lampung : 1. Surat izin mahasiswa untuk melakukan Kerja Praktek dari Dekan

MANUAL PROGRAM. Sebelum mulai menjalankan aplikasi ini, terlebih dahulu dilakukan instalasi

(Sistem Informasi data spasial Jaringan jalan)

Workshop untuk Para Pengguna Web GIS Portal

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL.

2 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republ

BAB 8 QUERY DATA. , untuk mengidentifikasi dan mendapatkan informasi mengenai feature, untuk melakukan query feature pada ArcMap melalui atributnya

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

Bab III. Metadata dalam GIS

PETUNJUK TEKNIS. Mekanisme Pengukuran Titik Koordinat Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2017

[Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

Bab IV File Geodatabase

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

PENGENALAN APLIKASI ILWIS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dua, yaitu perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software).

Geospasial BNPB. 1 Geospasial BNPB Data Spasial Kebencanaan

Laporan Praktikum. Anggota kelompok : Dayanni Vera Versanika Ichtiar Testament Gea Rizal Putra Ramadhan

PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1 DENGAN SOFTWARE QUANTUM GIS UNTUK KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Informasi Geografis(SIG), website, iklan, properti. Universitas Kristen Maranatha

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Membuat Layer dan Digitasi Peta

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

Web Server Administrator

1. Buka ArcCatalog dengan mengklik button pada main menu, maka akan tampil tayangan sebagai berikut:

Panduan Penggunaan Peramban Web incloud Bahasa Indonesia

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

Cara Penggunaan Sistem

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

PROSEDUR MENJALANKAN PROGRAM. 1. Jalankan sistem operasi Microsoft Windows 7 Home Premium 32 Bit. 3. Install Microsoft Visual Studio 2010 Ultimate

-1- PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 67 /Menhut-II/2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS


Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ILWIS JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Microsoft Internet Explorer 7 atau versi diatas (direkomendasikan) Mozilla FireFox 3.6 atau versi diatas (direkomendasikan)

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BUKU PANDUAN (MANUAL BOOK) APLIKASI SKP ONLINE

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan sistem ini, dibutuhkan perangkat keras (hardware) dan

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

Transkripsi:

Petunjuk Teknis Penggunaan PETA DASAR DALAM JARINGAN VER.01.2016 Petunjuk Teknis ini dapat digunakan oleh praktisi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang maupun di lingkungan Kementerian, Lembaga Pemerintah, Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota), serta akademisi dan ilmuwan sebagai panduan dalam mengakses kses peta dasar pendaftaran/pertanahan dalam jaringan. DIREKTORAT JENDERAL INFRASTRUKTUR KEAGRARIAAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG 2016

Contents BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1. Umum.... 3 1.1. Konsep Peta Dalam Jaringan (Peta Daring).... 3 1.1.2. Sumber Data.... 4 1.2. Maksud dan Tujuan.... 4 1.2.1. Maksud.... 4 1.2.2. Tujuan.... 4 1.3. Dasar Hukum.... 4 BAB 2 PENGGUNAAN PETA DASAR DARING... 6 2.1. Aplikasi SIG... 6 2.1.1. Tinjauan.... 6 2.1.2. Spesifikasi perangkat yang digunakan.... 6 2.1.3. Mendefinisikan sambungan server peta.... 6 2.1.4. Mengakses layer peta dari server.... 8 2.2. Aplikasi Computer Aided Drawing (CAD)... 8 2.2.1.Tinjauan.... 8 2.2.2. Spesifikasi perangkat yang digunakan.... 8 2.2.3. Memulai aplikasi CAD.... 9 2.2.4. Mendefinisikan sambungan server peta.... 9 2.2.5. Mengakses layer peta dari server.... 11 2.2.6. Penggunaan tingkat lanjut.... 12 BAB 3 PENUTUP... 15 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum. 1.1. Konsep Peta Dalam Jaringan (Peta Daring). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi implementasi sistem informasi geografis. Informasi geospasial (IG) yang ditunjang dengan infrastruktur jaringan komunikasi (Local Area Network/LAN, internet, paket data selular) telah dapat disebarluaskan dari satu sumber pemegang data kepada masyarakat umum dalam waktu yang bersamaan. Peta sebagai informasi geospasial tidak hanya disajikan dalam wujud lembaran kertas (analog) namun sudah dapat diakses dan dipergunakan dengan berbagai perangkat pintar yang terhubung dengan jaringan TIK yang disebut peta dalam jaringan (peta daring). Implementasi peta daring tidak terlepas dari keberadaan infrastruktur data spasial (spatial data infrastructure/sdi) yang dalam tataran hukum nasional dikenal sebagai Jaring Informasi Geospasial Nasional. Infrastruktur data spasial didefinisikan sebagai satu kumpulan berbasis teknologi, kebijakan, dan kerangka institusional yang relevan dalam memfasilitasi keberadaan dan akses terhadap data spasial. Penyebarluasan data dan informasi geospasial dalam konteks SDI yang muktakhir tidak terlepas dari konsep layanan jaringan (webservices), yakni suatu modul aplikasi mandiri yang dapat dideskripsikan, dipublikasikan, ditemukan, dan diungkapkan dalam jaringan World Wide Web (WWW/web). Dalam konteks SDI, telah dikembangkan webservice yang spesifik untuk keperluan penyebarluasan data spasial dengan mengacu kepada standar Open Geospatial Constortium (OGC Web Service/OWS). OWS terdiri dari beberapa jenis webservice antara lain: Web Map Service (WMS) WMS adalah implementasi webservices yang mendukung pembuatan dan desiminasi peta secara grafis dari data spasial yang berasal dari satu sumber (server) yang terpisah atau beberapa data secara bersamaan dari beberapa sumber yang terpisah. Web Feature Service (WFS) WFS adalah implementasi webservice yang memungkinkan pengguna untuk mengambil dan memperbaharui data spasial (vektor) yang tersandi dalam bahasa program Geography Markup Language (GML) dari satu atau beberapa sumber. Web Coverage Service (WCS) WCS adalah implementasi dari spesifikasi OWS yang memungkinkan pengguna untuk mengakses data spasial yang berupa data citra atau raster yang tersimpan dalam satu atau beberap sumber. Web Processing Service (WPS) WPS merupakan implementasi dari spesifikasi OWS yang mendefinisikan dan memfasilitasi proses dan analisis spasial yang dipublikasikan suatu sumber yang terpisah. Catalogue Service for the Web (CSW) CSW adalah implementasi OWS yang mendefinisikan antarmuka yang umum terkait dengan penemuan, eksplorasi, dan query metadata dan sumber data geospasial. CSW memiliki kemampuan 3

untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan metadata sesuai dengan standar ISO 19115:2003 Geographic Information Metadata dan ISO 19119:2005 Geographic Information Services. 1.1.2. Sumber Data. Peta dasar daring Direktorat Jenderal Infrastruktur merupakan implementasi dari standar spesifikasi WMS yang beralamat di http://geospasial.bpn.go.id/geoserver/wms yang dibangun menggunakan perangkat lunak sumber terbuka dan tidak berbayar (free and opens source software) yaitu GeoServer. Peta daring tersebut merupakan hasil tumpang tindih IG dasar yang diatur sedemikian rupa sehingga terjadi kesesuaian antara resolusi spasial dan skala yang ditampilkan. Tumpang tindih IG yang terdapat pada peta dasar daring tersebut terdiri dari: Mosaik citra tegak satelit Landsat Mosaik citra tegak satelit SPOT5/6 Mosaik citra tegak satelit resolusi sangat tinggi Mosaik foto udara tegak Adapun sumber IG dasar pada peta tersebut bersumber dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Badan Informasi Geospasial, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Kementerian teknis lainnya, Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) serta partisipasi masyarakat. 1.2. Maksud dan Tujuan. 1.2.1. Maksud. Maksud dari petunjuk teknis ini adalah untuk menjelaskan tata cara pemanfaatan peta dasar pendaftaran/pertanahan dalam jaringan bagi pengguna di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan pengguna di lingkungan Kementerian, Lembaga Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. 1.2.2. Tujuan. Tujuan dari petunjuk teknis ini adalah termanfaatkannya peta dasar pendaftaran/pertanahan sebagai salah satu infrastruktur geospasial dalam pelaksanaan pembangunan dan kegiatan yang terkait dengan data spasial lainnya di lingkungan institusi pemerintah pusat dan daerah. 1.3. Dasar Hukum. a. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria; b. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; c. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Keterbukaan Informasi Publik; d. Undang Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial; e. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; f. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik; g. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial; 4

h. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaring Informasi Geospasial Nasional; i. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh; j. Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; k. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2014 tentang Ketelitian Peta Dasar. 5

BAB 2 PENGGUNAAN PETA DASAR DARING 2.1. Aplikasi SIG 2.1.1. Tinjauan. Tata cara penggunaan peta dasar daring dengan aplikasi SIG mencakup antara lain: Spesifikasi perangkat yang digunakan; Mendefinisikan sambungan server peta; Mengakses layer peta dari server; 2.1.2. Spesifikasi perangkat yang digunakan. Perangkat lunak yang digunakan dalam petunjuk teknis ini adalah ESRI ArcMap 10.0; Perangkat keras yang digunakan dalam petunjuk teknis ini adalah Desktop Personal Computer yang terhubung dengan jaringan internet. 2.1.3. Mendefinisikan sambungan server peta. 1. Buka aplikasi ArcMap. 2. Sematkan jendela Catalog (Gambar 1). Gambar 1. Menyematkan Catalogue pada ArcMap 3. Pada Catalog, pilih GIS Servers dan kemudian pilih Add WMS Servers (Gambar 2). 4. Pada jendela Add WMS Servers isi baris URL dengan http://geospasial.bpn.go.id/geoserver/wms dan pilih Get Layers. 6

Gambar 2. Mendefinisikan Server WMS 5. Tunggu beberapa saat hingga server wms yang dituju terhubung dan informasi layer akan tampil pada jendela Add WMS Server (Gambar 3) dan kemudian pilih OK. Gambar 3. Menghubungkan server WMS 7

6. Pada Catalog, di bawah pilihan Add WMS Servers akan tercipta hubungan dengan server geospasial.bpn.go.id (Gambar 3). 2.1.4. Mengakses layer peta dari server. 1. Untuk mengakses layer peta pada ArcMap, layer peta dapat dipilih dari sever geospasial.bpn.go.id dan dibawa ke dalam (Gambar 4). Gambar 4. Akses peta dari server 2. Peta Dasar yang diakses memiliki sistem koordinat geografis namun sudah siapkan dimanfaatkan sebagai dasar pembuatan peta tematik. 3. Untuk menggunakan sistem koordinat lain maka dapat dilakukan perubahan sistem koordinat dan peta dasar akan ditransformasikan oleh aplikasi SIG. 2.2. Aplikasi Computer Aided Drawing (CAD) 2.2.1.Tinjauan. Tata cara penggunaan peta dasar daring dengan aplikasi CAD mencakup antara lain: Spesifikasi perangkat yang digunakan; Memulai aplikasi CAD; Mendefinisikan sambungan server peta; Mengakses layer peta dari server; Penggunaan tingkat lanjut. 2.2.2. Spesifikasi perangkat yang digunakan. Software yang digunakan pada saat menyusun panduan ini adalah AUTODESK AUTOCADMAP 2012. 8

Perangkat keras yang digunakan pada saat menyusun panduan ini adalah komputer desktop yang terhubung dengan jaringan internet. 2.2.3. Memulai aplikasi CAD. 1. Buka aplikasi AUTOCADMAP. 2. Lakukan login ke tools GeoKKP seperti yang biasa dilakukan secara rutin di setiap kantor pertanahan (hanya untuk pengguna di kalangan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional). 3. Menetapkan sistem koordinat pada tampilan model AutoCAD MAP (Gambar 5); a. Ketik _mapcsassign pada Command; b. Pada kotak Category pilih BPN TM3 (apabila pada AutoCAD MAP sudah terinstall tools GeoKKP/FAS4SAS); c. Pilih zona TM3 yang dikehendaki; d. Pilih Assign. Gambar 5. Penetapan sistem koordinat 4. Setelah sistem koordinat ditetapkan maka tampilan model AutoCAD MAP sudah terdefinisi pada sistem koordinat yang dikehendaki. 2.2.4. Mendefinisikan sambungan server peta. 1. Ketik mapconnect pada Command. Akan tampil menu Data Connection by Provider (Gambar 6); 9

Gambar 6. Pendefinisian sambungan server peta 2. Pilih Add WMS Connection; 3. Pada Connection name ketik nama sambungan yang dikehendaki (misal WMSPeta); 4. Pada Server name or URL ketik http://geospasial.bpn.go.id/geoserver/wms; 5. Pada Version pilih 1.1.1; 6. Pilih Connect; 7. Akan tampil menu Username & Password seperti Gambar 7 di bawah, kemudian pilih Login (User name dan Password tidak perlu diisi). Tunggu beberapa saat hingga koneksi terbentuk (kecepatan koneksi tergantung pada tingkat kecepatan jaringan internet di masing masing kantor wilayah/kantor pertanahan serta pada kepadatan lalulintas jaringan yang mengakses server peta); Gambar 7.Otentikasi server 10

2.2.5. Mengakses layer peta dari server. 1. Apabila hubungan terbentuk maka akan tampil menu Add Data to Map (Gambar 8); Gambar 8. Pemilihan layer peta dasar 2. Pilih layer peta dasar yang hendak dibuka (misal ortofoto Balikpapan); 3. Pilih Add to Map; 4. Tunggu beberapa saat hingga layer peta ditampilkan pada model AutoCAD MAP; 5. Tutup menu Data Connection by Provider dengan memilih tanda x pada kiri atas (Gambar 9); Gambar 9. Menutup menu Data Connection 6. Peta dasar sudah dapat digunakan pada AutoCAD MAP dengan sistem koordinat yang dikehendaki (Gambar 10). Hal hal yang perlu diperhatikan 11

a. Operasi zoom in, zoom out, dan panning akan membutuhkan waktu untuk mengkalkulasi data peta dasar karena data peta dasar tidak tersimpan dalam komputer melainkan diakses secara langsung dari jarak jauh. Kecepatan kalkulasi sangat bergantung pada tingkat kecepatan jaringan internet di masing masing kantor wilayah/kantor pertanahan, serta; pada kepadatan lalulintas jaringan yang mengakses server peta. b. Peta dasar yang tampil dapat disimpan dalam komputer memanfaatkan cache, hal ini dijelaskan pada bagian penggunaan tingkat lanjut. Gambar10. Peta dasar yang diakses 2.2.6. Penggunaan tingkat lanjut. Bagian ini ditujukan bagi pengguna yang sudah terbiasa menggunakan fasilitas Data Connection pada AutoCAD MAP. Dalam bagian ini akan ditunjukkan cara agar peta dasar dari server dapat tersimpan dalam komputer. Peta dasar dari server dapat disimpan dalam memory cache komputer. Data peta yang tersimpan tidak dapat dibuka dengan fasilitas insert raster tapi melalui Data Connection yang sudah tersimpan berdasarkan Connection Name (pada bagian sebelumnya diambil contoh WMSPeta). Dengan memanfaatkan cache maka apabila kita menggunakan koneksi yang sudah ada sebelumnya maka data peta yang diakses bukan lagi berasal dari server melainkan berasal dari memory komputer. 1. Menyimpan peta dasar dalam bentuk cache a. Pada peta dasar yang sudah terbuka di model (Gambar 10), arahkan mouse pada kotak Task Pane yang berada di sisi kanan tampilan model. b. Klik kanan mouse pada layer peta yang diakses, akan tampil menu seperti Gambar 11. 12

Gambar 11. Mengaktifkan Cache c. Pada menu tersebut pilih Cache WMS Data d. Apabila cache telah diaktifkan maka data peta dapat tersimpan dengan mekanisme berikut i. Saat pertama kali melakukan zoom (out dan in), zoom extent, panning (menggeser layer) maka aplikasi akan melakukan penyimpan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menampilkan dan menrubah detail pixel; ii. Saat meninjau ke daerah sudah memiliki cache maka proses menampilkan dan mendetailkan pixel akan lebih cepat karena data yang ditampilkan adalah data yang sudah disimpan. 2. Menutup/menghapus layer peta dasar a. Pada peta dasar yang sudah terbuka di model (Gambar 10), arahkan mouse pada kotak Task Pane yang berada di sisi kanan tampilan model. b. Klik kanan mouse pada layer peta yang diakses, akan tampil menu seperti Gambar 12. 13

Gambar 12. Menutup atau menghapus layer peta dasar c. Pada menu tersebut pilih Remove Layer 3. Membuka koneksi yang sudah pernah dibuat a. Ketik MAPCONNECT b. Di bawah Add WMS Connection terdapat koneksi yang sebelumnya sudah dibuat (Gambar 13), pilih koneksi tersebut (misalnya WMSPeta) Gambar 13. Membuka koneksi yang sudah dibuat c. Pada kolom kiri informasi layer peta dasar sudah siap untuk dipilih d. Pilih layer yang diperlukan dan kemudian pilih Add to Map 14

BAB 3 PENUTUP Petunjuk teknisi ini dibuat sesuai dengan kebutuhan akan infrastruktur peta dasar, kondisi ketersediaan data peta dasar serta kondisi infrastruktur pendukung teknologi informasi komunikasi yang ada saat ini. Untuk meningkatkan pelayanan, peta daring akan terus diperbaharui dalam kurun waktu tertentu. Jika terdapat kesulitan dalam pemanfaatan peta daring, dipersilahkan untuk menghubungi Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar, Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan. Diharapkan dengan adanya Petunjuk Teknis ini, maka pengguna dapat lebih mudah mendapatkan akses peta dasar pendaftaran/pertanahan dan dapat memanfaatkannya sesuai dengan tujuan dan kebutuhan masing masing pengguna. 15